14 0 837 KB
B. Praktikum Preeklamsia Mata Kuliah
: Dietetik II
Nama Masakan
: -
Selingan Pagi : Sandwich
-
Selingan Siang : Brownis coklat toping pisang
1. Bahan Selingan Pagi a. Sandwhich Takaran Jumlah Satuan
No
Nama Bahan
1.
Roti putih
70
g
2.
Selada
30
g
3.
Telur ayam
50
g
4.
Tomat masak
20
g
5.
Ketimun
40
g
Gambar
6
Apel
80
g
7
Pepaya
80
g
Selingan Siang a. Brownis Coklat Topping pisang Takaran Jumlah Satuan
No
Nama Bahan
1.
Telur ayam
55
g
2
Gula Pasir
30
g
3
Coklat manis bubuk
5
G
4
Tepung terigu
30
g
Gambar
5
Susu bubuk
30
g
6
Pisang ambon
40
g
2. Cara membuat a. Sandwich No
Cara Membuat
1.
potong tomat
2.
Siapkan roti 2 lembar
3.
Isi roti dengan bahan yang telah disiapkan, dan sajikan
Selingan Siang
Gambar
a. Brownis Coklat Topping pisang
No.
1.
Cara Membuat
Kocok telur hingga mengembang
2.
Setelah telur mengembang, masukan bahan lain secara perlahan sampai tercampur merata
3.
Setelah itu taruh adonan dalam cetakan dan kukus dalam panci sampai matang
4
Siap sajikan
Gambar
1. Pembahasan a. Analisis menu terpilih
Wakt u
Menu
Bahan
Brt
ENERG I Kal
Protein (gr)
LMK
HA
Ca
F
Fe
Vit. A
Vit. B1
Vit. C
Na
K
Chol s
Serat
(gr)
(gr)
(mg)
(mg)
(mg)
(SI)
(mg)
(mg)
( mg )
( mg )
(mg)
(gr)
( gr )
Snac k
sandwich
Roti putih
70
173.6
0
5.6
0.84
35
7
66.5
1.05
0
0.07
0
371
63.7
0
0.7
pagi
Selada
30
4.5
0
0.36
0.06
0.87
6.6
7.5
0.15
162
0.012
2.4
4.5
60.9
0
0.774
Telur ayam
50
81
6.4
0
5.75
0.35
27
90
1.35
450
0.05
0
79
89
275
0
Tomat masak
20
4
0
0.2
0.06
0.84
1
5.4
0.1
300
0.012
8
0.8
47
0
1.5
Ketimun
40
4.8
0
0.28
0.68
1.08
4
8.4
0.12
0
0.012
3.2
2.12
48.8
0
0.6
Buah
Apel
80
46.4
0
0.24
0.32
11.9
4.8
8
8.24
72
0.032
4
1.6
104
0
0.568
Pepaya
80
36.8
0
0.4
0
9.76
18.4
9.6
1.36
292 127 6
0.032
62.4
3.2 462. 2
176.8
0
2
275
6.142
Hwn
Sub Total
351.1
6.4
Snac k
brownis coklat
Telur ayam
55
89.1
7.04
siang
Nbt
7.08
7.71
0
59.8
6.325
68.8
0.385
195
29.7
12.4
99
1.49
0.22
495
80
590.2
0
0.055
0
86.9
97.9
302. 5
0 0 0
toping pisang
Gula pasir
30
109.2
0
0
0
28.2
1.5
0.3
0.03
0
0
0
0.09
0.15
0
Coklat manis, batang
5
23.6
0
0.1
1.49
3.135
3.15
10.4
0.14
1.5
0.002
0
25
5
0
0
Tepung terigu
30
109.5
0
2.67
0.39
23.19
4.8
31.8
0.36
0
0.036
0
0.6
120
0
0.45
Susu skim
30
10.8
1.05
0
0.03
1.53
36.9
29.1
0.03
0
0.012
0.3
11.4
44.7
0
0
Pisang ambon
40
39.6
0
0.48
0.08
10.32
3.2
11.2
0.2
0.032
1.2
2.25
0.137
1.5
0 302. 5
1.2
182
7.2 131. 2
173.6
79.3
58.4 554. 9
Sub Total
381.8
8.09
3.25
8.315
66.76
Total
732.9
14.49
10.33
23.10
126.7
441.4
1.65
b. PAGT PAGT EKLAMPSIA Nama
: ibu Ana
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 35 Tahun
Register
:
Assessment Data Dasar 1. Diagnose Medis Eklampsia
Identifikasi Masalah Kekurangan Asupan Oral
2. Keluhan Utama Sakit kepala yang hebat dan kaki bengkak sejak 3 hari lalu 3. Riwayat Penyakit Sekarang Sakit kepala hebat 4. Riwayat Penyakit Dahulu Pernah mengalami keguguran 5. Riwayat Penyakit Keluarga 6. Skrining Gizi a. Antropometri (A) Umur : 35 tahun TB : 150 cm BB : 44 kg BBI Kehamilan
Malnutrisi
Diagnosa Gizi (PES) NI 2.1 Kekurangan asupan oral berkaitan dengan kurangnya kemampuan memenuhi bahan makanan karena keterbatasan perekonomian ditandai dengan kurangnya konsumsi sayur serta hanya mengonsumsi ikan sesekali NI 5.2 Kesulitan akses makanan akibat factor ekonomi, budaya, kepercayaan
Intervensi Terapi Diet
Terapi Edukasi
Jenis Diet : Diet Pre-Eklampsia III
1. Materi
Tujuan diet: Pada pre-eklampsia: 1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal 2) Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal 3) Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air 4) Mencapai keseimbangan nitrogen 5) Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
2. Tujuan Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan pola hidup sehat kepada keluarga pasien/pasien Memberikan pengetahuan mengenai jenis makanan tinggi kalium yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Seperi pisang, bayam, alpukat, tomat dsb kepada keluarga
Syarat Diet 1) Energy dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat
Rencana Monitoring Dan Evaluasi A. Antropometri Peningkatan BB awal dan akhir. B. Biokimia - TD - Albumin C. Fisik/Klinis D. Dietary Asupan Harian E. Edukasi - Kepatuhan keluarga pasien memberikan makanan/minuman kepada pasien sesuai yang dianjurkan - Memberikan materi
BBIH = BBI + (UH x 0,35) = (TB - 105) + (28 x 0,35) = (150 - 105) + 9,8 = 54,8 b. Biokimia Nama Hasil Urine ++ (keruh) Albumin Hb Tekanan darah
11 g % 150/90 ml/Hg
(agama), keterbatasan dalam pemberian makanan terutama orangtua dan anakanak yang ditandai dengan kenaikan BB ibu hamil yang tidak ADEKUAT
Ket Tidak Norm al
N
↑
c. Fisik / Klinis (C) Kaki bengkak sejak 3 hari yang lalu d. Riwayat Gizi Sekarang Hasil anamneses diet asupan makanan hanya mencapai 50% kebutuhan. e. Riwayat Gizi Dahulu (D) Tidak ada nafsu makan, selama hamil jarang mengkonsumsi sayur dan makan ikan hanya sekalisekali saja karena uang belanja hanya cukup untuk
Underweight
NC 3.1 Dengan inatake energy kurang yang ditandai dengan ketidakcukupan intake makan dibandingkan dengan perhitungan kebutuhan sesuai aktivitas
2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
makanan diberikan secara berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Rendah garam sesuai retensi garam atau air tidak boleh lebih 2 samapai 3 kg/bulan. Protein tinggi yaitu 1,5 gr/kg BB Lemak sedang terutama lemak tak jenuh tunggal dan ganda. Vitamin cukup, Vit C dan B6 sedikit tinggi Mineral cukup terutama kalium dan kalsium Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan pasien Cairan diberikan 2500 ml sehari kecuali dalam keadaan uliguria cairan dibatasi Rendah Garam yaitu 600-800 mg
pasien/pasien Memberikan edukasi mengenai pembatasan jumlah pemakaian garam, karena dapat menaikkan tekanan darah kepada keluarga pasien/pasien Memberikan edukasi mengenai jenis makanan yang tinggi zat besi seperti bayam, kacang merah, telur,dsb kepada keluarga pasien/pasien Memberi edukasi tentang syarat diet pre-eklamsi kepada keluarga pasien /pasien
3. Waktu
Perhitungan kebutuhan: BMR = 655+(9,6xBBI)+(1,8xTB)(4,6xU) = 655 + (9,6 x 54,8) + (1,8 x 150) -
± 15 menit
4. Tempat Di ruang perawatan atau dirumah pasien
-
terkait makanan/minum yang dianjurkan untuk dikonsumsi kepada pasien dan keluarga Menanyakan kembali materi yang telah diberikan
membeli beras dan tahu atau tempe f.
Kondisi Sosial – Ekonomi (E) Suami ibu Ana pekerja harian pada suatu pabrik kayu dengan pendapatan perminggu sekotar Rp. 300.000
g. Terapi -
(4,7 x 35) = 655 + 526,08 + 270 - 164,5 = 1286,58 kkal
5. Metode 6. Alat Bantu Buku Catatan, Pulpen, Foof Picture dan Leatflat
TEE = BMR x FA x FS = 1286,58 x 1,3 x 1,3 = 2174,3 kkal Energi ditambah 300 berada pada trimester ke 2
Sasaran Klien dan keluarganya. karena .
Energi = 2174,3 + 300 = 2474,3 kkal Proporsi makronutrien: Protein: 1,5 g/BB = 1,5 x BBI = 1,5 x 54,8 = 82,2 g = 328,8 kkal = 13,3% Lemak: = 20% x 2474,3 = 494,86 kkal = 54,9 g Karbohidrat :
= 66,7% x 2474,3 = 1650,3 kkal = 412,5 g Pembagian Makan Dalam Sehari Pagi = 20% x 2474,3 kkal = 494,86 kkal Selingan 2x = 15% x 2474,3 kkal = 371 kkal Siang dan Malam = 25% x 2474,3 kkal = 618.575 kkal Cara Pemesanan Diet Diet Pre-Eklampsia III Konsistensi Makanan Biasa Cara Pemberian Oral
Frekuensi Pemberian 3x Mananan Utama 2x makanan selingan Contoh menu sehari
Terlampir c. Analisis menu individu Wakt u
Menu
Bahan
Brt
ENER GI
Prote in (gr)
LM K
HA
Ca
F
Fe
Vit. A
Vit. B1
Vit. C
Na
K
Cho ls
Ser at
Kal
Hwn
Nb t
(gr)
(gr)
(m g)
(m g)
(m g)
(SI)
(mg )
(m g)
(m g)
(m g)
(mg )
(gr)
55,2 3
0,08 4 0,01 5
0
(g r)
Pagi
nasi
Beras giling
70
252
0
4,7 6
ikan bakar
Kakap
27,6
6
0
Minyak wijen Tempe kedele murni
30 2, 5
0,4 9 0,2 1
22,55
0
0
2,5
tempe oseng
sayur sawi bening
Minyak wijen
0
0,3
9
0
0
0
0
30, 8
2
0
0 1,4 5
29,8
0
0,8
2,54
5
45,1
0
0
5
0
0
0
1,1 5
0,1 5
2
11 0
19
1,5 8 0,2 6 11, 4
0,6 8 0,3 4 10, 2
12,7 2 12,6 7 85,1 6
1,8
29, 6
5,1 15 3
8,5 24 6
0,6 5 0,0 4 6,3 3
38,6 5
8 49, 2 29, 7
53 38, 8
0,1 1,6 3
5 0,3 0,2 5 92, 5
11 0,3 2
4,2
buah segar
Apel
Snac k
pancake
Tepung terigu
50
182,5
0
4,4 5
Susu skim
40
14,4
1,4
0
Telur ayam
55
89,1
7,04
0
Pisang raja
50
60
0
0,6
Mentega
2
14,5
0,01
Madu
5
14,7
0
