Laporan Praktikum Pembuatan Larutan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan. B. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari kristalnya. 2. Mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari larutan yang lebih besar konsentrasinya. C. LANDASAN TEORI Banyak reaksi kimia dn hampir semua proses biologis berlangsung dalam lingkungan berair. Oleh karena itu merupakan hal yang sangat penting untuk memahami sifat-sifat berbagai zat yang berbeda dalam larutan dengan medium air. Sebagai permulaan,apakah sebenarnya yang dimaksud dengan larutan? Larutan adalah campuran yang homogeny dari dua atau lebih zat.Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut. Larutan bisa berwujud gas (seperti udara), padat(seperti alloy/paduan logam), atau cair(misalnya air laut) (Chang, 2003: 90). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung komposisinya. Misalnya dalam alkohol 70% (70:30), maka alkohol merupakan pelarut dan air sebagai zat terlarut. Sedangkan dalam keadaan yang sukar ditetukan seperti alkohol 50% (50:50), karena jumlah kedua zat dalam larutan sama, maka baik alkohol maupun air dapat dianggap sebagai pelarut atau zat terlarut. Untuk campuran zat padat dalam air seperti sirup 60%(60:40), kebanyakan orang memilih air sebagai pelarut karena air tetap mempertahankan keadaan fisiknya, dan gula sebagai zat terlarut karena keadaannya berubah (Eistien, 2005: 38). Selain itu, masih ada beberapa macam penggolongan lain terhadap



larutan.



Berdasarkan



banyak



jenis



zat



yang



menyusun



larutan dikenal larutan biner(tersusun dari 2 jenis zat); larutan terner



(3 jenis zat penyusun); larutan kuartener (4 jenis zat penyusun) dan lain sebagainya (Mulyono, 2006: 2). Bila dalam suatu larutan biner hanya salah satu component yang volatile maka teori dan perhitungan-perhitungan menjadi lebih sederhana misalnya: larutan gula dalam air. Tekanan partikel dari air menjadi tekanan total dari larutan sebab gula tidak menguap. Dengan adanya solute maka tekanan uap dari solvet akan berkurang sehingga mengakibatkan kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan terjadinya tekanan osmose (Respati, 1992. 111). Air merupakan pelarut yang tidak asing lagi dalam kehidupan. Sifat-sifat air seperti mudah diperoleh, mudah digunakan, memiliki trayek cair yang panjang, dan kemampuannya untuk melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang tidak dimiliki oeh pelarut lain. Sifat ini menempatkan air sebagai



pelarut universal.Adapun melarut dapat diartikan sebagai,



terdispersinya molekul-molekul air; berinteraksinya molekul/ion zat terlarut dengan molekul-molekul air. Interaksi dengan air ini biasa disebut hidrasi(atau istilah umumnya disebut solvasi), dan berinteraksinya zat terlarut dengan pelarut(air) (Mulyono, 2006: 3). Proses dimana sebuah ion dikelilingi oleh molekul-molekul air yang tersusun dalam keadaan tertentu disebut hidrasi(hydration). Hidrasi membantu menstabilkan ion-ion dalam larutan dan mencegah kation untuk bergabung kembali dengan anion.Asam dan basa juga merupakan eletrolit. Beberapa asam, termasuk asam klorida(HCl) dan asam nitrat(HNO 3), merupakan eletrolit kuat. Asam-asam ini mengalami ionisasi sempurna dalam air: sebagai contoh, pada saat gas asam klorida larut dalam air maka terbentuklah ion ion H+ dan Cl- : HCl(g) + H2O



→ H+(aq) + Cl-(aq) (Chang, 2003: 93).



