15 0 1 MB
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR βPEMBUATAN LARUTANβ
OLEH STIFA E 2020 KELOMPOK 2
ASISTEN: ASNITA LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR MAKASSAR 2020
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Semua kehidupan yang terdapat dibumi ini semua pasti membutuhkan
campuran zat. Saat ini, begitu banyak reaksi kimia yang kita kenali, baik itu hasil dari laboratorium maupun yang terjadi secara alami. (Achmad, 1996). Larutan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, dari skala mikro hingga skala makro titik dialam, umumnya reaksi kimia berlangsung di dalam larutan air, termasuk bagaimana makhluk hidup menyerap mineral vitamin dan makanan dalam bentuk larutan titik larutan biasanya terdiri atas dua zat atau lebih yang bercampur dan bersifat homogen. (Sutresna, 2008) Larutan merupakan campuran homogen karena umumnya memiliki ukuran partikel yang begitu kecil sehingga memiliki komposisi yang begitu seragam dan sulit untuk dibedakan antara komponennya. Larutan terdiri atas dua komponen. Komponen-komponen tersebut yaitu pelarut dan zat terlarut. Pelarut biasanya disebut solvent dan zat terlarut biasanya disebut solute. Zat pelarut adalah zat yang memiliki jumlah terbanyak sedangkan zat terlarut memiliki jumlah yang lebih sedikit. (Syukri, 1999). Konsentrasi adalah kuantitas relatif
suatu
zat dalam larutan.
Konsentrasi menyatakan banyaknya zat yang terlarut dalam suatu pelarut atau larutan. Pada umumnya, disebut larutan yang konsentrasinya tinggi dan disebut pula larutan yang pekat. Sebaliknya jika zat terlarutnya sedikit, maka disebut larutan yang konsentrasinya rendah dan disebut pula larutan yang encer. (Sutresna, 2008) Oleh karena itu praktikum kali ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan pembuatan larutan dari bahan padat dan cair, konsentrasi dari suatu larutan, serta faktor apa saja yang mempengaruhi konsentrasinya. (Syukri, 1999).
1.2.
Maksud Dan Tujuan Percobaan
1.2.1. Maksud Percobaan Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara
pembuatan
larutan beserta
cara
menghitung
konsentrasi
larutan. 1.2.2. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui cara membuat larutan dalam berbagai konsentrasi dan cara menghitung konsentrasi larutan tersebut. 1.3.
Prinsip Percobaan Pembuatan
larutan
dilakukan
dengan
menghitung
massa
untuk membuat larutan dan bahan ditambahkan dengan aquadest. Prinsip kerja pengenceran dengan menghitung volume larutan yang ingin diencerkan dan menggunakan aquadest sebagai pelarut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Teori Umum Larutan merupakan campuran dari dua zat atau lebih. Larutan
dapat terjadi karena komponen larutan terdispersi menjadi atom atau molekul-molekul atau lain-lain yang bercampur baur. Larutan dapat berupa padat, cair atau gas. Namun lazimnya yang disebut larutan
adalah
zat
cair.
Larutan
terdiri
dari
yaitu pelarut dan zat terlarut (Harjadi, 2000).
dua
komponen
Larutan adalah
campuran karena terdiri dari dua bahan yang disebuthomogeny karena sifat-sifatnya sama dengan sebuah cairan. Ka rena larutan adalah campuran molekul yang biasanya molekul -molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan bila dibandingkan dalam larutan murni (Wahyudi. 2000). Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu seri ng dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi
yang
sebenarnya perlu
dilakukan
standarisasi.
Standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat -zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (David, 2001). Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi (Chang, 2003). Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatak an konsentrasi larutanselain molalitas, normalitas maupun fraksi mol.
