Laporan Praktikum Farmakokinetika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DAFTAR ISI JUDUL……………………………………………………………….……..i KATA PENGANTAR ................................................................................ii DAFTAR ISI................................................................................................1 BAB I :PENDAHULUAN ..........................................................................2 1.1 Latar Belakang ........................................................................................2 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2 1.2 Tujuan .....................................................................................................2 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................3 2.1 Dasar Teori…………………………………………………………........3 2.2 Alat dan Bahan………………………………………………………......4 2.3 Cara Kerja ................................................................................................4 BAB III : HASIL PENGAMATAN ............................................................5 BAB IV : PEMBAHASAN…………………………………………………6 BAB V : KESIMPULAN…………………………………………………..8 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...9



BAB I Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 1



PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Farmakokinetika dapat didefenisikan sebagai setiap proses yangdilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme danekskresi. Dalam arti sempit farmakokinetika khususnya mempelajari perubahan-perubahan konsentrasi dari obat dan metabolitnya di dalam darahdan jaringan sebagai fungsi dari waktu. Tubuh kita dapat dianggap sebagaisuatu ruangan besar, yang terdiri dari beberapa kompartemen yang terpisaholeh membran-membran sel. Sedangkan proses absorpsi, distribusi danekskresi obat dari dalam tubuh pada hakekatnya berlangsung denganmekanisme yang sama, karena proses ini tergantung pada lintasan obatmelalui membran tersebut (Tjay dan Rahardja,2002) Konsep dasar dari farmakokinetika adalah salah satunya memahami parameterparameter farmakokinetika, yaitu parameter farmakokinetika primer meliputi volume distribusi (Vd) ,krirens (CL), dan kecepatan absobsi (Ka),sekunder meliputi kecepatan eliminasi (Ke) dan T1⁄2 dan turunan meliputi AUC dan CSS.dengan konsep-konsep tersebut dilakukan simulasi in vitro menggunakan suatu model farmakokinetika untuk mengukur parameter-parameter farmakokinetika dan lebih memahami setiap parameternya. Setelah dibuat suatu model farmakokinetik dalam praktikum inidapat digunakan untuk karakteristirisasi suatu obat dengan meniru suatu perilaku dan nasib obat dalam sistem biologis jika diberikan dengan suatu pemberian rute utama dan bentuk dosis tertentu. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana simulasi in vitro pada intravaskuler dan ekstravaskuler ? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui simulasi in vitro pada data intravaskuler dan ekstravaskuler



Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 2



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DASAR TEORI Jalur pemberian obat ada 2 yaitu intravaskular dan ekstravaskular.Pada pemberian secara intravaskular, obat akan langsung berada di sirkulasisistemik tanpa mengalami absorpsi, sedangkan pada pemberian secara ekstravaskular umumnya obat mengalami absorpsi (Zunilda, dkk, ,1995). Suatu model dalam farmakokinetik adalah struktur hipotesis yang dapat digunakan untuk karakteristik suatu obat dengan meniru suatu perilaku dan nasib obat dalam sistem biologik jika diberikan dengan suatu pemberian rute utama dan bentuk dosis tertentu (Hargel, Leon, 2015). Kompartemen adalah suatu kesatuan yang dapat digambakan dengan suatu volume tertentu dan suatu konsentrasi. Perilaku obat dalam sistem biologi dapat digambarkan dengan kompartemen satu atau kompartemen dua.Kadangkadang perlu untuk menggunakan multi kompartemen, dimulai Kadang-kadang perlu untuk menggunakan multi kompartemen, dimulai dengan determinasi apakah data eksperimen cocok atau pas untuk model kompartemen satu dan jika tidak pas dapat mencoba model yang memuaskan. Sebenarnya tubuh manusia adalah model kompartemen multimilion, mengingat konsentrasi obat dalam organel yang berbeda, sel atau jaringan. Dalam tubuh kita memiliki jalan masuk untuk dua jenis cairan tubuh, darah dan urin (Hargel, Leon, 2005).



