Laporan Praktikum Dinding Sel Dan Plastida [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN SEMESTER 116



PENGAMATAN DINDING SEL DAN PLASTIDA



Disusun oleh : Garry Alexandro



NIM 1308621017



Biologi B 2021



PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2022



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Sel tumbuhan adalah sel yang menyusun guna kerja dari segala guna kehidupan tanaman. Peran sel tumbuhan adalah memulai pertumbuhan awal, menyerap makanan, hingga menghasilkan buah. Sel tumbuhan berukuran miskroskopis dan memiliki ukuran yang berbedabeda. Setiap bagian-bagian dari sel disebut organel sel yang fungsinya untuk saling bekerja sama untuk melakukan aktivitas hidup. Setiap organel sel memiliki perannya masing-masing yang spesifik. Sel tumbuhan memiliki struktur yang khas sehingga sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan. Struktur yang kha situ adalah dinding sel, plastida, dan vakuola besar. Dalam laporan praktikum kali ini akan dilihatkan atau difokuskan pada pengamatan dinding sel dan plastida. Dinding sel merupakan matriks ekstraseluler pelindung sel dan penjaga bentuk sel tumbuhan. Dinding sel primer yang tersusun dari kumpulan fibril selulosa yang membentuk ikatan fibril vertical dan horizontal. Dinding sel sekunder dibentuk dari penebalan dinding primer yang dominan komposisinya adalah zat selulosa, ligin dan hemiselulosa. Antar dinding sel yang berdekatan ditembus oleh pori kecil yang disebut noktah. Di dalam noktah terdapat pemanjangan sitoplasma yang disebut plasmodesmata yang berfungsi sebagai penghantar rangsang antar sel tumbuhan. Noktah dibedakan menjadi 2 tipe yaitu simple pit dan bordered pit. Plastida adalah organel membran ganda yang umumnya berisi atau terdapat pigmen pada tumbuhan. Plastida dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, kloroplas, leukloplas, dan kromoplas. Tumbuhan juga dapat mendapatkan pigmen warna yang bukan dari plastida yaitu dari antosianin. Antosianin merupakan pigmen yang dapat larut dalam cairan sel dan secara alami terdapat pada tumbuhan.



1.2



Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk dan komponen sel dari dinding sel pada tumbuhan? 2. Bagaimana struktur noktah pada tumbuhan? 3. Bagaimana bentuk dan komponen sel dari plastida pada tumbuhan? 4. Apa saja perbedaan antara plastida dan antosianin pada tumbuhan?



1.3



Tujuan Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengamati bentuk dan komponen sel dari dinding sel pada tumbuhan 2. Mengamati struktur noktah tumbuhan 3. Mengamati bentuk dan komponen plastida pada tumbuhan 4. Mengetahui perbedaan antara plastida dan antosianin pada tumbuhan



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Dinding Sel Dinding sel hanya ditemui pada sel tumbuhan berupa matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel tumbuhan. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dan dinding sel yang menyebabkan struktur tumbuhan kaku atau keras yang berbeda pada hewan. Dinding sel berfungsi melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengisapan air secara berlebihan (Bachtiar, 2018). Komposisi penting dinding sel yaitu berupa selulosa, hemiselulosa, peptin dan lignin. Dinding sel terdiri dari dinding sel primer, dinding sel sekunder, dan lamella tengah. Dinding sel primer adalah lapisan yang pertama kali terbentuk selama pembentangan, tebalnya tipis serta bersifat permeabel. Dinding sel primer terdiri dari 9–25% selulosa, 25–50% hemiselulosa. Zat pektat 10–35%, 10% protein dan mengandung lemak. Dinding sel sekunder merupakan dinding primer yang menebal terbentuk dari lapisan yang ditambahkan setelah proses pembentangan dinding sel selesai. Dinding sel sekunder terdiri dari 41–45% selulosa, 30% hemiselulosa dan 22–28% lignin, tidak mudah ditekan dan bentuknya tidak berubah disebabkan oleh lignin yang lebih kaku dari pada selulosa (Hardiyati, 2010). Dinding sel sekunder bersifat impermeable. Terdapat bahan pektat pada dinding sel yang membentuk lamela tengah yang fungsinya untuk merekatkan sel-sel yang berdekatan. Lamela tengah mengandung pektin berada diantara dinding primer. Di tengah bagian yang tidak menebal dan membentuk saluran yang biasanya disebut noktah.



2.1.1



Noktah Noktah merupakan celah dalam dinding sel. Celah ini berupa saluran terbuka menuju rongga sel (lumen) dan memiliki selaput yang menutup ujung saluran pada bagian luar dinding sel (Panshin & de Zeeuw, 1980). Noktah memiliki fungsi sebagai penghubung sel dalam kayu.



Noktah tidak mengalami penebalan dinding sel yang berfungsi sebagai penghubung sel dalam kayu pada arah longitudinal batang. Benang-benang sitoplasma yang halus disebut plasmodesmata, dapat menembus dinding-dinding sel yang berdekatan melalui bidang noktah primer, menghamburkan protoplas sel yang berdampingan. Plasmodesma ini merupakan lamela yang dibatasi oleh membran sel dari sel yang berdampingan dan diisi oleh benang retikulum endoplasma yang berdiameter sekitar 40 nm. Plasmodesmata penting karena dapat menyatukan banyak sel dalam jaringan atau tumbuhan ke dalam satu fungsi secara keseluruhan. Noktah dibagi menjadi dua tipe berdasarkan bentuknya, yaitu: 1. Noktah sederhana (Simple pit) Noktah sederhana memiliki diameter ruang noktah dan membran noktahnya sama. Terdapat 5 jenis noktah sederhana, yaitu : a. Noktah sempurna, dua noktah dengan ketebalan yang sama dan saling berhadapan b. Noktah setengah sempurna, dua noktah dengan ketebalan yang berbeda dan saling berhadapan c. Noktah buta, noktah yang berhadapan dengan ruang antar sel d. Noktah majemuk inilateral, noktah yang mulutnya melebar dan berhadapan dengan noktah kecil e. Noktah ramiform, noktah yang berbentuk karena penggabungan dari noktah kecil yang bermuara pada ruang sel. 2. Noktah berhalaman (Bordered pit) Noktah yang salurannya melebar menjadi suatu ruangan yang disebut halaman noktah. Dibagi menjadi 2 tipe noktah berhalaman yaitu: a. Noktah halaman sempurna, dua saluran noktah yang saling berhadapan



b. Noktah setengah halaman, dinding tebal yang berhadapan dengan saluran noktah yang berdinding tipis. 2.2



Plastida Plastida merupakan organel sel yang mampu membelah dan berdiferensiasi. Plastida berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, dan menyintesis asam lemak. Di dalam plastida terdpaat stroma yang membantu proses fotosintesis di tempat gelap dan tilakoid yang membantu proses fotosintesis di tempat terang. Plastida memberi pigmen warna pada tumbuhan. Plastida mengandung DNA, ribosom dan beberapa jenis enzim dan protein yang membantu dalam proses fotosintesis. Plastida mempunya beberapa golongongan sebagai berikut : 1. Leukloplas merupakan plastida yang tidak memiliki pigmen warna. Terdapat pada sel-sel embrional empulur batang (Kurniati, 2020). Leukloplas sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu : a. Amiloplas, sebagai tempat penyimpanan amilum. b. Elailoplas, sebagai tempat penyimpanan lemak. c. Protoeplas, sebagai tempat penyimpanan protein. 2. Kloroplas, merupakan plastida berwarna hijau karena mengandung klorofil 3. Kromoplas merupakan plastida yang mengandung pigmen warna merah, kuning, dan jingga.



2.3



Antosianin Menurut Priska, 2018 antosianin merupakan golongan senyawa kimia organik yang dapat larut dalam pelarut polar, serta bertanggung jawab dalam memberikan warna oranye, merah, ungu, biru, hingga hitam pada tumbuhan tingkat tinggi seperti: bunga, buah-buahan, biji-bijian, sayuran, dan umbi-umbian. Dengan kata lain tumbuhan dapat memperoleh pigmen warna selain dari plastida.



Senyawa antosianin berfungsi sebagai antioksidan dan penangkap radikal bebas. Pigmen antosianin dipengaruhi oleh pH suasana asam basa. Pigmen antosianin akan semakin terestrak jika dalam keadaan asam. Pigmen antosianin tidak hanya terkandung pada organ daun tetapi terdapat juga dalam organ batang, akar, tunas, dan sebagainya.



BAB III METODOLOGI 3.1



Alat dan Bahan Dalam praktikum pengamatan dinding sel, alat yang digunakan yaitu, cover glass, jarum dissecting, mikroskop, object glass, pinset, pipet tetes, dan silet. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu, empulur Manihat utilisima, Endocarp Cocos nurifera, aquades dan batang pinus. Dalan praktikum pengamatan plastida pada tumbuhan, alat yang digunakan yaitu , cover glass, jarum dissecting, mikroskop, object glass, pinset, pipet tetes, dan silet. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu buah Capsicum annuum, daun Rhoeo discolor, umbi Solanum tuberosum, dan daun Bryophyllum pinnatum.



3.2



Cara Kerja



3.2.1 Pengamatan Dinding Sel pada Empulur Manihat utilisima 1. Melakukan sayatan tipis secara transversal pada empulur Manihat utilisima. 2. Meletakkan hasil sayatan empulur Manihat utilisima di object glass yang telah ditetesi aquades. 3. Menutup spesimen empulur Manihat utilisima yang telah berada di object glass dengan menggunakan cover glass. 4. Membersihkan sisa air yang berada di object glass dengan tisu. 5. Mengamati dinding sel yang terpadat pada empulur Manihat utilisima menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4-40x. 6. Mencatat hasil pengamatan.



3.2.2 Pengamatan Simple pit pada Endocarp Cocos nucifera 1. Melakukan sayatan tipis secara paradermal pada endocarp Cocos nucifera. 2. Meletakkan hasil sayatan endocarp Cocos nucifera di object glass yang telah ditetesi aquades.



3. Menutup spesimen endocarp Cocos nucifera yang telah berada di object glass dengan menggunakan cover glass. 4. Membersihkan sisa air yang berada di object glass dengan tisu. 5. Mengamati simple pit yang terdapat pada endocarp Cocos nucifera menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4-40x. 6. Mencatat hasil pengamatan.



3.2.3 Pengamatan Bordered pit pada Batang Pinus 1. Mengamati bordered pit pada batang pinus (preparat permanen) menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4-40x. 2. Mencatat hasil pengamatan.



3.2.4 Pengamatan Leukoplas pada Umbi Solanum tuberosum 1. Menggerus pati kentang (Solanum tuberosum). 2. Meletakkan hasil gerusan pati kentang di object glass yang telah ditetesi aquades. 3. Melakukan pencacahan pada pati kentang yang terdapat di object glass. 4. Menutup spesimen pati kentang yang telah berada di object glass dengan menggunakan cover glass. 5. Membersihkan sisa air yang berada di object glass dengan tisu. 6. Mengamati amiloplas yang terdapat pada pati kentang menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4-40x. 7. Mencatat hasil pengamatan.



3.2.5 Pengamatan Kloroplas pada Bryophyllum pinnatum 1. Melakukan sayatan tipis secara transversal pada Bryophyllum pinnatum. 2. Meletakkan hasil sayatan Bryophyllum pinnatum di object glass yang telah ditetesi aquades. 3. Menutup spesimen Bryophyllum pinnatum yang telah berada di object glass dengan menggunakan cover glass.



4. Membersihkan sisa air yang berada di object glass dengan tisu. 5. Mengamati kloroplas yang terdapat pada Bryophyllum pinnatum menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4-40x. 6. Mencatat hasil pengamatan.



3.2.6 Pengamatan Kromoplas pada Capsicum annuum 1. Melakukan sayatan tipis secara pardermal pada Capsicum annuum. 2. Meletakkan hasil sayatan Capsicum annuum di object glass yang telah ditetesi aquades. 3. Menutup spesimen Capsicum annuum yang telah berada di object glass dengan menggunakan cover glass. 4. Membersihkan sisa air yang berada di object glass dengan tisu. 5.



Mengamati



kromoplas



yang



terdapat



pada



Capsicum



annuum



menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4-40x. 6. Mencatat hasil pengamatan.



3.2.7 Pengamatan Antosianin pada Daun Rhoeo discolor 1. Melakukan sayatan tipis secara paradermal pada daun Rhoeo discolor. 2. Meletakkan hasil sayatan Rhoeo discolor di object glass yang telah ditetesi aquades. 3. Menutup spesimen Rhoeo discolor yang telah berada di object glass dengan menggunakan cover glass. 4. Membersihkan sisa air yang berada di object glass dengan tisu. 5. Mengamati kromoplas yang terdapat pada Rhoeo discolor menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4-40x. 6. Mencatat hasil pengamatan.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1



Hasil Pengamatan



4.1.1



Hasil Pengamatan Dinding Sel pada Empulur Manihat utilisima



Lamela tengah



Dinding sel



4.1.2



Hasil Pengamatan Simple pit pada Endocarp Cocos nurifera



4.1.3



Hasil Pengamatan Bordered pit pada Batang Pinus



4.1.4



Hasil Pengamatan Leukoplas pada Umbi Solanum tuberosum



4.1.5



Hasil Pengamatan Kloroplas pada Bryophyllum pinnatum



4.1.6



Hasil Pengamatan Kromoplas pada Capsicum annuum



4.1.7



Hasil Pengamatan Antosianin pada Daun Rhoeo discolor



4.2



Pembahasan



4.2.1



Hasil Pengamatan Dinding Sel pada Empulur Manihat utilisima Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 440x. Komposisi dinding sel bervariasi diantaranya yaitu selulosa, hemiselulosa, peptin dan lignin. Dinding sel yang pertama kali terbentuk adalah dinding sel primer yang tebalnya tipis. Dinding sel primer mengalami penebalan disebut dindiing sel sekunder. Lalu dinding sel empulur Manihat utilisima terdapat juga lamela tengah yang berada diantara dinding sel primer. Lamela tengah mengandung pektin yang berfungsi sebagai perekat antar dinding sel. Terdapat juga dinding sel yang tidak



mengalami



penebalan



disebut



noktah.



