Laporan Praktikum Fisio Blok 8 - D6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PEREDARAN DARAH TEPI



Kelompok D6



1. Richard Agung Priasmoro (102017170) ________ 2. Catharina Sekar Kinanthi (102017219) ________ 3. Riani Setiadi (102017191) ________ 4. Rachel Filia Anjani Fakdawer (102017120) ________ 5. Tania Larasati (102017066) ________ 6. Muhammad Chandrika Rizky (102017045) ________ 7.Cindy Nafriani (102014277) ________ 8. Ayu Sofiana Untung (102016248) ________ 9. Jebsa Beypi (102016198) ________



Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 Telepon: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731 2015



I.



Tujuan Mahasiswa mampu mengetahui peredaran darah tepi dan membandingkan setiap hasil yang diperoleh dari perlakuan yang berbeda terhadap tekanan darah seseorang.



II.



Alat yang diperlukan



III.







Sfigmomanometer







waskom: Berisi air panas 45oC







Jarum suntik yang disteril







Mistar



Langkah kerja



I.



PEREDARAN DARAH VENA



A. Pembuluh darah vena lengan bawah 1. Pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena lengan bawah yang terlihat jelas. 2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut. 3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang mengembang. 4. Pilihlah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah perifer dengan perlahan-lahan. 5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang. 6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena yang kosong itu. 7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut. 8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-katupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.



B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena



1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lurus ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah. 2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan saudara. 3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua punggung tangan tersebut.



C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena 1. Memasang manset sfigmomanomater pada lengan atas kanan orang percobaan yang berbaring telentang. 2. Mengangkat lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan memompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di bawah tekanan diastolic (50-60 mmHg) untuk membendung vena. 3. Mencatat lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang percobaan. 4. Mengulangi sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, menggerakkan otot-otot lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanak 10 atau 20 kali. 5. Mencatat lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena seperti pada sub 3.



D. Pengukuran Tekanan Darah Vena Dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner) 1. Orang percobaan berbaring telentang di meja praktikum dengan menggantungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di punggung lengan tersebut terisi dan mengembang. 2. Mengangkat lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas sehingga vena di punggung tangannya tetap mengosong. 3. Mengukur jarak vertikel (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis jaunting. Jarak ini menunjukkan besar tekanan darah vena punggung tangan dalam cm darah. 4. Mengulangi sub 1 sampai sub 3 dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat setinggi-tingginya.



5. Mengulangi sub1 sampai dengan sub 3 pada orang percobaan melakukan tindakan Valsalva. 6. Mengulangi sub 1 sampai dengan sub 3 pada orang percobaan yyang sama tetapi pada sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah. 7. Menerangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan darah vena di atas. Letak katup trikuspidalis jantung: pada orang yang berbaring telentang : kira-kira dipertengahan jarak antara meja dan sternum pada orang yang berdiri : pada sternum di ruang interkostal ke-4.



II.



PEREDARAN DARAH KULIT



A. Vasodilatasi aktif kapiler 1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 450C. 2. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang percobaan. 3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan ornag percobaan tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sam pai 150-175 mmHg dan masukkanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air panas 450C selama 3 menit. 4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah. 5. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan tekanan pada manset. 6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan tangan bawah



B. Vasodilatasi pasif kapiler 1. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan(obsturksi). 2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam air panas 450C selam 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air panas dan yang tidak. 3. Hilangkan tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit. C. Tes Peninggian tekanan darah dengan pendinginan (cold-pressor test) 1 Mintalah pasien simulasi berbaring telentang dengan tenang selama 20 menit



2. selama menunggu pasanglah manset sfignomanometer pada lengan kanan atas pasien simulasi 3. Setelah PS berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai terdapat hasil yang sama 3 kali (tekanan basal) 4. Tanpa membuka manset suruhlah PS mencelupkan tangan kirinya ke dalam air es (4oC) sampai pergelangan tangan. 5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya. 6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah PS selama pendinginan. Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka PS termasuk golongan hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah PS masih dibawah angka tersebut diatas, maka PS termasuk golongan hiporeaktor 7. Suruhlah PS segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan basal. 8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, latihan dapat dilakukan 2 kali.



IV.



Hasil Percobaan dan Pembahasan



I.