Sian g
0 0,0 2 5,0 7
0 8,7 5
15,9 0,02 8 3,97 5 60,9 8
4,7 6
0,4 9
55,2 3
Beras giling
60
20
nasi
6
25, 8
Sub Total
98
3,6 6
Sawi Jagung kuning pipil baru
Sub Total
4,2
0,5 6
50 20
61,4
0
85
49,3
0
` 70
11
498,75
6
375,2
8,45
252
0
2,04 0,38 5
99
0,4 2 8,7 6 13, 5 0,6 0,0 4 1,4 9
0
0
3,5
0
0
10
0,03 4
0
0
3230
0,04 5 0,06 6 0,03 4 0,27 8
88 76,5 3413 ,5 0
0
1,4
22,8
70 124, 8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1,4
0
0
0
0
0
51
5,87
183, 7
0
1,95 5
0 4,2 5 55, 3
0 1,7 33,8 7
0 110, 5
0 0
489
0
0 0,60 4 5,35 9 0
0
1
200
0
0,75
0,4
15,2
59,6
0
86,9
97,9
0 302, 5
0
495
0,06 0,01 6 0,05 5
475
0,03
5
0
0
1,25
66
0
0
0 19,7 4
0,3
5
0
0
0,2
10,5 368, 3
0 307, 5
0
5,6
3 125, 8
0
3,5
70
0
1,4
0
0,8 20 3
0,4 0,0 2 0,0 5 2,5 9
1036
0 0,16 1
98
0,5 6
0
0,08 4
0
2 0
ayam kecap
Ayam
40
120,8
7,28
0
Kentang
50
41,5
0
Kecap
5
2,3
0
tumis wortel buncis
1 0,2 9
10 0,0 5 0,0 7
Buncis
60
21
0
Wortel
16,8
0
0,1 2 0,1 2
Minyak wijen
40 2, 5
1,4 4 0,4 8
22,55
0
Tahu
30
20,4
0
buah
Pisang mas
90
114,3
0
Snac k
0 2,3 4 1,2 6 11, 6
2,5 1,3 8 0,1 8 14, 9
0,48 30,2 4 104, 3
smooties
Pisang mas
Semangka
Sub Total
Susu skim
12 0 10 0 15 0
Apel
611,65
7,28
80
9,55
5,5 6,1 5
28 4,8
0,6 0,3 5 0,2 9
39 15, 6
26, 4 14, 8
0,6 6 0,3 2
6,3 12 0
0 18, 9 22, 5 29 3
0 0,2 4 0,7 2 3,7 4
8,4
30
0,45 4,62 3,72 0
0
1,6 8
0,2 4
40,3 2
28
0
0,5
0,2
54
5,25
50
29
0
80
68
0
20
57,2
0
0 0,1 5 0,7 2
0
2
0
0
0
0
0
0
3,6
45,3
0
0,15
71,1 5573 ,1
0 0,01 8 0,08 1 0,34 2
1,8 24, 1
0 299, 7
0 622, 9
0 24
7,65 18,1 5 0
0,9 6
94,8
0,10 8
2,4
0
0
0
10,2
590
0,05
6
4
60,7
0
1
223, 5
0
8
16
39, 2 0,7 5
10 1
Gula pasir
20
72,8
0
Mlm
nasi putih
Beras giling
50
180
0
3,4
ayam saus
Ayam
40
120,8
7,28
0
Tomat masak
30
6
0
0,3
10 0,0 9
Minyak wijen
2,
22,55
0
0
2,5
5,25
98
6,16
28
5,2
353,1
2,4
5
0
0 7,4 6
0 8,8 7 0,3 5
18,8 64,9 1 39,4 5
378 4800 0 0