Molaritas menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam Iiter larutan (James. E. Brady, 2000)
Rumus yang digunakan : π=
π π£
Jika zat yang akan dicari molaritasnya ada dalam satuan gram dan volumenya
dalam
milliliter,
maka
molaritasnya
dapat
dihitung
dengan rumus : π=
π Γ 1000 ππ
π=
π Γ 1000 ππ Γ ππ
dengan M = Molaritas (mol/liter) n = Mol zat terlarut (mol) v = Volume zat terlarut (mL) g = Massa zat terlarut (gram) Mr = Massa molekul relatif
Cara membuat larutan aplikasinya banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin anda pernah membuat air teh manis. Untuk menghasilkan larutan yang sesuai dengan yang diharapkan tentu anda harus bisa mencampurkan bahan -bahan dengan komposisi yang sesuai. Keterampilan membuat larutan tentu sangat banyak manfaatnya baik di laboratorium maupun di bidang industri. (Wahyudi. 2000). Molaritas
(M)
adalah
suatu
konsentrasi
yang
mengukur
banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dapat ditulis dengan rumus :
π=
πππ π§ππ‘ π‘ππππππ’π‘ πππ‘ππ π‘ππππππ’π‘
ππ‘ππ’ πππ =
πππ π£
Membuat suatu larutan untuk eksperimen dapat dilakukan dengan melarutkanzat padat (Kristal) atau dengan melakukan pengenceran
larutan
konsentrasi
tinggimenjadi
konsentrasi
rendah.Pengenceran adalah penambahan zat terlarut ke dalam suatu larutan, sehinggakonsentrasi larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut).Dengan rumus : π1. π1 = π2. π2 Dimana : M1 = Molaritas mula-mula M2 = Molaritas akhir V1 = Volume larutan mula-mula V2 = Volume akhir
Adapun dua atau lebih larutan sejenis jika dicampur maka molaritas campuran dapat di hitung dengan menggunakan rumus : πππππ =
π1. π£1 + π2. π£2 + π3. π£3 β¦ + π£1 + π£2 + π£3
1. Molalitas Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut.Molalitas tidak tergantung pada temperatur, dan digunakan dalam bidang kimia fisika, teristimewa dalam sifat koligatif : πππππππ‘ππ (π) =
πππ π§ππ‘ π‘ππππππ’π‘ ππ π§ππ‘ π‘ππππππ’π‘
2. Normalitas Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dala m tiap liter larutan. Ekivalen zat dalam larutan bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai dalam penyetara zat dalam reaksi.
ππππππππ‘ππ (π) =
ππππππππ‘ππ (π) =
πΈπππ£ππππ π§ππ‘ π‘ππππππ’π‘ πΏππ‘ππ ππππ’π‘ππ
ππππ π§ππ‘ π‘ππππππ’π‘ πππππ‘ ππππ£ππππ Γ ππππ’π‘ππ
Adapun dua atau lebih larutan sejenis jika dicampur maka % campuran dapat di hitung dengan menggunakan rumus : 1. Persen berat (%b/b) Persen berat per berat menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan %
π πππ π π π§ππ‘ = π πππ π π πππππ’πππ
2. Persen volume (%v/v) Persen volume per volume menyatakan jumlah mL zat terlarut dalam 100 mL larutan %
π£ ππππ’ππ π§ππ‘ = π£ ππππ’ππ πππππ’πππ
3. Persen berat per volume Persen berat per volume menyatan jumlah gram zat terlarut dalam 100 mL larutan %
π πππ π π π§ππ‘ = π£ ππππ’ππ πππππ’πππ
(James. E. Brady, 2000).
2.2.
Uraian Bahan :
1. Aquadest (Dirjen POM, 1997: Hal.96) Nama
: AQUA DESTILLATA
Sinonim
: Air suling
RM/BM
: H2O/18,02
Kelarutan
: Larut dalam etanol dan gliserol
Kegunaan
: Sebagai pelarut
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup
2. Asam Klorida (Dirjen POM,1997: Hal.53) Nama
: ACIDUM HYDROCHLORIDIUM
Sinonim
: Asam klorida
RM/BM
: HCl/36,46
Kelarutan
: -
Kegunaan
: Sebagai zat terlarut (solute)
Pemerian
: Cairan tidak berwarna, berasap, dan bau merangsang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
3. Asam Sulfat (Dirjen POM, 1997: Hal.58) Nama
: ACIDUM SULFURICUM
Sinonim
: Asam Sulfat
RM/BM
: H2SO4/98,07
Kelarutan
: -
Kegunaan
: Sebagai zat terlarut (solute)
Pemerian
: Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna jika ditambahkan dalam air menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1997: Hal.412) Nama
: NATRII HYDROXYDUM
Sinonim
: Natrium Hidroksida
RM/BM
: NaOH/40,00
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air
Kegunaan
: Sebagai zat terlarut (solute)
Pemerian
: Putih atau praktis putih, keras, rapuh, dan menunjukkan
pecahan
hablur,
jika
terpapar di udara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
5. Natrium Klorida (Dirjen POM, 1997: Hal.403) Nama
: SODIUM CHOLORIDE
Sinonim
: Natrium Klorida
RM/BM
: NaCl/58,44
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut dalam etanol air mendidih, larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol
Kegunaan
: Sebagai zat terlarut (solute)
Pemerian
: Hablur bentuk kubus, tidak berwarna/ hablur putih, rasa asin
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
6. Natrium Fosfat (Dirjen POM, 1997: Hal.227) Nama
: DINATRII HYDROGENPHOSPHAS
Sinonim
: Natrium fosfat dan dinatrium hidrogenfosfat
RM/BM
: NA 2 HPO 4 /358,14
Kelarutan
: Larut dalam 5 bagian air; sukar larut dalam etanol (95%) .
