Laporan Farmakoterapi Parkinson Fix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN FARMAKOTERAPI II KASUS PARKINSON



DI SUSUN OLEH : KURNIA ARINI



SAFITRI



(SC119002) DELLA PUNGKY



AGASWARI (SC119013)



NANDA DANING WULANDARI



(SC119011)



DWI TRI AGUSTINA



(SC119016)



PRODI S1 FARMASI STIKES MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA 2021 KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta petunjuknya sehingga laporan FARMAKOTERAPI II yang berjudul " PARKINSON " dapat terselesaikan dengan baik.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah fitokimia.Penulis makalah ini tak lepas dari bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : Ibu



Apt. Andriani Noerlita S.Farm., M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah



Farmakoterapi II . Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan bermanfaat bagi pembaca.



Surakarta, 07 Desember 2021



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... A. Dasar Teori......................................................................................... B. Definisi Parkinson.............................................................................. C. Epidemologi Parkinson...................................................................... D. Faktor resiko Parkinson...................................................................... E. Etiologi............................................................................................... F. Patofisiologi....................................................................................... G. Manifestasi klinis............................................................................... H. Tanda dan gejala................................................................................ I. Komplikasi......................................................................................... BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... A. Diagnosis............................................................................................ B. Tata laksana........................................................................................ C. Pemeriksaan diagnostic...................................................................... D. Diagnosis banding.............................................................................. E. Prognosis............................................................................................ F. Guideline terapi G. Penatalaksanaan Kasus dan Pembahasan...........................................



BAB III PENUTUP.................................................................................................. Kesimpulan............................................................................................................... Daftar Pustaka.........................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN A. DEFINISI PARKINSON Penyakit parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif yang ditandai dengan gejala seperti resting tremor (tremor pada saat istirahat), rigiditas (hipertoni pada seluruh gerakan), bradikinesia (berkurangnya gerakan di tubuh) dan gejala yang lain seperti kedipan mata berkurang, gangguan motorik, wajah tanpa ekspresi maupun gangguan daya ingat oleh karena penurunan kadar dopamin (Tanet al, 2007) (Rahayu, 2009). Penyakit parkinson menyerang jutaan penduduk di dunia atau sekitar 1%



dari



total



populasi



dunia



(Novianiet



al,



2010).



Berdasarkan



Communitybased population study di Amerika menyebutkan lebih dari 1 juta orang menderita penyakit parkinson dengan prevalensi sebesar 99.4 kasus per 100.000 penduduk (Sjahrir, 2007). Penelitian di rumah sakit Lagos, Southwestern Nigeria, menyebutkan ratarata munculnya penyakit parkinson pada pria (60 tahun) dan wanita (65 tahun) (Okubadejoet al, 2010). Berdasarkan data dari WHO, insidensi penyakit parkinson di Asia menunjukkan terdapat 1.5 sampai 8.7 kasus per tahun di Cina dan Taiwan, sedangkan di Singapura, Wakayama dan Jepang, terdapat 6.7 sampai 8.3 kasus per tahun, dengan kisaran umur 60 sampai 69 tahun dan jarang ditemukan pada umur.