0
0,06
1,5
57
45
0,02
1
144
0,04
2,5 10, 4
19
0,18 6
0 0
0,2 28 2
1,3 8 0,1 4 0,0 2 7,7 6
3
70
0,4
0
0
5,6
80
324
1,26
1,5
8,1
0,6 0,1 5
0
0
0
0
1 24 3
2,4
1,25
5,7
3
0
0
0
7,45
44,1
198
0
0,2
15
3,5
0
7,65
Madu
8,5
25
0,1 5 5,1 5 0,7 2
0
46,6 2
0,2
24
200
14 6
6,02 11,9 3
140
21,1 2
12
3,1 2
40
0
7
0
0
11, 4
18 5
6,0 4 0,0 5
0
0,03 2 0,05 5 0
6,9
0 37, 2
324
0,04 8 0,02 4
0,1 5
5,6
152,4
Alpukat Kacang kedele basah
Sub Total
0
798
0
1,6
65 222, 4
0 0,35 5
0
23,2
0
0
0
0
6,2
0
0,6
9
31,5
0
0
0 0,35 6
0
0,06 72,6 6
0,1 603, 2
0 0
0 30,7 6 0
0
2,5
50
0
1
21
0
40
140
24
0
450
0,06 0,03 2 0,01 8
12
1,2
70,5
0
2,25
0
0
0
0
0
0
0
5
sup
Wortel
50
21
0
0,6
Kentang
50
41,5
0
Makaroni
45
163,35
0
buah segar
Pepaya
50 10 0
23
0
1 3,9 2 0,2 5
susu
Susu skim Sub Total
36
3,5
614,2
10,78
0 9,4 7
0,1 5 0,0 5 0,1 8 0 0,1 13, 4
19, 5
18, 5
5,5
28 36
6,1
9 11, 5
5,1 101, 5
12 3 17 9
4,65 9,55 35,4 2
6000
6
0,4 0,3 5 0,1 4 0,8 5
97 34 4
0,1 2,9 9
0 6956 ,5
0 0 182, 5
0,03 0,05 5 0,04 5
3
35
122, 5
0
2,5
8,5
3,5
198
0
0
1,35
0
0,02
39
2
59,4 110, 5
1,25 0,22 5
0
1,25
0,04
1 63, 5
38 123, 6
149 899, 9
0
0 8,47 5
0,3
24
d. Estimasi harga No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Nama bahan Telur ayam Gula pasir Coklat manis bubuk Tepung terigu Susu skim bubuk Pisang Ambon Roti tawar selada Telur ayam Tomat masak Ketimun Apel Pepaya Jumlah
Berat 55 gram 30 gram 5 gram 30 gram 30 gram 40 gram 70 gram 30 gram 50 gram 20 gram 40 gram 80 gram 80 gram
Harga 1500 2000 1000 2000 3000 1500 2000 2000 1500 500 500 1000 1500 20.000
4. Tinjaun Pustaka Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang dapat menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.1 World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa 830 wanita meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan setiap harinya.
