Laporan Praktikum Digitasi Peta Dengan Aplikasi ArcGIS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ARCGIS Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Teknologi Informasi



Oleh : Zeldania Amara Heratri 21040118120015 Kelas : A



DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2018



DAFTAR ISI BAB I ..........................................................................................................................................3 PENDAHULUAN .........................................................................................................................3 1.1 Latar Belakang .............................................................................................................3 1.2 Tujuan ..........................................................................................................................3 1.3 Alat dan Bahan ............................................................................................................3 1.4 Metode ........................................................................................................................3 BAB II .........................................................................................................................................5 KAJIAN TEORI .............................................................................................................................5 BAB III ........................................................................................................................................6 LANGKAH KERJA ........................................................................................................................6 3.1 Layers Pada Peta Kota Semarang (Pertemuan Ke 6) ...................................................6 3.2 Georeferencing dan Digitasi Pada Peta Salatiga (Pertemuan Ke 7) ..........................16 BAB IV ......................................................................................................................................31 PEMBAHASAN..........................................................................................................................31 4.1 Layers Pada Peta Kota Semarang (Pertemuan Ke 6) .................................................31 4.2 Georeferencing dan Digitasi Pada Peta Kota Salatiga (Pertemuan Ke 7) ..................31 BAB V .......................................................................................................................................34 KESIMPULAN ...........................................................................................................................34 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................35



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era sekarang terdapat berbagai macam informasi disekitar kita yang dapat kita peroleh dengan mudah. Sumber dari informasi itu adalah data. Data yang berupa angka, jumlah, gambar, dan lain-lain akan diolah terlebih dahulu menggunakan suatu program pada komputer lalu outputnya adalah informasi itu sendiri. Proses itulah yang dapat dikatakan sebagai sistem informasi. SIG atau Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sistem informasi dengan prinsip berbasis komputer untuk menangani data yang bereferensi geografis. Yang dimaksud bereferensi geografis adalah dengan memperhatikan koordinat bumi yang berupa derajat bujur dan lintang. SIG juga meliputi pengolahan, penyimpanan, analisis, dan mengaktifkan kembali atau memanggil kembali data yang memiliki referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan. 1.2 Tujuan 1) Agar mahasiswa mampu konsep dasar dari SIG 2) Agar mahasiswa mengetahui cara georeferencing pada peta 3) Agar mahasiswa mampu melakukan digitasi peta 1.3 Alat dan Bahan A. Alat



: Laptop, Wireless Mouse, Software ArcGIS 10.3



B. Bahan



: Peta Semarang (shp) dan Peta Salatiga (jpg)



1.4 Metode Dalam praktikum ini digunakan beberapa metode seperti layer, digitasi, dan georeferencing. Layer sendiri yang dimaksud adalah memunculkan beberapa lapisan seperti batas kecamatan, tutupan lahan, dan jalan. Yang pada praktikum ini akan diterapkan pada peta kota Semarang.



Lalu, akan digunakan metode georeferencing yaitu pemberian titik ikat ditiap sisi peta, dilajutkan dengan melakukan digitasi pada jalan arteri, ibukota kecamatan, dan batas wilayah kecamatan yang diterapkan pada peta kota Salatiga. Untuk jalan menggunakan polyline, ibukota kecamatan menggunakan point, dan batas wilayah kecamatan menggunakan polygon. Pada tugas kali ini, untuk jalan yang didigitasi adalah jalan arteri dan untuk batas wilayah kecamatan digitasi dilakukan dengan cara mendigit per wilayah kecamatan.



BAB II KAJIAN TEORI SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi, yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi (Aronoff, 1989). Saat ini ada beberapa software SIG yang dapat digunakan dalam pengelolaan peta. Salah satunya adalah aplikasi ArcGIS. ArcGIS memiliki kemampuan yang tinggi dalam pembuatan peta digital hingga analisa spasial. Ada dua jenis data di dalam ArcGIS yaitu data raster dan data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid), sehingga membentuk suatu ruang yang teratur. Sedangkan data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis, dan area. Dalam ArcGIS, format data yang digunakan adalah Shapefile. Shapefile adalah file yang meniympan data vektor dalam ArcGIS. Shapefile ini yang kemudian dapat kita analisis dalam berbagai pekerjaan spasial dengan ArcGIS. Dalam ArcGIS juga terdapat workspace. Dimana workspace itu berupa layer. Layer ini dapat diisi oleh data yang berformat shapefile dan project. ArcGIS sendiri memiliki beberapa aplikasi dasar seperti : 



ArcMap



: Untuk membuat, menampilkan, memilih, dan editing peta.







ArcCatalog



: Untuk mengatur berbagai macam data spasial yang digunakan.







ArcToolbox



: Sebagai perangkat dalam melakukan analisis keruangan.







ArcGlobe



: Untuk menampilkan peta secara 3D ke dalam bola dunia dan dapat dihubungkan dengan internet.







ArcScene



: Untuk mengolah dan menampilkan peta dalam bentuk 3D.



Secara garis besar, beberapa aplikasi dasar dalam ArcGIS itulah yang membantu untuk membuat sebuah peta.



BAB III LANGKAH KERJA 3.1 Layers Pada Peta Kota Semarang (Pertemuan Ke 6) 1.



Buka aplikasi ArcGIS melalui menu desktop ArcMap 10.3



2.



Setelah aplikasi terbuka, akan muncul kolom lalu pilih Blank Map untuk membuat peta baru / layer baru. Lalu klik OK.



3.



Untuk menambahkan data berupa peta Semarang (shp) plih menu Add Data.



4.



Pilih tempat penyimpanan file peta Semarang. Lalu, pilih Batas Kecamatan Semarang (shp). Dan klik OK untuk membuka.



5.



Setelah klik OK maka peta akan muncul seperti tampilan di bawah ini.



6.



Klik kanan pada Layers, pilih Data Frame Properties dan akan muncul tampilan kolom seperti pada gambar. Pilih menu General dan pada kolom Name, ubah menjadi SEMARANG (mengganti nama layer). Klik OK



7.



Klik kanan pada tulisan BATAS_KEC_SMG_OK. Pilih Properties > Symbology > Categories. Lalu pada kolom Value Field ubah menjadi KEC > Add All Values.



8.



Setelah di klik OK maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini



9.



Arahkan kursor ke layer BATAS_KEC_SMG_OK, klik kanan PROPERTIES Akan muncul kolom Layers Properties, pilih menu LABELS > LABEL FIELD > KEC untuk memunculkan label nama kecamatan pada Layer.



10. Untuk memunculkan nama kecamatan pada layer peta, klik kanan pada BATAS_KEC_SMG_OK > LABEL FEATURES. Lalu akan muncul tampilan seperti pada peta berikut.



11. Setelah itu, kini layer jalan yang akan dimunculkan pada peta. Sama seperti cara memunculkan batas kecamatan. Yaitu klik Add Data > Jalan.shp



12. Setelah klik OK maka akan muncul tampilan peta seperti dibawah. Lalu untuk memunculkan keterangan pada layer klik kanan PROPERTIES



13. Klik kanan pada tulisan JALAN. Pilih Properties > Symbology > Categories. Lalu pada kolom Value Field ubah menjadi FUNGSI > Add All Values.



14. Klik OK. Lalu hasil peta akan terlihat seperti gambar di bawah ini



15. Setelah itu, kini layer tutupan lahan yang akan dimunculkan pada peta. Sama seperti cara memunculkan batas kecamatan dan jalan. Yaitu klik Add Data > TL_SMG_UTM.shp



16. Setelah itu tutupan lahan akan muncul. Untuk memunculkan macam-macam dari tutupan lahan. Klik kanan di TL_SMG_UTM > PROPERTIES > SYMBOLOGY > CATEGORIES > VALUE FIELD > ADD ALL VALUES



17. Setelah itu, maka tampilan peta akan tampak seperti gambar di bawah ini.



18. Agar batas kecamatan terlihat jelas. Layer kecamatan ditarik atau dipindah ke bagian atas dari tutupan lahan. Setelah itu tampilan peta akan terlihat seperti gambar di bawah ini. Setelah peta selesai, jangan lupa untuk SAVE dan EXPORT MAP.



19. Setelah klik pada menu EXPORT MAP akan muncul tampilan kolom seperti berikut. Pilih tempat penyimpanan file, beri nama untuk file, dan pilih format penyimpanan gambar peta (disini menggunakan format JPEG. Atur resolusi gambar yang diinginkan, disini menggunakan resolusi 500 dpi. Hasil peta yang sudah diexport seperti di bawah.



3.2 Georeferencing dan Digitasi Pada Peta Salatiga (Pertemuan Ke 7) 1. Buka aplikasi ArcGIS melalui menu desktop ArcMap 10.3



2.



Setelah aplikasi terbuka, akan muncul kolom lalu pilih Blank Map untuk membuat peta baru / layer baru. Lalu klik OK.



3.



Untuk menambahkan data berupa peta Salatiga klik Add Data



4.



Akan muncul tampilan peta Salatiga seperti gambar berikut. Lalu klik kanan PROPERTIES.



5.



Akan muncul tampilan Data Frame Properties > General. Disini kita akan memberikan titik koordinat peta, maka pilih pada Units. Ubah pada kolom Map satuannya menjadi Meters begitu juga pada kolom Display.



6.



Untuk memulai proses Georeferencing dan Digitasi maka terlebih dahulu kita munculkan / aktifkan menu Georeferencind dan Editor dengan cara klik Customize > Toolbars > Centang Georeferencing dan Editor.



7.



Proses Georeferencing dimulai dengan cara kita bisa zoom titik yang akan kita beri koordinat X dan Y (agar lebih tepat). Klik Add Control Points.



8.



Arahkan kursor ke tengah, lalu klik kiri untuk menempatkan kursor dan klik kanan Input X and Y untuk memasukkan koordinat. Misal untuk titik peratama, koordinat X = 442.000 dan Y = 9.192.000. Untuk titik kedua hingga keempat cara yang digunakan sama, hanya tinggal mengganti angka koordinat, disesuaikan dengan peta.



9.



Setelah semua titik telah diberi koordinat yang tepat dan sesuai. Maka hasilnya akan seperti gambar di bawah ini. Lalu jangan lupa untuk Update Georeferencing agar hasil Georeferencing tadi tersimpan dan dapat muncul jika peta dibuka kembali.



10. Untuk memulai proses digitasi maka sebelumnya kita harus membuat shapefile. Dengan cara memunculkan kolom Catalog terlebih dahulu. Pilih tempat penyimpanan file yang diinginkan. Lalu klik kanan New > Shapefile.



11. Akan muncul tampilan kolom seperti gambar di bawah. Pilih Projected Coordinate Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 Zone 49S.



1



3



5



12. Setelah itu akan muncul kolom Create New Shapefile. Lalu kita dapat mengubah nama dari shapefile, seperti : Ibukota Kecamatan Salatiga, Jalan, dan Batas Kecamatan. Pada Feature Type kita juga bisa mengubah sesuai kebutuhan dalam digitasi. Seperti untuk digitasi Ibukota memakai Point, Jalan memakai Polyline, dan Batas Kecamatan memakai Polygon. (Dibuat satu per satu, langkahnya sama)



13. Setelah beberapa langkah di atas selesai, maka digitasi dapat mulai dilakukan dengan cara klik pada Editor > Start Editing . Dan akan muncul tampilan layar seperti gambar, klik Continue.



14. Digitasi pertama adalah digitasi untuk ibukota kecamatan dengan point. Pada kolom Create Features klik menu ibukota kecamatan. Lalu arahkan kursor ke arah titik dimana ibukota kecamatan berada. Dengan cara zoom peta agar lebih akurat dan jelas. Lakukan hal yang sama pada kecamatan lainnya.



15. Digitasi kedua adalah digitasi untuk jalan (jalan arteri) dengan polyline. Pada kolom Create Features klik menu jalan. Lalu arahkan kursor ke arah titik awal dimana jalan arteri dimulai. Setelah itu mulailah mendigit dengan cara mengklik sekali hingga ujung dari jalan arteri. Jika sudah selesai klik 2 kali untuk mengakhiri digitasi. Dengan cara zoom peta agar lebih akurat dan jelas.



16. Digitasi ketiga adalah digitasi untuk batas kecamatan dengan polygon. Pada kolom Create Features klik menu batas kecamatan. Lalu arahkan kursor ke arah titik awal dimana wilayah yang akan didigit . Setelah itu mulailah mendigit dengan cara mengklik sekali lalu dilanjutkan terus mengelilingi wilayah kecamatan hingga kembali ke titik awal digitasi tadi. Jika sudah selesai klik 2 kali untuk mengakhiri digitasi. Dengan cara zoom peta agar lebih akurat dan jelas. Hasil akhir setelah digitasi akan seperti ini.



17. Jika proses digitasi telah selesai semuanya, maka klik Stop Editing pada editor. Untuk mengakhiri proses digitasi.



18. Untuk lebih memperjelas, maka kita dapat menambahkan Field baru untuk batas kecamatan. Dengan cara klik kanan pada layer Batas Kecamatan > Open Attribute Table > Add Field.



19. Setelah itu akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini. Di kolom nama tulis Kecamatan dan Typenya mendjadi Text.



20. Klik OK dan akan muncul Field Kecamatan pada tampilan, lalu isi dengan nama kecamatan yang sesuai.



21. Setelah itu kita dapat memunculkan batas wilayah kecamatan dengan klik kanan pada layer Batas Kecamatan > Properties > Symbology > Categories > Value Field (diubah menjadi Kecamatan) > Add All Value. Lalu akan muncul kecamatannya dan warna dapat dipilih sesuai keinginan kita.



22. Setelah itu gambar peta akan muncul seperti di bawah ini. Lalu, jika sudah kita dapat menyimpan Save dan Export Map. Terlebih dahulu sebelum export, pastikan kita sudah menon-aktifkan layer Peta aslinya (jpg).



23. Setelah klik pada menu EXPORT MAP akan muncul tampilan kolom seperti berikut. Pilih tempat penyimpanan file, beri nama untuk file, dan pilih format penyimpanan gambar peta (disini menggunakan format JPEG. Atur resolusi gambar yang diinginkan, disini menggunakan resolusi 700 dpi. Hasil peta yang sudah diexport seperti di bawah.



BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Layers Pada Peta Kota Semarang (Pertemuan Ke 6) Dalam peta Semarang, pengenalan penggunaan layer bertujuan untuk mengetahui mengenai data apa saja yang ingin kita informasikan melalui peta tersebut. Misalnya pada layer pertama adalah Jalan, kedua Batas Kecamatan dan ketiga adalah Tutupan Lahan. Dari layer-layer ini maka kita dapat mengetahui informasi dan data yang ada untuk kita ketahui. Layer atau lapisan sehingga jika semua fitur layer diaktifkan maka peta akan terlihat seperti berlapis-lapis. Maka kita dapat mengatur untuk mengaktifkan atau mengnon-aktifkan layer. Caranya adalah dengan mengklik kolom yang berisikan tanda centang (ceklis). Misalnya kita ingin melihat layer jalan saja, maka dapat mengnon-aktifkan tanda centang pada layer lainnya dan pada layer jalan dapat diaktifkan tanda centangnya. Lalu untuk memberi nama atau label pada layer juga sudah dijelaskan langkahnya. Tinggal jika kita ingin mengaktifkan label pada layer bisa memberi tanda centang pada menu Label Feature (sesuai langkah-langkah di atas). Untuk masalah pemilihan warna, itu bisa sesuai keinginan kita, tapi sebaiknya mengacu pada standar yang telah ada atau ditetapkan. Untuk peta Semarang yang digunakan pada praktikum ini, format file sudah dalam bentuk shapefile (shp). Sehingga tidak perlu lagi membuat folder atau file baru shp nya. Untuk mencetak hasil akhir, kita dapat export map dan ubah format menjadi JPEG. Untuk resolusinya sendiri bisa diatur sesuai keinginan kita. Semakin besar resolusinya maka gambar peta akan semakin bagus dan jelas. Selain itu perlu diperhatikan juga agar selalu Save data yang telah kita kerjakan. 4.2 Georeferencing dan Digitasi Pada Peta Kota Salatiga (Pertemuan Ke 7) Dalam peta Salatiga, digunakan metode Georeferencing dan Digitasi. Georeferencing sendiri adalah pemberian titik ikat pada peta agar ketika didigit nanti peta tidak berubah koordinatnya atau bergeser. Sehingga hasilnya bisa akurat. Ketika memberikan atau measukkan koordinat, kita dapat meihat pada menu View Link Table. Yang berfungsi untuk melihat keakuratan pada setiap titik. Dengan cara melihat pada RMS Error nya. Dimaksimalkan agar RMS Error memiliki nominal yang kecil, karena semakin besar angka RMS



Errornya, maka keakuratan koordinat semakin berkurang. Dan nanti hasilnya akan kurang maksimal. Metode digitasi sendiri secara kasarnya dapat dikatakan seolah-olah kita menjiplak peta (yang sudah dalam format jpg) yang sudah ada. Namun, diperlukan ketelitian dan ketekunan dalam melakukan digitasi peta ini. Pada praktikum ini digitasi dilakukan pada jalan arteri, ibukota kecamatan, dan batas wilayah kecamatan. Masing-masing digitasi ini tentunya menggunakan Feature Type yang berbeda juga. Untuk jalan arteri menggunakan feature Line atau Polyline, ibukota kecamatan menggunakan feature Point, dan batas kecamatan menggunakan Polygon. Sebelum memulai digitasi jangan lupa untuk membuat shapefile seperti langkahlangkah di atas. Dikarenakan peta Salatiga disini masih berupa jpg. Jika tidak membuat shapefile maka proses digitasi tidak dapat dilakukan. Untuk digitasi jalan dapat dilakukan dengan cara memulai dari titik awal jalan arteri tersebut dengan sekali klik, lalu didigit mengikuti alur jalan hingga pada titik akhir dari jalan tersebut. Dan diakhiri dengan dua kali klik (double click). Untuk pemilihan warna dapat disesuaikan, pada praktikum ini saya menggunakan warna merah untuk jalan agar terlihat jelas nantinya. Pada dasarnya semua proses digitasi pada praktikum ini diawali dengan sekali klik dan diakhiri dengan double click, untuk itu dibutuhkan ketelitian dan kesabaran agar nantinya dapat menyelesaikan digitasi dengan baik. Untuk digitasi ibukota kecamatan dengan cara memberikan point atau titik mengikuti petunjuk pada peta. Jika di zoom atau diperbesar pada setiap kecamatan terdapat sebuah titik hitam besar yang menandakan titik ibukota kecamatan di Salatiga. Kita tinggal memberi point pada titik yang sudah ada tersebut. Lalu, untuk pemilihan bentuk dan warna dapat kita sesuaikan juga. Untuk digitasi batas kecamatan, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Apakah itu mendigit per wilayah kecamatan atau mendigit secara keseluruhan lalu dapat menggunakan fitur-fitur seperti cut polygon dan lain sebagainya. Disini saya menggunakan cara mendigit per wilayah kecamatan. Seperti digitasi jalan, digitasi batas kecamatan diawali dengan sekali klik dan diakhiri dengan double click.



Berdasarkan praktikum ini mendigitasi batas wilayah memang perlu membutuhan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian. Karena membutuhkan waktu yang lumayan lama agar semua wilayah dapat terdigitasi dengan baik dan sesuai. Dalam peta ini, setelah didigitasi, saya tambahkan lagi label untuk memperjelas nama wilayah (langkahnya seperti di atas) dan untuk pemilihan warna saya mengikuti seperti pada peta Salatiga jpg sebelumnya. Lalu, setelah semua proses digitasi dan georeferencing selesai kita dapat export map dan ubah ke dalam format JPEG untuk dicetak nantinya. Resolusi dapat kita sesuaikan.



BAB V KESIMPULAN Berdasarkan praktikum dan penyusunan laporan ArcGIS ini dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 



Terdapat 3 metode yang dipelajari dan digunakan yaitu Layer, Georeferencing, dan Digitasi. Yang masing-masing memiliki fungsinya.







Pada penggunaan layer dimaksudkan agar kita dapat mengetauhi data dan informasi tentang kota pada peta yang tersedia.







Untuk Georeferencing diperlukan ketepatan peletakan koordinat agar hasil peta dapat maksimal.







Pada dasarnya semua proses digitasi pada praktikum ini diawali dengan sekali klik dan diakhiri dengan double click, untuk itu dibutuhkan ketelitian dan kesabaran agar nantinya dapat menyelesaikan digitasi dengan baik.







Sebagai seorang planner atau perencana kita perlu mempelajari lebih dalam lagi mengenai penggunaan ArcGIS dan software SIG lainnya. Karena berguna dalam ruang lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota.



DAFTAR PUSTAKA Wahana Komputer. 2014. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcGIS. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Adil, Ahmat. 2017. Sistem Informasi Geografis. Yogyakarta : ANDI Edy, Kurniawan. Panduan Dasar ArcGIS. laminer10science.blogspot.com diakses tanggal 15 Oktober 2018