Laporan Praktikum "Fisika Dasar": Modul M2 - Modulus Elastisitas Young [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Praktikum “Fisika Dasar” Modul M2 – Modulus Elastisitas Young Iqnaa Safana Haniar/19521085 Asisten: Sayyidatun N Tanggal praktikum: 07 Juli 2020 Teknik Kimia – Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia



padat, baik materi dari besi maupun dari tulang, tetapi Abstrak— Tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk memahami hukum Hooke, kemudian juga untuk menentukan Modulus Young. Hubungan antara tegangan dan regangan, seperti yang dinyatakan dalam Hukum Hooke bahwa tegangan berbanding lurus dengan regangan. Modulus Elastisitas Young didefinisikan



sebagai konstanta dan



dinyatakan dengan E, karena tegangan dibagi dengan



hanya pada suatu batas tertentu. Keelastisitasan ini juga me miliki batasan tertentu dimana benda sudah tidak bisa lagi meregang, batas ini disebut titik fraktur (patah/putus). Berdasarkan hal di atas perubahan bentuk benda dibedakan menjadi tiga,yaitu : rentangan, mampatan, dan geseran. Untuk tiap jenis perubahan bentuk benda kita akan



regangan sehingga diperoleh nilai konstanta. Pada percobaan



mengenal



ini, Hukum Hooke berlaku pada banyak zat padat yang



menunjukkan



elastis, dan menyatakan bahwa perubahan panjang benda



perubahan



sebanding dengan gaya yang diberikan. Jika gaya yang terlalu besar, maka benda akan melewati batas elastisitasnya yang berarti bahwa benda tersebut tidak akan kembali ke bentuk asalnya.



Jika



gaya



lebih



besar



dari



pada



kekuatan



besaran yang kekuatan bentuk.



disebut gaya



yang



Selain



tegangan, yang menyebabkan



tegangan, besaran yang



perlu kita ketahui adalah  regangan.  Regangan adalah besaran yang



menggambarkan



hasil perubahan bentuk. Pada praktikum kali ini dilakukan 



maksimumnya maka materi tersebut akan patah dan tidak



pengamatan terhadap elastisita pada kawat. Modulus elastis



kembali ke bentuk asalnya. Ketika kita menarik pegas ke



yang  terkait dengan  rentangan disebut  Modulus Young.



bawah arah simpangannya ke bawah, sedangkan arah gaya



Jika gaya F yang kita berikan pada suatu benda di bawah



pemulih pegas itu akan berarah ke atas. Dan sebaliknya jika



gaya batas elastisitas maka tegangan sebanding dengan



arah simpangan ke atas maka arah gaya pemulih pegas ke



regangan. Modulus Young hanya bergantung pada jenis



bawah. Kata kumci—tegangan; regangan; modulus young;elastisitas;



benda (komposisi benda).



hukum Hooke; kawat.



Pada praktikum ini, didasari oleh teori hukum Hooke, yang mana apabila sebuah benda homogen panjang l dan disetiap posisi benda itu berpenampang sama besar



I. PENDAHULUAN



sehingga luas penampangnya A, bila ditarik oleh gaya F



Tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk memahami hukuk Hooke, kemudian juga untuk menentukan Modulus Young (E). Kemudian, latar belakang dari praktikum ini yaitu



maka benda itu akan bertambah panjang sebesar Δl. Selama



setiap benda akan mengalami perubahan bentuk apabila



tegangan kawat (= gaya persatuan luas)



F tidak melebihi A



diberikan gaya padanya. Pada benda elastis, akan terjadi pertambahan panjang yang merupakan akibat dari adanya suatu gaya. Benda ini berlaku hampir pada semua materi



nilai batas elastisitas kawat maka regangan jenis



( ∆l l )



F yang secara matematis dapat A



adalah sebanding dengan



volume konstan) ketika diberi kekuatan yang berlawanan, didefinisikan sebagai tegangan geser terhadap regangan geser. Modulus geser modulus adalah turunan dari



F ∆l ditulis =E . A l



viskositas. Bulk modulus ( K ) menjelaskan elastisitas



Batas kesebandingan di atas berbeda untuk jenis kawat yang tidak sama. Persamaan ini disebut dengan hukum Hooke, dan tetapan kesebandingan E disebut modulus elastisitas. Nilai E bergantung pada jenis bahan yang digunakan, dan bersatuan newton/m2 yang dalam praktek bisa digunakan satuan kg/mm2. (Anonim, 2015) Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada benda itu. Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan sebagai kemiringan dari kurva tegangan-regangan di wilayah deformasi elastis. Bahan kaku akan memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi. Modulus elastis dirumuskan dengan λ =



tegangan di mana tegangan regangan



adalah gaya menyebabkan deformasi dibagi dengan daerah



volumetrik, atau kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk ke segala arah ketika diberi tegangan seragam ke segala arah; didefinisikan sebagai tegangan volumetrik terhadap regangan volumetrik, dan merupakan kebalikan dari



kompresibilitas.



Modulus



Bulk



merupakan



perpanjangan dari modulus Young pada tiga dimensi. Tiga modulus elastisitas lain adalah modulus axial, parameter pertama Lame, dan modulus gelombang P. Bahan material homogen dan isotropik (sama di semua arah) memiliki sifat keelastisitasan yang dijelaskan oleh dua modulus elastisitas, dan satu dapat memilih yang lain. (Anonim, 2015) Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai:



dimana gaya diterapkan dan regangan adalah rasio perubahan beberapa parameter panjang yang disebabkan



F=−k . ∆ x



oleh deformasi ke nilai asli dari parameter panjang. Jika stres diukur dalam pascal , kemudian karena regangan



di mana : F adalah gaya (dalam unit newton), k



adalah besaran tak berdimensi, maka satuan untuk λ akan



adalah konstanta pegas (dalam newton per meter), x adalah



pascal juga. Menentukan bagaimana stress atau tegangan



jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya (dalam unit



dan



meter). (Anonim, 2015)



regangan



yang



akan



diukur,



termasuk



arah,



memungkinkan untuk berbagai jenis modulus elastisitas



Hukum Hooke berlaku pada banyak zat padat yang



untuk didefinisikan. Tiga bahasan pokok adalah : Modulus



elastis, dan menyatakan bahwa perubahan panjang benda



Young (E) menjelaskan elastisitas tarik atau kecenderungan suatu benda untuk berubah bentuk sepanjang sumbu ketika stress atau tegangan berlawanan diaplikasikan sepanjang sumbu itu; itu didefinisikan sebagai rasio tegangan tarik terhadap regangan tarik. Hal ini sering disebut hanya sebagai modulus elastisitas saja. Modulus geser atau



Δl sebanding dengan gaya yang diberikan



F=k Δ l . Jika



gaya yang terlalu besar, maka benda akan melewati batas elastisitasnya yang berarti bahwa benda tersebut tidak akan kembali ke bentuk asalnya. Jika gaya lebih besar dari pada kekuatan maksimumnya maka materi tersebut akan patah atau tidak kembali ke bentuk asalnya. Ketika kita menarik



μ) menjelaskan kecenderungan



pegas ke bawah arah simpangannya ke bawah, sedangkan



sebuah objek untuk bergeser (deformasi bentuk pada



arah gaya pemulih pegas itu akan berarah ke atas. Dan



modulus kekakuan (G atau



sebaliknya jika arah simpangan ke atas maka arah gaya pemulih pegas ke bawah. Hukum Hooke dicetuskan pertama kali oleh Robert Hooke (1635 – 1703). (Anonim,



5.



Melakukan tiga kali percobaan untuk beban yang sama, mengulangi kegiatan 4 untuk beban 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, dan 1000 gram.



2015). Alasan mengapa praktikum ini perlu dijadikan jurnal karena, jurnal praktikum merupakan jurnal penting dalam pencatatan hasil praktikum. Atau secara garis besar, jurnal praktikum yaitu jurnal yang dibuat pada akhir waktu



6. Jika sudah selesai merapikan kembali alat dan bahan seperti kondisi semula. Alat dalam bentuk gambar :



praktikum untuk menyesuaikan data-data praktikum agar menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Supaya data-data atau informasi yang dimuat dapat dijadikan bukti telah melakukan praktikum, dan dapat dijadikan pertanggung jawaban



atas



pembuatan



jurnal



apabila



data



yang



dimasukkan ke dalam jurnal tidak resmi atau tidak valid. Kemudian, mengapa praktikum dijadikan jurnal juga bisa sebagai dokumentasi untuk menyusun laporan dan kita juga bisa belajar bagaimana cara membuat jurnal dengan baik Gambar 1. Kawat Logam



dan benar.



(https://sc02.alicdn.com/kf/HTB1xN7hkRnTBKNjSZPfq6zf1XXas.jpg_35 0x350.jpg)



II. METODE PRAKTIKUM Langkah percobaan : 1.



Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan



2.



Memutar mikrometer hingga neraca air tepat pada posisi setimbang untuk tanpa beban, dan mencatat skala mikrometer yang terukur pada kondisi tersebut dengan baik. Gambar 2. Anak Timbangan (https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-



3.



Mengukur panjang dan diameter kawat yang digunakan, mencatat hasil pengukuran di laporan sementara.



4.



Memasang beban 100 gram kemudian memutar mikrometer hingga neraca air kembali pada posisi setimbang, mencatat skala mikrometer yang terukur.



1/2018/12/8/288741346/288741346_acfda239-1d0d-4491-b2bc413fd584cc68_970_970.jpg)



Gambar 6. Jangka sorong



Gambar 3. Mikrometer



(https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-



(https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/20/Micrometers.jpg)



1/2019/2/23/23634454/23634454_6ca3541c-33e8-48d3-878344773f652154_900_900.jpg)



III. DATA PERCOBAAN Tabel 1. Data Percobaan Modulus Elastisitas Young



Gambar 4. Neraca Air (https://c.pxhere.com/photos/88/fe/water_balance_tool_red_string_scale_i solated-1343512.jpg!d)



No



Massa (kg)



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10



0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1



Selisih Mikrometer (m) 0,0001 0,0004 0,0006 0,0006 0,0008 0,0010 0,0011 0,0012 0,0014 0,0015



0,0002 0,0003 0,0005 0,0006 0,0008 0,0010 0,0010 0,0012 0,0014 0,0015



0,0001 0,0004 0,0006 0,0006 0,0008 0,0010 0,0011 0,0012 0,0013 0,0014



Ratarata Mikro meter 0,0001 0,0004 0,0006 0,0006 0,0008 0,0010 0,0011 0,0012 0,0014 0,0015



Diameter kawat = 0,09 cm = 0,0009 m Panjang kawat = 140 cm = 1,4 m Skala awal mikrometer = 23,11 mm = 0,02311 m Gambar 5. Meteran (https://4.bp.blogspot.com/Vhhpq8_0NS0/VBBGtXIOM9I/AAAAAAAAAlI/Yuv4n9mrAMw/s1600



IV. ANALISIS DATA



/Meter-Ukur-Meteran-Tukang-Bangunan.jpg)



a.



Menentukan nilai rerata (Δl)



1.



Untuk massa = 100 gr



∆ l( m)



δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



0,0001 0,0002 0,0001 Σ=0,0004



2 ( 0,0001−0,0001 |)=0 0| =0 2 ( 0,0002−0,0001 |)=0,0001 0,0001| =1× 10−8 2 ( 0,0001−0,0001 |)=0 0| =0



Σ=1 ×10







4.



Untuk massa = 400 gr



−8



∆ l( m) 0,000 6 0,000 6 0,000 6 Σ=0,00 18



Σ ∆ l 0,0004 ∆´ l= = =0,0001 m 3 3 2



Jadi, ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,00 06 ± 7 ×10−5 ) m



−8 Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 1× 10 ∆ ∆´ l= = =7 ×10−5 m n−1 2







δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



( 0,0006−0,00 06|)0=0 |2=0 ( 0,0006−0,00 06|)0=0 |2=0 2 ( 0,0006−0,00 06|)0=0 | =0 Σ=0



Jadi , ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,0001 ± 7× 10−5 ) m 2.



Σ ∆ l 0,0018 ∆´ l= = =0,00 06 m 3 3



Untuk massa= 200 gr



∆ l( m) 0,000 4 0,000 3 0,000 4 Σ=0,00 11



δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



2 ( 0,0004−0 , 00 04|0)=0 | =0 ( 0,0003−0,00 04|)−0,0001 =−0,000|21=1× 10−8 ( 0,0004−0,00 04|)0=0 |2=0







Jadi , ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,00 04 ±7 ×10−5 ) m



δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



( 0,0006−0,00 06|)0=0 |2=0 ( 0,0005−0,00 06|)−0,0001 =−0,0001 |2=1× 10−8 ( 0,0006−0,00 06|)0=0 |2=0



Untuk massa = 500 gr



δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



( 0,0008−0,00 08|)0=0 |2=0 ( 0,0008−0,00 08|)0=0 |2=0 ( 0,0008−0,00 08|)0=0 |2=0 Σ=0



2







Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 0 ∆ ∆´ l= = =0 m n−1 2 Jadi, ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,00 08 ± 0 ) m 6.







Untuk massa = 600 gr



Σ=1 ×10−8



Σ ∆ l 0,0017 ∆´ l= = =0,00 06 m 3 3 2 −8 Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 1× 10 ´ ∆ ∆ l= = =7 ×10−5 m n−1 2











Σ ∆ l 0,0024 ∆´ l= = =0,00 08 m 3 3



Untuk massa = 300 gr



∆ l( m) 0,000 6 0,000 5 0,000 6 Σ=0,00 17



5.



∆ l( m) 0,000 8 0,000 8 0,000 8 Σ=0,00 24



2 Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 1× 10−8 ´ ∆ ∆ l= = =7 ×10−5 m n−1 2



3.







Σ=1 ×10−8



Σ ∆ l 0,0011 ∆´ l= = =0,00 04 m 3 3







2



Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 0 ∆ ∆´ l= = =0 m n−1 2 Jadi, ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,00 06 ± 0 ) m







∆ l( m) 0,00 1 0 0,0010 0,00 10 Σ=0,00 30



δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



( 0,00 10−0,0010|)0=0 |2=0 ( 0,00 10−0,0010|)0=0 |2=0 ( 0,00 10−0,0010|)0=0 |2=0 Σ=0



Σ ∆ l 0,0030 ∆´ l= = =0,0010 m 3 3 2







∆ l( m) 0,00 14 0,00 1 4 0,00 1 3 Σ=0,00 41



Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 0 ∆ ∆´ l= = =0 m n−1 2 Jadi , ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,00 10 ± 0 ) m 7.







δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



Σ=1 ×10−8



2 −8 Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 1× 10 ´ ∆ ∆ l= = =7 ×10−5 m n−1 2











Jadi , ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,00 07 ± 7 ×10−5 ) m Untuk massa = 800 gr



∆ l( m) 0,00 12 0,0012 0,00 12 Σ=0,00 33



( 0,00 14−0,00 14|)0=0 |2=0 ( 0,0013−0,00 14|)0=−0,0001 |2=0 2 ( 0,0013−0,00 14|)−0,0001 =−0,0001 | =1× 10−8 Σ=1 ×10−8



2 −8 Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 1× 10 ´ ∆ ∆ l= = =7 ×10−5 m n−1 2











( 0,00 11−0,00 11|)0=0,0001 |2=0 −5 ´ ´ ( 0,00 10−0,001 1|−0,0001 )=0 |2=1× 10−8 Jadi, ∆ l ± ∆ ∆ l=( 0,00 14 ± 7 ×10 ) m 2 ( 0,001 1−0,00 11|)0=0,0003 | =0



Σ ∆ l 0,0032 ∆´ l= = =0,00 11 m 3 3



8.



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



Σ ∆ l 0,0041 ∆´ l= = =0,0014 m 3 3



Untuk massa = 700 gr



∆ l( m) 0,0011 0,00 10 0,00 11 Σ=0,00 3 2



δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2 |δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)| ( 0,00 12−0,00 12|)0=0 |2=0 ( 0,00 12−0,00 12|)0=0 |2=0 ( 0,00 12−0,00 12|)0=0 |2=0 Σ=0



δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



10. Untuk massa 1000 gr



∆ l( m) 0,00 15 0,00 15 0,00 1 4 Σ=0,00 44



δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)



2



|δ ∆ l(∆ l− ∆´ l)|



( 0,00 15−0,0014|)0=0 |2=0 ( 0,001 5−0,00 1 5|0)=0 |2=0 ( 0,001 4−0,00 1 5|−0,0001 )=−0,000 1 |2=1× 10−8 Σ=1 ×10−8



Σ ∆ l 0,004 4 ∆´ l= = =0,00 15 m 3 3







2



Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 1× 10−8 ∆ ∆´ l= = =7 ×10−5 m n−1 2







Jadi, ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,00 14 ± 7 ×10−5 ) m b.



Menentukan luas penampang kawat (A) dan Gaya Berat (W)



Σ ∆ l 0,0036 ∆´ l= = =0,00 12m 3 3







2



Σ ( ∆ l− ∆´ l ) 0 ∆ ∆´ l= = =0 m n−1 2 Jadi , ∆´ l ± ∆ ∆´ l=( 0,00 12 ±0 ) m 9.







Untuk massa = 900 gr



Menentukan luas penampang kawat (A)



1 1 A= π d 2= × 3,14 ×0,00092=6 ×10−7 m 4 4 Menentukan gaya berat (W)



1.



Untuk massa = 100 gr



F=W =massa × gravitasi=0,8 kg × 9,8



F=W =massa × gravitasi=0,1 kg × 9,8



2.



Untuk massa = 200 gr



9.



Untuk massa = 900 gr



F=W =massa × gravitasi=0,9 gr × 9,8



F=W =massa × gravitasi=0,2 gr × 9,8



3.



m =0,98 N s2



m =1 , 96 N s2



Untuk massa = 300 gr



m =8 ,82 N s2



10. Untuk massa = 1000 gr



F=W =massa × gravitasi=1 kg × 9,8



F=W =massa × gravitasi=0,3 kg × 9,8



m =7 ,84 N s2



m =2 , 94 N s2



c.



m =9 , 8 N s2



Menentukan nilai modulus young (E) dan ketidakpastiannya ( ∆ E )



4.