Dalam larutan dikenal komposisi/konsentrasi larutan yang menyatakan jumlah



zat terlarut dalam suatu larutan. Dalam kimia, yang paling umum



menyatakan komposisi/konsentrasi larutan adalah molaritas, molalitas dan



fraksi mol. Selain itu ada beberapa konsentrasi yang lain seperti persen(%) dan part per million(ppm) atau bagian per juta (bpj) (Tim dosen, 2019: 17). Apabila zat padat atau cairan larut dalam cairan maka dalam campuran terjadi gaya tarik menarik antar molekul(intermolekul) zat terlarut dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik di dalam molekul(intramolekul) itu sendiri, yang menyebabkan molekul atau ionnya masih tetap bersatu. Dua senyawa dapat bercampur(miscible) lebih mudah bila gaya tarik antar molekul solute dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Bila gaya tarik antar molekulnya termasuk dalam kelompok yang sama(misalnya: air dan heksana),maka tidak saling melarutkan (Estien, 2005: 39). Larutan ideal ialah larutan dimana gaya tarik menarik antara molekulmolekul yang tidak sejenis sama dengan gaya tarik menarik antara molekulmolekul yang sejenis. Larutan zat A dalam zat B itu ideal bila gaya tarik menariknya antara mol A dan mol B sama dengan gaya tarik menarik antara mol A dengan mol A yang lain atau mol B dengan mol B yang lain. Bila hal ini terjadi maka tidak ada efek panas pada larutan(tidak ada panas yang timbul atau diisap) dan beberapa sifat misalnya: tekanan uap, titik didih, density, index bias dan lain-lain dapat dihitung dari pukul rata sifat-sifat komponen murni lain juga tidak ada perubahan volume pada pencampuran zat (Respati, 1992: 100). Kristal adalah suatu padatan dimana molekul atom atau ion penyusunnya kristal suhu,



tersusun



dipegaruhi



oleh



dalam



suatu



kecepatan



pola



kristalisasi,



tertentu.



Pertumbuhan



derajat



supersaturasi,



Ph, kandungan zat lain(impurities), jenis pelarut dan pengadukan



campuran (Agustina, 2016: 106). Proses pembentukan garam karena ada kristalisasi. Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan di dalam sebuah fasa homogen.Kristal garam terbentuk dari larutan homogen air laut dengan konsentrasi 2529oBe.Faktor yang sangat berpengaruh pada ukuran Kristal adalah kecepatan nukleasi dan growth rate yang dipengaruhi oleh supersaturasi. Saturasi



merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi padatan(solute) dalam suatu larutan melebihi konsentrasi jenuh larutan tersebut (Hadi, 2017: 83). Pada pengenceran perlu dipahami bahwa jumlah mol zat sebelum pengenceran selalu sama dengan jumlah mol zat setelah pengenceran. Persamaannya adalah V1M1 = V2M2 dimana V1= volume larutan sebelum diencerkan ,M1



=



molaritas zat terlarut sebelum diencerkan,V2 =



volume larutan setelah diencerkan, dan M2 = molaritas zat terlarut setelah diencerkan (Tim dosen, 2019: 18). Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai banyak zat terlarut dalam sejumlah pelarut.Beberapa satuan konsentrasi yang sering dijumpai antara lain persen-massa; persen-volum; bagian perjuta; molalitas; dan molaritas. Adapun rumus dari satuan konsentrasi; persen massa symbol satuan: % (b/b) % ( massa )=



massa zat terlarut x 100 % massa total larutan



molalitas=



W A × 1000 M A ×W p



Molaritas, symbol satuan: M. Satu molar, atau 1M suatu larutan didefinisikan sebagai 1 mol suatu zat terlarut di dalam 1 liter larutan, atau 1mmol zat itu terlarut dalam 1ml larutan. Secara umum dapat dinyatakan menurut hubungan berikut : molalitas zat A=



mol zat A mmol zat A = 1 Llarutan 1 mL larutan



Dimana; WA= massa zat A, MA= massa molekul relative zat A, dan V= volum larutan (Mulyono, 2006: 4-7). D. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Neraca analitik