Penyakit parkinson adalah gangguan neurologik progresif yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan mengatur gerakan. Karakteristik yang muncul berupa bradikinesia (pelambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot. Parkinsonisme merupakan istilah dari suatu sidrom yang ditandai dengan tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot, dan hilangnya refleks-refleks postural. Kelainan pergerakan diakibatkan oleh defek jalur dopamnergik (produksi dopamin) yang menghubungkan substansia nigra dengan korpus striatum (nukleus kaudatus dan nukleus lentikularis). Ganglia basalis adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi, dan mengakhiri pergerakan serta mengatur gerakan-gerakan otomatis karekteristik yang muncul berupa bradikinesia (pelambatan gerakan), tremor, dan kekakuan otot. Penyakit ini bersifat progresif lambat yang menyerang usia pertengahan atau lanjut, dengan onset khas pada 50-an dan 60-an. Parkinson adalah penyakit neurologik kronik, progresif yang disebabkan karena hilangnya neurotranmitter dopamine di otak sehingga terjadi gangguan kontrol pergerakan yang ditandai adanya tremor pada tangan, kekakuan, bradikinesia (lambat dalam pergerakan) (Black, 2009). Parkinson (paralisis agitans) merupakan penyakit/sindrome pergerakan yang disebabkan oleh gangguan pada ganglia basalis dan substansia nigra dalam menghasilkan dopamin, ditandai dengan adanya tremor ritmik, bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Basal ganglia adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk mengawali, modulasi dan mengakhiri pergerakan serta pengaturan gerakangerakan otomatis. Penyakit parkinson pertama kali ditemukan oleh james parkinson tahun 1817 dengan istilah paralisis agitans dan baru pada tahun 1887 jean matin charcot memberi nama penyakit parkinson. Angka kejadian pada penyakit parkinson meningkat seiring meningkatnya usia. Usia yang paling banyak adalah pada 50 tahun ke atas. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir seimbang (Hickey, 2003). Sindrom yang ditandai dengan adanya tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya reflex postural akibat penurunan kadar



dopamine oleh berbagai macam sebab. Disebut juga dengan sindrom Parkinson. (Sudoyo W, dkk, 2006). Parkinsonisme adalah gangguan yang paling sering melibatkan sistem ekstrapiramidal, dan beberapa penyebab lain. sangat banyak kasus besar yang tidak diketahui sebabnya atau bersifat idiopatik. parkinsonisme idiopatik mengarah pada penyakit parkinson atau agitasi paralisis. (Sylvia A. Prince, dkk, 2006). Parkinsonisme adalah suatu sindrom klinis berupa rigiditas (kekuatan), bradikinasia, tremor, dan instabilitas postur. (Williams F. Ganong, dkk, 2007) B. EPIDIMOLOGI PARKINSON Menurut data dari Global Burden of Disease, Injuries, and Risk Factors Study (GBD) (2015), Parkinson merupakan penyakit dengan 6 prevalensi, disabilitas, dan kematian yang peningkatannya paling cepat diantara penyakit neurologi lainnya, seperti Alzheimer. Menurut studi analisis sistematik menyatakan bahwa pada tahun 2016, terdapat 6,1 juta orang dengan penyakit Parkinson di seluruh dunia. Jumlah penderita Parkinson sebanyak 6,1 juta mengalami peningkatan sebanyak 2,4 kali lipat dibandingkan tahun 1990 dimana penderita berjumlah hanya 2,5 juta orang di seluruh dunia. Penderita Parkinson yang berjenis kelamin pria lebih banyak dibandingkan wanita, penderita pria berjumlah 3,2 juta orang dan wanita berjumlah 2,9 juta orang. Di antara seluruh jumlah penderita Parkinson pada 2016, 2,1 juta orang berasal dari negara dengan indeks sosiodemografik tinggi, 3,1 juta berasal dari negara dengan indeks sosiodemografik menengah, dan 0,9 juta berasal dari negara dengan indeks sosiodemografik rendah. Prevalensi penyakit Parkinson meningkat seiring pertambahan umur setelah umur 50 tahun, dengan puncak yaitu umur 8589 tahun dan menurun setelah umur 89 tahun. Pada tahun 2002, WHO memperkirakan penyakit Parkinson menyerang 876.665 orang Indonesia dari total jumlah penduduk sebesar 238.452.952. Berdasarkan hasil studi di 6 negara Asia, yaitu China, India, Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan Jepang, terdapat 2,57 juta orang penderita penyakit Parkinson pada tahun 2005. Jumlah ini 7 diperkirakan akan terus meningkat menjadi 6,17 juta orang pada tahun 2030.



C. FAKTOR RESIKO PARKINSON



A. Faktor Genetik Genetik sangat berpengaruh terutama pada parkinson yang didiagnosis sebelum usia 50 tahun, beberapa mutasi genetik ditemukan pada penderita Parkinson yang berhubungan dengan protein α-synuclein yang merupakan protein komponen mayor dari Lewy bodies. Penyakit Parkinson yang diturunkan secara autosomal dominan diakibatkan oleh point mutation yang terjadi pada N terminal pada α-synuclein, sedangkan gejala menyerupai penyakit Parkinson disebabkan misfolding atau agregasi α-synuclein yang telah bermutasi.



B. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan merupakan faktor yang berperan sangat penting terhadap penyakit Parkinson. Penelitian menyebutkan tidak hanya logam berat, namun juga pestisida, herbisida dan insektisida. Dua jenis pestisida yang diketahui memiliki peran penting dalam perkembangan penyakit Parkinson adalah Rotenone dan Paraquat. Keduanya berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi mitokondria sel sehingga mengganggu fungsi respirasi sel dan menyebabkan stres oksidatif. 



D. ETIOLOGI Penyebab parkinson adalah adanya kemunduran atau kerusakan selsel saraf pada basal ganglia sehingga pembentukan serta sumber dopamine menjadi sedikit atau berkurang. Faktor penyebab kemunduran dari basal ganglia itu sendiri masih belum diketahui, namun kemungkinan disebabkan karena faktor keturunan, trauma, infeksi, pengobatan, terpapar racun, atherosklerosis dan tumor basal ganglia (Ginsberg Lionel, 2008). Etiologi parkinson primer belum diketahui. Terdapat beberapa dugaan, diantaranya ialah: infeksi oleh virus yang non- konvensional (belum diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat anti toksin yang belum di ketahui, terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat. Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak,



terpatnya di substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakangerakan yang tidak dikehendaki. Akibatnya penderita tidak bisa mengatur/ menahan gerakan–gerakan yang tidak disadari. Mekanisme bagaiman kerusakan itu belum jelas benar. Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai berikut: a. Usia Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200 dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi mikrogilial yang mempengaruhi kerusakan neurona, terutama pada substansi nigra, pada penyakit parkinson. b. Geografi Faktor resiko yang mempengaruhi perbedaan angka secara geografis ini termaksud adanya perbedaan genetik, kekebalan terhadap penyakit dan paparan terhadap faktor lingkungan. c. Periode Flukultasi jumlah penderita pnyakit arkinson tiap periode mungkin berhubungan dengan hasil pemaparan lingkungan yang episodik, misalnya proses infeksi, indistrialisasi ataupun gaya hidup. d. Genetik Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningkatkan faktor resiko penderita menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun, Meskipun sangat jarang. jika disebakan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda. e. Faktor lingkungan. Xenobiotik berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan kerusan mitokondria. f. Pekerjaan Lebih banyak orang dengan paparan mental yang lebih tinggi dan lama. g.



Infeksi Paparan virus influensa intrautero turut menjadi faktor faktor presdiposis penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra.



h. Diet Komsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah satu mekanisma kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya kopi merupakan neuroprotektif. i. Trauma kepala Cidera kranio serebral bisa menyebakan penyakit parkinson, meski perannya masih belum jelas benar. j. Stress dan depresi Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik. Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stress dan depresi terjadi peningkatan turnover kotekolamin yang memacu stress oksidati. Penyakit Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak dan faktor-faktor lainnya seperti : 1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala penyakit Parkinson, 2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas, atau penyebab lain yang tidak diketahui. 3. Parkinson juga disebabkan oleh obat antara lain: reserpin (serpasil), phenithiszzives, butrophenous (contohnya haloperidol). Sebagian besar penyebab kasus ini dianggap tidak diketahui atau idiopatik. Parkinsonisme idiopatik adalah penyakit parkison atau paralisis agitans. Merupakan suatu penyakit progresif lambat yang menyerang usia pertengahan tahun atau lanjut, dengan awitan (onset) khas pada usia 50an dan 60an. Tidak ditemukan sebab genetik yang jelas dan tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkannya. Beberapa kasus oleh penggunaan phenothiazine, virus atau gangguan sistem vaskular. E. PATOFISIOLOGI Menurut Hall dan Guiton, (2008). Lesi utama tampak menyebabkan hilangnya neuron pigmen, terutama neuron didalam substansia nigra pada otak.



Substansia



nigra



merupakan



kumpulan



nukleus



otak



tengah



yang



memproyeksikan, serabut-serabut korpus striatum). Salah satu neurotransmiter mayor didaerah otak ini dan bagian-bagian lain pada sistem persarafan pusat adalah dopamin, yang mempunyai fungsi penting dalam menghambat gerakan pada pusat kontrol gerakan. Walaupun dopamin normalnya ada dalam konsentrasi tinggi dibagian-bagian otak tertentu, pada penyakit parkinson dopamin menipis dalam substansia nigra dan korpus striatum. Penipisan kadar dopamin dalam basal ganglia berhubungan dengan adanya bradikinesia, kekakuan, dan tremor. Aliran darah serebral regional menurun pada klien dengan penyakit parkinson, dan ada kejadian demensia yang tinggi. Data patologik dan biokimia menunjukan bahwa klien demensia dengan penyakit parkinson mengalami penyakit penyerta Alzheimer. Pada kebanyakan klien, penyebab penyakit tersebut tidak diketahui parkinsonisme arteriosklerotik terlihat lebih sering pada kelompok usia lanjut. Kondisi ini menyertai ensefalitis, keracunan, atau tosisitas (mangan, karbon monoksida), hipoksia atau dapat akibat pengaruh obat. Krisis oligurik menyertai parkinsonisme jenis pasca-ensetalitis spasme otot-otot konjugasi mata, mata terfiksasi biasanya keatas, selama beberapa menit sampai beberapa jam. Sekarang jarang ditemukan karena semakin sedikit klien dengan tipe parkinsonisme ini yang masih hidup. Lesi utama tampak menyebabkan hilangnya neuron pigmen, terutama neuron didalam substansia nigra pada otak (substansia nigra merupakan kumpulan neukleus otak tengah yang memproyeksikan serabut-serabut korpustriatum. Salah satu neuro transmitter mayor didaerah otak ini dan bagian-bagian lain pada sistem sarap pusat adalah dopamine, yang mempunyai fungsi penting dalam menghambat gerakan pada pusat control gerakan. Secara normal dopamine memiliki konsentrasi yang tinggi dibagian-bagian otak tertentu, namun pada penyakit Parkinson konsentrasi dopamine menipis dalam substansia nigra dan korpus stiatum. Penipisan kadar dopamine dalam basal ganglia yang berhubungan dengan adanya bradikinesia, kekakuan dan tremor.



Aliran darah selebri regional menurun pada klien dengan penyakit Parkinson dan ada kejadian demensia yang tinggi. Data patologis dan biokimia menunjukan bahwa klien demensia dengan penyakit Parkinson mengalami penyakit penyerta alzaimer. Pada kebanyakan klien, penyebab penyakit tersebut tidak diketahui. Parkinsonisme atetiosklerosis terlihat lebih sering terjadi pada kelompok usia lanjut. Kondisi ini menyertai ensepalitis, keracunan, atau toksisitas (mangan, karbonmonoksida), hipoksia atau dapat akibat pengaruh obat.



F. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi utama penyakit parkinson adalah gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya refleks postural. Tanda awal meliputi kaku ekstremitas dan menjadi kaku pada bentuk semua gerakan. Pasien mempunyai kesukaran dalam memulai, mempertahankan, dan membentuk aktifitas motorik dan pengalaman lambat dalam menghasilkan aktivitas normal. Bersamaan dengan berlanjutnya penyakit, mulai timbul tremor, seringkali pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral. Karekteristik tremor dapat berupa: lambat, gerakan membalik (pronasisupinasi) pada lengan bawah dan telapak tangan, dan gerakan ibu jari terhadap jari-jari seolah-olah memutar sebuah pil di antara jari-jari. Keadaan ini meningkat bila pasien sedang berkonsentrasi atau merasa cemas, dan muncul pada saat pasien istirahat. Karakteristik lain penyakit ini mempengaruhi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan. Terdapat kehilangan ayunan tangan normal. Akhirnya ekstremitas kaku dan menjadi terlihat lemah. Karena hal ini menyebabkan keterbatasan otot, wajah mengalami sedikit ekspresi dimana saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata), raut wajah yang ada muncul sekilas. Terdapat kehilangan refleks postural, dan pasien berdiri dengan kepala cenderung ke depan dan berjalan seperti didorong. Kesukaran dalam berputar



