Laporan Praktikum Farmasi Rumah Sakit Kelompok 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI RUMAH SAKIT PERTEMUAN XI ASUHAN KEFARMASIAN ( DRUG RELATED PROBLEMS )



“ Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum Farmasi Rumah Sakit” Dosen Pengampu : apt. Anis Dwi Kristiyowati, M.Farm



Disusun oleh : Kelompok III ( 04FARP003) Nurfadilah



191040400198



Ros Juwita Zai



191040400182



Dita Pratiwi



191040400220



Chofifah Hanu



191040400176



Putri Nur Umaroh



191040400199



PROGRAM STUDI DIII FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSDA TANGERANG 2021



A. Soal Kasus dan Penyelesaiannya Kasus 1 : Tn. Adi menderita flu, dengan gejala demam plus sakit kepala, petugas kesehatan memberikan beberapa obat: parasetamol (sebagai obat sakit kepala + demam), Tremenza (sebagai obat Flu), dan amoksisilin (antibiotik untuk membunuh bakteri). Penyelesaian : A. Subject Tn. Adi ( Pria ) 1. Past Medical History : a. Flu b. Demam c. Sakit Kepala 2. Medication History ( Dosis tidak dicantumkan ) a. Paracetamol ( Acetaminophen 500mg ) b. Tremenza ( Pseudoephedrine HCl 60mg dan Triprolidine HCl 2.5mg) c. Amoxicillin B. Object (Tidak Ada) C. Assesment Pasien menderita flu, dengan gejala demam dan sakit kepala. Parasetamol (dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk menurunkan demam dan meredakan sakit kepala. Tremenza ( dosis tidak dicantumkan ) digunakan untuk meredakan flu. Amoksisilin tidak diperlukan karena tidak semua penyakit flu, demam dan sakit kepala harus menggunakan antibiotik karena kerja dari antibiotik hanya untuk membunuh bakteri tidak untuk menyembuhkan penyakit. Demam tidak diketahui berapa lama dialami D. Plan Tujuan terapi yang ingin dicapai dalam pengobatan adalah meredakan flu, menurunkan demam serta meredakan sakit kepala. a. Paracetamol ( Acetaminophen 500mg ) Dosis terapi yang biasa digunakan 500mg diminum 4-6 jam sekali. Obat diminum setelah makan b. Tremenza ( Pseudoephedrine HCl 60mg dan Triprolidine HCl 2.5mg) Dosis yang biasa digunakan untuk dewasa 1 tablet 3-4 kali sehari. Obat diminum setelah makan.



E. Drug Relate Problems (DRPs) dalam Kasus 1 Pasien dengan keluhan flu, demam, dan sakit kepala dalam kasus ini pasien menerima 3 macam obat dalam pengobatannya. Adapun analisis DRP antara lain 1. Indikasi tanpa obat Tidak ada indikasi tanpa obat 2. Obat tanpa indikasi Adanya penggunaan amoksisilin (antibiotik). Karena tidak semua penyakit flu, demam dan sakit kepala mengharuskan penggunaan antibiotik. Karena,amoksisilin digunakan untuk membunuh kuman, tidak untuk menyembuhkan penyakit. 3. Pemilihan obat yang salah a. Belum diperlukannya antibiotic b. Harusnya disertakan dengan penunjang lain (hasil lab) untuk mengetahui apakah pasien tersebut terinfeksi virus atau bakteri, supaya pemilihan antibiotik atau obat lain lebih tepat 4. Dosis subterapi Dosis obat tidak diketahui dalam kasus, sehingga tidak adanya dosis subterapi 5. Gagal dalam menerima obat Pasien tidak mengalami kesulitan menerima obat, sehingga tidak adanya kegagalan dalam menerima obat 6. Over Dosis Dosis obat tidak diketahui dalam kasus, sehingga tidak memungkinkan terjadi over dosis 7. Reaksi obat merugikan Tidak adanya reaksi obat yang merugikan pasien. 8. Interaksi obat Tidak ada interaksi antar obat yang digunakan dalam pengobatan Kasus 2 : Ibu sany menderita batuk, flu, dan demam, obat yang dikonsumsi Tuzalos dengan aturan pakai 3 x sehari 1 tablet, dan sanmol tablet 500 mg dengan aturan pakai 3 x sehari 1 tablet Penyelesaian : A. Subject Ibu Sany (wanita) 1. Past Medical History a. Batuk b. Flu c. Demam 2. Medication History



