LAPORAN PRAKTIKUM P3 - Navicular Syndrome Dan Lamintis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah : Ilmu Bedah Khusus Veteriner II



PEMERIKSAAN KUKU KUDA DAN BENTUK ABNORMAL



(NAVICULAR SYNDROME)



Disusun Oleh : PARALEL 3



DIVISI BEDAH DAN RADIOLOGI DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI, DAN PATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN IPB UNIVERSITY BOGOR 2020



PENDAHULUAN Kuku kuda adalah bagian paling distal dari ekstrimitas kuda dilindungi oleh kuku, yang terbentuk dari keratinisasi epitel kulit. Strukur ini tidak dilalui buluh darah dan bersifat insensitif. Kuku kuda merupakan pertumbuhan lanjutan dari kulit pada corona kuku. Corona kuku mengandung banyak pembuluh darah, berbentuk garis melingkar diantara ujung atas kuku dan batas rambut. Kuku kuda bersifat keras, kuat, dan elastis. Kuku kuda terdiri dari paries ungulae (wall), solea ungulae (sole), dan cuneus ungulae (frog) (Kacker dan Panwar 1996). Dinding kuku menutupi bagian depan dan sisi kaki, dan pada posterior tidak bersudut. Dinding kuku dibagi menjadi bagian anterior (toe), bagian lateral (quarter), dan sudut (heel). Kuku kuda antara lain berfungsi sebagai pelindung os phalanx III dan sebagian os phalanx II, menumpu, menahan tubuh kuda selama berdiri dan berlari, serta membantu meredam getaran saat kaki kuda menumpu sewaktu berdiri (Hammer 1993). Di alam liar, tingkat pertumbuhan kuku kuda seimbang dengan tingkat keausannya dalam aktivitas sehari-hari. Namun demikian, akibat domestikasi dan penggunaan kuda di lingkungan yang berbeda serta pemanfaatan kuda secara berlebihan dapat menyebabkan kuku mengalami keausan. Oleh karena itu diperlukan ladam untuk kuku kuda dengan bahan yang lebih keras dan kuat daripada kuku itu sendiri, agar keausan kuku dapat ditekan (Kacker dan Panwar 1996). Kebanyakan pemilik dan perawat kuda kurang memberikan perhatian terhadap kondisi kuku kuda (Hammer 1993), sehingga kuku kuda sangat rentan terhadap kerusakan dan penyakit. Bentuk kuku kuda abnormal yang telah ditemukan yaitu flat foot, flared foot, kuku umbi (knol hoef), fever rings, sand crack, club foot, contracted foot, dan bull nosed foo. Keadaan ini diduga juga menyebabkan perubahan struktur internal seperti perubahan letak tendo dan ligamentum, perubahan posisi tulang, kerusakan jaringan dan lain sebagainya. Praktikum ini membahas hasil diskusi kelainan pada kaki kuda yaitu navicular disease syndrome.



TUJUAN Praktikum ini bertujuan menjelaskan pemeriksaan kuku dan membandingkan kelainan penyakit kuku dengan materi utama yang dibahas pada laporan ini adalah navicular disease syndrome. 



TINJAUAN PUSTAKA PARIES UNGULAE Paries ungulae merupakan bagian kuku yang paling luar dan dapat dilihat saat kuda berdiri. Berdasarkan topografinya, paries ungulae terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian dorsal (toe), bagian medial dan lateral (quarter), dan bagian palmar/plantar yang biasa disebut heel. Paries ungulae terdiri dari tiga lapis, yaitu lapis terluar atau stratum externum, lapis tengah atau stratum medium, dan lapis dalam atau stratum internum (Dyce et al. 1996). Struktur dinding terluar dari kuku



kuda terdiri dari tubulus-tubulus yang sangat kecil. Ruangan antar tubulus ini diisi oleh lapisan sel tanduk yang sangat rapat, sehingga terdapat hubungan yang kompak diantara tubulus (Emery et al. 1977). Bagian ini mempunyai konsistensi yang sangat keras dan semakin lunak pada lapisan dalam terutama pada bagian yang berhubungan dengan lamina (Kacker dan Panwar 1996). Permukaan bagian tengah (stratum medium) merupakan bagian yang paling besar dan berpigmen, sedangkan lapis dalam (stratum internum) tidak berpigmen. Stratum internum terdiri dari 500-600 lapisan tanduk yang berhubungan dengan lapis sensitif (Hickman dan Humphrey 1987). SOLEA UNGULAE Solea ungulae merupakan bagian terbesar dari permukaan kuku bagian bawah. Struktur ini membatasi paries ungulae dan cuneus ungulae. Solea ungulae dan paries ungulae dibatasi oleh white line (Emery et al. 1977). Solea ungulae berbentuk konkaf, sehingga hanya tepi paries ungulae dan cuneus ungulae yang berhubungan langsung dengan permukaan tanah (Dyce et al. 1996). Solea ungulae terdiri dari bagian sensitif dan insensitif. Bagian sensitif berhubungan langsung dengan periosteum dari os phalanx III, sedangkan bagian insensitif terbuat dari tubulus tanduk yang pendek yang tumbuh dari papilla sensitif solea ungulae (Hammer 1993). Pada kuku kuda yang normal, tubulus pada solea ungulae tumbuh dengan sudut yang hampir sama dengan tanah (Hickman dan Humphrey 1987). Sudut ini dibentuk antara quarter dengan bar yang biasa disebut angle of the sole (Dyce et al. 1996). Fungsi utama solea ungulae adalah sebagai pelindung area sensitif di bagian dorsalnya, dan menahan berat di sekitar batas sensitif area (Hickman dan Humphrey 1987). CUNEUS UNGULAE Cuneus ungulae merupakan suatu bantalan lunak, elastis, dan berbentuk segitiga (Hickman dan Humphrey 1987). Cuneus ungulae terletak diantara solea ungulae dan bar, mengisi bagian Paries ungulae, Cuneus ungulae, dan Solea ungulae palmar kuku. Salah satu bagian kuku ini terdiri atas jaringan lunak dan elastis, didukung oleh sekresi lemak dari suatu kelenjar yang terdapat di bawah lapisan bantalan kuku (pulvinus digitalis). Sekresi lemak ini berfungsi untuk menjaga konsistensi cuneus ungulae (Dyce et al. 1996). Dengan konsistensinya yang lunak dan elastis, cuneus ungulae dapat berfungsi membantu memompa darah kembali ke arah kaki (Hammer 1993).



PEMBAHASAN A. Definisi Navicular syndrome dan Laminitis Penyakit navicular (juga disebut sebagai sindrom kaki palmar atau sindrom navicular, meskipun tidak sepenuhnya sama) menyebabkan lameness (ketimpangan) pada banyak kuda dari semua kelompok kegiatan. Biasanya muncul sebagai ketimpangan (lameness) kronis pada kaki depan, meskipun kasus dengan onset akut juga dapat dilihat. Penyakit navicular adalah kondisi degeneratif OS sesamoid distal (navicular), dan / atau struktur jaringan lunak yang berdekatan seperti tendon fleksor digital yang dalam, ligamentum



sesamoidea kolateral, ligamentum impar sesamoidea, distal dan bursa navicular (Frevel 2017). Laminitis adalah penyakit metabolik multifaktorial yang dapat terjadi secara akut, subklinis, dan kronis. Laminitis merupakan keadaan inflamasi atau kondisi peradangan pada korium laminar dinding digitalis. Kondisi laminitis merupakan gangguan sistemik, yang memiliki manifestasi pada daerah digitalis. Peradangan pada digitalis atau kuku ini sering terjadi tanpa disadari, tetapi dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar dan signifikan. Laminitis telah lama dikenal dapat menyebabkan ketimpangan pada kaki kuda. Efek jangka panjang dari laminitis menyebabkan kelemahan secara berulang dan berujung kronis. Hal terburuk yang dapat terjadi yaitu menharuskan terjadinya euthanasia yang diderita oleh hewan (Patterson et al 2018). B. Kausa Navicular syndrome dan Laminitis a. Navicular Syndrome Navicular disease dapat disebabkan karena kongenital yang dipicu oleh gangguan sistem pembuluh darah selama perkembangan fetus. Hal ini dapat memicu kelainan berupa osifikasi endochondral yang dapat menghasilkan adanya sekat pada tulang navicular. Pada kuda tua proses osifikasi dapat memicu perubahan degeneratif lokal dengan bentuk kista subchondral, sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan kronis dengan prognosis yang parah. Navicular disease juga dapat disebabkan karena tulang navicular sering mengalami tekanan yang sangat tinggi dari phalang ke dua. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan posisi ke arah belakang dari tempat yang seharusnya. pada tulang yang lemah dengan posisi tersebut akan memperbesar kemungkinan terjadinya fraktur. Selain itu,biasanya ditandai dengan osteitis kronis disertai kartilago artikular yang semakin kasar dan deposit kalsium yang berpolifersi atau adanya produksi osteofit, serta juga terjadi klasifikasi pada ligamen tulang navicular. Penyebab lain karena, hereditas, konformasi kaki yang tidak sempurna biasanya pada bagian pastern, luka yang berpenetrasi pada bagian kuneus, hills yang menyebabkan kontraksi ,serta osifikasi ligamentum suspensorium pada bagian samping dari tulang navicular (Frevel et al 2017) b. Laminitis Laminitis dapat terjadi karena beberapa hal yaitu diantaranya: 1. Obesitas/kegemukan. Kuda yang mengkonsumsi rumput atau gandum secara berlebihan dan tidak disertai dengan latihan rutin dapat memicu terjadinya kegemukan (obesitas). Pemberian pakan dalam keadaan stress juga dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga terjadi akumulasi karbohidrat non-struktural (NSC, yaitu gula, pati atau fructan). Akumulasi karbohidrat tersebut tidak mampu dicerna semua di foregut



sehingga dipindah ke hindgut dan difermentasi di sekum. Karbohidrat yang difermantasi di sekum menyebabkan proliferasi bakteri gram positif yang memproduksi asam laktat dan terjadi peningkatan keasaman (asidosis) (Wulandari 2015). Endotoxemia dalam sirkulasi sangat mengganggu terutama pada bagian kaki. 2. Keracunan tanaman Kuda yang mengkonsumsi rumput atau gandum secara berlebihan dan tidak disertai dengan latihan rutin dapat memicu terjadinya kegemukan (obesitas). Pemberian pakan dalam keadaan stress juga dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga terjadi akumulasi karbohidrat non-struktural (NSC, yaitu gula, pati atau fructan). Akumulasi karbohidrat tersebut tidak mampu dicerna semua di foregut sehingga dipindah ke hindgut dan difermentasi di sekum. Karbohidrat yang difermantasi di sekum menyebabkan proliferasi bakteri gram positif yang memproduksi asam laktat dan terjadi peningkatan keasaman (asidosis). 3. Iatrogenik. Pemberian sediaan kortikosteroid pada kuda rentan menyebabkan laminitis. Kortikosteroid tidak menginduksi laminitis setiap kali digunakan, tetapi ada risiko yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan kortikosteroid. Kortikosteroid yang diinduksikan pada kuda biasanya cepat berkembang menjadi founder/penetrationos phalanx III. Campuran obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dapat menyebabkan laminitis, sehingga penggunaan kortikosteroid untuk pengobatan laminitis merupakan kontraindikasi. 4. Kecelakaan, trauma mekanik dan stress. Laminitis dapat terjadi karena latihan yang terus menerus, perjalanan pada kondisi yang panas/dingin, lantai pijakan yang keras. 5. Kesalahan pemotongan kuku dan pemasangan ladam (sepatu kuda). Kasus laminitis dapat terjadi pada kuda yang mengalami kesalahan dalam pemotongan kuku dan pemasangan sepatu kuda (horseshoeing). Pemotongan kuku yang salah (kuku dipotong terlalu dalam) yang mengenai bagian dalam kuku dapat menjadi penyebab terjadi laminitis



C. Symptomp Naviculad syndrome dan Laminitis a. Navicular syndrome. b. Laminitis Pada gejala klinis, biasanya terlihat ketimpangan yang melibatkan satu atau beberapa kuku, kekakuan, pergeseran berat badan, sikap kuda yang khas dan keengganan bergerak, peningkatan denyut nadi arteri digital dan sensitivitas terhadap kuku. Banyak kuda menunjukkan perubahan berupa dinding kuku menjadi kasar termasuk cincin divergen, peningkatan tutup tanduk atau white line melebar / terpisah, dan sol menjadi datar atau cembung (Karikoski et al. 2015). Kaki depan biasanya lebih sering terkena dibandingkan dengan bagian kaki belakang. Jika mengalami laminitis, kuda akan membuat postur yang khas dengan tujuan untuk meringankan rasa sakit pada jari kakinya. Postur tersebut memperlihatkan kaki belakang kuda diposisikan kearah depan dan kaki depan diperpanjang kearah depan tubuh. Karena alasan ini, karakteristik sikap “saw horse” pada kuda sering digunakan. Peningkatan suhu permukaan dinding kuku sering bersamaan atau sebelum timbulnya ketimpangan pada kasus laminitis akut. Peningkatan suhu permukaan dinding kuku juga sering terjadi pada kasus-kasus laminitis kronis dan mengalami kondisi akut berulang. Perlu diingat bahwa suhu permukaan dinding kuku dipengaruhi oleh suhu sekitar, serta perfusi darah dan laju metabolisme jaringan di bawah kaki (Willey 2016).



(a)



(b)



Gambar 1 (a) Laminitis is usually worse in the front feet compared with the hind feet, and therefore horses will classically stand with the forefeet extended forwards and the hind feet either under the body or extended caudally. (b) Occasionally, laminitis is worse in the hind feet, and these horses may stand with the forefeet under the body. Horses with equivocal fore and hind foot pain may have a normal stance (Willey 2016).



D. Prognosa Navicular Syndrome dan Laminitis a. Navicular syndrome Prognosa harus tetap dijaga dengan mengkoordinasi progres yang dialami pasien terhadap tindakan yang telah dillterapkan. Dalam sebuah penelitian kuda penderita dirujuk ke rumah sakit hanya untuk pemindaian MRI, tidak melakukan rawat inap, oleh sebab itu tidak banyak ditemukan hasil pengobatan dalam jurnalnya. Dalam kasus cedera tendon flexor digitalis yang produndal, prognosa harus tetap dimonitor. Bursoscopy memfasilitasi pengangkatan tendin yang sobek dari bursa navicularus. Prognosa yang baik ditemukan saat pengaplikasian obat regretif sebagai perawatan cukup efektif, satu resiko yang dapat timbul ialah muncul saat persiapan jaringan parut yang dapat menyebabkan menchanic tendon rusak dan kerusakan yang lebih parah, untuk menimalkan resiko dapat dilakukan penyuntikan secara oangsung pada bursa navicular, dengan catatan tidak lebih awal dari dua minggu setelah bursoscopy ( Mieszkowska et al. 2016). Pemasangan gips yang lengkap memanjang dari seluruh metacarpus dinilai efektif dalam perawatan desmopati ligamen kolateran dengan cidera lokal dan pembengkakan tulang navicular. Tiludronate juga efektif dalam pengobatan sindrom navicular, khususnya perubahan patologis tulang telah dikonfirmasi secara radiologis, Tiludronate adalah bisphosfonat yang menghambat resorpsi tulang dan menginduksi apoptosis osteoklas pada kuda dengan sindrom podotrochlear, proses patologis diamati juga pada jaringan lunak. Itu sebabnya pencitraan oleh MRI harus dilakukan untuk pengoptimalkan pengobatan, dalam setiap kasus harus di tetapkan poim terpenting dari struktur normal kuku untuk mengembalikan mekanik dari kuku, meningkatkan aliran darah, dan dinamika bantalan. Pencitraan resonansi magnetik direkomendasikan untuk memberikan



gambaran rinci patologis, agar dapat mengoptimalkan perawatan, dan memfasilitasi prognosa yang didapat ( Mieszkowska et al. 2016 ). Navicular syndrom sering ditandai dengan riwayat gejala ketimpangan intermiten, dan mempengaruhi kaki depan, sering ditandai dengan langkah pendek berombak, dan ketimpangan biasanya bilateral, dengan satu ekxtremitas lebih dominan daripada yang lain dan hewan menunjukkan respon nyeri terhadap tekanan yang diterapkan dengan alat pengukur kuku di tengah sepertiga frog (Hady et al. 2017). b. Laminitis Prognosis terhadap kasus laminitis bervariasi tergantung pada durasi kejadian, tingkat keparahan/ tingginya perubahan yang terjadi, jumlah kaki yang terserang, dan kasus/ penyakit yang menjadi penyebab. Prognosis terhadap kasus laminitis dapat dihubungkan dengan tingkat keparahan dan perubahan sudut dari distal phalanx (os phalanx III). Apabila kejadian laminitis disertai dengan rotasi os phalanx III sebesar 5° atau kurang prognosis baik (fausta) selama terapi yang tepat. Akan tetapi, kejadian laminitis yang disertai dengan menembusnya os phalanx III ke telapak kaki (sole) prognosis buruk (infausta) , selain itu laminitis yang disertai dengan disdegenarasi insulin juga memberikan prognosa yang buruk. Penting untuk menilai regulasi insulin pada kuda dengan PPID,keberadaan disregulasi insulin dapat menjadi indikator dalam prognosa laminitis ( McGowam 2018). E. Terapi bedah dan post bedah dari Navicular syndrome dan Lamintis a. Navicular syndrome Neurectomy, atau palmar digital neurectomy adalah prosedur pembedahan di mana sebagian pasokan saraf ke kaki kuda dipotong atau dilepas untuk perawatan nyeri tumit atau penyakit navicular. Prosedur ini jauh lebih umum sebelum ketersediaa MRI secara luas. Tapi tindakan ini merupakan tindakan terakhir yang dilakukan jika semua treatment pengobatan sudah dilakukan . hal ini karena dengan dipotongnya saraf palmar digital ini akan mengakibatkan hilangnya sensasi pada kaki kuda. Neurectomy ini sering dilakukan pada kaki depan kuda. Komplikasi jenis neurektomi ini dapat meliputi pembentukan neuroma yang menyakitkan di lokasi operasi, pecahnya tendon fleksor digital profundus. Pecahnya tendon fleksor digital profundus atau cedera lebih lanjut pada struktur jaringan lunak.Prosedur ini juga tidak permanen karena saraf dapat tumbuh kembali dan proses penyakit yang menyebabkan ketimpangan masih berlanjut. Kuda yang memiliki prosedur neurektomi perlu diamati dengan hati-hati karena mereka akan kehilangan sensasi pada tumit. Jadi jika mereka menginjak paku, misalnya, mereka tidak akan merasakan benda asing di kaki mereka. Neurektomi digital palmar / plantar dapat meningkatkan atau menyelesaikan kepincangan pada kuda dengan nyeri kaki yang tidak responsif terhadap terapi medis tanpa komplikasi serius pasca operasi (Gutierez NSD et al. 2015). Navicular Bone Suspenory Ligament (NBSL) desmotomy adalah



prodesur bedah lainnya yang bersifat simtomatik, digunakan sebagai salah satu terapi bedah yang dilakukan untuk mengurangi rasa sakit pada penyakit navicular syndrome. Terapi post bedah sangat penting dalam keberhasilan dari prosedur ini. Kuda dikurung di kandang kuda dan rutin diajak berjalan kaki selama 1 bulan. Perban tetap digunakan dan dipertahankan selama kuda itu dalam proses pemulihan atau istirahat. Injeksi perineural postoperative dari saraf transeksi proksimal root dengan kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi pasca operasi. Latihan yang dibatasi, pembalutan dengan perban, dan prosedur bedah atraumatic semua memiliki efek signifikan pada pencegahan pembentukan neuroma (Oosterlinck et al. 2019). b. Laminitis Pilihan terapi untuk laminitis termasuk pemberian obat, cryotherapy, pemotongan kuku dan pemasangan ladam, dan untuk terapi bedah adalah tenotomi tendon m. flexor digitorum profundus (DDFT). Tujuan dari prosedur tenotomi DDFT sebagai terapi bedah untuk laminitis adalah untuk mengurangi gaya atau gerakan yang dapat menyebabkan rotasi distopalmar (atau distoplantar) dari aspek dorsodistal tulang phalanx distal dan untuk mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh pemisahan lamella. Tenotomi DDFT sering sebagai terapi ‘pilihan akhir' untuk kuda dengan severe refractory acute laminitis yang tidak berespon dengan terapi medis atau terapi non bedah lain (Belknap dan Geor 2017). Tenotomi DDFT dapat dilakukan pada tingkat mid-metacarpus atau sendi proksimal interphalangeal (PIP). Dalam deskripsi asli tenotomi DDFT, sayatan vertikal sepanjang 3-cm dibuat pada aspek palmar dari selubung tendon fleksor pada tingkat sendi PIP. Pembedahan dilakukan dengan kuda di bawah anestesi umum dan dengan ekstremitas disiapkan dan dibungkus untuk menjaga lingkungan yang steril. Selanjutnya, prosedur tenotomi DDFT dikembangkan di mana operasi dilakukan pada tingkat mid-metacarpus dengan kuda berdiri. Karena kemudahan melakukan prosedur di midmetacarpus, berkurangnya potensi komplikasi dibandingkan dengan prosedur di sendi PIP, dan kurangnya kebutuhan untuk anestesi umum, tenotomi pada tingkat mid-metacarpal telah dilakukan. banyak diadopsi sebagai teknik terbaik untuk melakukan tenotomi pada kuda yang mengalami laminitis (Belknap dan Geor 2017).



Gambar 2. Mid-Metacarpal Deep Digital Flexor Tenotomy



Treatment pada kuda post operasi dipasangkan sepatu untuk membantu keseimbangan kuda berdiri selama 1 bulan pertama. Jika penanganan pada kuda post operasi baik, maka minggu pertama setelah operasi akan terdapat pertumbukan epitel berwarna kuning. Minggu kedua kornifikasi atau pengerasan tanduk telah selesai, minggu ketiga mulai pertumbuhan baru dengan adanya coronet dan penandukan telah menjadi lebih tebal. Minggu ketiga menuju minggu ke empat mulai pertumbuhan yang semakin baik membentuk ring, wall, dan sebagainya. Setelah 11 bulan, dinding kuku kembali kuat dan siap berfungsi dengan maksimal. Selagi berjalannya post operasi kuda perlu banyak perawatan khusus seperti, rutin membersihkan sepatu kuda, memberi obat antibiotik (sesuai resep dokter), dan meminimalisir gerak kuda (Belknap dan Geor 2016).



SIMPULAN Navicular syndrome merupakan penyakit yang umumnya menyerang kaki depan, akibat gangguan supplai darah ataupun trauma pada tulang. Penyebab terjdinya penyakit ini, kuda sering melakukan latihan di tempat yang beralas kasar. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemotongan kuku yang rutin, dan pemasangan tapal kuda secara berkala. Treatment untuk penyakit ini, dapat dilakukan trimming kaki, pemberian obat untuk vaskularisasi maupun analgesik. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian NSAID (phenylbutazone yang paling umum) dan sepatu korektif.



DAFTAR PUSTAKA Belknap JK, Geor R. 2017. Equine Laminitis. Oxford (UK) : John Wiley & Sons, Inc. Belknap JK, Geor RJ. 2017. Equine Laminitis, First Edition. New Jersey (US): Wiley-Blackwell.



Frevel M, King BL, Kolb DS, Boswell RP, Shoemaker S, Janicek JC, Cole RC, Poole HM, Longhofer LS. 2017. Clodronate disodium for treatment of clinical signs of navicular disease – a double-blinded placebo-controlled clinical trial. Pferdeheilkunde. 33 (2) : 271-279 Frevel M, King BL, Kolb D.S, Boswell RP, Shoemaker S, Janicek JC, Cole RC, Poole HM, Longhofer SL. 2017. Clodronate disodium for treatment of clinical signs of navicular disease- a double-blinded placebo-controlled clinical trial. Pferdeheilkunde. 33 (2) : 271-279 Gutierrez NSD, Werpy NM, White NA, Mitchell M, Edwards,RB, Mitchell RD, Gold SJ, Allen AK. 2015. Outcome of palmar/plantar digital neurectomy in horses with foot pain evaluated with magnetic resonance imaging: 50 cases (2005-2011). Equine Veterinary Journal, 47(2), 160-164 Hady AAAA, Sadan AM, Asmaa A, Metwally, Soliman SA. 2017. Clinocoradiographic studies on the prevalent distal limb affections in working equine at Luxor City. Journal of Advanced Veterinary Research. 7(1): 2432. Hammer D. 1993. Care of The Stabled Horse. London (UK) : BT Batsford Ltd. Kanea JCP, Karikoskib NP, Mc Gowan MC. 2018. Paradigm shifts in understanding equine laminitis The Veterinary Journal. Volume 231: 3340. Kacker RN, Panwar BS. 1996. Textbook of Equine Husbandry. Ed ke-1. New Delhi (IN) : Vikos Publishing House PVT. Karikoski NP, McGowan CM, Singer ER, Asplin KE, Tulamo RM, Patterson KJC. 2015. Pathology of natural cases of equine endocrinopathic laminitis: evidence for a chronic preclinical phase with abaxial localization in the hoof wall. Veterinary Pathology. 52: 945–956. McGowan CM. 2018. The intersection of PPID and laminitis. Liverpool (UK): Department of Equine Clinical Science, The University of Liverpool, Leahurst campus Mieszkowska M, Adamiak Z, Mieszkowski M, Holak P, Wolinska K. 2016. Magnetic resonance imaging provides a detailed perspective on the navicular syndrome in horses. Med Weter. 72(5) : 298-302. Oosterlinck M, Dumoulin M, Pille F. 2019. Treating navicular disease. 28th Annual Scientific Meeting of the European College of Veterinary Surgeon. 1(1): 143-144. van der Zaag EJ, Weerts, EAWS, van den Belt AJM. 2016. Clinicopathological findings in horses with a bi- or tripartite navicular bone. BMC Vet Res. 74(12):1-10. Willey J, Sons. 2016. Equine Laminitis First Edition. Iowa (USA): John Willey & Sons, Inc. Wulandari W. 2015. Kejadian Laminitis Dan Hubungannya Dengan Anestrus Pada Sapi Perah: Studi Kasus di KPBS Pangalengan, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.



LAMPIRAN A. NOTULENSI DISKUSI DAN TANYA JAWAB ONLINE (WAG) Sesi Diskusi Drh. Nanta : Metode laminitis dengan apa saja? pemotongan syaraf atau tendo apa? Ardi : Untuk syarafnya sendiri n.medianus dan n.tibialis menginervasi sampai kedistal kaki, sehingga untuk menghilangkan rasa sakit dari laminitis sendiri kita melakukan neurektomi syaraf tersebut dengan catatan yang di potong adalah unsur sensori. Septi : Tujuan prosedur tenotomi tendo flexor digitalis profundus adalah menghilangkan beban yang bertanggung jawab terhadap rotasi phalanx distal/coffin bone dan menghilangkan rasa sakit yang berkaitan dengan separasi lamina. Zufar : Untuk navicular juga bisa dengan desmotomi ligamentum suspensorium/ collateral. Drh. Nanta : Operasi yang disarankan? Kartika : Palmar digital neurectomi (PDN) Sesi Tanya Jawab 1. Pertanyaan: Dokter saya bertanya dok untuk navicular syndrom itu sendiri apakah bisa sembuh total setelah di lakukan operasi neurectomy dan desmotomy dok? (Rahmi) Jawaban



: Untuk navicular syndrome, neurectomy hanya mengurangi rasa sakit dari penyakit, sehingga untuk penyakit tidak dapat dikatakan sembuh total (Soleha) Neurectomy dan desmotomy hanya menghilangkan atau mengurangi symptomnya saja, sehingga belum dapat dikatakan sembuh total (Imam) Neurectomy biasanya dipilih ketika terapi yang lain gagal/habis, tapi neurectomy bukan pengobatan melainkan hanya untuk menghilangkan rasa sakit. Sehingga proses penyakit masih berpotensi berlanjut didalam kuku (Rifdah)



2. Pertanyaan : Apa yang membedakan penyakit laminitis dan navicular disease tersebut beserta symptom yg ditimbulkan dan untuk treatment neurectomy, apa yg membedakan untuk perlakuan kedua kasus tersebut dok? Terimaksih ( Yola) Satu lagi dok, Untuk kasus laminitis sendiri, menurut paralel 2 dikatakan bahwa treatment terbaru bisa dilakukan operasi di belakang



pastern saja dan tidak perlu memotong DDFT. Apakah kerja/target untuk persembuhannya sama? Dan apa yg membedakan treatment tersebut dok. Jawaban



: Menurut saya yang membedakan neurectomy pada kasus laminitis dan navicular adalah pada kasus laminitis dilakukan pemotongan terhadap memotong n. tibialis atau n. tibialis. Sedangakan pada kasus navicular neurectomy pada n. difitalis palmaris (Herlina) Berdasarkan artikel yg saya baca perbedaan antara teknik pembedahan pada midpastern dan midcannon itu hanya berbeda lokasinya saja, sedangkan yang dipotong tetap tendo flexor digitalis profundus (Siti)



3. Pertanyaan : Dokter untuk kasus laminitis apakah jika dilakukan tendotomy dan neuroctomy laminitinya akan sembuh? bukannya tindakan tersebut hanya untuk menghilangkan rasa sakit dari laminitis? ( Khasma) Jawaban



: Tidak bisa sembuh total karena kondisi penyakit tersebut kronis dan degeneratif, sehingga treatment paling efektif dengan pemberian NSAID dan pemasangan ladam yang benar (Nanda) Tambahan dari Arief : Treatment juga dapat dilakukan dengan pemotongan kuku yang rutin dan baik Tambahan dari Imam Ali: Mohon maaf saya hendak mencoba menjawab. Neurectomy dan desmotomy hanya menghilangkan atau mengurangi symptomnya saja, sehingga belum dapat dikatakan sembuh total. 4. Pertanyaan : Dokter izin bertanya, setelah dilakukan neurotomy dan desmotomy apakah efek lain selain kehilangan atau mengurangi symptomnya? (Bella) Jawaban : Kehilangan bentuk anatomi tubuh atau cacat fisik sebagian, dan fungsiolesa. Kalau neurctomi ternyata juga berpengaruh pada jaringan lain, maka dapat berpotensi ke atropi jaringan bahkan kemungkinan buruknya adalah hewan tidak mampu membawa beban tubuhnya (Imam) 5. Pertanyaan : Dokter izin bertanya, berarti jika navicular sudah dinyatakan 'sembuh' pun, masih ada kemungkinan untuk kambuh dan menjadi lebih parah? (Carina) Jawaban : Masih bisa, karena treatment pemotongan tendo maupun otot tidak menghilangkannya penyebab nya tapi hanya meringankan gejala (Imam) Menurut The Horse pada th 1995, pada kasus 60% sindrom navicular yg di treatment dgn Neurectomy itu dapat sembuh



dengan satu tahun setelah operasi, tapi treatmennya bukan penyembuhan permanen sehingga membutuhkan pengobatan berulang (Bella) Simpulan Drh. Nanta



: Navicular syndrom dan laminitis memiliki banyak causa. Menyebabkan efek yang berbeda dengan derajat severity/keparahan yang berbeda. Jadi efektifitas terapi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan pasien dan kasusnya. Operasi pemotongan syaraf dan tendo bersifat simptomatik dan biasanya dijadikan pilihan akhir bila pengobatan yang lain tidak memberikan hasil yang diharapkan. Jadi berhati-hati dalam menentukan terapi. Sesuaikan dengan diagnosa kalian.