1 buah



b. Labu takar 50 ml



3 buah



c. Gelas kimia 50 ml



1 buah



d. Batang pengaduk



1 buah



e. Labu semprot



1 buah



f. Pipet ukur



1 buah



g. Pipet tetes



3 buah



h. Corong



1 buah



i. Lap kasar



2 buah



j. Lap halus



2 buah



2. Bahan a. Natrium Hidroksida (NaOH) b. Asam Klorida (HCl)



6M



c. Aquades (H2O) E. PROSEDUR KERJA 1. Pembuatan larutan 2M dari kristal (zat padat) NaOH. a. Massa NaOH dihitung untuk membuat 50ml larutan NaOH 2M b. Padatan NaOH ditimbang sebanyak 4gram pada gelas kimia yang sebelumnya telah dihitung massanya. c. 4gram NaOH dilarutkan dengan menambahkan aquades dan diaduk hingga larut. d. NaOH yang telah larut dimasukkan ke dalam labu takar 50ml dengan menggunakan corong. Lalu, gelas kimia yang digunakan dibilas menggunakan aquades dan air bilasannya dimasukkanke dalam labu takar . e. Aquades ditambahkan ke dalam labu takar dengan menggunakan botol semprot sebelum tanda batas. Lalu dengan menggunakan pipet tetes aquades ditambahkan sampai berhimpit dengan tanda batas. Lanu takar dibolak-balikkan untuk mengocok larutan hingga homogen. 2. Pembuatan HCl 2M, 1M, dan 0,1M dari larutan HCl 6M a) Volume HCl 6M dihitung untuk membuat 50ml larutan HCl 2M. b) Volume HCl diukur menggunakan pipet ukur sebanyak 16,67ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 50ml. c) Aquades ditambahkan ke dalam labu takar dengan menggunakan botol semprot sebelum tanda batas. Lalu dengan menggunakan pipet tetes



aquades ditambahkan sampai berhimpit dengan tanda batas. Labu takar dibolak-balikkan untuk mengocok lartan hingga homogeny. d) Volume HCl 2M dihitung untuk membuat 50ml larutan HCl 1M. e) Volume HCl diukur menggunakan pipet ukur sebanyak 25ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 50ml. f) Aquades ditambahkan ke dalam labu takar dengan menggunakan botol semprot sebelum tanda batas. Lalu dengan menggunakan pipet tetes aquades ditambahkan sampai berhimpit dengan tanda batas. Labu takar dibolak-balikkan untuk mengocok larutan hingga homogeny. g) Volume HCl 1M dihitung untuk membuat 50ml larutan HCl 0,01M. h) Volume HCl diukur menggunakan pipet ukur sebanyak 5ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 50ml. i) Aquades ditambahkan ke dalam labu takar dengan menggunakan botol semprot sebelum tanda batas. Lalu dengan menggunakan pipet tetes aquades ditambahkan sampai berhimpit dengan tanda batas. Labu takar dibolak-balikkan untuk mengocok larutan hingga homogen. F. HASIL PENGAMATAN 1. Pembuatan larutan NaOH 2M dari kristalnya. Massa yang digunakan = 4 NO AKTIVITAS 1.



HASIL



Padatan NaOH ditimbang untuk Padatan NaOH 4gram. membuat larutan NaOH 2M



2.



Padatan NaOH dilarutkan dengan Larutan NaOH menjadi aquades.



3.



NaOH



panas. ditambahkan



sampai tanda batas.



aquades Larutan bening



2. Pembuatan larutan HCl 2M dari larutan HCl 6M NO AKTIVITAS HASIL Menghitung volume larutan HCl Volume HCl 6M yang 1.



6M untuk membuat larutan HCl ditambahkan 2M 50ml



2.



yaitu



16,7ml



Mengukur volume HCl dengan Larutan bening pipet ukur dan dimasukkan ke



3



dalam labu takar. HCl ditambahkan aquades sampai Menghasilkan



larutan



tanda batas HCl 2M bening. 3. Pembuatan larutan HCl 1m dari larutan HCl 2M NO AKTIVITAS 1.



Menghitung volume larutan HCl Volume 2M



2.



HASIL



yang



ditambahkan



HCl



yang



untuk ditambahkan yaitu 25ml



membuat 50ml HCl 1M. Mengukur volume HCl dengan Larutan bening pipet ukur dan dimasukkan ke



3.



dalam labu takar. HCl ditambahkan setetes demi Menghasilkan 50ml HCl setetes sampai tanda batas.



1M berwarna bening.



4. Pembuatan larutan HCl 0,1M dari larutan HCl 1M. N



AKTIVITAS



O 1.