dan hilangnya ke seimbangan (salah satunya kedepan atau kebelakang) dapat menimbulkan sering jatuh. Gambaran Klinis Parkinsonisme a. Kepala membungkuk kedepan. b. Tremor kepala dan tangan. c. Gerakan tangan memutar. d.



Cara berjalan dengan kaki terseret dan seperti didorong.



e. Berdiri kaku. f. Hilangnya reflek postural g. Akinesia. h. Ekspresi wajah seperti topeng. i. Kehilangan berat badan. j. Mengeluarkan air liur. Manifestasi klinik klien dengan penyakit parkinson adalah  : 1. Kekakuan, dimana ada pada proses penyakit dan perkembangan waktu selanjutnya. 2.   Mask like facies 3.  Kesulitan untuk menelan dan mengunyah 4. Penekanan pada pernapasan (keterbatasan dalam ekspansi dada, menurunya suara pernapasan). 5. Perubahan pola bicara a. Lembut, suara low-pitched b. Dysarthria c. Echolia (pengulangan secara otomatis tentang apa yang orang katakan)



d. Pengulangan kalimat 6. Perubahan sikaf berjalan: a. rigidit b. Gerakan tubuh seperti robot. c. Pada saat berdiri, jari abduksi dan fleksi pada sendi metacarpopha-langeal



dan



pergelangan



tangan



sedikit



dorsofleksi. d. Pada saat berjalan, lengan cenderung tidak bergerak e. Lambat dan berjalan diseret, pendek, terputus-putus : propulsive gait (lambat untuk Sikap berhenti dengan kekakuan pada tubuh. f. Truncal mulai tetapi menambah kecepatan hampir melangkah cepat) g. Bradikenesia, dimana klien tidak bisa bergerak. h. Tremor pada saat istirahat, tremor hilang pada saat tidur. 7. Hipotensi ortostatik. 8. Berkeringat berlebihan. 9.  Kulit berminyak. 10. Seborrhoea. 11. Perubahan tekstur kulit. 12. Disfungsi pencernaan, seperti konstipasi berat. 13.  Kelabilan emosional, depresi dan paranoid.



G. TANDA dan GEJALA A. GEJALA MOTORIK a. Tremor/bergetar Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur.



Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksiekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksiekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah terjulurtertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor). Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika disadari, tremor tersebut bisa berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi b. Rigiditas/kekakuan Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi pendek-pendek. Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron



alfa,



phenomenon) c. Akinesia/Bradikinesia



adanya



fenomena



roda



bergigi



(cogwheel



Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur. a. Gerakan volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut. d. Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah, sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi. Bradikinesia mengakibatkan kurangnya ekspresi muka serta mimic muka. Disamping itu, kulit muka seperti berminyak dan ludah suka keluar dari mulut karena berkurangnya gerak menelan ludah. e. Mikrografia Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini f. Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson) Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan.



g. Bicara monoton Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume suara halus ( suara bisikan ) yang lambat h. Dimensia Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit kognitif. i. Gangguan behavioral Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup. j. Gejala Lain Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya (tanda Myerson positif)



B. GEJALA NON MOTORIK a. Disfungsi otonom 1) Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan hipotensi ortostatik. 2)        Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic 3)        Pengeluaran urin yang banyak 4)        Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat seksual, perilaku, orgasme. b. Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi c.  Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat d.  Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia) e. Gangguan sensasi, 1) kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna,



2)        penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan 3)        berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau ( microsmia atau anosmia), H. KOMPLIKASI Menurut Deem Steven, 2007 Komplikasi Parkinson adalah 1. Gangguan motorik 2.



Kerusakan berjalan, keseimbangan dan postur.



3.



Gangguan autonom



4.



