Laporan Radiologi Tiny [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN PPDH ROTASI INTERNA HEWAN KECIL, BEDAH DAN RADIOLOGI SUB ROTASI BEDAH DAN RADIOLOGI KLINIK HEWAN DAN RUMAH SAKIT HEWAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA “RADIOGRAFI KASUS KUCING TINY”



Oleh: DINDA TRI CLEOPATRA, S.KH NIM. 190130100111003 GELOMBANG VI/13 KELOMPOK 4



PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019



i



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN PPDH ROTASI INTERNA HEWAN KECIL, BEDAH DAN RADIOLOGI SUB ROTASI BEDAH DAN RADIOLOGI KLINIK HEWAN DAN RUMAH SAKIT HEWAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Malang, 25 November 2019 – 3 Januari 2020



Oleh: DINDA TRI CLEOPATRA, S.KH NIM. 190130100111003 PPDH Gelombang VI/13 Semester Ganjil TA 2019/2020, Kelompok 4



Menyetujui,



ii



DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... ii DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2 1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2 1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 3 2.1 Dasar Dasar radiografi ................................................................................ 3 2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ........................................................... 4 2.3 Teknik dan Posisi ........................................................................................ 6 BAB III. MATERI DAN METODE .......................................................................... 7 3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 7 3.2 Anamnesa .................................................................................................... 7 3.3 Ambulator ................................................................................................... 7 3.4 Teknik dan Posisi yang Dilakukan Selama Menangani Kasus ................... 7 3.5 Metode Pembacaan ..................................................................................... 7 BAB IV. HASIL ......................................................................................................... 8 4.1 Hasil Radiografi .......................................................................................... 8 BAB V. PEMBAHASAN .......................................................................................... 13 5.1 Interpretasi ................................................................................................ 13 5.2 Diferensial Diagnosa ................................................................................. 13 5.3 Diagnosa ................................................................................................... 13 BAB VI. PENUTUP .................................................................................................. 13 6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 14 6.2 Saran ......................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15



iii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Radiologi merupakan cabang ilmu kedokteran baik kedokteran hewan maupun manusia, yang digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh hewan atau manusia dimana menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x (x-ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI (magnetic resonance imaging). Ilmu ini sangat penting, salah satunya adalah sinar-X atau Rontgent dalam penunjang diagnosa oleh seorang dokter hewan terhadap pasiennya. Menurut Owens dan Biery (2009) penggunaan radiografi selalu digunakan untuk menindak lanjut sebuah proses penyakit dan memonitor efektifitas terapi yang dilakuakan pada hewan misalnya ortopedik, kardiak, pulmonary, atau penyakit onkologik, sedangkan menurut Thrall (2012) radiografi digunakan untuk menilai struktur dalam tubuh dan hasil radiografi yang kurang baiik dengan penetrasi yang tidak cukup atau posisi pasien yang tidak tepat mungkin mendapatkan hasil yang bias, sehingga diperlukan pengetahuan dan ilmu dalam mengevaluasi radiogram dan penjelasan yang jelas serta tepat dalam menginterpretasikan gambaran radiografi untuk menentukan diagnosa. Gambaran radiografik memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis sebelum perawatan dan pengobatan, dalam masa perawatan serta untuk mengevaluasi hasil perawatan, dan untuk menunjang peranan tersebut maka diperlukan radiografi dengan teknik yang tepat (Margono, 2012)



1



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan permasalahan bagaimana cara interpretasi gambar radiografi degan tepat pada kasus kucing Tiny? 1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka diperoleh tujuan untuk mengetahui cara interpretasi gambar radiografi degan tepat pada kasus kucing Tiny. 1.4 Manfaat Manfaat dari kegiatan Pendidikan Profesi Dokter Hewan (PPDH) rotasi Interna Hewan Kecil adalah mampu melakukan interpretasi gambar radiografi degan tepat pada kasus kucing Tiny.



