Laporan Satuan Acara Penyuluhan Hepatitis Pada Kehamilan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN HEPATITIS PADA KEHAMILAN DI POLI KANDUNGAN RSUD S.K LERIK KOTA KUPANG



OLEH



KELOMPOK 1 Lidia Rohi Nawa, S.Kep



Sri Hanna Wijiati, S.Kep



Adriani R.Y. Wulandima, S.Kep



Agnes M. Tay, S.Kep



Augustina D.C Bosa, S.Kep



Agustina K.P. Hokon, S.Kep



Agustinus Y.R. Neonbeni, S.Kep



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS CITRA BANGSA KUPANG 2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN



TOPIK



: Hepatitis Pada Kehamilan



SUB TOPIK



: Upaya Pencegahan Hepatitis dalam Kehamilan



HARI/TANGGAL



: Selasa, 18 Mei 2021



WAKTU



: 10:00 WITA - Selesai



TEMPAT



: Poli Kandungan RSUD S.K Lerik Kota Kupang



SASARAN



: Ibu Hamil dan Keluarga



PENYULUH



: Mahasiswa/i Profesi Ners Universitas Citra Bangsa Kupang



PENYULUH



: Mahasiswa/I Profesi Ners Universitas Citra Bangsa Kupang



BAB I PENDAHULUAN I.



LATAR BELAKANG Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua,



kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan. Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169) Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn E. Doengoes, 1999: 758) Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan kematian.



Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan keperawatan yang tepat, disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga akibat dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan tentang Hepatitis antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan akibat yang didapat kalau pengobatan tidak dilakukan. II.



Tujuan A. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga dan pasien dapat mengetahui dan memahami upaya pencegahan hepatitis pada kehamilan B. Tujuan Instruksional Khusus 1. Menjelaskan Pengertian Hepatitis 2. Menjelaskan Penyebab Hepatitis 3. Menjelaskan Klasifikasi Hepatitis 4. Menjelaskan Tentang Hepatitis Pada Kehamilan 5. Menjelaskan Pengaruh Hepatitis Pada Kehamilan dan Janin 6. Menjelaskan Pencegahan Hepatitis Pada Kehamilan 7. Menjelaskan Penatalaksanaan Medis Hepatitis Dalam Kehamilan



III.



Materi 1. Pengertian Hepatitis 2. Penyebab Hepatitis 3. Klasifikasi Hepatitis 4. Hepatitis Pada Kehamilan 5. Pengaruh Hepatitis Pada Kehamilan dan Janin 6. Pencegahan Hepatitis Pada Kehamilan 7. Penatalaksanaan Medis Hepatitis Dalam Kehamilan



IV.



Media Media penyuluhan menggunakan leaflet.



V.



Pengorganisasian 1. Lidia Rohi Nawa, S.Kep (Pemateri) 2. Sri Hanna Wijiati, S.Kep (Pemateri) 3. Adriani R.Y Wulandima, S.Kep (Fasilitator) 4. Agnes M. Tay, S.Kep (Notulen) 5. Augustina D.C Bosa, S.Kep (Fasilitator) 6. Agustina K.P. Hokon, S.Kep (Moderator) 7. Agustinus Y.R. Neonbeni, S.Kep (Dokumentator)



VI.



Rencana Kegiatan



Tahap Kegiatan Pembukaan (5 menit)



Penyajian (10 menit)



Evaluasi (10 menit)



Terminasi (5 menit)



Kegiatan Penyuluhan 1) Salam pembuka 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan maksud dan tujuan materi yang akan disampaikan 4) Menjelaskan mekanisme penyuluhan. 5) Kontrak waktu Menjelaskan tentang :



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Kegiatan Klien 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 3. Mendengarkan



1. Peserta memperhatikan dan mendengarkan



Pengertian hepatitis Penyebab hepatitis Klasifikasi hepatitis Hepatitis pada kehamilan Pengaruh hepatitis pada kehamilan dan janin Pencegahan hepatitis pada kehamilan Penatalaksanaan medis hepatitis dalam kehamilan



1. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya 2. Menanyakan kembali kepada peserta mengenai materi yang telah disampaikan 3. Penyuluh menyimpulkan kembali penjelasan yang telah diberikan. 4. Membagikan leaflet tentang materi yang diberikan 1. Mengucapkan terima kasih 2. Mengucapkan salam penutup



1. 2. 3. 4.



Peserta bertanya Peserta menjawab pertanyaan yang diberikan Peserta mendengarkan kesimpulan Peserta menerima leaflet yang dibagikan



1. Mendengarkan 2. Menjawab salam



BAB II TINJAUAN TEORI



1. KONSEP DASAR HEPATITIS A. Definisi Penyakit Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia, obat atau agen penyebab infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel organ hati manusia. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, dan hepatitis  G. B. Penyebab Hepatitis  diisebabkan oleh beberapa jenis virus  yang diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, dan hepatitis  G. Hepatitis juga terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis itinfeksiosa, demam kuning  dan infeksi Virus Mumps, Virus Rubella, Virus Cytomegalovirus, Virus Epstein-Barr, Virus Herpes. Penyebab hepatitis non virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. C. Klasifikasi Hepatitis 1. Hepatitis A a. Definisi Penyakit Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus Hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A).  Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran / tinja penderita biasanya dengan penularan  melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Penyebaran melalui tinja / kotoran terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Sebagai contoh, ikan atau



kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita. b. Masa Inkubasi Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak waktu terkespos atau terpapar terjadi, kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A. c. Tanda & Gejala Penderita



akan



mengalami



gejala–gejala



subyektif



dan



obyektif



(berdasarkan pemeriksaan klinis). 1) Gejala – gejala subyektif berupa  lemah, letih, lesu, hilang nafsu makan, seringkali terjadi mual dan muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas. 2) Gejala – gejala obyektif yang ditemukan setelah pemeriksaan adalah Demam  ( suhu tubuh di atas 37,20C), mata dan kulit menjadi kuning, urin berwarna  tua dan pekat, dan tinja pucat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus. d. Stadium Hepatitis 1) Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual; 2) Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan 3) Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT karena pada hepatitis A bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama - GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin. e. Pencegahan Sebagai usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis A. Jenis imunisasi hepatitis A dibagi menjadi : 1) Imunisasi Hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) 2) Kombinasi dengan vaksin Hepatitis B (Twinrix).



Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6 - 12 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah. f. Pengobatan Bagi Penderita yang menunjukkan gejala Hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya , diharapkan tidak banyak beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol sebagai penurun demam dan pusing, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan dan obat mual. 2. Hepatitis B 1. Definisi Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya di dunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti halnya Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain. Di daerah Timur dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai serum hepatitis dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.



2. Proses Penularan Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B. Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih berisiko terkena penyakit. Proses penularan penyakit Hepatitis B dibedakan menjadi dua : 1) Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus



Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan. 2) Secara horizontal, terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita atau mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV. 3. Tanda & Gejala 1) Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih / sklera). Penderita hepatitis B kronik cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih berisiko. 2) Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh. 4. Diagnosis Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA



dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral. 5. Pencegahan Langkah-langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin atau   imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Hal ini ditujukan terutama pada orangorang yang berisiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex kurang baik (ganti-ganti pasangan / homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan dokter) dan mereka yang berada di daerah rentan banyak kasus Hepatitis B. 6. Pengobatan Penderita yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai



Hepatitis B, maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi. 1) Pengobatan oral yang terkenal adalah a) Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter. b) Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal. c) Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil. 2) Pengobatan dengan injeksi / suntikan adalah a) Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. b) Injeksi Alfa Interferon diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol. 4. Hepatitis C a. Definisi Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC). Infeksi virus ini menyebabkan peradangan hati atau hepatitis yang biasanya asimtomatik, tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.



b. Proses Penularan Proses penularan penyakit  Hepatitis C sebanyak 80 % akibat transfusi darah dan jarum suntik yang terkontaminasi. Virus hepatitis C ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita penyakit hati alkoholik seringkali menderita hepatitis C. Proses penularannya dapat pula melalui kontak darah serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain di sekitarnya. Hepatitis C adalah akibat dari transplantasi hati di Amerika Serikat c. Tanda & Gejala Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan / kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah  Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut jaundice (jarang terjadi).      Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. d. Pencegahan Sebagai usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis C. e. Pengobatan Saat ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.