Kegunaan Pemerian
: Sebagai zat terlarut (solute) : Hablur tidak berwarna; tidak berbau; rasa asin ; dan dalam udara kering merapuh.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
7. Natrium Dihidrogenfosfat (Dirjen POM, 1997: Hal.409) Nama
: NATRII DIHYDROGENPHOSPHAS
Sinonim
: Natrium Dihidrogenfosfat
RM/BM
: NaH 2 PO 4 / 156,01
Kelarutan
: Larut dalam 1 bagian air
Kegunaan
: Zat terlarut (solute)
Pemerian
: Hablur tudak berwarna atau serbuk hablur
putih;
tidak
berbau;
asam dan asin Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
rasa
asam
BAB III METODE KERJA 3.1.
Alat Dan Bahan
3.1.1. Alat Batang pengaduk, bola hidap , corong, gelas piala, gelas ukur, kaca arloji, labu ukur 100 mL, labu semprot, dan pipet takar. 3.1.2. Bahan Aquadest, Asam Klorida (HCl), Asam Sulfat (H2SO4), Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4) , Natrium Hidroksida (NaOH), Natrium Klorida (NaCl), Dinatrium Hidrogen Fosfat (Na2HPO4), dan Natrium Asam Fosfat (NaH2PO4) 3.2.
Cara Kerja
3.2.1. Membuat Larutan HCl 1. Dimasukkan 50 mL aquadest ke dalam gelas piala 2. Dipipet 0,8 mL asam klorida dan dimasukkan ke dalam gelas
piala
yang
berisi
aquadest
diatas
melalui
dindingnya dengan hati -hati dan perlahan-lahan. 3. Dipindahkan larutan ke labu takar 100 ml 4. Setelah
itu
ditambahkan
aquadest
sampai
batas
miniskus 5. Lalu dihomogenkan 6. Dan dihitung persen normalitas, molaritas, dan persen kadar Asam Klorida.
3.2.2. Membuat Larutan H2SO 4 1. Dimasukkan 50 mL aquadest ke dalam gelas piala 2. Dipipet 1 mL asam sulfat dan dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi aquadest melalui dindingnya dengan hati-hati dan perlahan-lahan 3. Dipindahkan larutan tersebut ke labu takar 100mL 4. Setelah
itu
ditambahkan
aquadest
sampai
batas
miniskus 5. Lalu dihomogenkan 6. Dan hitung normalitas, molaritas, dan persen kadar asam sulfat tersebut 3.2.3. Membuat Larutan NaOH 1. Ditimbang 0,4 gram NaOH padat menggunakan wadah kaca arloji 2. Dimasukkan NaOH tersebut ke dalam gelas piala 3. Ditambahkan
kira-kira
10
mL
aquadest,
kemudian
diaduk sampai larut 4. Setelah semua larut, dipindahkan ke labu takar 100 mL. 5. Lalu ditambahkan aquadest sampai batas miniskus 6. Lalu dihomogenkan 7. Dan dihitung normalitas, molaritas, dan pesen kada r natrium hidroksida. 3.2.4. Membuat Larutan NaCl 1. Ditimbang 0,58 gram NaCl padat menggunakan wadah kaca arloji 2. Dimasukkan NaCl tersebut ke dalam gelas piala 100 mL. Lalu sisa dari NaCl pada kaca arloji dibilas dengan aquadest. 3. Diaduk sampai larut
4. Setelah semua larut dipindahkan kedalam labu ukur 5. Ditambahkan aquadest sampai batas miniskus 6. Lalu dihomogenkan 7. Dihitung normalitas, molaritas, dan persen kadar.