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Dasar Dasar Radiografi Sinar-X (x-ray) merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik yang berasal dari interaksi elektron di luar nukleus yang menghasilkan suatu energi. SinarX bersifat sinar yang tidak kasat mata dan tidak terasa namun sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan yang terkena sinar tersebut. Oleh sebab itu, penggunaan sinar-X harus seminimal mungkin namun dapat menghasilkan gambaran radiografi yang maksimal (Thrall 2013). Radiografi digital merupakan perkembangan dari radiografi konvensional. Prinsip radiografi digital tidak berbeda dengan radiografi konvensional namun gambaran radiografi ditangkap secara elektronik. Radiografi digital merubah sinar-X menjadi sinyal digital tanpa menggunakan phospor plate namun menggunakan Charge-Couple Device (CCD) plate. Data digital kemudian ditransmisikan ke komputer melalui kabel yang dihubungkan dengan CCD plate dan gambar radiografi akan muncul pada monitor (Butler et al. 2008). Kehitaman pada radiografi tergantung pada jumlah sinar-x yang diserap oleh intensifying screen, dan dengan demikian sejumlah cahaya mengekspos film radiografi. Daerah yang terpapar dengan sejumlah besar sinar-x akan hitam (radiolucent) setelah pengolahan film, sebaliknya pada daerah yang dilewati oleh sedikt sinar-x akan tembus cahaya (translucent) atau tampak putih (radiopaque), sedangkan derajat kehitaman pada film merupakan ukuran kerapatan masa (density), sehingga hubungan density dan kegelapan film terkait secara langsung (Berry et al 2002). Menurut Owens dan Biery (1992) karakteristik energi pancaran sinar-x berkemampuan untuk menembus dan melemahkan karena perbedaan density dan jumlah jaringan tubuh, ini digambarkan dalam lima dasar opasitas radiografi yaitu: udara, lemak, jaringan lunak, tulang, dan metal (Gambar 2.1)



3



Gambar 2.1 Lima dasar opasitasitas radiografi akibat perbedaan penyerapan sinar-x (Thrall 2002) Selain density, ketebalan objek juga mempengaruhi radioopasitas yang terbentuk dari paparan sinar-x, oleh karena itu semakin tebal objek yang dilalui sinarx maka semakin sedikit sinar-x yang dapat merubah film sehingga gambaran pada film berwarna putih (Berry et al 2014)



2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas radiografi adalah kemampuan radiograf dalam menyajikan informasi yang jelas mengenai suatu objek yang diperiksa terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam menentukan kualitas radiografi yaitu, densitas, kontras, ketajaman, dan detail (Bushong, 2001). Faktor-faktor pembentuk dalam radiografi adalah densitas, opasitas, dan kontras radiografi. Densitas adalah istilah yang menunjukkan kehitaman film. Hal ini ditentukan dengan banyaknya kristal perak yang terbentuk akibat berinteraksi dengan sinar X yang dapat mencapai film setelah melalui tubuh hewan. Densitas ditentukan oleh faktor eksposi yang digunakan, dalam



4



hal ini yang berpengaruh terhadap densitas adalah mAs dan jarak focus ke film. Pada dasarnya film sudah memiliki densitas dasar yaitu sebesar 0,05. Film sinar x mempunyai tingkat densitas yang berbeda- beda. Film yang telah terpapar sinar x dan diolah di kamar gelap secara kimiawi menghasilkan densitas yang terang karena sebagian besar sinar-x banyak diserap oleh jaringan tersebut (radiolusen). Sedangkan film dengan densitas yang gelap karena sinar x banyak dipantulkan dan sedikit yang diserap oleh jaringan tersebut (radiopaque). Kontras radiografi merupakan perbedaan opasitas antara dua area dalam gambaran radiografi. Faktor utama yang mempengaruhi kontras radiografi yaitu kVp meningkat apabila daya tembus meningkat sehingga menyebabkan kontras film akan rendah dan gradasi bayangan abu-abu akan banyak, sedangkan KVP menurun apabila daya tembus menurun sehingga menyebabkan kontras film akan tinggi dan pada bayangan abuabu akan sedikit (Kandynesia, 2012). Opasitas merupakan istilah untuk gambaran radiografi yang ditimbulkan dari pasien. Opasitas dibagi menjadi dua yaitu radiolucent dan radiopaque. Radiolucent merupakan kejadian dimana objek mengabsorbsi sedikit radiasi, sedangkan radiopaque digunakan ketika objek menahan banyak radiasi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kerapatan dari suatu media. Media padat umumnya bersifat lebih radiopaque, media cair berada pada pertengahan antara radiopaque dan radiolucent, sedangkan media gas lebih bersifat radiolucent. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas atau jumlah sinar X yang terbentuk diantaranya adalah miliamperage (mA) yang merupakan standar satuan jumlah elektro yang keluar dari katoda menuju anoda, lamanya exposure (S) yaitu waktu mengalirnya arus dari katoda menuju anoda, miliamperage second (mAs) yaitu perkalian antara mA dan S (mA x S = mAs), serta bahan anoda yang mampu menerima pancaran elektron dari katoda. Nilai mAs tanpa menggunakan grid untuk kepala dan ektremitas yaitu 2,5 mAs, thoraks yaitu 5 mAs, abdomen 7,5 mAs, sedangkan vertebrae dan pelvis yaitu 10 mAs. Kualitas film yang dihasilkan ditentukan oleh Kilovoltage peak (kVp) yang merupakan energi yang dihasilkan oleh sinar X untuk melakukan penetrasi melalui bagian tubuh sehingga akhirnya mencapai permukaan film.



5



2.3 Teknik dan Posisi Pada evaluasi radiografi dengan hasil yang buruk, teknisi harus melihat hasil dari pemeriksaan fisiologis yang ditemukan, signalemen dan sejarah penyakit dari pasien untuk dapat membantu dalam penetapan diagnosa. Pada pemeriksaan radiografi yang spesifik pemeriksaan harus lengkap dan tidak terbatas pada satu area yang diambil. Pemeriksaan radiografi juga harus memiliki gambaran normal, ini guna untuk dapat dengan mudah melihat perubahan atau abnormalitas yang terjadi (Berry et al 2002).



Gambar 2.2 Ilustrasi tatanama yang digunakan untuk menggambarkan secara langsung pancaran sinar-x untuk radiografi (Lawhead dan Beaker 2005). Menurut Thrall dan Widmer (2002) penamaan posisi di dalam radiografi secara langsung berdasarkan pada letak titik pusat penetrasi sinar-x terhadap tubuh, dari masuknya sinar-x sampai keluarnya sinar-x dari tubuh, penamaan penggambaran tampilan radiografi mengikuti terminology pada Nomina Anatomica Veterinaria. Pada umumnya, standar pandang radiografi yang biasa dilakukan yaitu posisi Craniocaudal, Latero-medial atau yang biasa disebut juga dengan Lateral recumbency, Ventro-dorsal, Dorso-ventral, dan Oblique.



6



BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Alat dan Bahan Hewan, Operator, komputer, X-ray, Apron, marker. 3.2 Anamnesa Kucing Tiny berumur 3 bulan mengalami keluhan sesak selama 3-4 hari. Satu minggu sebeum kucing dibawa ke klinik owner mengatakan bahwa kucing memakan racun tikus. Oleh owner kucing langsung diberi Hydro coco dan dua hari setelah kucing memakan racun tikus kucing mengalami muntah. Palpasi dilakukan oleh dokter hewan ditemukan adanya pembesaran pada ginjal sebelah kanan. Pada saat rongga thorax diangkat kucing memberikan respon sakit. Kucing juga hanya bisa tidur dalam kondisi miring. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit Hewan Pendidikan FKH UB untuk dilakukan pemeriksaan radiografi regio thorax dan abdomen. 3.3 Ambulator Nama hewan :Tiny Jenis/ Ras



: Kucing / DSH



Umur



: 3 bulan



3.4 Teknik dan Posisi yang Dilakukan Selama Menangani Kasus Kucing Tiny di xray dengan posisi Right Lateral Recumbency dan Dorso Ventral Recumbency. Pada kedua posisi tersebut, pasien di handling pada extremitas cranial et caudal serta kepala untuk menghindari pergerakan hewan. Pergerakan hewan dapat menyebabkan hasil radiografi bias atau tidak jelas. Selain itu saat melakukan xray ditentukan terlebih dahulu kVp dan mAs.



3.5 Metode Pembacaan Pembacaan hasil radiografi dilakukan dengan mengamati region thorax dan abdomen berdasarkan letak zona secara lateral.



7



BAB IV HASIL



Form C2



Dinda Tri Cleopatra, S.KH 190130100111003 PPDH GEL. VI KEL. 4 4.1 HasilUB Radiografi



GENERAL RADIOGRAPHY EXAMINATION FORM Date: 9/12/201 Num: …….. ANAMNESE



SIGNALEMENT Animal Name : Tiny Species : Kucing BW : Sex : M, F Age : 1 SM, SF



PRESENT STATUS Rectal Temp.: °C kg Resp. Rate : Yr Heart Rate : Mo Mentation: Yes, No



OWNER Name: Anthony Address: Phone: Ref. (sender):Drh. Niki



RADIOGRAPHY PROCEDURES Technical Grid Factors: Beam Film Contras Agents Radiograph Positions Yes, No Data: Setting: Sizes Thick = 5:1, kVp + 2-4 kVp 24 x 30 BaSO4 Iodine Oblique VD R-requmb ……… cm =………. =……………. FFD = 8:1, kVp + 6-8 kVp + GF = 30 x 40 Double contras Ros-Caud DV L-requmb ……… cm =………. …..… ……… inchi 12:1, kVP + 10 mAs = ………. ………………………. ……………. ……………………… =………. ……………. Radiographer: …………………………….. Signature: ……………………………..



8



RADIOGRAPHIC INTEPRETATIONS REGIONS ORGANS/SYSTEM RADIOGRAPHIC DESCRIPTIONS ABNORMALITY Head Kualitas Kualitas hasil digital radiografi ini dilakukan dengan Norm / Abnrm nilai kVp dan mAs sesuai sehingga terlihat jelas tanpa Neck adanya artefak Fore Posisi Posisi pengambilan hasil digital radiografi secara right Norm / Abnrm Extremity lateral recumbency untuk melihat adanya kelainan pada Thorax cavum thorax dan abdomen. Abdomen Pertulangan Pertulangan terlihat lengkap seperti terlihat Os Vertebrae Norm / Abnrm 4 Cervicalis (I-VII), Os Vertebrae Thoracalis (I-XIII), Os Pelvis Vertebrae lumbal (I – VII) dengan bentuk, ukuran, Hind 3 jumlah, lokasi, dan marginasi yang jelas, serta tampak Extremity radiopaque yang kompak Hasil digital radiografi trachea terlihat radiolucent Norm / Abnrm Musculoscelet Trachea sepanjang thorax dengan bentuk, ukuran, lokasi, dan al marginasi yang jelas Pulmo Norm / Abnrm Pulmo



Peribronchial pattern



Jantung



Hasil digital radiografi pulmo tampak radiolucent (berisi gas) karena sebagai tempat pertukaran gas O2 dan CO2 dengan sedikit adanya radiopaque. Terdapat gambaran upnormal pada pulmo yaitu adanya peribronchial pattern. 1. Ukuran jantung berdasarkan ICS



9



Norm /



Abnrm



Ukuran jantung berdasarkan ICS (Intercostal spaces) adalah 1,9 ICS. Ukuran jantung kucing normal adalah 2-2,5 ICS Sehingga berdasarkan hasil digital radiografi jantung menunjukan pengecilan ukuran jantung namun tidak sigifikan. 2. Ukuran jantung berdasarkan VHS



Short axis



Long axis



Diafragma



VHS = short axis + long axis = 2 vertebrae + 4 vertebrae = 6 vertebrae Ukuran jantung kucing normal berdasarkan VHS adalah 6-8. Sehingga berdasarkan gambaran digital radiografi jantung menunjukan gambaran yang normal Hasil digital radiografi diafragma berdasarkan marginasi tampak jelas



Posisi



4 1



3



5



2



Cavum abdomen terdiri atas 5 zona : 1 (craniodorsal) : hati, ginjal, lambung 2 (cranioventral) : hati, kantung empedu, lambung, pancreas 3 (central) : limpa, small intestine, large intestine,



10



Norm /



Abnrm



Norm /



Abnrm



Hepar



Lambung



pancreas 4 (caudodorsal) : colon, rectum, ureter 5 (caudoventral) : kelenjar prostat, testis,vesica urinary Hasil digital radiografi hepar ini terletak di zona 1 & 2. Kondisi hepar tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, lokasi, dan marginasi yang jelas. Hasil digital radiografi lambung terletak di zona 1 & 2. Kondisi lambung bagian fundus terisi gas sehingga Nampak radioluscent dan marginasinya jelas.



Norm /



Abnrm



Norm /



Abnrm



Fundus



Saluran Gastrointestinal



Hasil digital radiografi saluran gastrointestinal terutama bagian intestine ini terletak di zona 3, 4 & 5 karena posisi hewan pengambilan radiografi right lateral recumbency. Kondisi intestine tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran.



Norm /



Abnrm



Limpa



Hasil digital radiografi limpa ini tidak terlalu jelas dengan posisi lateral. Namus saat posisi DV terlihat jelas. Kondisi limpa tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, lokasi, dan marginasi tidak jelas



Norm /



Abnrm



Spleen



11



Ginjal



Hasil ddigital radiografi ginjal ini terletak di zona 1 arah craniodorsal dan zona 3. Kondisi ginjal tidak mengalami perubahan bentuk, lokasi, dan marginasi yang jelas. Namun ginjal mengalami perubahan ukuran sedikit membesar.



Norm /



Abnrm



Norm /



Abnrm



Ginjal



Vesica Urinaria



Hasil digital radiografi vesica urinaria tidak terlihat karena terpotong saat pengeditan.



RADIOGRAPHIC DIAGNOSE: Ddx: Chronic Lower Airways Disease Mahasiswa PPDH,



Dosen Radiologi



Dinda Tri Cleopatra, S.KH NIM. 190130100111003



(………………………………………..…………………………..) NIP



12



BAB V PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Dari hasil radiografi yang didapatkan, kualitas hasil digital radiografi dilakukan dengan nilai kVp dan mAs yang sesuai sehingga terlihat jelas tanpa adanya artefak dan marginasi jelas. Posisi pengambilan hasil radiografi digital secara right lateral recumbency untuk melihat kelainan pada cavum thorax dan abdomen. Posisi jantung yang terlihat jelas dan tidak terdapat kelainan, posisi jantung tidak tegak seperti pada jantung kucing secara umum. Namun, ukuran jantung kucing Tiny mengalami pengecilan dibanding dengan jantung kucing normal namun pengecilannya tidak signifikan. Pada pulmo kucing Tiny terlihat bentukan upnormal yaitu peribronchial pattern. Peribronchial pattern terjadi akinat dinding bronkiolus tertutup caira sehingga berwarna radioopaque yang komtras dengan pulmo yang radioluscent. Bentuk peribronchial attern seperti donat. Hasil radiografi pertulangan pada radiografi digital terlihat lengkap seperti os costae, os vertebrae cervicalis (I-VII), os vertebrae thoracalis (I-XIII), os vertebrae lumbalis (I-VII),dengan bentuk, ukuran, jumlah, lokasi, dan marginasi yang jelas, serta tampak radiopaque. Berdasarkan zona abdomen secara lateral dibagi menjadi 5 zona. Pada zona 1& 2 terdapat hepar berwarna radiopaque dan kondisi hepar tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran, lokasi dan marginasi yang jelas. Pada zona 1 & 2 terdapat organ lambung bagian fundus berwarna radioluscent. Kondisi lambung bagian fundus berisi gas sehingga berwarna radioluscent dengan bentuk, ukuran, lokasi, dan marginasi yang jelas. Pada zona 3 terdapat organ ginjal dekster dan sinister berwarna radiopaque dengan kondisi ginjal tanpa mengalami perubahan bentuk, ukuran, lokasi, dan marginasi yang jelas. Pada zona 3 juga terdapat small intestine dan large intestine dengan bentuk, ukuran, marginasi yang jelas. Pada zona 4 dan 5 terdapat colon dengan ukuran dan bentuk yang normal. Pada zona 5 tidak terlihat vesica urinaria dikarenakan pemotongan saat pengeditan.



13



5.2 Diferensial Diagnosa Chronic lower airways disease, pneumonia



5.3 Diagnosa Diagnosa dari kasus radiologi diatas adalah kucing mengalami Chronic lower airways disease. Chronic lower airways disease sering disebut sebagai asma kucing, asma bronkial, asma alergi, penyakit bronkial, dan bronkitis kronis. Kucing dengan Chronic lower airways disease memiliki tanda-tanda klinis yang bervariasi, biasanya menunjukkan batuk kronis atau dalam sesak napas akut. Selain itu hasil radiografi kucing Chronic lower airways disease adalah adanya peribronchial pattern yang mirip seperti donat.



14



BAB VI PENUTUP 5.1 Kesimpulan Seekor kucing rujukan dibawa ke Rumah Sakit Hewan dengan anamnesa kucing memakan racun tikus. Oleh owner kucing langsung diberi Hydro coco dan dua hari setelah kucing memakan racun tikus kucing mengalami muntah. Palpasi dilakukan oleh dokter hewan ditemukan adanya pembesaran pada ginjal sebelah kanan. Pada saat rongga thorax diangkat kucing memberikan respon sakit. Kucing juga hanya bisa tidur dalam kondisi miring. Berdasarkan pemeriksaan X-ray yang telah dilakukan kucing terkena Chronic lower airways disease.



5.2 Saran Lebih baik dilakukan pemeriksaan penunjang lanjutan selain X-ray untuk memperjelas kasus.



15



DAFTAR PUSTAKA



Berry, C.R., Love N., Donald E.T. 2002. Introduction to Radiographic Interpretation. London : W. B. Saunders Company. Berry, M.N., T.N. Ganesh., Kirk M., Ansarah H., Tennille A., Natasha M., and Curtis L. 2014. Cardiology in Dog and Cat. Malaysian Journal of eterinary Research. Bushong SC. 2001. Radiologic Science for Technologists, SeventhEdition, Mosby Company, Toronto. Butler J, Colles C, Dyson S, Kold S, Poulos P. 2008. Clinical Radiology of The Horse. Ed ke-3. West Sussex (GB): Blackwell Publishing. Kandynesia A. 2012. Studi radiografi kontras pengaruh anastesi tiletaminzolazepam terhadap motilitas saluran pencernaan kucing lokal Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Lawhead BJ, Baker M. 2005. Introduction to Veterinary Science. Canada: Delmar Learning. Margono, G. 2012. Radiografi Periapikal untuk Mendukung Perawatan dalam Kedokteran Gigi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC Owens, M.J, and Biery N.D. 2009. Radiographic Interpretation for The Small Animal Clinian. USA: Ralton Purina Company. Thrall DE, Widmer WR. Phisics and Principle of Interpretation. Di dalam Thrall DE. 2002. Teksbook of Vetrinary Diagnostic Radiology. 4edition. London: W. B. Saunders Company. Thrall, D.E. 2012. Textbook of Veterinary Diagnostic Radiology 4th Edition. London: W.B. Saunders Company



16



17