Laporan Praktikum Fisiologi Diuresis A-9 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • alya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI : DIURESIS



Disusun oleh KELOMPOK A – 9 Arki Farros (1102015035) Agami Zulaiho T (1102016010) Azizah (1102016040) Baiq Dwi P (1102016041) Elvira Eldysta (1102016060) Fanny Domingga (1102016064) Fiona Salfadilla (1102016073) Ichsan Maulana (1102016086) Megan Grishelda P (1102016116)



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2016/2017



HOMEOSTASIS dan IMBANGAN CAIRAN 1. TUJUAN Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami: 1. Konsep homeostasis dan imbangan cairan 2. Mekanisme umpan balik negatif yang mendasari homeostasis 3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh ADH (Mencakup Rangsang → Reseptor → Jaras Aferen → Pusat → Jaras Aferen → Efektor → Efek)



2. ALAT YANG DIPERLUKAN



1. Air 1 Liter 2. Air Teh 300 cc 3. Air Gula 300 cc 4. Gelas plastik penampung urine ukuran 250 cc 5. Gelas ukur 6. Multistix 7. Jam 8. Timbangan badan 9. Sfigmanometer air raksa 10. Tisu, Sarung tangan 11. Ergometer sepeda (Monark) 12. Stopwatch 13. Heart Rate Monitor 14. Pakaian dan sepatu olahraga (Untuk perlakuan D)



3. TATA KERJA 1. Golongan A/B masing - masing dibagi menjadi 10 kelompok (8 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol). Mahasiswa akan melaksanakan 4 macam perlakuan, masing - masing perlakuan dilaksanakan oleh 2 kelompok 2. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (O.P.) dengan kriteria jenis kelamin Laki - Laki, sehat, berat badan, usia, dan keadaan hidrasi dalam kisaran rata - rata golongan (A/B) 3. Pagi hari O.P. minum air sekitar 2 - 3 gelas. Pk. 11.00 O.P. makan siang + minum di bagian Ilmu Faal. 4. Pukul 12.00 O.P. ditimbang berat badannya 5. Kemudian O.P. buang air kecil (B.A.K.) dan menampung urinnya. Selanjutnya O.P. menjalani rangkaian pemeriksaan berupa:  Penimbangan berat badan (Usahakan O.P. menggunakan pakaian dan sepatu yang sama selama percobaan berlangsung)  Pengukuran tekanan darah lengan kanan dalam posisi duduk  Pengukuran volume urine menggunakan gelas ukur  Pengukuran Berat Jenis (BJ), pH dan kadar glukosa dengan menggunakan multistix. (Cara menggunakan multistix dapat dilihat pada petunjuk di botol multistix) Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-Pra. 6. Pukul 13.00 O.P. Buang air kecil dan menjalani ragkaian pemeriksaan yang sama dengan no. 5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0. 7. O.P. Menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D, sesuai tata cara 8. Setelah perlakuan, O.P. Buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan sesuai no. 5 pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120. 9. Setelah menjalani masing - masing perlakuan, O.P. tidak dperkenankan makan dan minum, serta aktivitas fisik minimal saja. P-Diur 1: Mengapa aktivitas fisik O.P. dibatasi minimal?



PERLAKUAN A MINUM AIR 1. Setelah menampung U-Pra, dan U-0, O.P. minum 1 liter air, dalam waktu kurang dari 10 menit P-Diur 2: Apa maksud pemberian minum 1 liter? 2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, O.P. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8. P-Diur 3:Apa efek yang diharapkan terjadi?



PERLAKUAN B MINUM AIR TEH 1. Setelah menampung U-Pra, dan U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari 10 menit. 2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, O.P. Buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8. P-Diur 4: Apa efek yang diharapkan terjadi?



PERLAKUAN C MINUM AIR GULA 1. Setelah menampun U-Pra, dan U-0, O.P. minum 300 cc air gula, dalam waktu kurang dari 10 menit. 2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, O.P. Buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8. P-Diur 5: Apa efek yang diharapkan terjadi?



PERLAKUAN D ANAEROBIC EXCERCISE (OLAHRAGA ANAEROBIK) 1. Setelah menampung U-Pra, dan U-0, O.P. minum 300 cc air, dalam waktu kurang dari 10 menit. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi (Menggunakan heart rate monitor) 2. O.P. melakukan pemanasan mengayuh sepeda selama 5 - 10 menit dengan cara selang - seling 30" kayuhan maksimal dengan bebean dan 30" istirahat (Pemberian beban dilakukn oleh pembimbing). Pemanasan dilakukan sampai denyuk nadi O.P. mencapai ± 150/menit. Denyut nadi pemanasan dicatat. 3. Setelah selesai pemanasan, O.P. istirahat 3 - 5 menit. 4. O.P. mulai mengayuh hingga mencapai kecepatan maksimal, setelah itu anaerobic excercise dimulai dengan cara meningkatkan beban hingga maksimal sambil tetap mempertahankan kayuhan maksimal (Dibutuhkan waktu 3 - 4 detik untuk mencapai kecepatan dan beban maksimal) Kemudian O.P. Mengayuh dengan beban dan kecepatan maksimal selama



