Praktikum Penebalan Dinding Sel [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Penebalan Dinding Sel Sel adalah bagian terkecil yang terdapat pada makhluk hidup. Setiap makhluk hidup pasti memilki sel, karena dalam tubuh makhluk hidup ada yang namanya organ, jaringan, dan sel. Kumpulan dari beberapa sel disebut jaringan, dan kumpulan dari beberapa jaringan disebut organ. Jadi, sel merupakan hal, mendasar dari segala aktifitas dalam tubuh kita (Poedjiadi, 2009). Organisme yang hidup sekarang ini berasal dari satu sel induk yang ada pada berjuta-juta tahun yang lalu, sel induk ini secara bertahap dan pelan-pelan, berubah untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungaannya agar dapat melangsungkan hidupnya.Sel-sel itu sendiri memiliki bagian-bagian atau organel-organel yang memiliki fungsi tertentu, salah satunya dinding sel. Dinding sel tumbuhan terdiri dari selulosa. Selulosa adalah karbohidrat struktural dan dianggap sebagai gula kompleks karena digunakan di kedua perlindungan dan struktur. Dinding sel tumbuhan terdiri dari tiga lapisan. Setiap lapisan memiliki struktur yang unik dan fungsi. Lapisan dapat bervariasi, tergantung pada jenis tumbuhan dan kebutuhannya. Bagian tengah dinamai lamella. Lapisan luar ini juga dimiliki oleh selsel tetangga, dan menghubungkan sel bersama-sama untuk membentuk struktur yang kuat. Hal ini juga sangat fleksibel. Lamella di tengah kaya pektin, yang membantu untuk memperkuat tumbuhan tersebut dan memberikan kemampuan untuk menahan kompresi. Mereka juga mengandung enzim yang membantu kerusakan dinding sel, yang memungkinkan tumbuhan untuk mengubah strukturnya. Proses ini penting ketika pematangan buah. Dinding primer adalah lapisan berikutnya. Hal ini terdiri dari selulosa dalam bentuk mikrofibril. Mikrofibril



selulosa



ini



menganyam



bersama-sama



dengan



glycan,



meningkatkan kekuatan selulosa. Pektin juga dapat ditemukan pada dinding sel



primer. Dengan semua kekuatan ini, Anda akan berpikir tidak ada yang bisa ratakan sebuah rumput dandelion. Lapisan ketiga dan terakhir adalah dinding sekunder. Lapisan ini sangat kaku dan memberikan kekuatan kompresi. Ini membantu menghentikan tumbuhan dari mendapatkan keretakan. Dinding sekunder memiliki komposisi yang sangat mirip sebagai dinding utama, hanya memiliki lebih banyak barang di dalamnya – mengandung lignin, yang sangat keras dan memiliki kekuatan yang cukup besar. Dinding sekunder juga melindungi tumbuhan dari serangan bakteri atau jamur. Terbentuknya lapisan penebalan dinding sel dapat dibedakan dengan 2 cara, yaitu (Yayan,1992): a. Aposisi, yaitu cara terbentnya lapisan penebalan yang baru yang seolaholah melekat pada dinding sel yang lama yang telah dibentuk pada lapisan penebalan pertama. Dengan cara pelekatan tersebut maka dinding sel akan tampak berlapis-lapis seperti lamela-lamela, penebalan dengan cara ini menyebabkan ruang sel menjadi lebih sempit. b. Intusussepsi, yaitu cara pembentukan lapisan penebalan yang tidak dilekatkan pada dinding atau membran lama, melainkan dengan cara disisipkan diantara penebalan-penebalan yang telah ada. Cara penebalan ini tidak memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis seperti pada cara aposisi. Berdasarkan arah penebalannya dibedakan menjadi penebalan sentripetal (penebalan kearah dalam) dan penebalan sentrifugal (penebalan kearah luar) (Woelaningsih, 1984). Secara ringkas fungsi dinding sel sebagai berikut (Woelaningsih, 1984) : 1) Mempertahankan dan menentukan bentuk sel 2) Membedakan sel tumbuhan dan sel hewan 3) Dukungan kekuatan mekanik yang memungkinkan tanaman untuk tumbuh tinggi .