Untuk massa = 400 gr 1.



m F=W =massa × gravita si=0,4 kg × 9,8 2 =3 , 92 N s 5.



m =4 , 9 N s2



m =5 ,88 N s2



Untukk massa = 700 gr



m F=W =massa × gravitasi=0,7 gr ×9,8 2 =6 , 86 N s 8.



Untuk massa = 800 gr



√|



2



2 −F ∙ L ∆ E= |∆ ∆´ l| 2 ´ A∙∆l



¿



Untuk massa = 600 gr



F=W =massa × gravitasi=06 kg ×9,8



7.



F∙L 0,98 N ∙ 1,4 m 1,372 = = =2,2867 ×10−1 −7 −11 A ∙ ∆´ l 6× 10 m∙ 0,0001 m 6 ×10



Untuk massa = 500 gr



F=W =massa × gravitasi=0,5 kg × 9,8



6.



E=



Untuk massa = 100 gr



√|



|



2



−0,98 N ∙ 1,4 m −5 2 | 7 ×10 | =1,5960 ×10−20 N /m2 −7 2 6× 10 m∙ 0,0001 m



|



Jadi, nilai E ± ∆ E=( 2,2867 ×10−12 ±1,5960 ×10−20 ) N /m2 2.



E=



Untuk massa = 200 gr



F∙L 1,96 N ∙ 1,4 m 2,744 = = =1,1433× 10 −7 A ∙ ∆´ l 6× 10 m∙ 0,000 4 m 2,4 × 10−10



√|



2



2 −F ∙ L ∆ E= | ∆ ∆´ l| 2 A ∙ ∆´ l



|



¿



√|



2



√|



|



¿ Jadi , nilai E ± ∆ E=( 1,1433 ×10−10 ±2,000 ×10−24 ) N /m2 3.



E=



√|



Untuk massa = 300 gr



√|



|



2



−4,9 N ∙ 1,4 m 2 |0| =0 N /m 2 −7 2 6× 10 m∙ 0,000 8 m



|



Jadi, nilai E ± ∆ E=( 1,1433 ×10−10 ±0 ) N /m2



F∙L 2,94 N ∙1,4 m 4,116 6. NUntuk = = =1,1433× 10−10 /m2 massa air = 600 gr −7 −10 ´ A ∙ ∆ l 6× 10 m∙ 0,000 6 m 3,6 × 10 F∙L 5,88 N ∙ 1,4 m 8,232 E= = = =1,372×10−10 −7 −10 ´ A ∙ ∆ l 6× 10 m∙ 0,00 10 m 6 ×10



∆ E=



¿



2



2 2 −1,96 N ∙ 1,4 m |7 ×10−5| =2,000 ×10−24 N /m∆2 E= −F ´∙ L2 |∆ ∆´ l| −7 2 6× 10 m∙ 0,000 4 m A∙∆l



√|



2



2 −F ∙ L | ∆ ∆´ l| 2 A ∙ ∆´ l



|



2



∆ E=



2 −2,94 N ∙ 1,4 m |7 ×10−5| =1,3334 × 10−22 N /m2 −7 2 6× 10 m∙ 0,000 6 m ¿



|



Jadi , nilai E ± ∆ E=( 1,1433 ×10−10 ±1,3334 × 10−22 ) N /m2 4.



Untuk massa = 400 gr



√|



√|



2



2 −F ∙ L | ∆ ∆´ l| 2 A ∙ ∆´ l



|



2



−5,88 N ∙ 1,4 m 2 |0| =0 N /m 2 −7 2 6× 10 m∙ 0,0010 m



|



Jadi, nilai E ± ∆ E=( 1,372× 10−10 ± 0 ) N /m 2 7.



Untuk massa air = 700 gr



F∙L 3,92 N ∙ 1,4 m 5,488 E= = = =1 ,5244 × 10−10 N /m2 −7 −10 A ∙ ∆´ l 6× 10 m∙ 0,000 6 m 3,6 × 10 F∙L 6,86 N ∙ 1,4 m 9 , 604 E= = = =1,14 55 ×10 −7 ´ A ∙ ∆ l 6× 10 m∙ 0,00 11 m 6,6 × 10−10 2 2 −F ∙ L ∆ E= |∆ ∆´ l| 2 ´ A∙∆l 2 2 −F ∙ L ∆ E= | ∆ ∆´ l| 2 2 A ∙ ∆´ l −3,92 N ∙ 1,4 m 2 2 ¿ | 0 | =0 N /m 6× 10−7 m∙ 0,000 62 m 2 2 −6,86 N ∙1,4 m ¿ |7 ×10−5| =9,2577 × 10−28 N /m2 −7 2 6× 10 m∙ 0,00 11 m −10 2 Jadi , nilai E ± ∆ E=( 1,1433 ×10 ±0 ) N /m



√|



√|



|



|



5.



Untuk massa = 500 gr



√|



√|



|



|



Jadi, nilai E ± ∆ E=( 1,1455 ×10−10 ± 9,2577× 10−28 ) N /m 2 8.



Untuk massa air = 800 gr



F∙L 4,9 N ∙1,4 m 6,86 E= = = =1 , 4291× 10−10 N /m2 −7 −10 ´ A ∙ ∆ l 6× 10 m∙ 0,000 8 m 4,8 ×10 F∙L 7,84 N ∙ 1,4 m 10,976 E= = = =1 ,5244 × 1 −7 ´ A ∙ ∆ l 6× 10 m∙ 0,00 12 m 7,2× 10−10



memahami



∆ E=



¿



√|



√|



hukum



Hooke,



kemudian



juga



untuk



menentukan Modulus Young. Pada praktikum ini, didasari



2



2 −F ∙ L | ∆ ∆´ l| 2 A ∙ ∆´ l



|



oleh teori hukum Hooke, yang mana apabila sebuah benda homogen panjang l dan disetiap posisi benda itu 2



−7,84 N ∙ 1,4 m 2 |0| =0 N /m2 −7 2 6× 10 m∙ 0,0012 m



|



berpenampang sama besar sehingga luas penampangnya A, bila ditarik oleh gaya F maka benda itu akan bertambah panjang sebesar Δl. Selama tegangan kawat (= gaya



Jadi , nilai E ± ∆ E=( 1 ,5244 × 10−10 ±0 ) N /m 2 9.



persatuan luas)



F tidak melebihi nilai batas elastisitas A



Untuk massa air = 900 gr kawat maka regangan jenis



E=



2



√| |



√|



( )



F∙L 8,22 N ∙1,4 m 11,508 = = =1 , 37 ×10−10 N /m 2 −7 −10 A ∙ ∆´ l 6× 10 m∙ 0,00 14 m 8,4 ×10 F F ∆l yang secara matematis dapat ditulis =E . A A l



2 −F ∙ L ∆ E= |∆ ∆´ l| 2 ´ A∙∆l



¿



∆l adalah sebanding dengan l



Modulus elastisitas adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek atau ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada



2



2 −8,22 N ∙ 1,4 m 2 |7 × 10−5| =6,8268 × 10−21 N /m benda itu. Modulus elastisitas suatu benda didefinisikan −7 2 6× 10 m∙ 0,00 1 4 m



|



sebagai kemiringan dari kurva tegangan-regangan di wilayah deformasi elastis. Bahan kaku akan memiliki



−10



Jadi , nilai E ± ∆ E=( 1,1455 ×10



−21



±6,8268 ×10



10. Untuk masa air = 1000 gr



2 ) N /mmodulus



elastisitas yang lebih tinggi. Modulus elastis



dirumuskan dengan λ =



tegangan di mana tegangan regangan



adalah gaya menyebabkan deformasi dibagi dengan daerah



F∙L 9,8 N ∙1,4 m 15,68 −10 2 E= = = =1 , 87 ×10 N /m dimana gaya diterapkan dan regangan adalah rasio −7 −10 ´ A ∙ ∆ l 6× 10 m∙ 0,00 14 m 8,4 ×10 perubahan beberapa parameter panjang yang disebabkan oleh deformasi ke nilai asli dari parameter panjang. Jika 2



∆ E=



¿



√|



√| | |



−F ∙ L ∆ ∆´ l| A ∙ ∆´ l 2



2



stres diukur dalam pascal , kemudian karena regangan adalah besaran tak berdimensi, maka satuan untuk λ akan 2



pascal juga.



2 −9,8 N ∙ 1,4 m |7 × 10−5| =7,5968 ×10−21 N /m2 −7 2 6× 10 m∙ 0,00 1 4 m



|



Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat



dapat diketahui beberapa data yang dicari. Seperti panjang kawat, diameter kawat, skala mikrometer awal dan skala



Jadi , nilai E ± ∆ E=( 1,87 ×10−10 ±7,5968 × 10−21 ) N /m2 mikrometer yang terukur atau terbaca pada kondisi neraca air setimbang dengan beban. Mula-mula di awal percobaan dilakukan pengukuran panjang terhadap panjang kawat V. PEMBAHASAN Tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk



dengan menggunakan meteran. Pada percobaan ini,



didapatkan hasil pengukuran terhadap panjang kawat



terbaca di pengamatan ketiga, didapatkan hasil sebesar



sebesar 140 cm. Dan untuk pengukuran diameter kawat,



23,48 mm. Setelah data-data pada setiap pengamatan telah



dilakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong,



diperoleh, maka setela ini dilakukan terhadap pengukuran



yang didapatkan hasil pengukurannya sebesar 0,09 cm.



rata-rata skala yang terbaca pada mikrometer. Pada



Kemudian, untuk skala awal mikrometer yaitu 23,11 cm.



percobaan 200 gr, rata-rata skala yang terbaca yaitu sebesar



Setelah pengukuran panjang dan diameter kawat dilakukan,



0,0004 m. Satuan yang digunakan dalam percobaan ini



selanjutnya yaitu pengukuran terhadap skala mikrometer



harus menggunakan satuan SI, oleh karena itu satuan mm



terukur dengan menggunakan beban, beban yang digunakan



haru s diubah ke dalam m. Maka data yang diperoleh pada



pada percobaan ini yaitu anak timbangan, yang memiliki



percobaan pertama, apabila diubah ke dalam satuan m



massa 100 gr, 200 gr, 300 gr, 400 gr, 500 gr, 600 gr, 700 gr,



menjadi 0,0235 m. Dan data pada pengamatan kedua yaitu



00 gr, 900 gr, dan 1000 gr. Untuk setiap beban logam yang



sebesar 0,02345 m. Dan pada data pengamatan ketiga



digunakan, dilakukan percobaan sebanyak tiga kali dengan



didapatkan hasil sebesar 0,02348 m. Selanjutnya, yaitu



melihat kesetimbangan pada neraca air, yang nantinya akan



untuk percobaan 300 gr, pengamatan terhadap massa beban



mengubah skala pada mikrometer. Pada percobaan 100 gr,



logam 300 gr dilakukan dengan cara yang salam, seperti



dari data yang didapat yaitu dilakukan tiga percobaan atau



pada percobaan 100 gr dan 200 gr. Pada percobaan 300 gr



pengamatan terhadap beban. Pada pengamatan pertama



ini, pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali. Pada



percobaan 100 gr, skala yang terbaca pada mikrometer



percobaan pertama, didapatkan hasil untuk pengamatan



yaitu sebesar 23,22 mm. Pada percobaan kedua, skala yang



sebesar 23,75 mm. Pada pengamatan kedua didapatkan



terukur yaitu sebesar 23,29 mm dan pada pengamatan



hasil sebesar 23,63 mm. Dan pada pengamatan ketiga



ketiga, skala yang terbaca yaitu sebesar 23,25 mm.



didapatkan hasil untuk skala terbaca yaitu sebesar 23,71



Perbedaan hasil pengukuran skala mikrometer yang terbaca



mm. Rata-rata yang didapatkan pada percobaan ini harus



ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti ketidaktelitian



dikonversikan



dari para praktikan ketika membaca skala mikrometer, atau



internasional, maka dari itu rata-rata yang didapatkan yaitu



juga bisa disebabkan oleh hal-hal seperti sulitnya dari alat



sebesar 0,0006 m. Pengukuran untuk rata-rata ini diawali



praktikum itu sendiri, seperti neraca air untuk berada dalam



dengan mengurangi data percobaan yang telah didapat



keadaan setimbang. Kemudian setelah diperoleh data-data



dengan skala awal mikrometer, kemudian jika sudah



pada pengamatan 1, 2, dan 3 dilakukan perhitungan untuk



didapatkan hasilnya baru dijumlahkan kemudian dibagi



rata-rata dari data yang telah didapat, dikarenakan data



dengan banyaknya percobaan yang telah dilakukan, yaitu



yang didapat harus diubah kedalam satuan internasional



tiga kali percobaan atau pengamatan. Kemudian, untuk



maka satuan mm harus diubah ke dalam bentuk m. Dan



percobaan 400 gr dilakukan tiga pengamatan untuk



rata-rata yang diperoleh untuk percobaan pertama sebesar



pengukuran skala terbaca dengan beban, yang mana



100 gr, yaitu sebesar 0,0001 m. Pada percobaan kedua,



pembacaan skala baru bisa dikatakan terukur apabila neraca



yaitu untuk pengukuran logam dengan massa beban 200 gr,



air sudah berada



dilakukan pengamatan yang sama seperti pada percobaan



pengamatan pertama menghasilkan skala mikrometer



pertama, yaitu sebanyak tiga kali. Pada percobaan pertama,



terbaca sebesar 23,73 mm. Pada pengamatan kedua



skala mikrometer yang terbaca yaitu 23,50 mm. Dan pada



didapatkan hasil sebesar 23,74 mm. Dan pada pengamatan



percobaan kedua, didapatkan hasil skala mikrometer yang



ketiga didapatkan hasil untuk pengukuran skala mikrometer



terukur yaitu sebesar 23,45 mm. Pada skala mikrometer yag



terbaca yaitu sebesar 23,72 mm. Pengukuran pada massa



terlebih



dahulu



dalam



ke



keadaan



dalam



satuan



setimbang. Pada



beban 400 gr ini juga dilakukan untuk rata-ratanya, yang



untuk rata-rata skala mikrometer, didapatkan hasilnya



mana harus diubah ke dalam satuan internasional terlebih



sebesar 0,0011 m. Untuk percobaan selanjutnya yaitu



dahulu,



m.



percobaan dengan massa beban 800 gr, 900 gr, dan 1000 gr.



mm



Pada percobaan 800 gr, didapatkan hasil untuk pengamatan



dikonversikan menjadi satuan m. Selanjutnya, untuk



1, 2, dan 3 secara berturut-turut yaitu 24,33 mm, 24,29 mm,



percobaan 500 gr, dilakukan tiga pengamatan yang sama



dan 24,30 mm. Rata-rata yang diperoleh pada pengukuran



seperti



sebelumnya. Pada



skala mikrometer yang terbaca pada percobaan dengan



pengamatan pertama didapatkan hasil skala mikromter



massa beban 800 gr ini yaitu sebesar 0,0012 m.



terbaca yaiu sebesar 23,91 mm. Pada pengamatan kedua,



Pengonversian dilakukan ke dalam satuan internasional dari



dihasilkan dari skala mikrometer terukur yaitu sebesar



satuan mm ke dalam m, sama seperti pada percobaan dan



23,90 mm. Dan pada pengamatan ketiga, pada skala



pengamatan sebelumnya. Selanjutnya pada percobaan 900



mikrometer yang terbaca yaitu sebesar 23,92 mm. Rata-rata



gr, dilakukan tiga pengamatan. Pada pengamatan pertama



yang didapat pada percobaan 500 gr ini yaitu sebesar



didapatkan hasil skala termometer terbaca sebesar 24,50



0,0008 m. Pengonversian rata-rata dilakukan dengan



mm. pada pengamatan kedua didapatkan hail skala



mengubah satuan mm ke dalam satuan m. Dan untuk



termometer



perhitungan rata-rata dilakukan dengan cara yang sama



pengamatan ketiga didapatkan skala mikrometer terbaca



seperti pada percobaan-percobaan sebelumnya. Selanjutnya



sebesar 24,46 mm. rata-rata yang diperoleh dari skala



yaitu untuk percobaan 600 gr, pada percobaan ini dilakukan



mikrometer terbaca ini sebesar 0,0014 m. Pengoneversian



tiga pengamatan untuk mengukur skala mikrometer yang



dilakukan dengan mengubah satuan mm ke satuan



terbaca. Pada pengamatan pertama didapatkan hasil dari



internasional m. Pada percobaan terakhir, yaitu percobaan



pengukuran skala mikrometer yang terbaca yaitu sebesar



1000 gr, dilakukan tiga pengamatan sama seperti pada



24,11 mm. Pada pengamatan kedua, didapatkan hasil untuk



percobaan-percobaan



skala mikrometer yang terbaca yaitu 24,09 mm. Pada



pertama, didapatkan hasil untuk skala mikrometer terbaca



percobaan ketiga, didapatkan hasil pengukuran skala



yaitu sebesar 24,62 mm yang diubah terlebih dahulu ke



terbaca yaitu sekitar 24,06 mm. Setelah didapatkan data



dalam satuan internasional menjadi 0,02462 m. Kemudian



percobaan,



rata-rata



pengamatan kedua, didapatkan hasil pengukuran terbaca



pengukuran mikrometer. Pada percobaan 600 gr ini, dapat



sebesar 24,59 mm yang diubah ke dalam satuan m menjadi



diketahui pengukuran data yang didapat yaitu sebesar



0,02459 m. Pada pengamatan ketiga, didapatkan hasil



0,0010 m. Perubahan ke dalam satuan internasiona



sebesar 25,52 mm yang kemudian diubah ke dalam satuan



dilakukan terhadap semua jenis data yang telah didapat.



m menjadi 0,02452 m. Untuk pengukuran skala mikrometer



Selanjutnya yaitu untuk pengukuran 700 gr, pada percobaan



terbaca yang dilakukan pada setiap massa beban, dilakukan



ini dilakukan pengamatan sebanyak tiga kali untuk skala



pencatatan ke laporan sementara dengan keterangn selisih



mikrometer terukur. Pada pengamatan pertama didapatkan



mikrometer, maksudnya yaitu penulisan data dilakukan



hasil untuk skala mikrometer terbaca yaitu sebesar 24,20



dengan perhitungan data-data yang telah didapat pada



mm. Pada pengamatan kedua yaitu didapatkan hasil sebesar



setiap percobaan kemudian dikurangi dengan skala awal



24,15 mm. Dan pada pengamatan ketiga didapatkan hasil



mikrometer. Pada skala awal mikrometer percobaan ini



untuk skala mikrometer terbaca yaitu sebesar 24,21 mm.



didapatkan hasilnya sebesar 23,11 mm. Kemudian, ketika



Selanjutnya, pada percobaan ini dilakukan pengukuran



sudah menemukan hasilnya, maka diubah ke dalam bentuk



yaitu



Pengubahan



pada



didapatkan satuan



hasil



dilakukan



sebesar dari



percobaan-percobaan



dilakukan



perhitungan



0,0006 satuan



untuk



terbaca



sebesar



24,49 mm. Dan



sebelumnya.



Pada



pada



pengamatan



satuan internasional terlebih dahulu. Berikut dicantumkan



. Selanjutnya yaitu untuk, massa beban 700 gr didapatkan



hasil percobaan selisih mikrometer untuk setiap massa



nilai untuk



beban :



∆´ l ± ∆ ∆´ l sebesar ( 0,0007 ± 7 ×10−5 ) m .



Dan untuk massa beban 800 gr didaapatkan nilai untuk



Massa (kg)



∆´ l ± ∆ ∆´ l sebesar ( 0,0012 ±0 ) m . Selanjutnya untuk



Selisih mikrometer (m) 0,0001 0,0004 0,0006 0,0006 0,0008 0,0010 0,0011 0,0012 0,0014 0,0015



0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1



0,0002 0,0003 0,0005 0,0006 0,0008 0,0010 0,0010 0,0012 0,0014 0,0015



massa beban 900 gr, didapatkan hasil untuk



0,0001 0,0004 0,0006 0,0006 0,0008 0,0010 0,0011 0,0012 0,0013 0,0014



sebesar



( 0,0014 ± 7 ×10−5 ) m.



∆´ l ± ∆ ∆´ l



Dan untuk massa beban



1000 gram didapatkan hasil untuk



∆´ l ± ∆ ∆´ l sebesar



( 0,0014 ± 7 ×10−5 ) m. Selanjutnya



yaitu



pengukuran



mengenai



luas



penampang (A) dan gaya berat yang dilakukan untuk setiap massa beban. Pada pengukuran luas penampang didapatkan



Kemudian, untuk analisis data dapat dilihat dari



hasil sebesar



6 ×10−7 m. Dan untuk gaya berat yang



tujuan praktikum ini yaitu menentukan modulus young.



diperoleh, dilakukan pengukuran pada massa beban 100 gr,



Namun, sebelum menentukan nilai modulus young (E) kita



200 gr, 300 gr, 400 gr, 500 gr, 600 gr, 700 gr, 800 gr, 900



( ∆ l ).



gr, dan 1000 gr. Pada massa beban 100 gr, didapatkan nilai



∆ l , dilakukan



untuk gaya berat (W) sebesar 0,98 N. Pada massa 200 gr,



diharuskan untuk menghitung nilai rata-rata atau Kemudian setelah menghitung nilai rata-rata



perhitungan terhadap luas penampang (A) dan gaya berat (W). Dalam menentukan nilai



∆ l , dilakukan perhitungan



untuk semua massa beban, yaitu 100 gr, 200 gr, 300 gr, 400 gr, 500 gr, 600 gr, 700 gr, 800 gr, 900 gt, dan 1000 gr. Setelah dilakukan pengukuran dan pencatatan pada laporan sementara, maka dapat dilakukan perhitungan terhadap data yang didapat. Pada percobaan 100 gr didapatkan nilai untuk



∆´ l ± ∆ ∆´ l



yaitu sebesar



( 0,0001 ±7 × 10−5 ) m



didapatkan nilai untuk W sebesar 1,96 N. Pada massa 300 gr didapatkan nilai untuk W sebesar 2,94 N. Pada massa 400 gr didapatkan nilai untuk W sebesar 3,92 N. Pada massa 500 gr didapatkan nilai untuk W sebesar 4,9 N. Dan pada massa 600 gr didapatkan nilai untuk W sebesar 5,88 N. Selanjutnya yaitu untuk massa 70 gram, pada massa 700 gram didapatkan nilai untuk W sebesar 6,86 N. Pada massa 800 gram, didapatkan nilai untuk W sebesar 7,84 N. Pada



.



massa 900 gram, didapatkan nilai untuk W sebesar 8,82 N.



Kemudian, untuk massa 200 gr, didapatkan nilai untuk



Dan pada massa 1000 gram, didapatkan nilai untuk gaya



∆´ l ± ∆ ∆´ l



berat (W) sebesar 9,8 N.



yaitu



sebesar



Selanjutnya, untuk nilai didapatkan



hasil



( 0,0004 ± 7 ×10−5 ) m.



rata-rata sebesar



pada



300 gram,



∆´ l ± ∆ ∆´ l



=



−5



Setelah mengetahui nilai rata-rata dan besar luas penampang serta gaya berat pada setiap massa beban, selanjutnya membahas nilai modulus young (E) yang



( 0,0006 ± 7 ×10 ) m . Kemudian, untuk massa 400 gram



didapat dari praktikum ini. Untuk nilai modulus young



∆´ l ± ∆ ∆´ l sebesar ( 0,0006 ± 0 ) m.



yang dicari, dilakukan perhitungan untuk setiap massa



didapatkan nilai



Kemudian, untuk massa 500 gram didapatkan nilai



∆´ l ± ∆ ∆´ l sebesar ( 0,0008 ± 0 ) m. Untuk massa 600 gr, didapatkan hasil untuk ∆´ l ± ∆ ∆´ l sebesar ( 0,0010 ± 0 ) m



beban. Massa beban yang dilakukan untuk perhitungan, jumlah massanya sama seperti pada perhitungan nilai-nilai sebelumnya. Pada massa 100 gr, didapatkan nilai modulus young atau E beserta ketidakpastiannya atau yang



E ± ∆ E, untuk nilai tersebut, pada



benda itu akan bertambah panjang sebesar Δl.



percobaan dengan massa 100 gram didapatkan besar hasil



Selama tegangan kawat (= gaya persatuan luas)



( 2,2867 ×10−12 ± 1,5960× 10−20 ) N /m2.



