Laporan Praktikum Membuat Larutan Inayah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MEMBUAT LARUTAN



Disusun Oleh: Nama



: Inayah Putri Emilya



Stambuk



09320220116



Kelas/ Kelompok



: C4/2 (dua)



Asisten (Nur Farhana)



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2022



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untuk memahami sifat-sifatnya. Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksireaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan. Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan disebut campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam atau satu fasehingga tidak dapat diamati bagian bagian



komponen



penyusunnya



meskipun



dengan



menggunakan



mikroskop ultra sekalipun. Larutan terdiri dari dua komponen penting. Komponen tersebut adalah solven atau pelarut dan solut atau zat terlarut. Biasanya komponen solven mengandung jumlah zat terbanyak. Dan komponen solut mengandung jumlah zat yang lebih sedikit. Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit dan larutan elektrolit.(. Muh. Arham Zidiq, 2019)



1.2



Tujuan Percobaan Mempelajari cara membuat larutan dari bahan cair dan bahan padat dengan konsentrasi tertentu.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1



Definisi Larutan Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Larutan gas dibuat dengan mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya. Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarutpadatemperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperature tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh.



Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, daalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan



suatu



zat



bergantung



pada



sifat



zat



itu,



molekul



pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen. Yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain. Pembuatan larutan banyak aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ketika kita ingin membuat teh manis. Kita menambahkan gula ke dalam air dan kemudian tambahkan teh serta mengaduknya. Ternyata air teh tersebut masih terasa manis, kmudian kita menambahkan lagi air ke dalamnya. Sehingga air teh yang tadinya kental atau pekat dan manis



sekali



menjadi



lebih



encer



dan



rasa



manisnya



sedang.



Mencampurkan air, teh dan gula merupakan contoh pembuatan larutan dan campuran itu disebut larutan sedangkan penambahan air ke dalam air teh yang manis dinamakan pengenceran. Dan kekentalan atau kepekatannya disebut konsentrasi atau Molaritas. Jadi, larutan adalah suatu system homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Larutan akan terjadi jika atom, molekul atau dari suatu zat semuanya terdispersi. Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (zat terlarut) yang disebut solute dan pelarut yang dinamakan solvent. Solvent atau pelarut merupakan senyawa dalam jumlah yang lebih besar sedangkan senyawa dalam jumlah yang lebih sedikit disebut solute atau zat terlarut.(Muh. Munawwarah Mukhtar, 2019) Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar membentuk dua fase.



Sifat dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Sebagai contoh, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel garam yang larut. Demikian pula rasa manis dari larutan gula akan bertambah seiring bertambahnya jumlah partikel gula yang larut. Namun demikian, ada bebeapa sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Ke dalam dua wadah yang masingmasing berisi 1 L air ditambahkan gula ke wadah yang satu dan garam ke wadah lainnya jumlah partikel yang sama. Hasil pengukuran dari masingmasing larutan menunjukan bahwa kedua larutan tersebut ternyata memiliki nilai penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku yang sama relatif terhadap pelarut air. Pengukuran dengan osmometer menunjukkan bahwa kedua larutan garam dan gula tersebut juga mempunyai tekanan osmosis yang sama. Sifat larutan yaitu penurunan teknan uap (∆P), kenaikan titik didih (∆Pb), penurunan titik beku (∆Tf), dan tekanan osmotik (π) yaang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlrutnya dikelompokan bersama dan disebut sebagai fifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan bukan pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan dibedakan untuk larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.



Hal



ini



dikarenakan



kemampuan



elektrolit



untuk



terionisasi/terdisosiasi membentuk ion-ion di dalam larutan, menyebabkan jumlah partikel zat terlarutnya menjadi lebih besar. Kemolaran atau Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Atau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M. (Nindya Az-zahra12, 2019)