Menghitung volume larutan HCl Volume 1M



2.



yang



HASIL



ditambahkan



HCl



yang



untuk ditambahkan yaitu 5ml



membuat 50ml HCl 0,01M. Mengukur volume HCl dengan Larutan bening pipet ukur dan dimasukkan ke



3.



dalam labu takar HCl ditambahkan aquades sampai Menghasilkan tanda batas



50ml



HCl 0,1 warna bening.



G. ANALISIS DATA 1. Massa NaOH yang digunakan untuk membuat 50ml larutan NaOH 2M Diketahui : a) Konsentrasi NaOH 2M b) Volume NaOH 50ml c) Mr NaOH 40gram/mol Ditanyakan : a) Massa NaOH…..? Penyelesaian: M= 2=



gr 1000 × Mr ml



gr 1000 × 40 50



gr = 4 gram NaOH 2. Volume HCl yang digunakan untuk membuat 50ml larutan HCl 2M,1M, dan 0,1M a) HCl 6M yang akan digunakan untuk membuat 50ml HCl 2M Diketahui : a) M1 = 6M b) M2 = 2M c) V2 = 50ml Ditanyakan : a) V1 =…..? Penyelesaian : M1.V1 = M2. V2 6M .V1 = 2M. 50ml V 1=



100 ml 6M



V1 = 16,67ml b) HCl 2M yang akan digunakan untuk membuat 50ml HCl 1M Diketahui : a) M1 = 2M



b) M2 = 1M c) V2 = 50ml Ditanyakan : a) V1 = ……? Penyelesaian: M1.V1 = M2.V2 2M.V1 = 1M. 50ml V 1=



50 ml 2M V1 = 25ml



c) HCl 1M yang akan digunakan untuk membuat 50ml HCl 0,1M Diketahui : a) M1 = 1M b) M2 = 0,1M c) V1 = 25ml Ditanyakan : a) V1=……? Penyelesaian : M1.V1 = M2. V2 1M.V1 =0,1M. 50ml V 1=



5 M ml 1M



V1 = 5ml H. PEMBAHASAN Sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat disebut larutan.Zat terlarut dan pelarut adalah dua istlah yang sering dipakai dalam pembahasan larutan. Komponen utama larutan disebut pelarut dan komponen yang lain disebut zat terlarut(Tim dosen, 2019: 17) Konsentrasi adalah istilah umum untuk menyatakan bagian zat terlarut(solute) dan pelarut(solvent) yang ada dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif dengan berbagai cara, sebagaimana yang akan dibahas di bawah ini. Secara kuantitatif larutan dinyatakan dengan



istilah larutan pekat dan encer yang menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut di dalam larutan.Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif sedikit. Telah dilakukan percobaan ddengan dua percobaan yaitu pembuatan NaOH dan HCl dengan melarutkan secara homogen padatan NaOH dan lartan HCl ke dalam pelarut H2O atau aquades.Pada percobaan pertama, yaitu pembutan larutan NaOH 2M yang dinuat dari kristalnya.Tujuan percobaan ini mahasiswa mempelajari pembuatan larutan dengan kemolaran tertentu zat terlarut dari kristalnya. Sedangkan prinsip kerja dari percobaan ini ialah penimbangan dan pelarutan jadi dalam percobaan pertama terlebih dahulu kita menimbang padatan NaOH sesuai yang telah dihitung terlebih dahulu menggunakan m=



rumus



konsentrasi



molaritas



sebagai



berikut



:



