Laporan Praktikum Farmakoterapi Stroke - Kel 1 Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI STROKE



Disusun oleh : Kelompok 4 Agung Nugroho



1804015196



Dhea Alief Via



1804015199



Icha Septami Putri



1804015161



Wanti Puspita Sari



1804015050



LABORATORIUM FARMAKOTERAPI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS JAKARTA 2021



BAB 1 KASUS Identitas Pasien Nama Jenis Kelamin



: Tn. Dion : Laki-laki



Usia BB/TB



: 65 tahun : 70 kg/178 cm



Pekerjaan : Pensiunan Pendidikan terakhir : S1 Alamat



: Jalan Melati 2, Jakarta Pusat Riwayat Penyakit



Keluhan saat ini: Mengalami kesulitan berbicara, mati rasa lengan kiri dan nyeri kepala dan demam. Riwayat penyakit saat ini: Pasien dibawa ke rumah sakit (tanggal 5 Desember 2021 pukul 09.00 WIB) karena tiba-tiba terjatuh ketika sedang olahraga ringan di rumahnya (tanggal 5 Desember 2021 pukul 07.00 WIB). Beberapa hari lalu pasien sering merasa kesemutan dan nyeri kepala. Diagnosa: Stroke Iskemik dan hipertensi Riwayat penyakit terdahulu: Hipertensi sejak 5 tahun lalu Riwayat Penyakit Keluarga: Stroke, Hipertensi dan DM tipe 2 Riwayat pengobatan: Sejak 5 tahun yang lalu menggunakan amlodipine 5 mg PO di pagi hari setiap hari, simvastatin 10 mg PO pada malam hari sebelum tidur setiap hari dan rutin menggunakan aspirin. Riwayat lingkungan, sosial dan gaya hidup: Pasien pensiunan, tidak merokok. Sering lupa minum obat. Dalam satu bulan terakhir hanya minum obat 1 kali seminggu. Riwayat Alergi: tidak ada



Laporan Hasil Pemeriksaan Nama



: Tn. Dion



Jenis Kelamin Usia



: Laki-laki : 65 tahun



BB/TB Alamat



: 70 kg/178 cm : Jalan Melati 2, Jakarta Pusat



Hasil Pemeriksaan



Jenis pemeriksaan Tanda Vital Tekanan darah



5 Desember 2021



6 Desember 2021



Nilai Rujukan



185/110 mmg/dL



1/3 hemisfer serebri).



4)



Kejang pada saat onset stroke.



5)



Kejang dengan gejala sisa kelainan neurologis post-iktal.



6)



Riwayat stroke iskemik atau cedera kepala berat dalam 3 bulan sebelumnya.



7)



Perdarahan aktif atau trauma akut (fraktur) pada pemeriksaan fisis.



8)



Riwayat pembedahan mayor atau trauma berat dalam 2 minggu sebelumnya.



9)



Riwayat perdarahan gastrointestinal atau traktus urinarius dalam 3 minggu sebelumnya.



10) Riwayat operasi intracranial / spinal 3 bulan terakhir. 11) Riwayat perdarahan intracranial. 12) Pasien dengan tumor intracranial intra-aksial. 13) Tekanan darah sistolik >185 mmHg, diastolik >110 mmHg. 14) Glukosa darah 400 mg/dL. 15) Gejala perdarahan subaraknoid. 16) Gejala endocarditis infektif.



17) Gejala atau kecurigaan diseksi aorta. 18) Pungsi arteri pada tempat yang tidak dapat dikompresi atau pungsi lumbal dalam 1 minggu sebelumnya. 19) Jumlah platelet 40 atau PT >15. 20) Bila mendapat terapi heparin dalam 48 jam atau LMWH dalam 24 jam terakhir. 21) Gambaran klinis adanya perikarditis post infark miokard. 22) Infark miokard dalam 3 bulan sebelumnya. 23) Wanita hamil. 24) Tidak sedang menkonsumsi antikoagulan oral (atau bila sedang dalam terapi antikoagulan hendaklah INR ≤1,7). 25) Nilai aPTT >40 atau PT >15 G. Terapi Non Farmakologi Stroke -



Pembedahan (Surgical Intervention) : Pembedahan yang dilakukan meliputi carotid endarcerectomy, dan pembedahan lain. Tujuan terapi pembedahan adalah mencegah kekambuhan TIA dengan menghilangkan sumber oklusi. Carotidendarterectomy diindikasikan untuk pasien dengan stenois lebih dari 70%.



-



Intervensi Endovaskuler : Intervensi Endovaskuler terdiri dari : angioplasty and stenting, mechanical clot distruption dan clot extraction. Tujuan dari intervensi



endovaskuler



adalah



menghilangkan



trombus



dari



arteri



intrakarnial. -



Perubahan pola hidup yang lebih sehat dengan banyak makan sayur, mengkonsumsi buah, mengurangi konsumsi lemak, dll.