Contoh-contoh Larutan Berikut ini adalah contoh-contoh larutan beserta sebutan dan penjelasannya. a.) Larutan bufer adalah larutan yang tersusun atas asam lemah atau basa lemah beserta garamnya yang berfungsi sebagai larutan penyangga, yaitu larutan yang mampu menahan perubahan pH saat terjadi penambahan sedikit asam atau basa. b.) Larutan elektrolit adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik. c.) Larutan Fehling adalah reagensia yang digunakan sebagai penguji. d.) Larutan hipertonik adalah larutan dengan tekanan osmotik yng lebih tinggi daripada tekanan osmotik cairan tubuh, darah, atau larutan pembanding. e.) Larutan hipotonik adalah larutan yang lebih encer daripada larutan hipertonik. f.) Larutan ideal adalah larutan yng volumenya adalah jumlah volume bagian-bagiannya, tiada terjadi panas pd percampuran dan memenuhi hukum Raoult. g.) Larutan isotonik adalah larutan yang tekanan osmotiknya sama dengan cairan tubuh. h.) Larutan kaya adalah larutan yang mengandung logam berharga sebagai hasil pengatusan bijih. i.) Larutan Krebs-Ringer adalah larutan Ringer yang dimodifikasi yang mengandung magnesium sulfat dan bufer fosfat di samping komponen larutan Ringer yg lain j.) Larutan majir adalah larutan sisa di dalam hidrometalurgi yang tak lagi mengandung logam berharga; larutan metastabil: adalah larutan tak jenuh yang tidak stabil, mudah berubah bila dipanaskan atau dioksidasi; larutan Ringer: adalah larutan isotonik dari tiga klorida. k.) Larutan standar adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti.



2.2



Komponen Larutan Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutannya, yaitu pelarut dan zat yang dilarutkan dalam pelarut tersebut, zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut. Apabila dua atau lebih komponen dicampurkan dan dalam larutan sama. Dalam hal ini baik alkohol maupun air dapat disebut zat terlarut atau pelarut.(Arno, Armand) Pada dasarnya suatu larutan terdiri dari 2 (dua) jenis komponen, yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Jadi, dalam suatu larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Pelarut adalah zat yang melarutkan sedangkan zat terlarut adalah zat yang larut dalam campuran. Jumlah zat terlarut yang terdapat dalam suatu larutan dinyatakan dalam konsentrasi. 2.2.1



Pelarut (solvent) Istilah "Pelarut/Solvent" mengacu pada kelas senyawa kimia yang dijelaskan berdasarkan fungsi - istilah ini berasal dari bahasa Latin, yang secara kasar berarti "melonggarkan." Dalam kimia, pelarut/solvent - yang umumnya dalam bentuk cair digunakan untuk melarutkan, menangguhkan atau mengekstrak bahan lain, biasanya tanpa mengubah secara kimia baik pelarut/solvent atau bahan lainnya. Banyak pelarut yang berbeda digunakan dalam berbagai macam aplikasi produk sehari-hari – mulai dari cat, produk perawatan pribadi dan obat-obatan, hingga pestisida, pembersih, dan tinta. Tanpa pelarut, banyak produk yang Anda andalkan tidak akan berfungsi dengan baik. Pelarut berbeda yang bervariasi dan serbaguna memenuhi kebutuhan spesifik untuk membuat produk dengan atribut kinerja yang optimal, termasuk cat semprot yang cepat kering dan tidak menyumbat nosel semprot, tinta yang tidak luntur, cat yang terlihat bagus dan tahan lama, serta pembersih kuat yang bagus untuk pekerjaan



yang



berat



dan



berminyak.



Klasifikasi



pelarut/solvent didasarkan pada struktur kimianya.



kimia



A. Pelarut/solvent hidrokarbon diklasifikasikan menjadi tiga subkelompok berdasarkan jenis "kerangka karbon" molekulnya, memberi kita keluarga pelarut/solvent alifatik (aliphatic), aromatik, dan parafin. Thinner cat adalah contoh umum pelarut/solvent hidrokarbon. B. Pelarut/solvent teroksigenasi diproduksi melalui reaksi kimia dari olefin (berasal dari minyak atau gas alam), memberi kita subkelompok berikut: alkohol, ketones, esters, ethers, glycol ethers, dan glycol ether esters. Tubuh manusia secara alami menghasilkan ketones ketika membakar lemak. C. Pelarut/solvent terhalogenasi adalah pelarut yang mengandung halogen seperti klorin, bromine atau yodium. Banyak orang mengenali perchloroethylene sebagai contoh – pelarut/solvent yang sangat efektif digunakan dalam dry cleaning. Pelarut sangat penting untuk efektivitas banyak produk yang digunakan konsumen setiap hari: A. Pelarut dalam Cat dan Pelapis Dalam