30 detik. Setelah selesai anaerobic excercise, dilakukan pencatatan denyut nadi. 5. Pendinginan dilakukan dengan cara mengayuh sepeda kecepatan dan beban rendah selama 2 - 3 menit. 6. Tiga puluh menit setelah selesai anaerobic excercise, O.P. Buang air kecil dan melakukan ragkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang dijelaskan pada tata kerja nomor 8. 7. Tiga puluh menit setelah selesai minum, O.P. Buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 8. P-Diur 6: Apa efek yang diharapkan terjadi?



E. KONTROL 1. Setelah menampung U-pra, dan U-0, o.p. tidak menjalani perlakuan apapun. 2. Tiga puluh menit setelah b.a.k untuk U-0, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tatacara yang telah dijelaskan pada tatakerja nomor 8.



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM DIURESIS Nama O.P Tahap



: Megan Grishelda : Control



Tanggal praktikum Berat Badan



: 22Feb 2017 : 39 kg



Waktu pengambilan



Volume urine (ml)



Berat Jenis



Warna



pH



Glukosa



BeratB adan (kg)



Tekanan Darah (mmHg)



15.37



25



1,030



Kuning



6



(-)



39



100/60



16.25



15



1,030



Kuning



6,5



39



110/60



Volume Urine total



40



U-pra U-30



Nama O.P



: Fanny Domingga



(-)



Tanggal praktikum



: 22 Feb 2017



Tahap



: Air putih



Berat Badan



Waktu pengambilan



Volume urine (ml)



Berat Jenis



15.47



150



16.29



150



Volume Urine total



300



U-pra U-30



Nama O.P Tahap



U-pra U-30



Warna



pH



1,010



Kuning pucat



6,5



1,005



Kuning pucat



6



: Elvira Eldysta : Air teh Berat Jenis



Warna



pH



15.37



2,5



1,025



Kuning



6,5



16.32



5



1,020



Kuning



6



: Ichsan Maulana : Air gula Bera tJenis



15.37



200



16.35



150



Volume Urine total



350



Nama O.P Tahap



pH



1,005



Kuning Bening



6



1,010



Kuning Bening



6



(-)



Glukosa



(-) (-)



: Arky Farros Tanggal praktikum : Air putih & exercise Berat Badan Volume urine (ml)



Berat Jenis



15.37



40



1,030



16.30



30



1,015



Volume Urine total



70



U-30



Glukosa



(-)



Warna



Waktu pengambilan



U-pra



JAWABAN



49



90/70



49



90/70



: 22 Feb 2017 : 46 kg Berat Badan (kg)



Tekanan Darah (mmHg)



46



100/60



46



100/60



Tanggal praktikum Berat Badan



Volume urine (ml)



U-30



Tekanan Darah (mmHg)



7,5



Waktu pengambilan



U-pra



(-)



Berat Badan (kg)



Tanggal praktikum BeratBadan



Volume urine (ml)



Nama O.P Tahap



Glukosa



(-)



Waktu pengambilan



Volume Urine total



: 49 kg



Warna



pH



Kuning pekat Kuning



9 6



(-)



Berat Badan (kg)



Tekanan Darah (mmHg)



51



100/70



50



100/70



: 22 Feb 2017 : 69 kg



Glukosa



(-)



: 22 Feb 2017 : 51 kg



Berat Badan (kg)



Tekanan Darah (mmHg)