Dimensia



5. Depresi Adapun komplikasi lain dari Parkinson adalah sebagai berikut : 1. . Infeksi saluran perkemihan 2.  Gangguan fungsi pernafasan 3. Gangguan okulomotorius (pandangan yang kabur) 4.   Kelelahan dan nyeri 5.   Kekurangan nutrisi 6. Sulit BAB 7.  Dementia (pikun) 8. Kekakuan otot tenggorokan



9. Hipoglikemia 10.  Kematian



BAB II PEMBAHASAN



A. DIAGNOSIS Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada setiap kunjungan penderita : 1. Tekanan darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk mendeteksi hipotensi ortostatik. 2. Menilai respons terhadap stress ringan, misalnya berdiri dengan tangan diekstensikan, menghitung surut dari angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang san gat, berarti belum berespon terhadap medikasi. 3. Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran-lingkaran konsentris dengan tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan waktu follow up berikutnya. 4. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan kelemahan otot. 5. Deficit



perawatan



diri



yang



berhubungan



dengan



kelemahan



neuromuscular, menurunnya kekuatan, kehilangan control oto/koordinasi. 6. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) yang berhubungan dengan medikasi dan penurunan aktivitas. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan tremor, perlambatan dalam proses makan, kesulitan mengunyah, dan menelan. 7. Kekurangan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara, perlambatan bicara, ketidakmampuan menggerak otot-otot wajah. 8. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena perkembangan peyakit.



9. Deficit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi prosedur perawatan rumah yang tidak adekuat.



B. TATA LAKSANA Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul. Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obatobatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas, dan slowness. Perawatan



pada



penderita



penyakit



parkinson



bertujuan



untuk



memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan kegiatan seharihari.



C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC DIAGNOSIS BANDING • Tremor esensial • Penyakit Bingswanger



• Hidrosefalus bertekanan normal • Progresif supranuklear palsi • Degenerasi striatonigra • Depresi hipokinetik (anergik) • Parkinsonism akibat pengaruh obat-obatan



PHARMACIS’T PATIENT DATA BASE IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Ny. IN Jenis Kelamin : Perempuan No RM : 17-04-13 Ruang : Umur : 46 Tahun



BB/TB : 43Kg/150cm Tanggal MRS : Diagnosa : Parkinson Disease Alergi : SUBJEKTIF a) Keluhan Utama : berjalan sulit berhenti, sering gemetaran jika istirahat. b) Riwayat Penyakit Sekarang : berjalan sulit berhenti, sering gemetaran jika istirahat. c) Riwayat Penyakit Terdahulu : d) Riwayat Penyakit Keluarga : e) Riwayat Sosial : f) Riwayat Pengobatan : Terapi Terapi Parenteral



Terapi Oral



Aturan Pakai



17/4



18/4



19/4



Inj Kalmeco(iv) drip



3 x 1 amp











-



Inj Ranitidin



2 x 50 mg











-



Inj Metilprednisolon



2 x 62,5 mg











-



KSR



3 x 600 mg











-



3 x 2 mg











-



Levaside



2x1















RL



20 tpm















THP



IVFD



OBYEKTIF a) Pemeriksaan Fisi: b) Pemeriksaan Laboratorium Parameter Hb Leukosit



Nilai Normal 17/4 12-16



9,5



3200-10000 5200



Keterangan Anemia Normal



Ht



35-45



28



Anemia



RBC



3,8-5,8



4,5



Normal



Trombosit



170000-380000243000



Normal



MCV



80-100



62,7



Anemia



MCH



28-34



21,1



Anemia



MCHC



32-36



33,6



Normal



RDW



10-15



14,9



Normal



MPV



6,5-11



10,4



Normal



Albumin



3,5-5



2,87



Hipoalbumin



Globulin



2,3-3,2



4,41



Normal



SGOT



5-35



18



Normal



SGPT



5-35



15



Normal



Ureum darah



15-40



21,8



Normal



Cr darah



0,5-1,5



0,74



Normal



As. Urat



2,3-6,6



2,9



Normal



GDS