cat,



pelarut



melarutkan



atau



membubarkan



komponen yang digunakan dalam formulasi cat, untuk membuat konsistensi cat yang diinginkan untuk aplikasi dan untuk menghindari gumpalan. Glycol ether esters ditambahkan ke beberapa cat semprot untuk mencegahnya mengering di udara. Penguapan lambat dari kelompok pelarut yang kuat ini berarti bahwa mobil, misalnya, bisa mendapatkan beberapa aplikasi cat yang mulus dan tanpa cacat untuk hasil akhir yang indah dan lebih tahan lama. B. Pelarut dalam Tinta Banyak tinta, yang digunakan untuk mencetak segala sesuatu mulai dari majalah hingga kemasan dan label makanan, bergantung pada pelarut untuk diterapkan dengan benar, tetap di tempatnya, dan mencapai warna yang cerah. Toluena pelarut hidrokarbon digunakan



sebagai pelarut tinta dalam jenis khusus pencetakan majalah, karena menguap cukup cepat untuk mencegah noda dan sisa toluena mudah didaur ulang. C. Pelarut dalam Produk Perawatan Pribadi Banyak produk kosmetik mengandalkan pelarut untuk melarutkan bahan dan memungkinkannya bekerja dengan baik. Pelarut digunakan dalam lotion, bedak dan krim cukur untuk memberikan konsistensi yang sesuai untuk produk. Etanol digunakan oleh produsen parfum sebagai pelarut pilihan mereka karena baunya yang rendah. Titik didih etanol yang rendah berarti pelarutnya cepat menguap dan tidak tertinggal di kulit. Etil asetat atau aseton digunakan dalam cat kuku dan sangat dihargai karena sifatnya yang cepat kering. Ini juga digunakan dalam cairan penghapus cat kuku, dan daya solvabilitasnya yang tinggi berarti bahwa cat kuku dapat dengan mudah dihilangkan dari kuku. D. Pelarut dalam Produk Pembersih Glycol ethers sangat efektif sebagai komponen aktif kaca, lantai dan formulasi pembersih permukaan keras lainnya. Pelarut ini memiliki kompatibilitas air yang baik, solvabilitas tinggi untuk lemak dan minyak, serta biodegradabilitas yang baik. Isoparafin digunakan untuk mengeringkan pakaian. Pelarut ini dihargai karena baunya yang rendah, profil kesehatan dan lingkungan yang baik,



karakteristik



penanganan



yang



aman,



dan



efisiensi



pembersihan yang sangat baik. E. Pelarut dalam Aplikasi Perawatan Kesehatan Pelarut digunakan dalam ratusan produk farmasi dan berkontribusi pada banyak obat yang digunakan orang saat ini, mulai dari penisilin hingga aspirin, sirup obat batuk, dan salep topikal. Butil asetat digunakan untuk memurnikan penisilin dengan menjaga pengotor dalam larutan sementara penisilin secara selektif dihilangkan dari campuran reaksi dengan ekstraksi.



F. Pelarut dalam Otomotif Pelarut membantu cairan pencuci menghilangkan kotoran dari kaca depan. Isopropil alkohol digunakan sebagai pelarut penghilang lapisan es kaca depan dan pembersih kaca depan, karena tetap dalam bentuk cair jauh di bawah titik beku air dan oleh karena itu, membantu menghilangkan es. Ini menghilangkan noda yang muncul di kaca depan dan juga digunakan di rumah dalam produk pembersih jendela. Hidrokarbon alifatik (aliphatic) digunakan dalam produksi ban. Pelarut melembutkan dan membersihkan setiap lapisan karet sebelum lapisan berikutnya diterapkan, dan kualitas perekatnya membantu menyatukan berbagai komponen ban untuk meningkatkan keamanan dan meningkatkan kinerja. 2.2.2