3.2.5. Membuat Larutan Na2HPO4 1. Ditimbang
1,7
gram Na 2 HPO 4
padat
menggunakan
wadah kaca arloji 2. Dimasukkan Na 2 HPO 4 tersebut
ke dalam gelas piala
100 mL. Lalu sisa dari Na 2 HPO 4 pada kaca arloji dibilas dengan aquadest. 3. Diaduk sampai larut 4. Setelah semua larut dipindahkan kedalam labu ukur 5. Ditambahkan aquadest sampai batas miniskus 6. Lalu dihomogenkan 7. Dan dihitung normalitas, molaritas, dan persen kadar.
3.2.6. Membuat Larutan NaH2PO4 1. Ditimbang 0,15 gram NaH 2 PO 4 padat menggunakan wadah kaca arloji 2. Dimasukkan NaH 2 PO 4 tersebut ke dalam gelas piala 100 mL. Lalu sisa dari NaH 2 PO 4 pada kaca arloji dibilas dengan aquadest. 3. Diaduk sampai larut 4. Setelah semua larut dipindahkan kedalam labu ukur 5. Ditambahkan aquadest sampai batas miniskus 6. Lalu dihomogenkan 7. Dan dihitung normalitas, molaritas, dan persen kadar.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.
Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan
No Larutan
Konsentrasi M
N
%Kadar
1.
HCl
0,2
0,02
0,8%
2.
HCl
0,3
0,02
0,8%
3.
H2SO4
0,3
0,7
1%
4.
NaOH
0,1
0,1
0,4%
5.
NaOH
0,1
0,1
0,4%
6.
NaCl
0,1
0,1
0,8%
7.
Na2HPO4
0,1
0,1
1,7%
8.
NaH2PO4
0,96
0,01
1,5%
1.2.
Perhitungan
1. HCl = 0,8 ml π=
π
π=
π£
1,19 =
Molaritas
π 0,8
π=
ππππ ππ
1000
Γ π (ππ)
0,9 ππππ 1000 Γ 36,4 100
π = 1,19 Γ 0,8 π = 0,9 ππππ
π=
0,9 ππππ Γ 10 36,4
π = 0,2 π Normalitas π=
% v/v
ππππ π΅πΈ Γ π£
%
0,9 ππππ
π 0,8 ππ = Γ 100% π 100 ππ π£
% π£ = 0,8%
N= 36,4 Γ0,1 π π = 0,02 π
2. HCl = 0,8 ml π=
π
π=
π£
1,19 =
Molaritas
π 0,8
π = 1,19 Γ 0,8 π = 0,9 ππππ
ππππ ππ
1000
Γ π (ππ)
π=
0,9 ππππ 1000 Γ 36,4 100
π=
0,9 ππππ Γ 10 36,4 π = 0,1 π
Normalitas π=
ππππ π΅πΈ Γ π£ 0,9 ππππ
N= 36,4 Γ0,1 π
% v/v %
π 0,8 ππ = Γ 100% π 100 ππ π£
% π£ = 0,8%
π = 0,02 π
3. H2SO4 Molaritas π= π= π=
ππππ 1000 Γ ππ π 1,84 50
Γ
1000 100
18,4 50
π = 0,3 π
% v/v %
π ππππ’ππ πππ‘ = Γ 100% π ππππ’ππ πππππ’πππ
%
π£ 1 ππ = Γ 100% π£ 100 ππ
%π£/π£ = 1
Normalitas π= π=
ππππ 1000 Γ π΅πΈ 100 1,84 ππππ
π=
25
Γ
1,84 ππππ 25
π = 0,7 π
1000 100
4. NaOH Molaritas
Normalitas
π=
ππππ 1000 Γ ππ π
π=
ππππ 1000 Γ π΅πΈ 100
π=
0,4 1000 Γ 40 100
π=
0,4 ππππ 1000 Γ 40 100
π = 0,01 Γ 10
π = 0,01 Γ 10
π = 0,1 π
π = 0,1
% b/v %
π π΅ππππ‘ πππ‘ = Γ 100% π£ ππππ’ππ πππππ’πππ
%
π 0,4 ππππ = Γ 100% π£ 100 ππ
%π/π£ = 0,4% 5. NaOH Molaritas π= π=
ππππ ππ 0,4 40
Γ
Γ
Normalitas 1000 π
1000 100
π=
ππππ
π=
0,4 ππππ
π΅πΈ
40
Γ
1000 100
Γ
1000 100
π = 0,01 Γ 10
π = 0,01 Γ 10
π = 0,1 π
π = 0,1 π
% b/v %
π π΅ππππ‘ πππ‘ = Γ 100% π£ ππππ’ππ πππππ’πππ
%
π 0,4 ππππ = Γ 100% π£ 100 ππ
%π£/π£ = 0,4%
6. NaCl Molaritas π=
ππππ 1000 Γ ππ π
π=
0,58 gram 1000 Γ 58 100
π = 0,1 π
% b/v %
π π΅ππππ‘ πππ‘ = Γ 100% π£ ππππ’ππ πππππ’πππ
%
π 0,58 ππππ = Γ 100% π£ 100 ππ
%
π = 0,8% π£
Normalitas π= π=
ππππ 1000 Γ π΅πΈ 100
0,58gram 1000 Γ 58 100
π = 0,1 π
7. Na2HPO4 Molaritas π= π=
ππππ ππ 1,7 142
Normalitas
Γ
Γ
1000
π=
π
1000
π=
100
ππππ π΅πΈ
Γ
1,7 ππππ 142
1000 100
Γ
1000 100
π = 0,01 Γ 10
π = 0,01 Γ 10
π = 0,1 π
π = 0,1 π
% b/v %
π ππππ’ππ πππ‘ = Γ 100% π£ ππππ’ππ πππππ’πππ
%
π 1,7 ππππ = Γ 100% π£ 100 ππ
%
π = 0,4% π£
8. NaH2PO4 Molaritas π=
ππππ
π=
0,15
ππ
156
Normalitas
Γ
Γ
1000 π
1000 100
π = 0,096 Γ 10 π = 0,96 π
π= π=
ππππ π΅πΈ
Γ
0,15ππππ 78
π = 0,01 π
1000 100
Γ
1000 100