F tidak melebihi nilai batas elastisitas kawat A



disimbolkan dengan



sebesar



Kemudian, untuk massa 200 gram, didapatkan nilai



E ± ∆ E,



sebesar



( 1,1433 ×10



−10



−24



± 2,000× 10



) N /m



2



.



Dan



maka regangan jenis



pada



percobaan ketiga, yaitu pada massa 300 gr didapatkan nilai



E ± ∆ E,



untuk



dengan



sebesar



( 1,1433 ×10−10 ± 1,3334 ×10−22 ) N /m2.



Pada massa



untuk



( 1,1433 ×10 gr,



−10



didapatkan



E ± ∆ E,



yaitu



sebesar



2



± 0 ) N /m . Kemudian, pada massa 500 nilai



E ± ∆ E,



untuk



( 1,1433 ×10−10 ± 0 ) N /m 2.



( 1,372 ×10−10 ± 0 ) N /m2 .



E ± ∆ E, sebesar



( 1,1455 ×10−10 ± 9,2577 ×10−28 ) N /m 2. massa 800 gr, didapatkan nilai untuk sebesar



( 1,5244 × 10−10 ± 0 ) N /m2 .



Dan



pada



E ± ∆ E, yaitu



selanjutnya yaitu



untuk massa 900 gr, didapatkan untuk nilai sebesar



E ± ∆ E,



Kemudian, untuk



massa 700 gr, didapatkan nilai untuk



F yang secara matematis dapat ditulis A



2.



Untuk



nilai



modulus



young



E ± ∆ E,



( 1,1455 ×10−10 ± 6,8268× 10−21 ) N /m2 .



Selanjutnya yaitu untuk percobaan massa beban terakhir,



Pada massa 100 gr, didapatkan nilai modulus



yang disimbolkan dengan



E ± ∆ E, untuk nilai



tersebut, pada percobaan dengan massa 100 gram



=



( 2,2867 ×10−12 ± 1,5960× 10−20 ) N /m2. ( 1,1433 ×10−10 ± 2,000× 10−24 ) N /m2 .. Pada percobaan ketiga, yaitu pada massa 300 gr,



E±∆ E



nilai



VI. KESIMPULAN



Selanjutnya



untuk massa 600 gr nilai untuk



E±∆ E =



sebagai berikut, apabila sebuah benda homogen



gr



besar



sehingga



luas



penampangnya A, bila ditarik oleh gaya F maka



=



( 1,1433 ×10−10 ± 0 ) N /m 2. ( 1,372 ×10−10 ± 0 ) N /m2 .



sama



Pada massa 500



E±∆ E



nilai



Hukum Hooke pada percobaan ini berlaku panjang l dan disetiap posisi benda itu



E±∆ E =



Pada massa beban 400 gr, nilai



gr



( 1,87 ×10−10 ± 7,5968× 10−21 ) N /m2 .



=



( 1,1433 ×10−10 ± 1,3334 ×10−22 ) N /m2.



E±∆ E



sebesar



E ± ∆ E=



Untuk massa 200 gram, nilai



( 1,1433 ×10−10 ± 0 ) N /m 2.



berpenampang



dan



ketidakpastiannya, dapat diketahui hasilnya



yaitu massa beban 1000 gr. Didapatkan nilai untuk



1.



(E)



young atau E beserta ketidakpastiannya atau



Selanjutnya untuk massa



600 gr, pada massa 600 gr didapatkan nilai untuk sebesar



sebesar



adalah sebanding



F ∆l =E . A l



beban selanjutnya, yaitu massa beban 400 gr, didapatkan nilai



( ∆l l )



nilai



untuk



Untuk massa 700



E±∆ E



=



( 1,1455 ×10−10 ± 9,2577 ×10−28 ) N / m2. Massa



800



gr,



nilai



untuk



E±∆ E =



( 1,5244 × 10−10 ± 0 ) N /m2 . 900



gr,



nilai



Untuk



massa



E±∆ E



=



( 1,1455 ×10−10 ± 6,8268× 10−21 ) N /m2 . Untuk percobaan massa beban terakhir, yaitu massa beban 1000 gr. Didapatkan nilai untuk



E±∆ E



sebesar



( 1,87 ×10−10 ± 7,5968× 10−21 ) N /m2 . 3.



Faktor-faktor yang memengaruhi elastisitas pada benda, antara lain : gaya dari luar, luas penampang benda, tambahan panjang, dan juga panjang awal benda.



DAFTAR PUSTAKA [1]. Baruqi, Moh Saad, et al. "PENGUKURAN TENSILE STRENGTH, COMPRESSIVE STRENGTH DAN MODULUS ELASTISITAS BENDA PADAT." [2]. Hasanah, Nur, Eko Suyanto, and Wayan Suana. "E-learning dengan Schoology sebagai suplemen pembelajaran fisika materi elastisitas dan hukum Hooke." Jurnal Pembelajaran Fisika 4.2 (2016). [3]. Martini, Dwi, and Raden Oktova. "Penentuan Modulus Young Kawat Besi dengan Percobaan Regangan." Berkala Fisika Indonesia 2.1 (2012): 114. [4]. Souisa, Matheus. "Analisis Modulus Elastisitas dan Angka Poisson Bahan dengan Uji Tarik." BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan 5.2 (2011): 9-14. [5]. Sulaeman, Budiawan. "MODULUS ELASTISITAS BERBAGAI JENIS MATERIAL." PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik 3.2 (2018): 127-138 [6]. Aflaha, Dwi Sari Ida. Pengembangan Modul Fisika Berbasis Problem Solving Materi Elastisitas untuk Siswa Kelas X SMA/MA. Diss. UNS (Sebelas Maret University), 2014.