Berfungsi



untuk



menghubungkan sel-sel dalam kayu pada arah longitudinal batang. 4.2.2



Hasil Pengamatan Noktah Sederhana pada Endocarp Cocos nurifera Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 440x. Pada Endocarp Cocos nurifera terdapat pit yang bertipe noktah sederhana. Diameter ruang noktah dan membrane pada noktah sederhana memiliki ukuran yang sama. Noktah sederhana memiliki bentuk yang melengkung melindungi ruang noktah.



4.2.3



Hasil Pengamatan Noktah Berhalaman pada Batang Pinus Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 440x. Perbedaan noktah berhalaman dengan noktah sederhana dapat dilihat bahwa noktah berhalaman terdapat rongga noktah, lubang noktah, dan membrane selaput noktah. Terdapat juga penyempitan noktah menuju lumen sel.



4.2.4



Hasil Pengamatan Leukoplas pada Umbi Solanum tuberosum Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 440x. Pengamatan leukoplas terdapat pada pati kentang. Leukoplas yang terdapat di dalam pati kentang adalah amiloplas karena menyimpan



amilum. Hilusnya berada di tepi pati yang merupakan titik permulaan terbentuknya amilum. 4.2.5



Hasil Pengamatan Kloroplas pada Bryophyllum pinnatum Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 440x. Hasil pengamatan membuktikan bahwa kloroplas berwarna hijau. Warna hijau tersebut berasal dari klorofil yang memberikan pigmen warna hijau pada kloroplas. Kloroplas merupakan tempat terjadinya fotosintesis dan juga sebagai penangkap energi cahaya matahari dan sebagai pigmen hijau pada tumbuhan.



4.2.6



Hasil Pengamatan Kromoplas pada Capsicum annuum Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 440x. Hasil pengamatan membuktikan bahwa kromoplas yang terdapar pada Capsicum annuum adalah berwarna merah. Ini dikarenakan kromoplas mengandung pigmen warna selain warna hijau yaitu seperti warna merah, jingga, dan kuning. Kromoplas Capsicum annuum mengandung karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mengendalikan radikal bebas berlebih.



4.2.7



Hasil Pengamatan Antosianin pada Daun Rhoeo discolor Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 440x. Pada pengamatan daun Rhoeo discolor terdapat antosianin yang merupakan pigmen warna selain dari plastida juga bukan merupakan organel sel. Antosianin dapat larut dalam sel tepatnya di dalam vakuola. Antosianin sangat dipengaruhi oleh pH sehingga warna yang ditimbulkan dapat berubah dalam keadaan asam atau basa.



BAB V KESIMPULAN Dari praktikum kali ini kita dapat mengetahui bahwa terdapat struktur khas yang berbeda atau tidak dimiliki oleh hewan yaitu dinding sel dan plastida. Di dalam dinding sel terdapat dinding sel primer, lamela tengah, dan dinding sel sekunder serta noktah. Struktur tumbuhan bagian luarnya adalah keras atau kaku karena terdapat dinding sel yang berfungsi melindungi dan mempertahankan bentuk sel. Noktah adalah dinding sel yang tidak mengalami penebalan . Tumbuhan juga memiliki organel sel plastida yaitu leukoplas yang tidak berwarna, kloroplas merupakan pigmen yang berwarna hijau dan kromoplas merupakan pigmen selain berwarna hijay. Antosianin juga merupakan pigmen warna tetapi bukan merupakan bagian dari plastida dan juga bukan merupakan organel sel.



DAFTAR PUSTAKA



Bachtiar N. S. (2018). BIOLOGI DASAR TERINTEGRASI. Pekanbaru : Kreasi Edukasi. Hal 12. Disadur pada tanggal 30 Januari 2022. Dari, http://repository.ut.ac.id/4385/1/BIOL4314-M1.pdf Hardiyati, T. (2010). MODUL 1 STRUKTUR DAN FUNGSI SEL TUMBUHAN.



Hal 3. Disadur pada tanggal 30 Januari 2022. Dari



http://repository.ut.ac.id/4385/1/BIOL4314-M1.pdf Kurniati, T. (2020). BIOLOGI SEL. Hal 12. Disadur pada tanggal 1 Februari 2022. Dari, http://digilib.uinsgd.ac.id/30941/ Panshin, A. J., & de Zeuuw, C.. 1980. TEXTBOOF OF WOOD TECHNOLOGY. Vol I. London, England: McGraw Hill Book co. Priska, M. (2018). ANTOSIANIN DAN PEMANFAATANNYA. Jurnal of Apllied Chemistry. Vol. 6 No.2, Hal 80. Disadur pada tanggal 1 februari 2022, dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/cakra/article/download/46629/28101