a. Tuzalos ( Acetaminophen 500mg, Dextromethorpham HBr 10mg, Phenylpropanolamine HCl 15mg, Chlorpheniramine Maleate 1mg ) b. Sanmol 500mg ( Acetaminophen 500mg ) B. Object (Tidak ada) C. Assesment Pasien menderita batuk, flu, dan demam. Tuzalos digunakan sebagai pereda flu dan batuk dengan aturan pakai 3 x sehari 1 tablet. Sanmol 500mg digunakan sebagai penurun demam dengan aturan pakai 3 x sehari 1 tablet. Adanya duplikasi obat karna tuzalos berindikasi untuk flu, batuk, dan demam. Sehingga tidak diperlukannya sanmol 500mg untuk meredakan demam dalam pengobatan. D. Plan Tujuan terapi yang ingin dicapai dalam pengobatan adalah meredakan flu dan batuk, serta menurunkan demam. a. Tuzalos (Acetaminophen 500mg, Dextromethorpham HBr 10mg, Phenylpropanolamine HCl 15mg, Chlorpheniramine Maleate 1mg ) Dosis terapi yang biasa digunakan untuk dewasa 3 x sehari 1 tablet. Obat diminum sesudah makan. E. Drug Related Problem dalam kasus 2 Pasien dengan keluhan flu, batuk, dan demam dalam kasus ini pasien menerima 2 macam obat dalam pengobatannya. Adapun analisis DRP antara lain : 1. Indikasi tanpa obat Tidak adanya indikasi tanpa obat 2. Obat tanpa indikasi Tidak adanya pengobatan tanpa indikasi 3. Pemilihan obat yang salah Tidak adanya pemilihan obat yang salah 4. Dosis subterapi Dosis obat yang tertera dalam kasus adalah dosis terapi obat yang biasa digunakan, sehingga tidak adanya dosis subterapi. 5. Gagal dalam menerima obat Pasien tidak mengalami kesulitan menerima obat, sehingga tidak adanya kegagalan dalam menerima obat.



6. Over Dosis Dosis obat yang tertera dalam kasus adalah dosis terapi obat yang biasa digunakan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya overdosis 7. Reaksi obat merugikan Tidak adanya reaksi obat yang merugikan pasien 8. Interaksi obat Obat yang digunakan hanya 1 (satu) macam obat. Sehingga tidak memungkinkan terjadinya interaksi obat B. Kesimpulan Drug Related Problems merupakan kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman pasien akibat atau diduga akibat terapi obat sehingga kenyataannya akan dapat menggangggu keberhasilan penyembuhan yang diharapkan. DRPs selain merugikan pasien juga dapat menghambat keberhasilan suatu terapi. DRPs dapat berupa masalah aktual maupun potensial. DRPSs aktual adalah problem atau masalah yang sudah terjadi pada pasien, dan farmasis harus berusaha menyelesaikannya. Sedangkan DRPs potensial adalah suatu problem atau masalah yang mungkin terjadi, suatu risiko yang dapat berkembang pada pasien jika farmasis tidak melakukan suatu tindakan untuk mencegahnya. Klasifikasi DRPs Strand, et al., (1990) mengklasifikasikan DRPs menjadi 8 kategori besar: a. Pasien mempunyai kondisi medis yang membutuhkan terapi obat tetapi pasien tidak mendapatkan obat untuk indikasi tersebut. b. Pasien mempunyai kondisi medis dan menerima obat yang tidak mempunyai indikasi medis yang valid. c. Pasien mempunyai kondisi medis tetapi mendapatkan obat yang tidak aman, tidak paling efektif, dan kontraindikasi dengan pasien tersebut. d. Pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benar tetapi dosis Obat tersebut kurang. e. Pasien mempunyai kondisi medis dan mendapatkan obat yang benar tetapi dosis obat tersebut lebih. f. Pasien mempunyai kondisi medis akibat dari reaksi obat yang merugikan. g. Pasien mempunyai kondisi medis akibat interaksi obat obat, obat makanan, obat hasil laboratorium. h. Pasien mempunyai kondisi medis tetapi tidak mendapatkan obat yang diresepkan.



Adapun kategori dprs: a. Membutuhkan obat tambahan b. Menerima obat tanpa indikasi yang sesuai atau tidak perlu obat



c. d. e. f.



Menerima obat yang salah Dosis terlalu kecil Pasien mengalami adverse drug reaction Pasien mengalami kondisi keadaan yang tidak diinginkan akibat tidak minum obat secara benar (Non Compliance) g. Dosis terlalu besar .