PEREDARAN DARAH VENA



A. Pembuluh darah vena lengan bawah Hasil percobaan akan dilampirkan. Saat menghambat aliran balik vena dengan menekan salah satu vena, pembuluh vena akan mengembang dan membesar. Saat darah yang berada pada vena tersebut didorong ke arah perifer, maka darah akan mendorong dinding vena dan katup vena akan terlihat akibat dari pendorongan vena ke arah perifer. Efek katup vena pada aliran balik vena, vasokonstriksi vena mendorong darah ke arah jantung namun apabila suatu saluran berisi cairan dibagian tengah didorong, maka cairan akan terdorong ke dua arah dari titik penekanan seperti pada saat sedang mengosongkan sebagian vena yang ada pada tangan sehingga darah hanya dapat terdorong ke arah depan karena vena-vena besar diperlengkapi dengan katup-katup satu arah yang memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung, tetapi mencegah darah mengalir kembali ke jaringan.



B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena Tangan



Kanan



Warna kulit telapak Pengembangan tangan



punggung tangan



Pucat



Tidak mengembang



Biasa (normal )



Lebih mengembang



vena



(diangkat) Kiri



Pada posisi berdiri, tekanan vena di bagian – bagian tubuh diatas jantung menurun oleh gaya gravitasi. Lengan kanan yang diangkat setinggi-tingginya menyebabkan warna lengan menjadi putih pucat karena aliran darah arteri dari jantung kurang mencukupi atau aliran menjadi lambat karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, sehingga terjadi penimbunan darah di vena-vena yang melebar, dan aliran balik vena berkurang. Tangan kiri yang diturunkan sepenuhnya searah dengan gravitasi dan dipengaruhi gravitasi total namun berlawanan arah dengan aliran balik vena sehingga darah menimbun di sekitar telapak tangan dan jari-jari sedangkan pada tangan kanan yang melawan gravitasi namun searah dengan aliran balik vena sehingga aliran darah kembali ke jantung lancar dan tidak ada penimbunan darah.



C. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena Waktu pengisisan pembuluh darah vena mulai dari akhir pemompaan menset sampai tampak jelas pengembangan salah satu vena dipunggung tangan tercatat 23 detik yakni pada saat tekanan diastolik 50-60 mmHg. Kemudian dilakukan pemompaan kembali dan OP menggerakan otot-otot lengan bawah untuk membuka jalan vena dengan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanayak ± 10 kali tampak pengembangan vena pada waktu 13 detik. Pada posisi berbaring telentang manset dipompa dengan cepat dibawah tekanan diastolik (kurang lebih 50-60 mmHg) untuk membendung vena selama 23 detik. Kemudian dilakukan lagi percobaan, tetapi tangan orang percobaan diangkat setelah melakukan pemompaan dan lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 20 kali. Terlihat waktu pengisian vena adalah 13 detik. Karena tidak ada kerja otot, sehingga darah yang dipompakan sedikit sedangkan dengan kerja otot darah yang dipompakan lebih banyak dan pengumpulan darah divena lebih cepat.



D. Pengukuran Tekanan Darah Vena Dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner) Jarak vertikel antara vena yang mengosong di punggung tangan dan katup trikuspidalis jantung adalah 10cm. Hasil tekanan darah pada keadaan telentang, tungkainya diangkat setinggi-tinggi, tindakan Valsalva dan sikap berdiri ditunjukkan dalam tabel di bawah. Posisi



Tekanan Darah Vena



Berbaring telentang



50 cmH2O



Berbaring telentang dengan kedua



33 cmH2O



tungkai diangkat setinggi-tingginya Tindakan Valsalva



49 cmH2O



Sikap berdiri



29 cmH2O



Pada percobaan pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner) pada keadaan berbaring telentang, tekanan venous tidak dipengaruhi apa-apa. Pada keadaan berbaring telentang dengan kedua-dua tungkai diangkat setinggi-tingginya karena bantuan gravitasi membantu venous return ke bawah sehingga diangkat 40cm vena sudah kosong. Pada tindakan valsalva dengan mengedam nafas, inspirasi ditahan. Inspirasi akan meningkatkan venous return. Inspirasi yang ditahan akan mengurangi venous return. Posisi berdiri akan menurunkan venous return karena aliran darah di vena harus melawan gravitasi 30 PEREDARAN DARAH KULIT A. Vasodilatasi aktif kapiler -



