Laporan Praktikum Mpasi Untuk Umur 9-10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN FORMULA MP-ASI USIA 9-10 BULAN Dosen Pembimbing : Nita Maria R. S.Tp, M.Se



Di susun oleh : GOLONGAN A KELOMPOK 3



1 2 3 4 5 6 7 8



FITRIYAH RIZKY ADE IMA FITRIA ANGGIANA D.F EGA RISKI REZIE OCTAVIANIE ERMA WIJAYANTI ZUHRIA ISMAWANTI SUCI PRAMISTI



(G42130302) (G42130322) (G42130326) (G42130336) (G42130343) (G42130363) (G42130386) (G42130390)



PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK JURUSAN KESEHATAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2016 BAB I. PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Periode emas dalam dua tahun pertama kehidupan anak dapat tercapai optimal apabila ditunjang dengan asupan nutrisi tepat sejak lahir . Air Susu Ibu (ASI) sebagai satu-satunya nutrisi bayi sampai usia enam bulan dianggap sangat berperan



penting untuk tumbuh



kembang,sehingga rekomendasi dari pemerintah, bahkan kebijakan WHO mengenai hal ini telah ditetapkan dan dipublikasikan ke seluruh dunia.Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Sebagian besar kejadian kurang gizi dapat dihindari apabila mempunyai cukup pengetahuan tentang cara pemeliharaan gizi dan mengatur makanan anak. Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, dan adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi dan infeksi pada anak, khususnya pada umur dibawah 2 tahun.Kenyataannya, praktek pemberian MP-ASI dini sebelum usia enam bulan masih banyak dilakukan di negara Prinsip Dasar MPASI Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan–berkembang seperti Indonesia. Hal ini akan berdampak terhadap kejadian infeksi yang tinggi seperti diare, infeksi saluran napas, alergi hingga gangguan pertumbuhan Asupan nutrisi yang tidak tepat juga akan menyebabkan anak mengalami malnutrisi yang akhirnya meningkatkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas. Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek dan kurus dibandingkan teman - teman sebayanya yang lebih sehat, ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kece rdasannya terganggu.Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kurang gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak yang apabila tidak diatasi secara



dini akan berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan



merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga dapat diistilahkan sebagai periode emas sekaligus kritis.



Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai dengan tumbuh kembang yang optimal. Sebaliknya pada bayi dan anak pada masa usia 0-24 bulan tidak memperoleh makanan sesuai dengan kebutuhan gizi, maka periode emas ini akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, saat ini maupun selanjutnya MP- ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Pengenalan dan pemberian MP- ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak.Pemberian MP-ASI yang tepat diharapkan tidak hanya dapat memenuhi kebutuuhan gizi bayi, namun juga merangsang keterampilan makan dan merangsangg rasa



percaya diri pada bayi. Pemberian makanan tambahan harus



bervariasi dari bentuk bubur cair kebentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Pemberian



MP- ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk



pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini. Bertambah umur bayi bertambah pula kebutuhan gizinya, maka takaran susunya pun harus ditambah, agar bayi mendapat energi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI hanya memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 60% pada bayi usia 6-12 bulan. Sisanya harus dipenuhi dengan makanan lain yang cukup jumlahnya dan baik gizinya. Oleh sebab itu pada usia 6 bulan keatas bayi membutuhkan tambahan gizi lain yang berasal dari MP - ASI, namun MP- ASI yang diberikan juga harus berkualitas. 1.1 Tujuan Mahasiswa dapat : 1. Melakukan formulasi pada makanan pendamping ASI untuk usia 9-10 bulan 2. Menganalisa sifat-sifat makanan pendamping ASI 3. Menganalisa nilai makanan pendamping ASI