69



110/70



68



110/60



1. Mengapa aktivitas fisik o.p. dibatasi minimal ? (Tata Kerja) Karena apabila aktivitas fisik yang berlebihan dapat mempengaruhi hasil yang didapat menjadi tidak akurat. Aktivitas yang berlebihan dapat mempengaruhi urine yang dikeluarkan, meliputi jumlah urine serta kandungan mineral yang dikandungnya. Aktivitas fisik juga dibatasi untuk melihat perubahan-perubahan pada variable-variablenya. Sebagai contoh, apabila o.p. melakukan aktivitas fisik sebentar, urine yang dikeluarkan jumlahnya lebih banyak disbanding o.p. yang melakukan akivitas fisik yang lebih lama. Sama dengan glukosa dan pH, jika jumlah glukosa dan pH pada urine o.p. yang melakukan aktivitas sebentar akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah glukosa dan pH pada o.p. yang melakukan aktivitas fisik lama. 2. Apa maksud pemberian minum 1 liter air ? (Perlakuan A) Pemberian minum 1 liter air bertujuan untuk meningkatkan jumlah urine yang akan dikeluarkan. Sehingga dengan pemberian minum 1 liter ini kita dapat membuktikan homeostasis dalam tubuh. 3. Apa efek yang diharapkan terjadi ? (Perlakuan A) Tentunya efek yang diharapkan terjadi adalah peningkatannya jumlah urine o.p. Volume urine yang dihasilkan memang seharusnya meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa terjadi proses homeostasis, dimana jumlah air yang masuk sama dengan jumlah air yang dikeluarkan. Volume urine yang dikeluarkan melalui urine tidak harus sama persis dengan air yang masuk ke dalam tubuh, karena pengeluarannya bias terjadi melalui keringat ataupun pernafasan. 4. Apa efek yang diharapkan terjadi? (Perlakuan B) Efek yang diharapkan terjadi setelah o.p. minum air teh adalah pengurangan jumlah volume air dalam urine, karena teh merupakan diuretic alami bagi tubuh. Serta urine yang dikeluarkan lebih pekat, dan di urine tidak mengandung glukosa. 5. Apaefek yang diharapkanterjadi? (Perlakuan C) Setelah minum air gula sebanyak 300 cc, efek yang diharapkan terjadi adalah volume air dalam urine meningkat karena tubulus ginjal tidak mampu mereabsorpsi air karena air terlalu pekat akibat mengandung gula, urine menjadi lebih pekat, serta bertambahnya kadar glukosa dalam urine. 6. Apa efek yang diharapkan terjadi? (Perlakuan D) Karena o.p. diharuskan untuk melakukan olahraga setelah meminum air sebanyak 300cc, volume urine yang harusnya dikeluarkan sebanyak kurang lebih sebanyak air yang diminum menjadi berkurang. Hal ini terjadi karena setelah olahraga tubuh o.p. akan mengeluarkan cairan melalui keringat serta uap air melalui system pernafasan, sehingga jumlah volume urine pun menjadi berkurang dari yang seharusnya dikeluarkan. DISKUSI Proses reabsorpsi tubular dipengaruhi oleh ADH (Antidiuretic Hormon). Hormon ADH dihasilkan oleh hipotalamus.Hormon ini bekerja untuk menjaga keseimbangan air terutama ketika tubuh kekurangan banyak air. Hormon ADH



dapat meningkatkan permeabilitas epithelium tubulus terhadap air, sehingga akan memperbesar reabsorpsi air dan urin menjadi kental, sedangkan jika ADH yang dikeluarkan sedikit, maka penyerapan air oleh tubulus akan berkurang, sehingga pengeluaran urin encer meningkat. ADH bekerja berlawanan dengan keadaan diuresis, sehingga hormone ini disebut hormone 9 ormone 9 etic. Glukosa diserap kembali di tubulus proksimal, tubulus distal dan lengkung Henle.Sistem renin-angiotensin-aldosteron (Raas) adalah 9ormon 9ormone yang mengatur tekanan darah dan air (cairan) keseimbangan.



KESIMPULAN Dalam praktikum ini kami mempelajari tentang homeostasis tubuh atau keseimbangan tubuh. Homeostasis tubuh dipertahankan dengan pengaturan volume dan osmolaritas cairan ekstrasel. Apabila volume cairan di dalam tubuh meningkat, volume darah serta tekanan darah akan meningkat juga. Di dalam keseimbangan tubuh, asupan cairan kedalam tubuh harus kurang lebih sama dengan cairan yang keluar pula. Bila asupan cairan kedalam tubuh lebih banyak, tubuh akan merespon dengan pengurangan sekresi ADH, dan peningkatan sekresi ANP yang menimbulkan blockade pada sekresi aldosterone. Apabila terjadi, volume cairan akan menurunkan volume darah serta tekanan darah. Karenanya, timbul rangsangan system RAA dan timbul respons berupa pengurangan produksi urine, dan rangsangan haus. Dalam praktikum ini, hasil yang kami dapatkan setelah o.p. diberi minum air teh adalah, pH urine bersifat asam lemah karena pH menunjukan angka 6, serta urine tidak mengandung glukosa. Urine tidak mengandung glukosa karena teh tidak diminum o.p. tidaj mengandung kadar glukosa, tetapi apabila cairan yang dimasukkan mengandung glukosa, glukosa akan di absorpsi di kapsula bowman dan di reabsorpsi lagi tubulus kontortus proksimal. Glukosa dapat mempengaruhi ekskresi urin dengan meningkatkan reabsorpsi air sehingga volume air yang dikeluarkan menurun. Teh sendiri merupakan diuretic alami bagi tubuh, sehingga hormone ADH yang berperan sebagai hormon antidiuretic dikeluarkan lebih banyak. Karena hormone ADH yang dikeluarkan lebih banyak, urin menjadi kental atau pekat. Uji diuresis bertujuan untuk terapi pasien yang memiliki hipertensi, biasanya pasien hipertensi tekanan darahnya akan menurun apabila dilakukan terapi ini.