-



-



Awal (sebelum oklusi dan obstruksi) a. Telapak tangan



: warna merah mudah merata



b. Lengan



: warna kuning langsat



Saat oklusi dan obstruksi a. Telapak tangan



: warna pucat dan pada ujung-ujung jari berwarna ungu



b. Lengan



: warna lebih pucat



Setelah oklusi dan obstruksi a. Telapak tangan



: warna lebih merah



b. Lengan



: warna lebih merah



B. Vasodilatasi pasif kapiler -



-



-



Sebelum oklusi dan obstruksi a. Telapak tangan



: warna merah mudah



b. Lengan



: warna kuning langsat



Saat oklusi dan obstruksi a. Telapak tangan



: warna lebih merah



b. Lengan



: warna lebih pucat dan terlihat vena menonjol



Setelah oklusi dan obstruksi c. Telapak tangan



: warna pucat



d. Lengan



: warna kuning langsat dan tonjolan vena menghilang



Pembahasan vasodilatasi aktif dan pasif kapiler Pemompaan manset sampai 150- 175 mmHg pada lengan atas OP menyebabkan aliran darah (peredaran darah arteri, vena, dan kapiler) OP terhambat. Tidak ada suplai oksigen ke bagian lengan dan telapak tangan. Hal itu menyebabkan perubahan fisik yang ditandai dengan perubahan warna kulit telapak tangan dan lengan menjadi lebih pucat dan putih. Setelah oklusi, telapak tangan dan lengan berwarna merah. Hal itu disebabkan oleh panas yang menyebabkan vasodilatasi arteriol lokal. Pemompaan manset sampai 500 menyebabkan aliran darah kapiler terhambat.. Kapiler merupakan pembuluh ideal untuk difusi yakni kapiler meminimalkan jarak difusi, sementara memaksimalkan luas permukaan dan waktu yang tersedia untuk pertukaran. Kompres panas akan mengakibatkan pembuluh darah kapiler mengalami vasodilatasi sebagai pengaruh fisik local akibat adanya stimulus panas yang bermanfaat untuk meningkatkan aliran darah ke suatu daerah. Oklusi juga dapat membantu pembuluh darah dalam mengalami vasodilatasi setelah oklusi dilepaskan. Pada percobaan dilihat bahwa tangan OP sewaktu berada di dalam air panas, tangannya berubah menjadi lebih merah, dan sewaktu tangan tangan OP keluar dari air panas awalnya berwarna lebih merah kemudian berubah lagi menjadi warna kulit normal setelah panas tersebut hilang dari tangannya yang direndam air panas. Tetapi pada



percobaan vasodilatasi pasif kapiler reaksi yang terjadi (perubahan warna kulit tidak secepat pada reaksi pertama karena aliran darah tidak dihambat secara tiba-tiba.



C. Hasil dan pembahasan percobaan tekanan darah dengan pendinginan Tekanan basal : 120/70 Detik ke 30 : 100/65 Detik ke 60 : 100/60 Setiap 2 menit : 110/65, 110/70, 120/70. PS butuh waktu 6 menit untuk kembali ke tekanan basal



Pada percobaan ini ditemukan bahwa PS termasuk golongan hiporeaktor. Rangsangan dingin pada tangan menyebabkan munculnya respon saraf simpatis untuk menghasilkan vasokonstriksi untuk menjaga suhu tubuh agar tidak hilang. Akibatnya, tekanan darah akan mengalami kenaikan. Namun, pada kondisi normal, kenaikan yang terjadi tidak akan melebihi 20 mmhg pada sistol dan 15 mmhg pada diastole. Apabila tekanan darah naik melebihi batas tersebut, maka dapat dikatakan orang tersebut mengalami hipereaksi.



Kesimpulan Kesimpulan dari percobaan ini adalah aliran balik vena dipengaruhi oleh pengaruh gravitasi dan kontraksi otot rangka pada ekstremitas. Tekanan vena akan meningkat apabila aliran darha vena dihambat. Vasodilatasi kapiler dapat disebabkan oleh hambatan vena dan peningkatan suhu lingkungan.



Daftar Pustaka 1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisis ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2011. 2. Ganong, William F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002. 3. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006.



LAMPIRAN