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi ASI Menurut Jenny (1997), ASI adalah karunia Tuhan yang sangat berharga karena didalam ASI mengandung berbagai zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh bayi dan mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin (Ig), lactoferin, dan zat antibodi. ASI memiliki perbandingan komposisi yang tetap sehingga mudah dicerna dan diserap serta mampu memenuhi kebutuhan bayi sampai usia enam bulan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. ASI yang keluar pada hari pertama setelah bayi lahir disebut kolostrum.Kolostrum berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental karena mengandung banyak vitamin A, protein, karbohidrat, dan lemak rendah sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Di samping itu juga mengandung zat kekebalan yang penting untuk bayi terutama Ig A untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Kolostrum bermanfaat untuk membantu pengeluaran mekonium, yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan (Soetjiningsih, 1997). 2.2 Manfaat ASI Pemberian ASI sangat bermanfaat baik bagi bayi maupun ibunya. Bagi bayi, ASI sangat bermanfaat karena mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, mengandung kekebalan terhadap penyakit infeksi, dapat meningkatkan kecerdasan, menghindari bayi dari diare, bersih dan tidak pernah basi, mudah dicerna, serta membantu pertumbuhan gigi, langit-langit, dan rahangnya secara sempurna. Sedangkan bagi ibu, pemberian ASI sangat bermanfaat karena mudah diberikan, dapat menyehatkan ibu, lebih efisien karena ASI tidah dibeli, makin lama menyusui menghindari risiko kanker indung telur, disamping itu memper panjang kehamilan berikutnya dan dapat mendakatkan ibu dengan bayinya (Proverawati, 2009).



2.3 Tujuan Pemberian MP-ASI 1. Memenuhi kebutuhan zat gizinya yang meningkat untuk pertumbuhan dan aktivitasnya. 2. Mendidik anak untuk membina selera dan kebiasaan makan yang sehat. 3. Melatih pencernaan bayi agar mampu mencerna makanan yang lebih padat daripada susu.



4. Membiasakan bayi mengkonsumsi makanan sehari-hari menggunakan sendok.



2.4 Syarat MP ASI Syarat MP-ASI menurut Jenny (1997) yang perlu dipenuhi agar kebutuhan zat gizi bayi atau anak dapat terpenuhi yaitu harusmengandung cukup energi (zat gizi makro dan mikro yang tepat) baik mutu maupun jumlahnya pada setiap kelompok umur, memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup, dapat diterima dengan baik oleh bayi atau anak, harga relatif murah dan dapat diperoleh atau diproduksi secara lokal. MP-ASI harus memenuhi persyaratan khusus tentang jumlah zat-zat gizi yang diperlukan bayi, seperti protein, energi, lemak, vitamin, mineral, dan zat-zat tambahan lainya.MP-ASI hendaknya mengandung protein bermutu tinggi dengan jumlah yang mencukupi. Bahan makanan hewani seperti telur, daging, susu dan ikan mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan mutu protein bahan makanan nabati seperti kacang-kacangan dan biji-bijian (Kasdu D. 2005) Untuk meningkatkan mutu protein yang terkandung dalam bahan makanan nabati dapat dilakukan dengan cara mencampurkan bahan makanan sumber protein hewani dan nabati, atau mencampurkan beberapa jenis biji-bijian dan kacang-kacangan. Sebaiknya, makanan bayi harus menghasilkan energi yang cukup tinggi. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan penambahan lemak dan gula. Lemak dapat diberikan sampai kandungannya dapat menyediakan energi sebanyak 25% atau maksimum 10g/100g produk.Untuk bayi, sebaiknya digunakan lemak nabati dan lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh.Penambahan vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk memenuhi kelengkapan zat gizi yang dianjurkan.Tetapi, harus diperhatikan bahwa penggunaan bahan tambahanmakanan, seperti penyedap, pewarna, pengawet, garam, dan pemanis hendaknya dibatasi seminimal mungkin (WE, Nelson ,2005). 2.5 Jenis MP-ASI Menurut Dep.Kes.RI(2007), MP-ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan segar, seperti tempe, kacang-kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur, dan buah-buahan. Jenis MP-ASI yang dapat diberikan adalah:



1. Makanan Lumat adalah makanan yang dihancurkan atau disaring tampak kurang merata dan bentuknya lebih kasar dari makanan lumat halus, contoh: bubur susu, bubur sumsum, pisang saring/kerok, pepaya saring, tomat saring dan nasi tim saring. 2. Makanan Lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air dan tampak berair, contoh: bubur nasi, bubur ayam, nasi tim dan kentang puri. 3. Makanan Padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga, contoh: lontong, nasi tim, kentang rebus dan biscuit. 2.6 Tahapan pemberian MP ASI Menurut Depkes 2007 dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak, pemberian makanan bayi dan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar adalah sebagai berikut: 1) Umur 0 – 6 bulan a. Berikan ASI setiap kali bayi menginginkan, sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore, maupun malam. b. Jangan berikan makanan atau miniman lain selain ASI (ASI eksklusif) c. Susui dengan payudara kiri atau kanan secara bergantian 2) Umur 6-12 bulan a. Umur 6-9 bulan, kenalkan MP ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lunak dengan frekuensi 2 kali sehari. Setiap kali makan takarannya diberikan sesuai umur: 1. 6 bulan: 6 sendok makan 2. 7 bulan: 7 sendok makan 3. 8 bulan: 8 sendok makan b. Untuk umur 9-12 bulan,beri makanan pendamping ASI dimulai dari bubur nasi sampai nasi tim sebanyak 3 kali sehari. Setiap kali makan berikan sesuai umur: 1. 9 bulan : 9 sendok makan 2. 10 bulan : 10 sendok makan 3. 11 bulan : 11 sendok makan c. Beri ASI terlebih dahulu kemudian MP ASI



d. Pada MP ASI, tambahkan telur / ayam / ikan / tahu / tempe / daging sapi / wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak pada bubur nasi. e. Bila menggunakan MP ASI buatan dari perusahaan pembuat makanan. Baca cara menyiapkannya, batas umur, dan tanggal kadaluarsa. f. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti bubur kacang hijau, biscuit, pisang, nagasari, dan sebagainya. g. Beri buah-buahan atau sari buah, seperti jeruk, manis dan air tomat saring. h. Bayi mulai dianjurkan makan dan minum sendiri menggunakan gelas dan sendok. 3) Umur 1-2 tahun a. Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun b. Berikan nasi lembek 3 kali sehari c. Tambahkan salah satu dari pilihan makanan berikut telur, ayam, ikan, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, minyak pada nasi lembek d. Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti kacang hijau, biscuit, pisang, nagasari, dan sebagainya. e. Beri buah-buahan atau sari buah f. Bantu anak untuk makan sendiri



2.7 Jenis makanan Jenis makanan yang dapat dipilih adalah: a. Makanan pokok : mengandung karbohidrat, protein dan vitamin. Contoh: sereal (beras, gandum, tepung jagung), tanaman menjalar (singkong, ubi & kentang), buah yang mengandung tepung (sukun) b. Sumber hewani : mengandung protein tinggi, zat besi, zink dan vitamin. Contoh: hati, daging merah, ayam, ikan, telur (putih telur sebaiknya pada anak > 1 tahun) c. Produk Susu: mengandung protein, vitamin A & folat, calcium. Contoh: ASI/susu formula, keju, yogurt



d. Sayur berdaun hijau dan berwarna oranye: mengandung vitamin A,C, folat dan calcium. Contoh: bayam, brokoli, wortel, labu, kentang. Tunda pemberian sawi pada anak > 1 tahun, karena mineralnya sangat tinggi, membuat berat kerja ginjal anak. e. Kacang-kacangan: mengandung protein dan zat besi. Contoh: kacang polong, kacang merah, kedelai hitam f. Minyak dan Lemak: mengandung energy dan asam lemak esensial, Contoh: minyak kelapa, margarine, minyak zaitun, butter. Berbeda dg orang dewasa, makanan sumber kolesterol sangat baik pada anak (kuning telur, lemak hewan) untuk membentuk otak anak agar cerdas. Biji-bijian: menghasilkan energi. Contoh: selai kacang, biji bunga matahari, wijen (Siregar, SP,1999 dkk) Bubur merupakan istilah umum untuk mengacu pada campuran bahan padat dan cair, dengan komposisi cairan yang lebih banyak daripada padatan dan keadaan bahan padatan yang tercerai-berai 2.8 Gizi yang terkandung di dalam beras. 1. Karbohidrat yang sangat kaya akan glukosa atau zat gula. Dan glukosa merupakan sumber energi bagi anak-anak sekaligus sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf, dan sel darah merah. 2. Protein bermanfaat sebagai zat pembangun tubuh dan pengganti sel-sel yang rusak. 3. Vitamin berfungsi sebagai pembentuk enzim dan membantu memproduksi energi. Vitamin yang banyak terdapat dalam beras antara lain vitamin B1, B2, B3, dan B6. 4. Mineral sepeti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, magnesium dan seng.



5. Serat yang dapat membantu mencegah terjadinya konstipasi pada anak. Serat ini bertindak sebagai busa lembut yang mendorong makanan untuk melewati usus dengan lebih cepat dan mudah.



BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM



3.1 Bahan 1. 50 gr nasi putih 2. 50 gr daging sapi yang sudah di rebus 3. 200-300 ml air 3.2 Alat 1. Panci 2. Piring 3. Sendok 4. Spatula 5. Pisau 6. Kompor gas 3.3 Prosedur Kerja Diagram Alir Proses Pembuatan Bubur Beras Daging Cincang Nasi 50 gr



Dimasukkan kedalam panci



Memasak menggunakan api kecil, diaduk-aduk hingga matang



Penambahan air putih 300 ml,



Memasukka daging sapi rebus yang sudah dicincang



Bubur beras daging cincang



BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil pengamatan MP-ASI usia 9-10 bulan Kelompok 1 No



Pengamatan



Satuan



Bubur ayam kacang hijau



1. 2. 3.



Kondisi bahan



Kelompok 2 Bubur labu kuning campur keju



Kelompok 4



Bubur beras



Nasi tim



daging cincang



bayam jagung



Baik dan segar



Baik dan segar



Baik dan segar



Baik dan segar



Total berat bahan



gr



250



326



400



414



Berat Mp-ASI



gr



223



291



120



355



Hijau pucat



Kuning



Organoleptik : a. Warna



Kasar b. Tekstur 4. c. Aroma



d. rasa



Khas Kacang



Hijau



Gurih



Labu



Foto



9. Komposisi gizi (per 100 gram MP-ASI)



Coklat pucat



Kasar Khas



Lembut Khas Labu



Gurih, Asin, Manis



8.



Kelompok 3



Daging



Hambar



Hijau



Kasar Khas Sayur Bayam



Sedap



a. Protein b. Lemak c. Karbohidrat 10.Energi (per 100 gram MP-ASI) Bioavaibilitas



gr



7,1



2,72



8,54



5,233



gr



5,2



2,28



9,9



0,996



gr



7,3



11,03



16,58



42,707



kkal



103,2



55,19



188,74



196,24



60,22



17,83



0,11



41,57



88,64



78,76



53,3



14,04



0,1



35,21



19,9



0,72



0,012



1,84



16,9



4,62



0,02



3,76



protein : a. Skor asam amino (SAA) b. Mutu cerna teoritis (MC) 11.



95,15



84,69



c. Net protein utilization (NPU) d. Protein senilai telur (PST) e. Protein efisiensi ratio (PER)



Komposisi gizi (per porsi)



16.



a. Protein



gr



17,8



3,072



10,25



5,233



b. Lemak



gr



13



2,575



11,15



0,996



c. Karbohidrat



gr



18,3



12,465



19,9



42,7



226,5



196,24



d. Energi



kkal



258



62,3625



4.2 Pembahasan Setelah melakukan pratikum pengembangan formula dengan pokok bahasan pembuatan MP- ASI usia 9-10 bulan, resep cocok di berikan untuk anak usia 12 bulan sebab MP-ASI yang dihasilkan terlalu padat serta terlalu kasar untuk bayi usia 10 bulan. Tetapi keuntungan dari mp-asi bubur beras daging cincang tersebut adalah memiliki kandungan tinggi protein tetapi jika bahan makanan dalam penggunaan daging terus menerus di konsumsi dan terdapat lemak pada daging tersebut untuk jangka panjang penggunaan atau mengkonsumsi daging secara terus menerus ada menimbulkan hiperkolesterol yakni tingginya kandungan kolesterol dalam tubuh. Pada anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, kalori dan protein yang terkandung dalam daging sangat baik untuk kecerdasan dan tumbuh kembangnya. Daging pun dinilai oleh para ahli gizi sangat baik untuk pertumbuhan gigi dan tulang anak. Namun, beberapa hal yang perlu diperhatikan : 1. Boleh mengkonsumsi daging tetapi tidak secara berlebihan atau kurang dari kebutuhan yang diperlukan. 2. Pilihkan daging yang lunak dan segar 3. Pengolahan sehalus mungkin agar mempermudah untuk usia 10 bulan mengkonsumsinya. Bahan -bahan makanan yang digunakan adalah 50 gram nasi putih, 50 gram daging cincang, dan 300 ml air. Pertama merebus daging hingga matang dan empuk atau lunak kemudian memasak nasi. Selanjutnya memasukkan nasi yang sudah dimasak sebelumnya kedalam panci kemudian ditambahkan air sebanyak 300 ml dengan menggunakan api kecil sambil diaduk. Kemudian cincang daging rebus hingga lembut kemudian masukkan dalam bubur sambil terus dimasak Dari hasil praktikum pembuatan MP-ASI pada usia 9-10 bulan yakni bubur beras daging cincang yang dihasilkan yakni total berat bahan yaitu 400 gr, berat berat MP-ASI yaitu 120 gr, kehilangan berat yaitu 30%. Hal ini dikarenakan penyusutan setelah diberikannya air dalam pengolahan, sehingga sehingga berat setelah menjadi MP-ASI menjadi berkurang atau menyusut. Berdasarkan organoleptik pada makanan pendamping ASI bubur beras daging cincang yang dihasilkan yaitu untuk warna coklat pucat, warna yang dihasilkan dominan dari



daging yang setelah direbus. Teksturnya kasar karena pada pembuatan makanan pendamping ASI tersebut dalam pengolahan awal nasi telalu keras atau kasar sehingga pada proses selanjutnya dijadikan sebagai bubur menjadi kasar, tetapi untuk penggunaan makanan pendamping ASI tersebut cocok untuk usia 10 bulan. Aroma yang dihasilkan dominan aroma daging dan rasanya hambar dikarenakan dalam pembuatan pendamping ASI tidak ada penambahan bumbu-bumbu khusus untuk mencipkan cita rasa yang lebih enak dan gurih. Praktikum kali ini bertujuan untuk melakukan formulasi, menganalisisi sifat-sifat serta menganalisis nilai makanan pendamping ASI. Setelah di analisis didapatkan komposisi gizi per 100 gram MP-ASI adalah : Energi



: 188,74 kkal



Protein



: 8,54 gram



Lemak



: 9,9 gram



Karbohidrat



: 16,58 gram.



Sedangkan komposisi gizi per porsi : Energi



: 226,5kkal



Protein



: 10,25 gram



Lemak



: 11,15 gram



Karbohidrat



: 19,9 gram



Hasil perhitungan bioavaibilitas protein yakni untuk skor asam amino (SAA) sebesar 0,11. Mutu cerna teoritis (MC) sebesar 95,15. Net protein Utilization (NPU) sebesar 0,1. Protein senilai telur yakni 0,012 . Protein efisiensi ratio (PER) yakni 0,02 . Untuk perhitungan bioavaibilitas yakni sebagai berikut: a. b. c. d. e.



Skor Asam Amino (SAA) Mutu Cerna Teoritis (MC) Net Protein Utilization (NPU) Protein Senilai Telur (PST) Protein Efisiensi Ratio (PER)



Tabel Skor Asam Amino MP-ASI Bubur Beras Daging Cincang Bahan



Berat



Protein



Lysin



Trionin



Triptofan



Met + sistin



Beras



50



3,8



19,75



19,6



5,4



15,8



Daging



50



8,45



39,3



23,35



4,35



21,5



12,25



59,05



42,95



9,75



37,3



4,8



3,5



0,79



3



0,218



0,26



0,11



0,21



Total AAE/gram Protein SAA (%)



SAA



= TKAE terkecil = 0,11 (triptofan)



Tabel Mutu Cerna Bahan Pangan



No



Bahan Makanan



Konsumsi AA Protein



C



PxC



1



Beras



3,4



90



306



2



Daging



9,5



97



921,5



Jumlah



12,9



MC Teoritis



1227:12,9=95,15



Nilai NPU juga dapat dihitung secara teoritis, yaitu : SAA x C NPU Teoritis =



1227,5



100



0,11 x 95,11 NPU Teoritis =



= 0,1 100



Rasio PE dirumuskan sebagai berikut : Konsumsi PST x 4 RasioPE=



x 100 Total Konsumsi Energi Total protein Dari makanan yang x SAA x C Dikonsumsi



100



RasioPE=



100 x 100



Total Konsumsi Energi 12,25 x 0,0011 x 0,9515 RasioPE=



x 100 = 0,02 62,36



PST dirumuskan sebagai berikut :