Cairan mengisis kembali secara otomatis untuk menjaga volume yang tetap



Cairan keluar



Model kompartemen yang sering digunakan adalah model kompartemen satu terbuka, model ini menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Tetapi model ini tidak menganggap bahwa konsentrasi obat dalam tiap jaringan tersebut adalah sama dengan berbagai waktu. Di samping itu, obat di dalam tubuh juga tidak ditentukan secara langsung, tetapi dapat ditentukan konsentrasi obatnya dengan menggunakan cuplikan cairan tubuh (Shargel, 1988). Model Farmakokinetika untuk obat yang diberikan dengan injeksi IV cepat. DB : obat dalam tubuh ; Vd : Volume distribusi ; K : tetapan laju eliminasi. Setelah ditentukan nilai Cp dan k, berbagai parameter farmakokinetik obat yang berkaitan dengan cara pemberian obat secara bolus intravaskuler dapat dihitung, seperti:   



volume distribusi (Vd): volume dalam tubuh di mana obat terlarut, klirens (Cl), waktu paruh eliminasi (t ½) Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 3



 



Luas di bawah kurva dalam plasma (AUC) Bioavalaibilitas (ketersediaan hayati)



Vd = D/Cp Cl = Vd.Ke t ½ = 0,693/K AUC= (C1+C0) x (t1-t0)



(Hakim, L, 2011).



2.2 ALAT DAN BAHAN 2.2.1 ALAT Rhodamin B Air suling 2.2.2 BAHAN Spektrofotometer Stirrer magnetic Tabung reaksi Pipet volume Beaker glass Labu ukur



2.3 CARA KERJA 1. Isi beakter glass dengan aquadest secara kuantitatif , sesuai dengan nilai vd (dikurangi vol.rhodamin). 2. (+)kan rhodamin B kedalam beaker glass sesuai dengan dosisi yang telah ditentukan sebelumnya (rhodamin B yang ditambahkan deambil dari larutan baku yang disesuaikan volumenya).Aduk hingga homogen. 3. Ambil sampek dari ebaker glass larutan rhodamin berkali-kali sebesar nilai Cl dan segera gani volume yang diambil tersebut dengan aquadest sejumlah yang sama. 4. Ukur serapan sampel pada panjang gelombang maksimum yangtelah diperoleh,gunakan aquadest sebagai blanko. 5. Gambarkan data pada grafik semologaritmik. 6. Hitung parameter farmakokinetika. 7. Pengambilan sampel dilakukan 12X5.



Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 4



BAB 3 HASIL PENGAMATAN



Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 5



BAB 4 PEMBAHASAN Dalam memahami permodelan farmakokinetika, dapat dilakukan simulasi in vitro. Model kompartemen satu terbuka merupakan model yang umumnya digunakan untuk permodelan farmakokinetika. Pada praktikum kali ini dilakukan simulasi in vitro model kompartemen satu terbuka dengan reaksi orde ke satu. Simulasi dilakukan baik dalam rute intravaskuler maupun rute ekstravaskuler. Rute intravaskuler dimodelkan untuk obat obatan IV dan rute ekstravaskuler dimodelkan untuk obat obat yang biasanya melalui fase absorbsi, seperti obat oral. Sampel yang digunakan adalah rhodamin B. Rhodamin B dianggap sebagai obat yang diberikan melalui rute IV maupun ekstravaskuler. Warnanya yang merah akan mempermudah dalam pengamatan. Berdasarkan analisis spektrofotometri dari larutan baku rhodamin B, diketahui panjang gelombang maksimal 554 nm. Selanjutnya analisis dilakukan dalam panjang gelombang 554 nm. Panjang gelombang ini termasuk dalam panjang gelombang visible merah, sesuai dengan penampakan rhodamin B yang berwarna merah keunguan. Larutan rhodamin B dibuat dalam konsentrasi 0,5; 1; 2; 3; 5 ppm yang selanjutnya dianalisis dengan spektrofotometer. Hasil dari absorbansi larutan kemudian dibuat kurva konsentrasi vs absorbansi sehinggga didapatkan persamaan regresi y = 0,10x + 4,01 x 10-3 dengan r= 0,99. Dari kurva tersebut dapat diketahui kadar rhodamin B dalam cuplikan rute intravaskuler dan ekstravaskuler. Rute intravaskuler merupakan rute yang diibaratkan tubuh sebagai satu ruang. Jadi, ketika obat diinjeksikan ke dalam tubuh, maka secara perlahan lahan obat akan menyebar hingga merata dan terjadi kesetimbangan. Sedangkan rute ekstravaskuler mengumpakan tubuh sebagai satu bagian yang meliputi jalur absorpsi dan ekskresi. Sehingga, ketika obat dimasukkan dalam tubuh, obat tersebut akan melalui proses absorpsi terlebih dahulu hingga mencapai kesetimbangan baru di ekskresikan secara bertahap. Masing masing rute memiliki perhitungan parameter farmakokinetika yang berbeda. Ada 12 sampel dari T0-T60 dengan interval 5 menit yang diibaratkan seperti proses obat dalam tubuh sejak T0 – T60. Pada rute intravaskuler, dicari regresi linier dari data dengan plot waktu vs log konsentrasi 3 dititik terakhir. Didapatkan persamaan regresi y = -0,01x + 0,88 dengan r = -0,99. Dari persamaan tersebut dapat ditentukan K, t1/2, Cp0, AUC. Hasil perhitungan parameter farmakokinetika adalah sebagai berikut: K = 0,02 / menit T1/2 = 34,65 menit Cp0 = 7,58 mg/L AUC = 379 ppm/ menit Dalam rute ekstravaskuler tahapan pengambilan cuplikan berbeda dengan rute intravaskuler. Dimana pada rute ekstravaskuler dosis Rhodamine B dibagi menjadi 5 lalu ditambahkan satu persatu sampai seluruh dosis digunakan. Baru dilakukan penambahan penambahan dengan aquadest. Proses pengambilan cuplikan dilakukan sesuai nilai klirens (Cl) yang masing-masing ditambahkan Rhodamine B yang diibaratkan seperti proses Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 6



eliminasi. Baru setelah itu dilakukan proses analisis menggunakan Spektrofotometer. Analisis dilakukan dengan larutan bakunya terlebih dahulu. Kemudian dilanjut dengan lkarutan samaeutan sampel. Hasilnya digambar di semi-log. Selain itu dari kurva ekstravaskuler juga bisa dilihat bahwa kurva t vs C dari tinggi menjadi menurun. Hal ini juga menunjukkan bahwa bioavailibilitas intraseluler lebih tinggi daripada ekstravaskuler. Karena obat secara intra langsung didistribusikan ke saluran sistemik. Berbeda dengan ekstravaskuler , dimana obat harus mengalami proses absorpsi terlebih dahulu.



Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 7



BAB 5 PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pratikum kali ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Simulasi in vitro dapat dilakukan dengan model kompartemen satu terbuka dengan reaksi orde ke satu. Simulasi dilakukan baik dalam rute intravaskuler maupun rute ekstravaskuler. 2. Rute intravaskuler dimodelkan untuk obat obatan IV dan rute ekstravaskuler dimodelkan untuk obat obat yang biasanya melalui fase absorbsi, seperti obat oral. 3. Rhodamine-B digunakan sebagai obat yang diberikan melalui rute IV maupun ekstravaskuler. Warnanya yang merah akan mempermudah dalam pengamatan. 4. Pengambilan cuplikan pada rute intravaskuler berbeda dengan rute ekatravaskuler. 5. Hasil kurva yang didapat juga berbeda, dimana kurva pada rute ekstravaskuler mengalami penurunan. 6. Bioavailibilitas intaseluler lebih tinggi daripada ekstravaskuler , karena rute secara intra langsung didistribusikan ke saluran sistemik tanpa mengalami proses absorpsi terlebih dahulu seperti rute ekstraseluler.



Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 8



DAFTAR PUSTAKA



Laporan Pratikum Farmakokinetika-Intravaskuler | 9