Praktikum Diuresis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI DIURESIS, HOMEOSTASIS DAN KESEIMBANGAN CAIRAN



Ade Ruslan Ananda Putri Yandika Aqillah Munawwarah K. Camila Irianti Hadi Putri Denis Dida Fahrezzi Fahmi Yudin Fitria Rahma Izzatul Dadang Eryando M Iqbal Abdurrahman H.



(1102019001) (1102019015) (1102019029) (1102019043) (1102019057) (1102019071) (1102019085) (1102019099) (1102019113)



PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2019-2020



Praktikum Diuresis Homeostasis dan Keseimbangan Cairan -



Tujuan : 1. Konsep homeostasis dan imbangan cairan 2. Mekanisme umpan balik negative yang mendasari homeostasis 3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh Anti Diuretik Hormon (ADH). Yang mencakup : Rangsangan > reseptor > jaras aferen > pusat > efektor > efek



-



Alat yang di gunakan : 1. Air 1 liter 2. Air the 300 cc 3. Air gula 300 cc 4. Gelas plastic penampung urine ukuran 250 cc 5. Gelas ukur 6. Multistix 7. Jam 8. Timbangan badan 9. Sfigmomanometer air raksa 10. Tisu, sarung tangan 11. Ergometer sepeda (monark) 12. Stopwatch 13. Heart rate monitor 14. Pakaian dan sepatu olahraga (khusus untuk perlakuan D)



-



Tata kerja : 1. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (o.p) dengan kriteria : jenis kelamin laki- laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaran ratarata golongan (A/B). 2. Pukul 12.00 o.p. ditimbang berat badannya. 3. Kemudian o.p. buang air kecil (b.a.k) dan menampung urinnya. Selajutnya o.p. menjalani rangkaian pemeriksaan berupa :  Penimbang berat badan (usahakan o.p. menggunakan pakaian dan sepatu yang sama selama percobaan berlangsung)  Pengukuran tekanan darah lengan kanan (dalam posisi duduk)  Pengukuran volume urin menggunakan gelas ukur  Pengukuran berat jenis (BJ), pH dan kadar glukosa urin dengan menggunakan multistix. (Cara menggunakan multistix dapat dilihat pada petunjuk di botol multistix) Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pra. 4. Pukul 13.00 o.p. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yang sama dengan no. 3. Hasil pemeriksaan dicatat di formulir laporan baris U-0. 5. O.p. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D, sesuai tata acara (lihat lembar selanjutnya) 6. Setelah perlakuan, o.p. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan sesuai no 4 pada menit ke 15, menit ke- 30, menit ke- 45, dan menit ke 60 menit. Hasil pemeriksaan di catat di formulir laporan baris U-15,U-30,U-45, dan U-60.



7. Setelah menjalani masing – masing perlakuan, o.p. tidak diperkenankan makan dan minum. Serta aktivitas fisik minimal saja. P1. Mengapa aktivitas fisik o.p. dibatasi minimal saja ? Karena apabila aktivitas fisik yang berlebihan dapat mempengaruhi hasil yang didapat menjadi tidak akurat. Aktivitas yang berlebihan dapat mempengaruhi urine yang dikeluarkan, meliputi jumlah urine serta kandungan mineral yang dikandungnya. Aktivitas fisik juga dibatasi untuk melihat perubahan-perubahan pada variablevariablenya. Sebagai contoh, apabila o.p. melakukan aktivitas fisik sebentar, urine yang dikeluarkan jumlahnya lebih banyak dibanding o.p. yang melakukan akivitas fisik yang lebih lama. Sama halnya dengan glukosa dan pH, jumlah glukosa dan pH pada urine o.p. yang melakukan aktivitas sebentar lebih banyak dibanding jumlah glukosa dan pH pada o.p. yang melakukan aktivitas fisik lama.



PERLAKUAN A (MINUM AIR) 1. Setelah menampung U-pra dan U-0, o.p. minum 1 liter air dalam waktu kurang dari 10 menit. P2. Apa maksud pemberian air minum 1 liter ? Pemberian minum 1 liter air bertujuan untuk meningkatkan jumlah urine yang akan dikeluarkan. Sehingga dengan pemberian minum 1 liter ini kita dapat membuktikan homestasis dalam tubuh.