H. Diagnosa Stroke • Tes laboratorium untuk keadaan hiperkoagulasi harus dilakukan ketika penyebabnya tidak dapat ditentukan berdasarkan adanya faktor risiko. Protein C, Protein S, dan antitrombin III paling baik diukur pada kondisi sehat dari pada tahap akut. • Pemindaian kepala computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) mengungkapkan area perdarahan dan infark ( Dipiro 2015 ed 9 hal 120 -121 )



I. Algoritma Stroke (Dipiro 2008 hal 166)



BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 1.



Hasil



Rumah Sakit UHAMKA Jl. Delima 1 No 1, Jakarta Timur Telphone: (021) 0890909090



No RM Nama Pasien Tgl Lahir/Umur Jenis kelamin



:: Tn. Dion : 65 Tahun : L (70 kg/178 cm)



CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI KLINIK: Uhamka Indah Tanggal/ Jam



Profesiona l Pemberi Asuhan (PPA)



15/12/202 1



Apoteker



Hasil Asesman Pasien dan Pemberian Pelayanan Subjective Keluhan saat ini Mengalami kesulitan berbicara, mati rasa lengan kiri dan nyeri kepala dan demam Riwayat penyakit saat ini Pasien dibawa ke rumah sakit (tanggal 5 Desember 2021 pukul 09.00 WIB) karena tiba-tiba terjatuh ketika sedang olahraga ringan di rumahnya (tanggal 5 Desember 2021 pukul 07.00 WIB). Beberapa hari lalu pasien sering merasa kesemutan dan nyeri kepala. Riwayat penyakit



Instruksi PPA



Plan Terapi Farmakologi 1. Penggunaan Aspirin dihentikan Aspirin tidak diperlukan untuk pasien stroke iskemik dengan nilai tekanan darah < 185/110 mmHg, cukup diberikan Alteplase dengan dosis 0,9 mg/kg BB (Dipiro 11th Edition) pasien harus



Review dan verifikasi DPJP



terdahulu Hipertensi sejak 5 tahun lalu Riwayat Penyakit Keluarga: Stroke, Hipertensi dan DM tipe 2. Riwayat Pengobatan Sejak 5 tahun yang lalu menggunakan amlodipine 5 mg peroral di pagi hari setiap hari, simvastatin 10 mg peroral pada malam hari sebelum tidur setiap hari dan rutin menggunakan aspirin. Riwayat lingkungan, sosial dan gaya hidup: Pasien pensiunan, tidak merokok. Sering lupa minum obat. Dalam satu bulan terakhir hanya minum obat 1 kali seminggu. Riwayat Alergi tidak ada Objective CT Scan Infark di otak tengah bagian kanan, tidak ada tanda pendarahan



menerima 6,3 mg bolus dalam 1-2 menit, 56,7 mg selama 1 jam (PNPK Tata Laksana Stroke, 2019) 2. Pasien diberikan paracetamol prn (jika perlu) Terapi NonFarmakologi 1. Diet dan nutrisi menurunkan konsumsi natrium dan meningkatkan konsumsi kalium untuk menurunkan tekanan darah 2. diet sehat dengan. konsumsi buahbuahan. sayuran, produk susu rendah lemak Melakukan



Diagnosa Stroke Iskemik dan Hipertensi Tanda Vital  Tekanan Darah diatas normal, indikasi Hipertensi tidak terkontrol  Suhu tubuh sedikit demam  Nilai WBC diatas normal, indikasi ada inflamasi



atau 75 menit tiap minggu dengan intensitas besar (PNPK Stroke,



 Nilai Na, K, Cl, BUN, dan aPPT normal DRP’s



2019



DRP’s 1. Improper Drug Selection (penggunaan Aspirin tidak diperlukan) 2. Untreated Indication (demam) 3. Drug’s Interaction (Aspirin dan Alteplase) B. Pembahasan Pada praktikum ini mahasiswa diminta untuk mengerjakan kasus mengenai penyakit stroke dan hipertensi. Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa deficit neurologi fokal atau global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebakan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Stroke dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok besar yaitu stroke iskemik yaitu terganggunya sel neuron dan gila karena kekurangan darah akibat sumbatan arteri yang menuju otak atau perfusi otak yang inadekuat dan stroke pendarahan yaitu terjadinya pendarahan intracranial akibat pecahnya pembuluh darah otak (PPS, 2013). Sementara itu untuk hipertensi terbagi menjadi beberapa klasifikasi diantaranya adalah hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer belum diketahui penyebabnya, faktor yang dapat berperan adalah bertambahnya usia, stress, konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, dan genetik. Sementara hipertensi sekunder penyebabnya sudah diketahui, umumnya berupa penyakit atau kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya ginjal tidak berfungsi atau gangguan keseimbangan hormon. Pasien merupakan seorang laki-laki berumur 65 tahun dengan berat 70kg dan tinggi 178 cm bernama Dion. Pasien mengatakan bahwa ia mengalami kesulitan berbicara, mati rasa lengan kiri dan nyeri kepala dan demam. Sejak 5 tahun yang lalu menggunakan amlodipine 5 mg PO di pagi hari setiap hari, simvastatin 10 mg PO pada malam hari sebelum tidur setiap hari dan rutin