4) Dinding sel mengandung berbagai macam enzim yang berperan penting dalam penyerapan, transportasi, dan sekresi zat dalam tumbuhan. 5) Menyimpan karbohidrat yang dapat digunakan kembali dalam proses metabolism. 6) Dinding sel berperan dalam pertahanan terhadap bakteri dan jamur patogen dengan menerima dan pengolahan informasi dari permukaan patogen dan memberikan informasi tersebut untuk membrane plasma sel inang. 7)



Mengendalikan laju dan arah pertumbuhan sel.



8) Mengendalikan marfogenesis tanaman sejak dinding tanaman berkembang hingga penambahan sel . 9) Penghalang fisik untuk patogen dan air dalam sel bergabus. 2.2



Uraian Tanaman



2.2.1 Batok Kelapa (Endocaprium Cocos nucifera ) 1. Klasifikasi (Tindall,1983) Regnum



: Plantae



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Liliopsida



Subkelas



: Arecidae



Ordo



: Arecales



Famili



: Arecaceae



Genus



: Cocos



Spesies



: Cocos nucifera L



Gambar 2.2.1 Batok Kelapa (Endocaprium Cocos nucifera )



2. Morfologi tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2009) a. Batang kelapa tumbuh tegak keatas dan tidak bercabang. Kecualit tanaman ini tumbuh di sekitar persuangaian yang akan menyesuaikan arah sinar matahari. b. Tanaman kelapa yang baru bertunas mempunyai akar tunggang. Namun, pertumuhan akat tersebut sangat cepat dan akan terlihat seperti berlapis. Akar tanaman memiliki struktur yang lembut di bagian dalam dan berair, serta berwarna kecoklatan.



c. Daun pada tanaman kelapa di mulai biji sudah berkecambah daan memiliki 46 helai daun mudah. Daun tersusun saling membalut satu sama lain dan berwarna hijau mudah. Bentuk daun hampir menyerupai kelapa sawit. d. Tanaman kelapa berbunga setelah berumur 3-4 tahun, dan tumbuh pada ketiak dauan bagian luar yang diselubungi oleh seludang yang disebut mancung ( saptha ). Bertujuan untuk melindungin calon bunga dan buah pada pohon kelapa. e. Bunga betina yangs suda di buahi akan tumbuh dengan baik sekitar 3-4 minggu. Namun, perhatikan juga tidak semua buah bisa di petik karena pohon kelapa tidak semuanya bisa membesarkan buah dengan baik.Buah pada tanaman ini berwarna hijau atau kuning tergantung variatesnya dan jika berwaran kecoklatan bahwa menunjukan buah tersebut sudah tua. 3. Manfaat a. Bagian akar : Bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan bir dan zat pewarna b. Bagian Batang : Dimanfaatkan sebagai bahan baku perabotan rumah, mebel, sebagai kayu, ataupun kayu bakar. c. Bagian daun : Daun kelapa dapat digunakan sebagai bahan pembungkus ataupun dianyam untuk dijadikan atap rumah, sedangkan lidinya biasa digunakan untuk membuat sapu. d. Bagian bunga : menghasilkan cairan yang dikenal dengan nama air nira yang memiliki rasa manis, bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gula nira ataupun sbg minuman. e. Bagian buah : Bagian ini terdiri dari kulit ( sabut), batok, daging kelapa dan air kelapa. Kulit buah ( sabut kelapa ) sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan keset, Batok kelapa bisa dijadikan arang, buah kelapa untuk konsumsi atau diolah untuk dijadikan minyak kelapa, terakhir air kelapa sebagai penghilang dahaga dan juga bermanfaat sebagai tanaman obat untuk meningkatkan kesehatan tubuh



2.2.2 Biji Asam Jawa (Semen Tamarindus indica) 1. Klasifikasi (Tindall,1983) Regnum : Plantae Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Fabales