Zat terlarut (solute). Zat yang dilarutkan dalam larutan disebut sebagai zat terlarut. Suatu zat terlarut dapat berupa zat padat, cair atau gas, meskipun sebagian besar merupakan senyawa padat. Garam dalam air laut, gula dalam air, dan oksigen di udara adalah beberapa contoh khas zat terlarut. Larutan larut dalam pelarut hanya ketika gaya tarik yang menarik di antara keduanya cukup kuat, yang dapat mengatasi kekuatan molekul yang menahan partikel, yaitu partikel terlarut dan pelarut bersama. Meskipun zat terlarut memegang jumlah kecil dalam larutan, dibandingkan dengan pelarut. Tetapi ada kondisi dalam larutan yang disebut sebagai saturasi, di mana pelarut tidak dapat larut lagi zat terlarut. Contoh zat terlarut dan pelarut bisa dijelaskan dengan mempertimbangkan secangkir teh. Susu bubuk dan gula larut dalam air panas. Di sini air panas adalah pelarut dan susu bubuk dan gula adalah zat terlarut. Karakteristik solute adalah sebagai berikut:



a) Solute memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada solvent. b) Ini bisa padat, cair atau gas.



c) Dengan meningkatkan luas permukaan partikel-partikel zat terlarut, kelarutan akan meningkat. Partikel padat dipecah menjadi potongan- potongan kecil. d) Dalam hal gas terlarut, kelarutan dipengaruhi oleh tekanan, selain volume dan suhu. 2.3



Jenis-Jenis Larutan 2.3.1



Berdasarkan Tingkat Kelarutannya Jenis larutan berdasarkan tingkat kelarutannya terbagi menjadi 3 jenis yaitu larutan tak jenuh, larutan jenuh, dan larutan lewat jenuh. Masing-masing tentu memiliki karakteristik yang berbeda, yaitu sebagai berikut:



A. Larutan Tak Jenuh: merupakan larutan yang bisa melarutkan sempurna jika ditambahkan zat pelarut tanpa melalui pemanasan. Larutan ini memiliki kandungan zat terlarut yang lebih sedikit dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh di suhu tertentu. B. Larutan Jenuh: yaitu larutan yang pelarutnya tidak bisa melarutkan zat terlarut kecuali harus dipanaskan. Pelarut memiliki batas maksimal untuk bisa melarutkan di suhu tertentu. Contohnya larutan garam jenuh, yakni air masih bisa melarutkan asal dilakukan pemanasan. C. Larutan Lewat Jenuh: merupakan larutan yang pelarutnya sudah tidak mampu melarutkan meskipun sudah dilakukan pemanasan. Jumlah zat terlarut lebih banyak jumlahnya dari yang dimiliki larutan jenuh di suhu tertentu. 2.3.2



Berdasarkan Konsentrasinya Jenis larutan berdasarkan konsentrasinya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu larutan encer dan larutan pekat. Perbedaannya adalah sebagai berikut:



A. Larutan Encer: yaitu larutan yang memiliki pelarut lebih banyak ketimbang zat terlarutnya. Contohnya face tonic, air mawar, dan lain sebagainya. B. Larutan Pekat: yaitu larutan dengan zat terlarut yang jumlahnya relatif lebih banyak namun tidak sampai melebihi pelarutnya. Contohnya kopi hitam kental. 2.3.3 Berdasarkan Wujud Pelarut & Zat Pelarutnya Di kategori ini larutan dibedakan menjadi padat, cair, dan gas. Larutan ini bisa dipadukan dari jenis yang sama maupun berbeda. Sebagai contoh zat terlarut gas dengan pelarut gas maka akan menghasilkan larutan gas. Zat terlarut gas yang dipadukan pada pelarut padat maka akan menghasilkan larutan padat. 2.3.4 Berdasarkan Daya Hantar Listriknya Jenis larutan yang satu ini dibedakan berdasarkan daya hantar listriknya. Terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut: A. Larutan Elektrolit: ialah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik karena zat bisa terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Larutan ini dibagi menjadi larutan elektrolit kuat dan lemah. Contoh larutan elektrolit kuat ialah HCI, KCI, dll. Sedangkan larutan elektrolit lemah contohnya ialah asam cuka dan amonium hidroksida. B. Larutan Non-Elektrolit: ialah larutan yang tidak bisa menghantarkan arus listrik karena zat tidak bisa terionisasi atau menghasilkan ion. Contohnya larutan alkohol maupun larutan gula. 2.4



Proses Pembuatan Larutan Proses pembentukan larutan dapat mengikuti salah satu mekanisme berikut: 1. Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat baru. Ada zat yang dapat bereaksi secara permanen dengan pelarut, sehingga terbentuk zat baru yang tidak dapat dipidh lagi, contohnya oksida asam dan oksida basa dalam air yang masing-masing membentuk asam atau basa.



2. Zat terlarut berinteraksi kuat dengan pelarut bila partikel zat tersebut bersifat ion, atau polar dan pelarutnya juda bersifat polar. Jika zat berupa ion, maka terjadi gaya ion-dipol antara ion zat terlarut dengan pelarut. Gaya ini lebih besar dari gaya dipol-dipol antara molekul pelarut. Akhirnya terjadi solvasi, yaitu pengurangan partikel zat terlarut oleh molekul-molekul pelarut. Jika pelarutnya air disebut hidrasi 3. Suatu zat dapat larut dalam cairan walaupun daya tarik antar partikel zat dengan pelarut sangat lemah. Hal ini dapat terjadi bila molekul kedua zat bersifat non polar. Antara molekul zat terlarut dan pelarut hanya terdapat gaya London yang relatif lemah. Akibatnya proses pelarutan lebih lama dibandingkan solvasi. Jika kedua zat ( zat terlarut dan pelarut) berwujud cair, kedudukan satu molekul pelarut dapat digantikan oleh moleku zat terlarut. Sehingga kedua zat dapat saling melarutkan. 2.5



Konsentrasi Dalam menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume. Meskipun larutan berupa campuran homogen, komposisi yang ada pada setiap larutan bisa berbeda-beda. Misalnya, ada dua buah larutan yang dimana masing-masing pelarutnya berisi satu liter, tetapi jumlah garam yang terlarut berbeda. Dari dua larutan garam tadi, orang lain tidak bisa mengetahui berapa banyak garam yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui informasi mengenai jumlah relatif Solut dan Solvent yang ada pada larutan digunakan istilah konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan adalah jumlah zat yang terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut. Secara sederhana, konsentrasi larutan dapat



memberikan gambaran atau sebuah informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarutnya. Konsentrasi larutan yang biasa dipakai pada laboratorium, yaitu Molaritas, Molalitas, Normalitas, Fraksi Mol, Konsentrasi dalam Persen, Parts per Million (ppm) dan Parts per Billion (ppb), dan Keformalan. Dalam mempelajari konsentrasi larutan, Grameds dapat membaca buku Kimia Larutan oleh Rusman, Ratu Fazlia Inda Rahmayani, dan Mukhlis yang dapat membantu kamu untuk mengembangkan pengetahuan mengenai konsentrasi larutan. 2.5.1



Persen konsentrasi Dalam bidang kimia seringdigunakan persen untuk menyatakan



konsentrasi



larutan.persen



konsentrasi



dapat



dinyatakandengan persen berat (% w/w) persen volume (% v/v ) dann persen berat per volume (%w/v) Persentase berat per berat (% w/w) adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan. 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡



𝑥 100% ……...……...…………..…………(2.1)



𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛



Persentase berat per volume (% w/v) adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 mL larutan. Satuan %w/v umumnya untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair. 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡



𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛



𝑥 100 % ………………………..…………….(2.2)



Persentase volume per volume (% v/v) adalah jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 mL larutan. Satuan % v/v umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair. 𝑚𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡



𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛



2.5.2



𝑥 100 % ……………………...…………..……….(2.3)



Fraksi mol Fraksi mol suatu dalam larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol (n) komponen itu, dibagi dengan jumlah mol



keseluruhan komponen dalam larutan itu. Jumlah fraksi seluruh komponen dalam setiap larutan adalah : X (terlarut) = n (terlarut) n (terlarut) + n (pelarut) X (Pelarut) =n (pelarut) n (terlarut) + n (pelarut) Dalam persentase fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen. 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡+𝑚𝑜𝑙 𝑝𝑒𝑎𝑟𝑢𝑡