menggunakan aspirin. Riwayat penyakit yang diderita adalah Pasien dibawa ke rumah sakit pada tanggal 5 Desember 2021 pukul 09.00 WIB karena tiba-tiba terjatuh ketika sedang olahraga ringan di rumahnya tanggal 5 Desember 2021 pukul 07.00 WIB. Beberapa hari lalu pasien sering merasa kesemutan dan nyeri kepala. Selain itu sejak 5 tahun terakhir mengalami hipertensi. Diagnosa yang ditegakkan oleh dokter adalah pasien mengalami Stroke Iskemik dan hipertensi. Pasien merupakan pensiunan dan tidak merokok atau mengkonsumsi alkohol. Namun pasien sering lupa minum obat. Dalam Satu bulan terakhir hanya minum obat 1 minggu. Sejak 5 tahun yang lalu menggunakan amlodipine 5 mg PO di pagi hari setiap hari, simvastatin 10 mg PO pada malam hari sebelum tidur setiap hari dan rutin menggunakan aspirin. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan bahwa tekanan darah pasien tinggi, yaitu 185/110 mmHg dimana pemeriksaan dilakukan dua kali dan hasil kedua yaitu 179/104 mmHg. Nilai normal dari tekanan darah adalah kurang dari 140/80 mmHg. Pasien dapat digolongkan pada hipertensi derajat II (JNC 7). Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena genetic, pola hidup yang tidak sehat, stress, dll. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk terjadinya DM. Hubungannya dengan DM tipe 2 sangatlah kompleks, hipertensi dapat membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (resisten insulin). Insulin berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di dalam darah juga dapat mengalami gangguan. Suhu tubuh pasien sedikit demam, yaitu pada pemeriksaan pertama 39ºC dan pada pemeriksaan kedua 38,5ºC. normalnya suhu tubuh manusia adalah 37°C. Nilai WBC berada diatas normal yaitu 5,9x103/mm3 menunjukkan adanya indikasi inflamasi. Normalnya nilai WBC yaitu 3,2 – 10 x103/mm3. Nilai Na berada pada nilai normal yaitu 140 mEq/L, Nilai rujukan untuk nilai Na yaitu 135 – 144 mEq/L. Nilai K berada pada nilai normal yaitu 4,2 mEq/L, Nilai rujukan untuk nilai K yaitu ≥ 18 tahun : 3,6 – 4,8 mEq/L. Nilai Cl berada pada nilai normal yaitu 103 mEq/L, Nilai rujukan untuk nilai Cl yaitu 97 - 106 mEq/L. Nilai BUN berada pada nilai normal yaitu 10 mg/dL, Nilai rujukan untuk nilai BUN yaitu 5-18 mg/dL. Nilai aPTT berada pada nilai normal yaitu 25,3 detik, Nilai rujukan untuk nilai aPTT