2. Tiga puluh menit setelah minum, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.6. P3. Apa efek yang diharapkan dapat terjadi ? Tentunya efek yang diharapkan terjadi adalah peningkatannya jumlah urine o.p. Volume urine yang dihasilkan memang seharusnya meningkat, hal ini mengindikasikan bahwa terjadi proses homeostasis, dimana jumlah air yang masuk sama dengan jumlah air yang dikeluarkan. Volume urine yang dikeluarkan melalui urine tidak harus sama persis dengan air yang masuk ke dalam tubuh, karena penngeluarannya bisa terjadi melalui keringat ataupun pernafasan.



PERLAKUAN B (MINUM AIR TEH) 1. Setelah menampung U-pra dan U-0, o.p. minum 300 cc air the dalam waktu kurang dari 10 menit. 2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.6. P4. Apa efek yang diharapkan dapat terjadi ? Efek yang diharapkan terjadi setelah o.p. minum air the adalah pengurangan jumlah volume air dalam urine, karena the merupakan diuretic alami bagi tubuh. Serta urine yang dikeluarkan lebih pekat, dan di urine tidak mengandung glukosa.



PERLAKUAN C (MINUM AIR GULA) 1. Setelah menampung U-pra dan U-0, o.p. minum 300 cc air gula dalam waktu kurang dari 10 menit. 2. Tiga puluh menit setelah selesai minum, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.6. P5. Apa efek yang diharapkan dapat terjadi ? Setelah minum air gula sebanyak 300 cc, efek yang diharapkan terjadi adalah volume air dalam urine meningkat karena tubulus ginjal tidak mampu mereabsorpsi air karena air terlalu pekat akibat mengandung gula, urine menjadi lebih pekat, serta bertambahnya kadar glukosa dalam urine.



PERLAKUAN D ANAEROBIC EXERCISE (OLAHRAGA ANAEROBIK) 1. Setelah menampung U-pra dan U-0, o.p. minum 300 cc air dalam waktu kurang dari 10 menit. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi (menggunakan heart rate monitor). 2. O.p. melakukan pemanasan dengan mengayuh depeda selama 5-10 menit dengan cara selang-seling 30” kayuhan maksimal dengan beban fan 30” istirahat (pemberian beban dilakukan oleh pembimbing). Pemanasan dilakukan sampai denyut nadi o.po mencapai ± 150/menit. Denyut nadi pemanasan dicatat. 3. Setelah pemanasan, o.p. istirahat 3-5 menit.



4. O.p. mulai mengayuh hingga mencapai kecepatan maksimal, setelah itu anaerobic exercise dimulai dengan cara mempertahankan kayuhan maksimal (dibutuhkan waktu 3-4 detik untuk mencapai kecepatan dan beban maksimal). Kemudian o.p. mengayuh dengan beban dan kecepatan exercise, dilakukan pencatatan denyut nadi. 5. Pendinginan dilakukan dengan cara mengayuh sepeda kecepatan dan beban rendah selama 2-3 menit. 6. Tiga puluh menit setelah selesai anaerobic exercise, o.p. buang air kecil dan melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja nomor 6.



P6. Apa efek yang diharapkan dapat terjadi ? Karena o.p. diharuskan untuk melakukan olahraga setelah meminum air sebanyak 300cc, volume urine yang harusnya dikeluarkan sebanyak kurang lebih sebanyak air yang diminum menjadi berkurang. Hal ini terjadi karena setelah olahraga tubuh o.p. akan mengeluarkan cairan melalui keringat serta uap air melalui system pernafasan, sehingga jumlah volume urine pun menjadi berkurang dari yang seharusnya dikeluarkan.



E. KONTROL 1. Setelah menampung U-pra dan U-0, o.p. tidak menjalani perlakuan apapun. 2. Tiga puluh menit setelah melakukan b.a.k. untuk U-0, o.p. buang air kecil dan Melakukan rangkaian pemeriksaan sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada Tata kerja no.6.