2.5.3



………………...………………….(2.4)



Molaritas Molaritas atau konsentrasi molar (M) suatu larutan menyatakan jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol dan 1 ml larutan. Molaritas (M) =



𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛



……………...…………….(2.5)



2.5.4 Molalitas Molalitas (m) menyatakan jumlah zat terlarut dlam 1000 g pelarut. Molalitas tidak trgantung pada temperature, dan di gunakan dalam bidang kimia fisika, teristimewa dalam sifat koligatif. 𝑚𝑜𝑙𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑚) = 2.5.5



𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡



…………………...…………(2.6)



Normalitas Normalitas adalah jumlah ekuivalen jumlah zat terlarut dalam tiap liter larutan. Ekuivalen zat dalam larutan tergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai untuk penyetaraan zat dalam reaksi. Ekuivalen suatu zat ada hubungannya dengan molaritas, serta jenis reaksinya. 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑁) = 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝑁) =



𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛



………...….……….(2.7)



𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑥 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛



………...…..(2.8)



2.5.6



Part per million : : menyatakan satu milligram zat terlarut dalam satu liter larutan 1 ppm =



2.5.7



1 𝑚𝑔 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡.................................................................... (2.9) 1𝐿 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛



Part per billion : menyatakan satu microgram zat terlarut dalam satu liter larutan ............................................... 1ppb = 11𝐿µ𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (2.10) 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡



2.6



Pengenceran. Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Solute adalah zat terlarut sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dimana solute terlarut. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Dalam analisis kadang-kadang kita memerlukan suatu zat dalam konsentrasi yang berbeda- beda. Untuk mempermudah maka larutan yang konsentrasinya tinggi harus diencerkan. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan jumlah larutan yang akan kita buat kemudian menghitung banyaknya larutan awal yang akan diencerkan. Apabila konsentrasi larutan dinyatakan dalam skala volumetrik, jumlah solute yang terdapat dalam larutan pada volume tertentu akan setara dengan hasil kali volume dan konsentrasi Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengenceran: A. Pengaruh ion Telah



diketahui



bahwa



banyak



Pengaruh



endapan



menun&ukkan peningkatan kelarutan apabilagaram yang tidak mengandung ion yang sama dengan endapan ada di dalam larutan.Pengaruh ini dinyatakan dengan bermacam-macam nama seperti pengaruh ion-aneka ragam, garam netral, atau aktivitas.



B. Pelarut Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada dalam pelarut organik,air mempunyai momen dikutub besar dan tertarik kedua kation dan anion untuk membentuk ion terhidrat. Kita telah menunjukkan misalnya bahwa ion hydrogen dalam air terhidrasi sempurna, dengan membentuk ion H



3



O+ . Semua ion pasti



terhidrasikan sampai beberapa jauh dalam larutan berair, dan energi yang dilepaskan oleh interaksi ion dan pelarut membantu mengatasi gaya tarik yang mencoba menahan ion-ion di dalam kisi padatan. C. Suhu Kebanyakan garam anorganik yang kita minati, bertambah kelarutannya apabila suhudinaikkan. Biasanya menguntungkan untuk melakukan proses pengendapan titrasi,dan pencucian dengan larutan panas. Partikel besar dapat dihasilkan, penyaringan lebih cepat, dan kotoran terlarut lebih mudah. D. Pengaruh ion senama atau sejenis Sebuah endapan biasanya lebih larut dalam air murni daripada dalam sebuah larutanyang mengandung salah satu ion dari endapan dengan kehadiran ion sama yangsangat berlebihan, kelarutan suatu endapan mungkin sangat lebih besar daripadaharga yang diramal oleh tetapan hasil kali kelarutan. E. Pengaruh ion berbentuk kompleks



Kelarutan suatu garam yang sedikit larut &uga tergantung pada konsentrasi dari zat-zat yang membentuk kompleks dengan kation garam. hasil hidrolisa sepertidikatakan di atas merupakan suatu contoh yang pereaksi pembentuk kompleksnya adalah ion hidroksida. Pereaksi pembentuk kompleks yang biasa ditinjau di bawah kepala judul seperti ini adalah molekul netral dan anion, keduanya tidak sama dansama dengan endapan.