% b/v %
π π΅ππππ‘ πππ‘ = Γ 100% π£ ππππ’ππ πππππ’πππ
%
π 0,15 ππππ = Γ 100% π£ 100 ππ
%
π = 1,5% π£
1.3.
Pembahasan Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan yang
pertama adalah sifat dari bahan-bahan yang akan digunakan, dalam
hal
ini
harus
melihat
MSDS
dari
setiap
bahan.
Penghitungan konsentrasi, ppm, %volume, dan %berat haruslah tepat dan cermat karena apabila terjadi kesalah kecil saja dapat menyebabkan praktikum gagal dan harus diulangi kembali lagi . Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan: Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan. Berapa volume atau massa larutan yang akan dibuat. Apabila larutannya lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang
diketahui
dengan
disesuaikan.Jumlah
zat
satuan terlarut
yang
diinginkan
sebelum
dan
harus sesudah
pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan : M1.V1 = M2.V2.
Dimana
M1
adalah
konsentrasi
larutan
sebelum
diencerkan, V1: Volume larutan atau massa sebelum diencerkan, M2: konsentrasi larutan setelah diencerkan, V2: Volume larutan atau massa setelah diencerkan. Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan pertama dan kedua, yaitu pembuatan larutan HCl , yang pertama 50 ml aquadest dimasukkan kedalam gel as piala, kemudian HCL dipipet sebanyak 0,8 ml ke dalam gelas piala yang berisi aquadest. Setelah itu larutan dipindahkan ke labu takar 100 ml, kemudian aquadest kembali ditambahkan dengan memperhatikan batas miniskus. Setelah itu, dilakukan perhitungan ko nsentrasi dan diperoleh, molaritas 0,2 M, normalitas 0,02 N, dan % volume per volume 0,3 %.
Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan ketiga, yaitu pembuatan dimasukkan
larutan
H 2 SO 4 ,
kedalam
gelas
yang piala,
pertama
50
kemudian
ml
aquadest
H 2 SO 4
dipipet
sebanyak 1 ml ke dalam gelas piala yang berisi aquadest. Setelah itu larutan dipindahkan ke labu takar 100 ml, kemudian aquadest kembali ditambahkan dengan memperhatikan batas miniskus. Setelah itu, dilakukan perhitungan konsentrasi dan diperoleh, molaritas 0,3 M, normalitas 0,7 N, dan % volume per volume 1 %. Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan keempat, yaitu pembuatan larutan NaOH, yang pertama NaOH padat ditimbang sebanyak 0,4gram menggunakan timbangan analitik. NaOH yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan aquadest kira-kira 10 ml, kemudian diaduk sampai larut. Selanjutnya larutan NaOH dimasukkan ke dalam labu takar 100
ml,
dan
kembali
ditambahkan
aquadest
dengan
memperhatikan batas miniskus. Kemudian dilakukan perhitungan konsentrasi dan diperoleh molaritas 0,1 M, normalitas 0,1 N dan % berat per volume 0,4 %. Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan ke lima, yaitu pembuatan larutan NaCl, yang pertama NaCl padat ditimbang sebanyak 0,58 gram menggunakan timbangan analitik. NaCl yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml, sisa NaCl pada kaca arloji dibilas menggunakan aquadest, kemudian diaduk sampai larut. Selanjutnya larutan NaOH dimasukkan ke dalam labu takar dan kembali ditambahkan aquadest,dengan memperhatikan batas miniskus. Setelah itu dilakukan perhitungan konsentrasi dan diperoleh molaritas 0,1 M, normalitas 0,1 N dan % berat per volume 0,8 %.
Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan kelima, yaitu pembuatan larutan Na 2 HPO 4 , yang pertama Na 2 HPO 4 padat ditimbang sebanyak 1,7 gram menggunakan timbangan analitik. Na 2 HPO 4 yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml, sisa Na 2 HPO 4 pada kaca arloji dibilas menggunakan aquadest, kemudian diaduk sampai larut. Selanjutnya larutan Na 2 HPO 4
dimasukkan
ke
dalam
labu
takar
da n
kembali
ditambahkan aquadest, dengan memperhatikan batas miniskus. Kemudian
dilakukan
perhitungan
konsentrasi,
dan
diperoleh
molaritas 0,1 M, normalitas 0,1 N dan persen berat per volume 0,4 %. Berdasarkan hasil praktikum pada percobaan kelima, yaitu pembuatan larutan NaH 2 PO 4 , yang pertama NaH 2 PO 4 padat ditimbang sebanyak 0,15 gram menggunakan timbangan analitik. NaH 2 PO 4 yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam gelas piala 100 ml, sisa NaH 2 PO 4 pada kaca arloji dibilas menggunakan aquadest, kemudian diaduk sampai larut. Selanjutnya larutan NaH 2 PO 4
dimasukkan
ke
dalam
labu
takar
dan
kembali
ditambahkan aquadest, dengan memperhatikan batas miniskus. Kemudian
dilakukan
perhitungan
konsentrasi,
dan
diperoleh
molaritas 0,96 M, normalitas 0,01 N dan persen berat per volume 1,5 %.
BAB V PENUTUP 5.1.
Kesimpulan Setelah melakukan praktikum dapat diketahui bahwa :
Dapat diketahui cara membuat larutan dalam berbagai konsentrasi. Hal
yang
harus
diperhatikan
dalam
pembuatan
larutan
yang
pertama adalah sifat dari bahan-bahan yang akan digunakan dan alat yang akan digunakan. Dan dapat diketahui cara menghitung konsentrasi larutan. Seperti yang telah dipraktekkan bahwa konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam berbagai macam konsentrasi yaitu, molalitas(m), molaritas (M), normalitas, dan % (persen) 5.2.
Saran
5.2.1 Saran untuk Laboratorium Sebaiknya alat dan bahan yang masih kurang dilengkapi. 5.2.2 Saran untuk Dosen Sebaiknya lebih sabar dalam mendampingi siswa saat praktikum 5.2.3 Saran untuk Asisten Sebaiknya untuk asisten lebih mengawasi praktikan agar praktikum
berjalan
dengan
bai k
sesuai
dengan
yang
diinginkan 5.2.4 Saran untuk praktikan Sebaiknya sebelum melakukan praktikum ada baiknya kalau lebih mempelajari terlebih dahulu praktikum yang akan dilakukan di laboratorium sehingga praktikum berjalan lebih lancar dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. PT. Citra Aditya Bakti : Bandung. Anonim,1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta. Brady, J.E.2003. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara Chang, R. 2003. Kimia Dasar . PT.Gramedia Pustaka : Jakarta Gunawan, Adi dan Roeswati. 2003. Sifat Fisik Dan Kimia. PT. Gramedia Pustaka : Jakarta. Harjadi, W. 2000. Ilmu Kimia Analitik . PT. Gramedia Pustaka, Jakarta. Wahyudi, 2000. JURNAL KIMIA DAN LARUTAN. UJS. Purwekerto Sutresna, Nana. 2008. Kimia 2A. Grafindo Media Pratama: Bandung. Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid I. ITB: Bandung. Wahyudi, 2000.Jurnal Kimia Dan Larutan. UJS. Purwekerto
LAMPIRAN
1. Larutan NaCl
3. Larutan H2SO4
2. Larutan NaOH
4. Larutan HCl