Hampir semua kematian ibu (99%) terjadi di negara berpenghasilan rendah ( Palupi, Dhora, dkk. 2014). Kematian ibu menunjukkan lingkup yang luas, tidak hanya terkait dengan kematian yang terjadi saat proses persalinan, tetapi juga mencakup kematian ibu dalam masa kehamilan dan nifas.5 Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) berupa preeklampsia dan eklampsia, dan penyakit infeksi. Lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK ( Palupi, Dhora, dkk. 2014). Pre-eklampsia dan eklampsia adalah dua gangguan hipertensi kehamilan, dianggap sebagai penyebab utama morbiditas ibu dan perinatal dan mortalitas. Penyakit-penyakit ini mempengaruhi antara 3% dan 5% dari semua kehamilan dan menyebabkan lebih banyak dari 60.000 kematian janin ibu dan 500.000 per tahun di seluruh dunia. Diketahui bahwa pre-eklamsia dan eklampsia adalah gangguan hipertensi yang melibatkan risiko kesehatan paling signifikan bagi wanita hamil dan janin. Eklamsia disebut antepartum, intrapartum, atau pascapartum, bergantung pada apakah kejang muncul sebelum, selama, atau setelah persalinan ( Khalil, Gibran dan Afshan Hameed. 2017 ). Preeklamsia adalah gangguan hipertensi kehamilan khusus yang secara signifikan mempengaruhi morbiditas dan kematian ibu di seluruh dunia. Hal ini terjadi dalam 5-7% dari seluruh kehamilan, dan merupakan penyebab utama kematian ibu di Negara berkembang. Preeklampsia juga merupakan faktor penting morbiditas dan mortalitas perinatal, karena berhubungan dengan kelahiran prematur dan pembatasan pertumbuhan dalam rahim.6 Ada banyak faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia, seperti umur, paritas, preeklampsia sebelumnya, riwayat keluarga
preeklampsia,
kehamilan
kembar,
kondisi
kesehatan
sebelumnya seperti diabetes, hipertensi kronis, penyakit autoimun, jarak kehamilan serta faktor lainnya( Levena, Kenneth J., dkk.2009). Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema, mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah , kesadaran menurun dan
kadang-kadang disertai konvulsi
sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda tanda kelainan-kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia. Sampai sekarang penyakit preeklampsia masih merupakan masalah kebidanan yang belum dapat terpecahkan secara tuntas. Preeklamsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap negara berbeda-beda. Angka kejadian lebih banyak terjadi di negara berkembang dibanding pada negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena di negara maju perawatan prenatalnya lebih baik. Kejadian preeklampsia dipengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan . Preeklampsia salah satu sindrom yang dijumpai pada ibu hamil di atas 20 minggu terdiri dari hipertensi dan proteinuria dengan atau tanpa edema. Menurut hasil penelitian Utama (2008) dan Kawuryan (2004), menyatakan bahwa usia kehamilan lebih dari 28 minggu berisiko meningkatkan terjadinya preeklampsia berat 26,270 kali dibandingkan dengan ibu yang usia kehamilannya kurang dari sama dengan 28 minggu, meskipun menurut Prawirohardjo (2009), kematian ibu sewaktu hamil tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan. ( Wulandasari, Retno dan Artika Fristi Firnawati. 2012)
Preeklampsi ringan Adalah Suatu sindroma spesifik kehamilan dengan
menurunnya
perfusi
organ
yang
berakhibat
terjadinya
vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel. (Prawirohardjo, 2009. 543). Sedangkan menurut ilmu kebidanan praktis Adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan / atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Preeklampsia berat Adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmhg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan
20
minggu
praktis..Sedangkan
atau
menurut
lebih
menurut
Prawirohardjo
(
ilmu
2009.
kebidanan
544)
adalah
preeklampsia dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolic > 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5g/ 24 jam. ( Khalil, Gibran dan Afshan Hameed. 2017 ) Faktor resiko preeclampsia meliputi pekerjaan, pemeriksaan antenatal, pengetahuan, dan riwayat hipertensi. Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Perinatal (AKP) akibat preeklampsia adalah dengan menurunkan angka kejadian preeklampsia. Angka kejadian dapat
diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan terapi. Upaya pencegahan kematian perinatal dapat diturunkan bila dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai nilai prediksi Saat ini beberapa faktor resiko telah berhasil diidentifikasi, sehingga diharapkan dapat
mencegah
timbulnya
preeklampsia
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingginya angka kematian maternal antara lain faktor umur, faktor paritas, faktor perawatan antenatal, faktor penolong, sarana dan fasilitas, system rujukan, sosial ekonomi, kepercayaan dan ketidaktahuan. (Peres, Goncalo, dkk. 2018) Terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya preeklampsia dan perdarahan, di antaranya yaitu faktor risiko umur dan gravida. Pengelompokan umur dan status gravida merupakan salah satu faktor penting dalam deteksi dini komplikasi pada program Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia. faktor penyebab preeklampsia diantaranya umur ibu. Umur ibu yang baik untuk hamil yaitu >20 tahun dan