yaitu 21-45 detik. Dokter meresepkan Alteplase 0.9 mg/ kg dengan dosis 6,3 mg bolus 15 menit, dan untuk dosis infus yaitu 56,7 mg infus selama 120 menit yang diberikan melalui Intravena pada pagi hari. Dan juga diberikan aspirin 325 mg 1x sehari yang diberikan melalui oral pada SI. Alteplase merupakan obat golongan fibrinolitik atau trombolitik. Mekanisme kerja obat ini yaitu denganbekerja dengan cara mengaktifkan plasminogen untuk memecah fibrin pada gumpalan darah. Obat ini bisa digunakan untuk memecah gumpalan darah pada pasien serangan jantung, stroke, atau emboli paru. mekanisme kerja obat aspirin yaitu dengan menghambat sintesis platelet melalui asetilasi enzim COX dalam platelet secara ireversibel. Karena platelet tidak mempunyai nukleus, maka selama hidupnya platelet tidak mampu membentuk enzim COX ini. Akibatnya sintesis tromboksan A2 (TXA2) yang berperan besar dalam agregasi trombosit terhambat. Drp’s yang terjadi adalah adanya improper drug selection dari penggunaan aspirin yang tidak diperlukan, underated indication karna demam dan drug interaction antara aspirin dan alteplase. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi Drp’s yaitu dengan Penggunaan Aspirin dihentikan Aspirin tidak diperlukan untuk pasien stroke iskemik dengan nilai tekanan darah < 185/110 mmHg, cukup diberikan Alteplase dengan dosis 0,9 mg/kg BB pasien harus menerima 6,3 mg bolus dalam 1-2 menit, 56,7 mg selama 1 jam. Pasien dapat diberikan Paracetamol prn jika perlukan. Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan adalah dengan Diet dan nutrisimenurunkan konsumsi natrium dan meningkatkan konsumsi kalium untuk menurunkan tekanan darah diet sehat dengan konsumsi buah-buahan. sayuran, produk susu rendah lemak melakukan aktifitas fisik minimal 150 menit tiap minggu dengan intensitas sedang atau 75 menit tiap minggu dengan intensitas besar. Monitoring dilakukan dengan : 1. Apakah pasien mengalami tekanan darah yang tidak stabil ? 2. Pemantauan penggunaan obat yang diberikan 3. Pencatatan faktor resiko, penanganan stroke akut



Tabel Drps dan Interaksi pada resep Alteplase (ISO volume 50 Hal 215 ) Komposisi



Alteplase



Indikasi



Terapi trombolitik pada infark miokard akut, embolisme paru dan stroke iskemik akut



Dosis Pakai



Terapi trombolitik pada infark miokardium akut 90 menit, untuk terapi dapat dimulai 6 jam setelh timbulnya gejala. 15 mg melalui bolus IV, 50 mg melalui infus selama 30 menit pertama, di ikuti melalui infus 35 mg selama 60 menit, sampai dosis maksimal 100 mg, pada pasien berat dibawah 65 kg, total dosis yang digunakan harus dinaikkan sebanyak 15 mg melalui bolus IV, dan 0,75 mg/kgBB selama 30 menit(max 50 mg), diikuti melalui infus 0,5mg/kg selama 60 menit max 35 mg : 3 jam dosis regimen untuk pasien terapi dimulai antara 612 jam: Awal, injeksi intravena 10 mg, diikuti dengan infus intravena 50 mg selama 60 menit. Kemudian 4 kali infus intravena 10 mg selama 30 menit (total 100 mg selama 3 jam; maksimal 1,5 mg/kg bb pada pasien dengan berat badan kurang dari 65 kg). Embolisme paru : total dosis 100 mg harus diberikan sekama 2 jam. Dosis injeksi intravena 10 mg selama 1-2 menit, diikuti dengan infus intravena 90 mg selama 2 jam; maksimal 1,5 mg/kg bb pada pasien dengan berat badan kurang dari 65 kg. Stroke akut, (terapi harus dimulai dalah 3 jam), meliputi intravena 900 mcg/kg bb (maksimal 90 mg) selama 60 menit; 10% dosis diberikan melalui injeksi intravena; pengobatan harus diberikan sedini mungkin dalam 4.5 jam dari timbulnya gejala.



DRPs Tepat Dosis



Belum tepat, pasien harusnya menerima 6,3 mg bolus dalam 1-2 menit, 56,7 mg selama 1 jam.



Tepat Indikasi



Tepat, dikarenakan dari gejala yang dirasakan pasien.



Interaksi Obat



Penggunaan alteplase dengan meningkatkan resiko pendarahan.



Aspirin (ISO volume 50 Hal 6)



aspirin



dapat



Komposisi



Asetosal 500 mg



Indikasi



Sakit kepala, pusing, sakit gigi, nyeri otot, demam



Dosis Pakai



Dewasa : sehari 1-3 tab; anak > 5 tahun : ½ - 1 tab; max sehari 1 ½ -3 tab



DRPs Tepat Dosis



Belum tepat, karena penggunaannya seharusnya tidak diperlukan.



Tepat Indikasi



Belum Tepat, dikarenakan dari gejala yang dirasakan pasien seharusnya diberikan paracetamol untuk menangani demam. Penggunaan aspirin dengan alteplase dapat meningkatkan resiko pendarahan.



Interaksi Obat



DAFTAR PUSTAKA Dipiro, J.T et al. Pharmacotherapy Handbook elevent edition. USA: The Mc.,Graw Hill Company. Ikatan Apoteker Indonesia. 2015. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 50 2015 s/d 2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan. JNC VII. 2003. The seventh report of the Joint National Committee onprevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure.Hypertension, 42: 1206-52. Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stroke. 2019. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/394. Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas). 2014. Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI. Diakses 7 Desember 2021