F. Pengaruh Hidrolisa Dalam bab terdahulu kita membatasi pembicaraan kita pada larutan-larutan dengankeasaman cukup tinggi, sedemikian rupa hingga anion asam lemah tidak merubah pH secara nyata. G. Pengaruh Ph Kelarutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan. Beberapa contoh yang lebih penting dari garam-garam demikian dalam kimia analitik ialah oksalat sulfida, hidroksida, karbonat, dan fosfat. Ion hidrogen bereaksi dengan anion garam untuk membentuk asam lemah, dengan demikian meningkatkan kelarutan garam 2.7



Air Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal.



BAB III PROSEDUR PERCOBAAN 3.1 Alat



Gambar 3.1 Neraca analitik



Gambar 3.2 Corong



Gambar 3.3 Gelas Piala



Gambar 3.4 Pipet Skala Gambar 3.5 Labu Ukur Gambar 3.6 Batang Pengaduk



Gambar 3.7 Pipet Tetes Gambar 3.8 Botol Semprot Gambar 3.9 Spatula 3.2 Bahan A.



Padatan NaOH (Natrium Hidroksida) atau NaCl (Natrium Klorida atau Garam dapur)



B.



Larutan CH3COOH (Asam Asetat) atau HCl (Asam Klorida) pekat



C.



Aquadest



3.3 Cara Kerja 3.3.1 Bahan Padat Menyediakan bahan dan alat yang digunakan lalu menimbang gelas piala 100Ml dalam keadaan kosong, setelah itu menimbang NaOH atau NaCl Kedalam Aquadest dan memasukkan kedalam labu ukur 100mL, dengan bantuan corong lalu jangan lupa himpitkan



hingga



tanda



garis



atau



miniskus,



kemudian



dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya. 3.3.2 Bahan Cair Menyediakan alat dan bahan yang digunakan, kemudian memipet larutan CH3COOH atau CHL paket (konsentrasi 37% dan bj 1,18 g/mL) dengan volume tertentu kedalam labu ukur 100mL yang telah berisi Aquadest kurang lebih setengan labu ukur lalu menambahkan Aquadest hingga garis miniskus (dihimpitkan) kemudian didinginkan. Kemudian larutan dihomogenkan dan diberi label sesuai dengan konsentrasinya.



BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN A. Data perhitungan a. Bahan Padat Dik : M



= 1 mol/L



VKOH = 100 ml → 0,1 L MrKOH = 56 gr / m o l Dit : w =....? Penjelasan : W = M × V × Mr = 1 mol/L × 0,1 L × 56 gr/mol = 5,6 gram b. Bahan Cair Dik: M1 = 2 m M2 = 0,5 m V2 = 100ml Dit: V1 = ...? Penjelasan : V1 × M1 = V2 × M2 V1 × 2 m = 100 ml × 0,5 m V1 =



100 ml × 0,5 m 2m 500 ml



V1 = 2 V1 = 25 ml



BAB V PENUTUP 5.1



Kesimpulan Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekulmolekul atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat , cair atau gas. Molaritas (M) adalah suatu konsentrasi yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Pengenceran adalah penambahan zat terlarut ke dalam suatu larutan, sehingga konsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut). Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut. Molalitas tidak tergantung pada temperatur, dan digunakan dalam bidang kimia fisika, teristimewa dalam sifat koligatif.



5.2



Saran 5.2.1 Saran Untuk Laboratorium Sebaiknya alat dan bahan diperbanyak supaya lebih efisien dan dapat melakukan praktikum dengan benar. Fasilitas ruangan lebih ditingkatkan lagi supaya lebih nyaman dalam menjalankan praktikum. 5.2.2 Saran Untuk Asisten Saran saya untuk kakak-kakak asisten agar kedepannya lebih sabar dalam membimbing praktikan.



5.3



Ayat yang berhubungan Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir. (QS. An Nahl, 16:69)