Famili



: Fabaceae



Genus



: Tamarindus



Spesies



: Tamarindus indica



Gambar 2.2.2 Biji Asam Jawa (Semen Tamarindus indica)



2. Morfologi Tumbuhan ( Tjitrosoepomo, 2009) a. Pohon ini memiliki sistem perakaran akar tunggang, terbukti dengan adanya akar lembaga (Radicula) yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. b. batang yang biasanya keras dan kuat yang disebut dengan batang berkayu (lignosus). Bentuk batang bulat (teres), dengan pohon yang selalu tegak (fastigiatus) diameter batang di pangkal hingga 2 m. c. Daun pada tanaman Tamarindus indica ini termasuk ke dalam daun majemuk menyirip genap karena saling berhadapan. Duduk daun bergantian, daun majemuk dengan 8 – 18 pasang anak daun, panjang anak daun 1 – 3,5 cm. d. Termasuk ke dalam bunga majemuk e. Dalam satu buah terdapat 1-10 biji yang memiliki panjang sampai 18 mm, bentuk tidak teratur, warna kemerah-merahan, coklat tua atau hitam mengkilat, dan inti biji f. Termasuk ke dalam buah sejati tunggal (buah sungguh) dan kering. Dimana mengandung banyak atau lebih dari 11 satu biji dan jika masak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia).



3. Manfaat Hampir semua bagian tanaman asam jawa dapat digunakan untu berbagai keperluan sehingga tanaman ini disebut tanaman multiguna. Daun asam digunakan sebagai bumbu masakan, bahan obat, dan kosmetika. Bunga tanaman asam jawa merupakan sumber madu yang penting bagi pengembangan budi daya lebah madu. Daging buah asam dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan campuran obat tradisional. Buah asam banyak digunakan dalam industri minuman, es krim, selai, manisan atau gula-gula, sirup dan obat tradisional (jamu). 2.2.3 Daun Sukun ( Arthocarpus communis ) 1. Klasifikasi (Tindall,1983) Regnum



: Plantae



Divisi



: Magnoliophyta



Kelas



: Magnoliopsida



Ordo



: Rosales



Famili



: Moraceae



Genus



: Arthocarpus



Daun



Spesies



: Arthocarpus communis



communis )



Gambar 2.2.3 Sukun



(Arthocarpus



2. Morfologi Tumbuhan (Mustafa, A.M.,1998) Arthocapus communis (sukun) adalah tumbuhan yang banyak terdapat di kawasan troika seperti indonesia. ketinggian tanaman ini mencapai 20m. Sukun bukan buah bermusim meskipun biasanya berbunga dan berbuah dua kali setahun. Kulit buahnya berwarna hijau kekuningan dan terdapat segmensegmen petak berbentik poligonal. Segmen poligonal ini dapat menentukan kematangan buah sukun . 3. Manfaat (Heyne K,1987) Kayu yang dihasilkan dari tanaman sukun bersih dan berwarna kuning, baik untuk digergaji menjadi papan kotak, dapat digunakan sebagai bahan bangunan meskipun tidak begitu baik



2.3



Uraian Bahan Aquades (Dirjen POM edisi III 1979) Nama Resminya



: Aqua destilata



Nama Lainnya



: Aquades, air suling



Rumus Molekul



: H2O



Rumus Struktur



:



Berat Molekul



: 18,02 gr / mol / H2O



Pemerian



: Cairan tidak berwarna dan berbau dan tidak berasa



Kelarutan



: Larut dengan semua jenis larutan



Kegunaan



: Zat pelarut



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup rapat



DAFTAR PUSTAKA



Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia". Jilid I. Cetakan ke-I. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta: Yayasan Sarana Wanakarya.



Mustafa, A.M. 1998. Isi Kandungan tumbuhan. Jakarta : Alfabeta



Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasar Biologi. Jakarta: UI



Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Hal: 141.



Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.



Woelaningsih, S. 1984.Botani Umum., Bandung: Penerbit Angkasa