M × Mr ×1000 dan di dapatkan massa NaOH yang akan digunakan yaitu V



sebesar 4gram, kemudian diaduk. Fungsi pengadukan adalah agar larutan tersebut bercampur secara homogeny.NaOH berubah menjadi cair kerana NaOH bereaksi dengan air membentuk larutan.Pada reaksi tersebut larutan NaOH bening dan panas.Hal ini disebabkan karena terjadi reaksi eksoterm dimana terjadi pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.Daya larut suatu zat dalam zat laju, dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis zat pelarut, temperature, tekanan dan konsentrasi zat terlarut. Pada saat NaOH dimasukkan ke dalam labu takar dan di tambahkan aquades hingga tanda batas kemudian dikocok dengan cara membolak-balikkan labu takar sehingga mendapatkan larutan NaOH dan aquades yang homogen. Percobaan selanjutnya yaitu pembuatan HCl 2M,1M,dan 0,1M dari larutan HCl 6M. Pada percbaan ini proses pembuatan larutan HCl 2M,1M, dan 0,1M sama bagitu pula dengan hasil yang dihasilkan dari larutan ini yaitu tidak berwarna. Ada pun prinsip dasar dari percobaan ini yaitu membuat larutan dengan kemolaran tertentu dari larutan dengan kemolaran tertentu dari larutan yang lebih besar konsentrasinya.Sedangkan prinsip kerjanya adalah pengenceran sejumlah tertentu volume larutan induk.



Pertama,untuk membuat larutan HCl dengan konsentrasi 2M. larutan HCl 6M diambil dengan menggunakan pipet ukur seanyak 16,67ml yang sebelumnya sudah dihitung dengan menggunakan menggunakan rumus M1V1=M2V2 keudian dimasukkan kedalam labu takar 50ml dan di tambahkan aquades sampai tanda batas. Kemudian dikocok, hingga mendapatkan larutan HCl yan telah homogeny dengan aquades dan membuat konsentrasi HCl berubah menjadi 2M. Setelah mendapatkan larutan HCl dengan konsentrasi 2M dibuat lagi larutan HCl dengan konsentrasi 1M caranya sama yaitu mengambil larutan HCl 2M sebanyak 2ml kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 50ml lain dan ditambahkan aquades sampai tanda batas kemudian dikocok. Setelah mendapatkan larutan HCl dengan konsentrasi 1M akan dibuat lagi larutan HCl dengan konsentrasi 0,1M dengan cara yang sama yaitu mengambil larutan HCl dengan konsentrasi 1M sebanyak 5ml kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 50ml yang lain dan di tambahkan aquades sampai tanda batas kemudian dikocok. Hasil yang didapatan dari percobaan ini yaitu warnanya tetap bening akan tetapi lebih encer dari larutan HCl 6M. Kemudian fungsi pengocokan agar mendapatkan larutan yang homogen, dan mempercepat jalannya reaksi. I. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a) Pembuatan larutan NaOH 2M dari kristalnya dilakukan dengan penambahan aquades hingga menghasilkan larutan bening. Larutan homogeny(tidak dapat dibedakan antara zat terlarut NaOH padat dan zat pelarut yaitu aquades) yang terbentuk menghasilkan panas karena terjadi reaksi eksoterm yaitu reaksi yang melepaskan kalor ataupun energy dari sistem ke lingkungan. b) Pembuatan larutan HCl 6M men jadi 2M, 1M, dan 0,1M dilakukandengan cara pengenceran larutan HCl. Larutan HCl menjadi encer ketika ditambahkan pelarut. Pengenceran menyebabkan larutan



mengalami penurunan konsentrasi. Pada pengenceran larutan mol awal sama dengan mol akhir. 2. Saran Untuk



praktikan



selanjutnya,



sebelum



memakai



alat-alat



laboratorium sebaiknya pastikan alat tersebut dalam keadaan bersih.



DAFTAR PUSTAKA Agustina, Siti. 2006. Proses Ekstraksi Seng Oksida dari Seng Dross Menggunakan Metode Hidrometalurgi Sistem Terbuka. Jurnal Kimia dan Kemasan : Vol. 38/103-108 Ahmad, Akhlaq, dkk. 2014. Cytotoxic, Phytotoxic, and Antimicrobial Characterization Of Meliltous Parviflora. Internaational Journal Of Advanced Research: Vol.2/2320-5457. Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga. Hadi, Wiwin Puspita, Mochammad Ahjed. 2017. Kajian Etnosains Madura Dalam Proses Produksi Garam Sebagai Media Pembelajaran IPA Terpadu. Jurnal Ilmiah Rekayasa. Vol.10/0216-9495. Mulyani, Sri dan Hendrawan. 2003. Kimia Fisik II. Jakarta: Erlangga Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: PT Bumi Aksara Respati. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Jakarta: PT Rineka Cipta Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi