Laporan Praktikum Otk Ekstraksi Minyak Atsiri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI



Disusun oleh : Achri Isnan Khamil



(191910401008)



Syahfa Adinda Relyando



(191910401052)



Muhammad Iqbal Samudra



(191910401096)



Hari / Tanggal Praktikum



: Jumat/ 10 Juni 2022



Asissten



: Arrizal Raisul Akbar



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER Juni, 2022



DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................2 DAFTAR TABEL....................................................................................................3 DAFTAR GAMBAR...............................................................................................4 BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................5 1.1 JUDUL PERCOBAAN..................................................................................5 1.2 TUJUAN PERCOBAAN...............................................................................5 1.3 DASAR TEORI..............................................................................................5 BAB 2 METODOLOGI...........................................................................................9 2.1 ALAT DAN BAHAN....................................................................................9 2.1.1 Alat..........................................................................................................9 2.1.2 Bahan.......................................................................................................9 2.2 CARA KERJA.............................................................................................10 BAB 3 HASIL........................................................................................................12 BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................13 BAB 5 PENUTUP.................................................................................................19 5.1 Kesimpulan...................................................................................................19 5.2 Saran.............................................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20



2



DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Tabel Pengamatan.................................................................................12



3



DAFTAR GAMBAR gambar 4. 1 Hubungan massa minyak total terhadap yield...................................17 gambar 4. 2 hubungan waktu dengan yield............................................................17 gambar 4. 3 hubungan waktu terhdap massa minyak total....................................18



4



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 JUDUL PERCOBAAN Ekstraksi Minyak Atsiri 1.2 TUJUAN PERCOBAAN 1. Untuk memahami proses ekstraksi pada minyak atsiri dari berbagai bahan 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel waktu terhadap yield minyak atsiri yang dihasilkan



1.3 DASAR TEORI Ekstraksi adalah proses perpindahan suatu zat atau solute dari larutan asal atau padatan ke dalam pelarut tertentu. Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan kemampuan melarutnya komponen-komponen yang ada dalam campuran (Aji, Syamsul, & Tantalia, 2017). Minyak atsiri umumnya diisolasi dengan tiga metode yaitu metode penyulingan dengan air, penyulingan dengan air uap dan penyulingan dengan uap. 1. Penyulingan



dengan



air



merupakan



metode



paling



sederhana



jika



dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode ini, bahan yang akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air. Dengan begitu, bahan bercampur langsung dengan air. Selain metodenya sangat sederhana, bahan ketelpun relatif mudah didapatkan. Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan bahan dialirkan melalui pipa munuju ketel kondensor yang mengandung air dingin sehingga terjadi pengembunan (kondensasi). Selanjutnya, air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis. 2. Penyulingan dengan air dan uap disebut juga metode kukus. Pada metode pengukusan ini, bahan diletakkan diatas piringan atau plat besi berlubang seperti ayakan yang terletak beberapa sentimeter diatas permukaan air. Pada prinsipnya, metode penyulingan ini menggunakan uap bertekanan rendah.



5



Dibanding dengan cara pertama (water distillation), perbandingannya hanya terletak pada pemisahan bahan dan air. Namun, penempatan keduanya masih dalam satu ketel suling. Selanjutnya, uap air dan minyak akan mengembun dan ditampung dalam tangki pemisah. Pemisahan air dan minyak atsiri dilakukan berdasarkan berat jenis.



3. Penyulingan dengan uap menggunakan sistem air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler” yang letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini baik jika digunakan untuk penyulingan bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit batang, maupun biji-bijian yang relatif keras (Prayudo, Novian, Setyadi, & Antaresti, 2015). Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oil, ethereal oils, atau volatile oils adalah komoditas ekstrak alami dari jenis tumbuhan. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak tersebut disintesis dalam sel kelenjar pada jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak terpentin dari pohon pinus. Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200 spesies. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman, yaitu dari daun, bunga, buah, biji batang atau kulit, dan akar atau rizhome (Syarifah, 2017). Kebutuhan minyak atsiri dunia semakin tahun semakin meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan industri modern seperti industri parfum, kosmetik, makanan, aroma terapi dan obat-obatan. Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor Indonesia yang meliputi minyak atsiri dari nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada dan kayu manis. Seiring dengan berkembangnya industri minyak atsiri, mulai dikembangkan untuk memakai bahan dari genus citrus (Syarifah, 2017). Manfaat dari minyak atsiri jeruk sendiri dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan penambah cita rasa pada makanan. Minyak atsiri jeruk juga bermanfaat bagi kesehatan, yaitu untuk aroma terapi. Aroma jeruk dapat menstabilkan sistem syaraf, menimbulkan perasaan senang dan tenang,



6



meningkatkan nafsu makan, dan menyembuhkan penyakit. Pada pengambilan minyak atsiri biasanya menggunakan metode konvensional yaitu metode distilasi air (hydrodistillation). Metode ini membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan yield selain itu juga membutuhkan banyak pelarut yang mana kurang efisien secara waktu dan tenaga serta kurang ramah lingkungan (Syarifah, 2017). Ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pengepresan dingin, menggunakan bahan pelarut, maupun dengan distilasi. Cara yang sederhana dan mudah dilakukan adalah dengan metode distilasi uap/air. Kandungan senyawa kimia yang utama dari minyak jeruk purut adalah senyawa sitronelal 81,49 %. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Pada proses distilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Proses pembuatan minyak atsiri dapat dengan 3 cara yaitu: pengepresan (pressing), ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan penyulingan (distilation). Prinsip dasar metode distilasi adalah uap dari air digunakan untuk mengangkat minyak atsiri dari dalam jaringan kulit jeruk purut dan kemudian didinginkan dengan air mengalir. Hasil yang diperoleh adalah campuran air dan minyak yang karena perbedaan berat jenis akan terpisah dimana lapisan minyak ada di atas sedangkan lapisan air ada di bawah. Lapisan minyak kemudian diambil menggunakan pipet dan dimasukkan dalam botol berwarna gelap.Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam lemari es (kulkas) karena memiliki suhu rendah dan terhindar dari paparan sinar matahari (Iryani & Deka, 2018). Minyak atsiri daun jeruk purut atau kaffir lime leaf oil dihasilkan dari penyulingan (distilasi) daun jeruk purut dengan rendemen sekitar 1% (daun basah). Pada metode lain dengan menggunakan pelarut kimia seperti n-heksan dan etanol, rendemen dapat mencapai lebih dari 10%. Komponen utama dari minyak jeruk purut adalah sitronelal sebesar 81,49%, sitronelol sebesar 8,22%, linalol sebesar 3,69%, geraniol 0,31%, dan komponen lain sebesar 6,29%. Beberapa penelitian ekstraksi minyak atsiri dengan metode konvensional antara lain penyulingan Lavandin menggunakan metode steam-hydro distillation, ekstraksi



7



minyak jeruk purut menggunakan metode ekstraksi Soxhlet dan ekstraksi minyak atsiri dari bahan Citrus aurantium L menggunakan metode maserasi (Gotama, Rahman, & Anjarwadi, 2017).



8



BAB 2 METODOLOGI 2.1 ALAT DAN BAHAN 2.1.1 Alat  Botol vial 



Corong pisah dan kelm statif







Labu erlenmeyer







Gelas ukur







Kompor pembakar







Neraca analitik







Timbangan







Tangki penyulingan







Seperangkat alat destilasi







Pipet ukur dan bulb pipet



2.1.2 Bahan  Air 



Daun jeruk purut







Gas LPG



9



2.2 CARA KERJA



Daun jeruk purut 4 kg



Disiapkan alat dan bahan



Ditimbang botol vial kosong



Ditimbang daun purut sebanyak 4 kg



Dirangkai dan disiapkan seluruh komponen alat



Dibuka tutup tangki dan penyaringnya



Ditambahkan air hingga batas yang telah ditentukan



Dimasukkan penyaring/pembatas air dengan bahan baku



Dimasukkan bahan kedalam tangki mesin penyuling



Dikencangkan pengunci tangki suling hingga rapat



10



Dihubungkan setiap pipa kondensor dengan selang



Dihubungkan tangki mesin penyuling dengan gas LPG lalu dinyalakan LPG



Dihitung waktu ekstraksi ketika suhu 100



Diamati termometer pada tangki sampai suhu 70



Dinyalakan selang air untuk mengaliri kondensor



Ditunggu ekstraksi hingga waktu ke 60, 120, dan 180menit



Diambil hasil ekstraksi berupa minyak dan air



Dipisakan minyak dan air menggunakan corong pisah



Dimatikan kompor pembakar dengan valve dan proses penyulingan selesai



Dikeluarkan bahan baku dari tangki lalu bersihkan tangki penylingan



Dipindahkan minyak atsiri hasil ekstraksi ke botol via dan ditimbang



Data Hasil Pengamatan



11



BAB 3 HASIL Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada data praktikum Ekstraksi Minyak Atsiri pada tanggal 10 Juni 2022 adalah sebagai berikut : 3. 1 Data Pengamatan



Waktu (menit)



Massa minyak total (gram)



Yield (%)



30



11,3959



0,379863



90



20,3985



0,67995



150



23,2278



0,77426



Dari hasil rendemen yang diperoleh dapat diolah menjadi grafik sehingga dapat diketahui hubungan antara rendemen dengan waktu . Berikut ini grafik antara waktu distilasi dengan rendemen minyak atsiri daun jeruk :



3. 2 Pengolahan Data



massa minyak total vs yield 0.8 0.7



yield (%)



0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 10



12



14



16



18



20



22



24



massa minyak total (gram)



12



waktu vs yield 0.8 0.7



yield (%)



0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 20



40



60



80



100



120



140



160



140



160



waktu (menit)



waktu vs massa minyak total massa minyak total (gram)



25 20 15 10 5 0 20



40



60



80



100



120



waktu (menit)



13



BAB 4 PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, peralatan yang digunakan adalah distilasi uap dan air atau steam-hydro distillation. Alat ini bekerja dengan cara mendidihkan air, dan uap air yang dihasilkan membawa partikel minyak atsiri, yang mengalir ke kondensor kemudian ke separator, dimana air dan minyak terpisah secara otomatis karena perbedaan berat jenis. Keuntungan dari distilasi uap adalah alatnya relatif sederhana dan menghasilkan minyak atsiri yang lebih banyak, singkatnya alat ini efisien dalam penggunaan dan minyak atsiri yang dihasilkan tidak mudah menguap. Namun disisi lain memiliki kekurangan yaitu waktu distilasinya lama (Sauid & Aswandi, 2018). Praktikum modul 1 ekstraksi minyak atsiri menggunakan bahan dasar daun jeruk purut. Tujuan dari modul ini adalah agar praktikan dapat memahami proses ekstraksi pada minyak atsiri dari berbagai bahan dan mengetahui pengaruh variabel waktu terhadap yied minyak atsiri yang dihasilkan. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini terdapat botol vial, corong pisah dan kelm statif, labu erlenmeyer, gelas ukur, kompor pembakar, neraca analitik, timbangan, tangki penyulingan dan seperangkat alat distilasi. Sementara itu bahan yang digunakan pada modul terdiri dari air, daun jeruk purut segar, dan gas LPG. Ektraksi merupakan proses pemisahan kandungan senyawa kimia jaringan tumbuhan ataupun hewan berdasarkan perbedaan kelarutan antara 2 atau lebih



pelarut campuran. Proses ekstraksi bertujuan untuk mendapat



bagian-bagian tertentu dari bahan yang mengandung komponen-komponen



14



aktif (Le et al. 2020). Pemisahan minyak atrisi dari tanaman aromatik dapat dilakukan dengan proses penyulingan. Cara penyulingan dilakukan dengan menambahkan air kemudian di didihkan hingga menghasilkan uap panas kemudian menghasilkan minyak atsiri. Terdapat 3 macam distilasi menurut kinerja alat destilator dan kontak antara uap serta bahan yang akan disuling, yaitu peyulingan dengan sistem rebus (water distillation/hydro-distilation), penyulingan dengan air uap/sistem kukus (water and steam distillation/wet steam) dan penyulingan dengan uap langsung (direct steam distillation/dry distillation) (Wulandari, Supriyadi, & Anwar, 2019). Botol vial kosong ditimbang terlebih dahulu dikarenakan massa botol via kosong digunakan saat perhitungan menentukan massa minyak total. Daun jeruk purut ditimbang sebesar 3 kg terlebih dahulu untuk mengetahui massa, massa daun jeruk purut digunakan saat perhitungan yield. Tangki penyuling dan penyaring dibuka dan ditambahkan air hingga 80% dari penyaring. Daun jeruk purut di masukkan ke ketel dan kencangkan tutup ketel. Pipa kondensor dihubungkan dengan selang. Tangki mesin penyuling dihubungkan dengan gas LPG. Kondesor dialiri air jika termometer sudah mendekati titik didih 100℃ (suhu antara 75℃ -90℃ ). Pencatatan variabel waktu 30 menit awal dimulai ketika tetes pertama menetes. Minyak dan air dipisahkan menggunakan corong pemisah. Botol vial yang terisi minyak atsiri ditimbang di neraca analitik. Langkah selanjutnya ialah menyiapkan alat untuk melakukan percobaan dimulai dengan penyambungan selang ke pipa kondensor. Kemudian daun jeruk purut dimasukkan ke dalam tangki penyulingan dan ditutup rapat dengan cara mengencangkan mur dan baut di sekeliling tutup tangki. Pengencangan ini harus dilakukan dan tertutup rapat agar keadaan vakum dan uap yang dihasilkan tidak keluar tangki. Selanjutnya menghubungkan kompor dengan gas LPG lalu dinyalakan. Setelah itu tunggu dan amati peningkatan suhu hingga mencapai 70℃ , dan apabila sudah mendekati suhu yang dimaksud kemudian aliri kondensor menggunakan air. Variabel waktu yang digunakan Fungsi kondensor sendiri adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah uap menjadi zat cair dan dapat juga berfungsi sebagai penukar



15



kalor yang digunakan untuk mengkondensasikan larutan (fluida). Fungsi dari mengalirkan air pendingin pada kondensor adalah untuk mengkondensasikan uap sehingga menjadi kondensat air, atau singkatnya kondensor digunakan untuk membuang panas keluar dan setelah panas dibuang maka substansi akan berubah bentuk dari gas atau uap menjadi cair. Suhu dalam tangki dibiarkan hingga mencapai 100℃ (Muhammad et al. 2013). Ekstraksi dapat dilakukan ketika kondensor mengeluarkan tetes minyak, saat alat sudah mengeluarkan tetesan pertama maka langkah selanjutnya adalah praktikan menyalakan stopwatch dimana ini berfungsi untuk menghitung massa minyak atsiri dari daun jeruk purut yang diperoleh. Variasi waktu yang digunakan adalah 30 menit, 90 menit, dan 150 menit. Minyak yang dihasilkan akan keluar melalui kondensor, tetesan minyak ini akan di tampung menggunakan gelas ukur 500 ml yang berisi air, sementara itu sisa penguapan di tampung dengan timba yang diletakkan di sisi lain kondensor. Minyak yang dihasilkan baru bisa diambil saat waktu sudah mencapai 30 menit. Pengambilan dilakukan dengan cara mengganti gelas ukur sebagai penampung menggunakan labu erlenmeyer. Sementara itu, praktikan lainnya mengambil minyak yang tertampung pada gelas ukur menggunakan pipet ukur kemudian ditampung kedalam labu erlenmeyer yang lain. Gelas ukur yang sudah diambil minyaknya kemudian diletakkan kembali di posisi semula (dibawah kondensor) dan erlenmeyer yang berisi tetesan minyak tadi dituangkan ke dalam gelas ukur. Selanjutnya proses pemisahan minyak dan air menggunakan corong pemisah. Output yang dihasilkan adalah minyak atsiri dari daun jeruk purut berwarna putih keruh dan berbau harum sesuai dengan aroma asalnya, minyak ini kemudian ditampung kedalam botol vial yang berlabel. Langkah ini diulang dengan menggunakan variabel waktu 50 menit, 70 menit, 90 menit, 110 menit, 130 menit, 150 menit, 170 menit, dan 190 menit. Langkah terakhir pada praktikum modul 1 adalah mematikan pembakar dengan menutup katup lalu mematikan aliran air pada kondensor dilanjutkan dengan membersihkan alat-alat yang digunakan seperti corong pisah, labu Erlenmeyer, gelas ukur, dan pipet ukur. Daun jeruk purut yang berada didalam tangki penyulingan juga di ambil kemudian dibuang.



16



Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil percobaan yang disajikan pada tabel 3.1. Sedangkan hasil pengolahan data berupa perhitungan yield atau rendemen dari setiap variabel. Perhitungan rendemen dilakukan dengan rumus berikut : Rendemen=



Berat minyak atsiri yang diproduksi ×100 % Berat bahanbaku yang digunakan



Hasil dari perhitungan rendemen minyak atsiri dengan variabel waktu yaitu pada waktu 30 menit didapatkan rendemen sebesar 0,3799, pada waktu 90 menit didapatkan rendemen sebesar 0,6799%, pada waktu 150 menit didapatkan rendemen sebesar 0,77426%. Perbedaan nilai rendemen tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti proses preparasi, kandungan kelenjar minyak, waktu penyulingan, dan bahan yang digunakan. Pada penelitian tersebut terdapat proses preparasi bahan berupa pemilahan daun, pencucian, dan pemotongan daun menjadi lebih kecil. Pemilahan daun bertujuan untuk meminimalisir minyak atsiri yang hilang karena oenguapan dan oksidasi oleh oksigen di udara. Selain itu, pemilahan bertujuan untuk memisahkan antara daun, batang atau benda asing lain yang ikut dalam sampel. Dalam praktikum, proses pemilahan tidak dilakukan sehingga terdapat batang dan buah jeruk yang ikut masuk dalam penyulingan. Selanjutnya, proses pencucian bertujuan untuk menyaring dan memisahkan benda asing yang menempel di permukaan daun. Setelah dicuci, daun dipotong kecil-kecil atau dirajang yang bertujuan untuk memudahkan kelenjar minyak atsiri mengeluarkan minyaknya saat dilakukan proses distilasi. Perajangan tidak dilakukan dalam praktikum, sehingga hasil rendemen yang didapatkan lebih kecil dibandingkan penelitian terdahulu. Dari gambar 4.1, gambar 4.2, dan gambar 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa grafik terus meningkat. Gambar 4.1 merupakan grafik hubungan massa minyak total terhadap yield, grafik tersebut



terus meningkat seiring



bertambahnya massa minyak total. Gambar 4.2 merupakan grafik hubungan waktu terhadap yield, grafik tersebut terus meningkat seiring bertambahnya waktu. Gambar 4.3 merupakan grafik hubungan waktu



terhadap massa



minyak total, grafik tersebut terus meningkat seiring bertambahnya waktu Peningkatan rendemen secara signifikan terjadi pada waktu 50 menit karena 17



terjadi peningkatan sebanyak 0,203%. Jumlah rendemen tertinggi terjadi di menit 190 dengan yield sebesar 0,8002%. Hal tersebut dikarenakan semakin lama waktu maka kandungan minyak pada daun menjadi lebih sedikit dan jika diteruskan maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran dan gosong pada sampel. Pada suatu literatur, waktu distilasi maksimum berlangsung selama 3 jam (Kasuan et al. 2013).



BAB 5 PENUTUP



5.1 Kesimpulan Tipe distilasi yang digunakan untuk menghasilkan minyak dari daun jeruk pada percobaan ini adalah distilasi tipe uap dan air atau steam-hydro distillation, dimana merupakan metode pemisahan dengan memanfaatkan uap dari air yang mendidih. Uap air yang dihasilkan pada proses pemanasan akan dikondensasi sehingga menghasilkan campuran air dan minyak, campuran tersebut lalu di pisahkan dalam corong pisah. Kemudian dihitung yield dari minyak atsiri hasil ekstraksi untuk mengetahui berapa berapa banyak minyak yang dihasilkan dari total bahan yang digunakan. Hasil percobaan ini juga dapat diketahui bahwa pengaruh variabel waktu terhadap yield yang dihasilkan, dimana semakin lama waktu proses maka yield yang dihasilkan pun semakin meningkat. Hal ini karena semakin lama waktu penyulingan maka semakin banyak panas yang diterima bahan sehingga uap campuran air dan minyak juga lebih banyak.



5.2 Saran Praktikan harus teliti dan sabar selama percobaan, terutama saat memisahkan minyak dan air. Karna jika kurang fokus, maka bisa saja terdapat minyak yang ikut terbuang bersama air sehingga hasil yang didapat kurang



18



maksimal. SOP alat harus dipelajari dengan baik untuk menghindari kerusakan alat, efisiensi waktu, dan meminimalisir kesalahan dalam praktikum.



DAFTAR PUSTAKA Aji, A., Syamsul, B., & Tantalia. (2017). Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi HCl untuk Pembuatan Pektin dari Kulit Jeruk Bali (Citrus maxima). Vol. 6: No. 1. Gotama, B., Rahman, D. F., & Anjarwadi, A. F. (2017). Intensifikasi Proses Penyulingan Minyak Atsiri dari Daun Jeruk Purut dengan Metode Ultrasound following Microwave Assisted Extraction (US-MAE). Vol. 2: No. 1. Iryani, A., & Deka, A. (2018). Pembuatan Minyak Atsiri dari Kulit Jeruk Purut (Citrus histrix) dengan Metode Ekstraksi. Makassar: Universitas Fajar. Kasuan, N., Z. Muhammad, Z. Yusoff, M.H.F. Rahiman, M.N. Taib, and Z.A. Haiyee. 2013. “Extraction of Citrus Hystrix D.C. (Kaffir Lime) Essential Oil Using Automated Steam Distillation Process: Analysis of Volatile Compounds.” Malaysian Journal of Analytical Sciences 17 (3): 359–69. Le, X. T., P. T.H. Ha, H. X. Phong, T. T. Hien, and T. T.K. Ngan. 2020. “Extraction of Essential Oils and Volatile Compounds of Kaffir Lime (Citrus Hystrix D.C) by Hydrodistillation Method.” IOP Conference Series: Materials Science and Engineering 991 (1). https://doi.org/10.1088/1757899X/991/1/012024. Kasuan, N., Z. Muhammad, Z. Yusoff, M.H.F. Rahiman, M.N. Taib, and Z.A. Haiyee. 2013. “Extraction of Citrus Hystrix D.C. (Kaffir Lime) Essential Oil



19



Using Automated Steam Distillation Process: Analysis of Volatile Compounds.” Malaysian Journal of Analytical Sciences 17 (3): 359–69. Le, X. T., P. T.H. Ha, H. X. Phong, T. T. Hien, and T. T.K. Ngan. 2020. “Extraction of Essential Oils and Volatile Compounds of Kaffir Lime (Citrus Hystrix D.C) by Hydrodistillation Method.” IOP Conference Series: Materials Science and Engineering 991 (1). https://doi.org/10.1088/1757899X/991/1/012024. Muhammad, Zuraida, Zakiah Mohd Yusoff, Mohd Noor, Nasriq Nordin, Nurhani Kasuan, Mohd Nasir Taib, Mohd Hezri, Fazalul Rahiman, and Zaibunnisa Abdul Haiyee. 2013. “STEAM DISTILLATION WITH INDUCTION HEATING SYSTEM: ANALYSIS OF KAFFIR LIME OIL COMPOUND AND



PRODUCTION



YIELD



AT



VARIOUS



TEMPERATURES



(Penyulingan Wap Dengan Sistem Pemanasan Aruhan: Analisis Komposisi Minyak Limau Purut Dan Hasil Pengeluaran Pada Suhu Pelb.” The Malaysian Journal of Analytical Sciences 17 (2): 340–47. Prayudo, A. N., Novian, O., Setyadi, & Antaresti. (2015). Koefisien Transfer Massa Kurkumin dari Temulawak. Vol. 14: No. 01. Sauid, Suhaila Mohd, and Faris Azri Aswandi. 2018. “Extraction Methods of Essential Oil from Kaffir Lime (Citrus Hystrix): A Review.” Malaysian Journal



of



Chemical



Engineering



&



Technology



1:



56–64.



www.www.mjcet.fkk.uitm.edu.my. Syarifah, T. (2017). Ekstraksi Minyak Atsiri dari Batang, Daun, dan Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) dengan Metode Solvent-Free Microwave Extraction. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Wulandari, Yustina Wuri, Supriyadi Supriyadi, and Chairil Anwar. 2019. “Comparison between Hydrodistillation with Steam Explosion and Conventional Hydrodistillation in Kaffir Lime Oil Extraction.” agriTECH 39 (4): 306. https://doi.org/10.22146/agritech.38497. ...



20



....



Lampiran Perhitungan -



-



-



-



Massa daun jeruk purut Massa botol vial 30 Menit



= 3000 gram : = 1. 12, 0539 gram 2. 11, 6886 gram 90 Menit = 11,504 gram 150 Menit = 11, 704 gram Massa botol vial berisi minyak atsiri 30 Menit = 1. 22, 3434 gram 2. 12, 8004 gram 90 Menit = 11,9423 gram 150 Menit = 12,909 gram Massa minyak atsiri yang dihasilkan 30 Menit = 11,3959 gram 90 Menit = 20,3985 gram 150 Menit = 23,2278 gram Yield



Berat minyak atsiri yang diproduksi ×100 % Berat bahanbaku yang digunakan 11,3959 gram × 100 %=0,379863 % 30 Menit yield= 3000 gram 20,3985 gram × 100 %=0,67995 % 90 Menit yield= 3000 gram 23,2278 gram × 100 %=0,77426 % 150 Menit yield= 3000 gram Rendemen=



21



22



Dokumentasi



23



24