PST =



Jumlah protein × SAA × MutuCerna 100 ×100



12,25 X 0,11 X 95,15 PST =



x 100 = 0,012 Total Konsumsi Energi



Pada hasil analisis dari perhitungan bioavaibilitas protein, bubur ayam kacang hijau memiliki Skor Asam Amini (SAA) lebih tinggi dari ke tiga bubur yang lain yakni 60,22, sedangkan yang paling rendah ialah bubur beras daging cincang. Untuk Mutu Cerna Teoritis (MCT) bubur beras daging cincang memperoleh hasil lebih tinggi yaitu 95,15, sedangkan nilai yang paling rendah ialah pada bubur labu kuning campur keju 78,76. Pada perhitungan bioavaibilitas protein yang lain seperti Net Protein Utilization (NPU) dan Protein Efisiensi Ratio (PER), bubur ayam kacang hijau memperoleh hasil yang lebih tinggi yaitu pada Net Protein Utilization (NPU) sebesar 53,3 dan Protein Efisiensi Ratio (PER) sebesar 16,9. Kemudian untuk perhitungan Protein Senilai Telur (PST) bubur ayam kacang hijau memiliki hasil yang lebih tinggi yaitu 19,9 dibandingkan dengan bubur yang lainnya.



BAB V. PENUTUP



5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum pembuatan MP-ASI pada usia 9-10 bulan yakni bubur beras daging cincang yang dihasilkan yakni total berat bahan yaitu 400 gr, berat berat MP-ASI yaitu 120 gr, kehilangan berat yaitu 30%. Sedangkan berdasarkan hasil organoleptik pada makanan pendamping ASI bubur beras daging cincang yang dihasilkan yaitu untuk warna coklat pucat, karena warna yang dihasilkan dominandari daging yang setelah direbus. Teksturnya kasar karena pada pembuatan makanan pendamping ASI tersebut dalam pengolahan awal nasi telalu keras atau kasar sehingga pada proses pembuatan bubur menjadi kasar, tetapi untuk penggunaan makanan pendamping ASI tersebut cocok untuk usia 10 bulan. Aroma yang dihasilkan dominan aroma daging dan rasanya hambar dikarenakan dalam pembuatan pendamping ASI tidak ada penambahan bumbu-bumbu khusus untuk mencipkan cita rasa yang lebih enak dan gurih. 5.2 Saran Dalam praktikum kali ini bubur yang dimasak terlalu kasar menyerupai nasi tim sebaiknya pembuatan bubur menggunakan nasi yang sudah empuk dan penambahan air yang cukup sehingga dapat menghasilkan bubur yang lembut.



DAFTAR PUSTAKA



Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta Jenny ,1997. Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta : EGC Kasdu D. 2005,Makanan Sehat untuk Bayi. Batavia Press:Jakarta. Proverawati, 2009. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan menyusui dengan Makanan Lokal.Sagung Seto. Jakarta Siregar, SP,1999dkk. Clinical Features and Specific IgE. In Babies and Children With Cow's Milik Allergy, dalam : Paediatrica Indonesiana-Journal Of The Indonesian Society Of Pediatricians. vol. 39. FKUI:Jakarta Soetjiningsih, 1997, Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa Dan Penatalaksanaan, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Medika WE, Nelson ,2005 Pemberian Makan Bayi dan Anak, dalam : Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15, Vol. 1. EGC:Jakarta.



DOKUMENTASI



Daging sapi 50 gram



Perebusan daging sapi



Daging sapi yang telah direbus, di timbang kembali. Berat daging sapi yang telah direbus mengalami pengurangan berat jika



Daging sapi yang telah direbus kemudian di



dibandingkan dengan daging sapi sebelum



cincang hingga lembut.



direbus. Berat daging sapi setelah direbus menjadi 28 gram.



Daging sapi yang telah di cincang hingga lembut.



Beras putih dengan berat 25 gram.



Perebusan beras untuk di jadikan bubur.



Daging yang telah di cincang hingga lembut di masukkan kedalam bubur dan aduk-aduk hingga tercampur merata.



Beras putih yang telah menjadi bubur.



Bubur beras daging cincang yang telah siap untuk 1 porsi dengan berat 120 gram.