3. Hepatitis D Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat. Hepatitis D menular melalui darah yang terinfeksi. Penyakit ini hanya timbul pada orang-orang yang telah terinfeksi dengan hepatitis B sebelumnya. Orang-orang yang berisiko terkena hepatitis D adalah pengguna obat-obatan yang sering memakai jarum suntik bersama-sama. Penderita hepatitis B juga berisiko terkena jika berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi hepatitis D, atau jika mereka tinggal dengan orang yang terinfeksi.        Untuk mencegahnya adalah dengan mencegah terkena hepatitis B, yaitu dengan imunisasi hepatitis B; selain itu dengan menghindari terkena darah yang terinfeksi, jarum yang terkontaminasi, atau barang-barang pribadi penderita (sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku). Hepatitis D kronik diterapi dengan interferon alfa. 4. Hepatitis E Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara - negara terbelakang. Hepatitis E adalah virus hepatitis (peradangan hati) yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). HEV memiliki rute transmisi fecal-oral (kotoran ke mulut). Infeksi dengan virus ini pertama kali didokumentasikan pada tahun 1955 selama wabah di New Delhi, India. a. Penyebaran Hepatitis E adalah lazim di kebanyakan negara berkembang, dan umum di negara manapun dengan iklim panas. Hal ini meluas di Asia Tenggara, Afrika bagian utara dan tengah, India, dan Amerika Tengah. Ini menyebar terutama melalui kontaminasi tinja pada pasokan air atau makanan; transmisi orang-keorang jarang ditemukan, namun bisa terjadi saat berhubungan seks oral-anus (misalnya menjilat anus). Wabah epidemi Hepatitis E paling sering terjadi setelah hujan lebat dan musim hujan karena gangguan pasokan air. Hewan peliharaan telah dilaporkan sebagai reservoir untuk virus hepatitis E, dengan beberapa survei menunjukkan angka infeksi melebihi 95% yang diantaranya berasal dari babi. Kemungkinan Ini berlaku juga jika seseorang mengkonsumsi daging babi hutan dan daging rusa mentah. Namun, tingkat penularan pada manusia melalui rute ini masih diperdebatkan para ahli.



Sejumlah mamalia kecil lainnya telah diidentifikasi sebagai reservoir potensial: tikus Bandicoot lebih rendah (Bandicota bengalensis), tikus hitam (Rattus rattus brunneusculus) dan cecurut rumah Asia (Suncus murinus). b. Pencegahan Perbaikan sanitasi adalah ukuran paling penting, yang terdiri dari perawatan kebersihan pada pembuangan limbah manusia; juga penting standar yang lebih tinggi untuk persediaan air masyarakat, baik prosedur kebersihan pribadi maupun persiapan makanan sanitasi. Sebuah vaksin, berdasarkan protein-protein virus yang di-re-kombinasi, telah dikembangkan dan baru-baru ini diuji dalam suatu populasi berisiko tinggi (personil militer dari negara berkembang). Vaksin tampak efektif dan aman, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai perlindungan vaksin jangka panjang dan efektifitas biaya vaksinasi hepatitis E. 5. Hepatitis G a. Definisi Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan. b. Penyebab Disebabkan oleh hepatitis G virus (HGV), yang mirip dengan virus hepatitis C. Kontak dengan darah yang terinfeksi HGV. c. Tanda & Gejala Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari penderita hepatitis C juga menderita hepatitis ini d. Diagnosis Metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV sangat komplek untuk mengetahui adanya antibodi HGV. Namun ketika antibodi telah ditemukan, virus itu sendiri telah menghilang. e. Pencegahan Hepatitis G ditularkan melalui infeksi melalui darah. Pencegahannya dengan menghindari kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jangan gunakan jarum suntik atau peralatan lain secara bersamaan. f. Pengobatan Tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis akut ini. Penderita harus banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan bergizi.



II.



HEPATITIS DALAM MASA KEHAMILAN Beberapa jebis virus hepatitis seperti hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C bisa terjadi selama masa hamil. Hepatitis B dan C yang terjadi selama masa hamil dapat menyebar melalui darah dan cairan tubuh , seperti cairan vagina atau air mani. Infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa kehamilan, namun tetap memerlukan penanganan khusus, mengingat penyulit-penyulit yang mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin.



A. Pengaruh Hepatitis Pada Kehamilan dan Janin Bila hepatitis terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka gejala-gejala nya akan sama dengan gejala hepatitis pada wanita tidak hamil. Meskipun gejala-gejala yang timbul relatip lebih ringan dibanding dengan gejala-gejala yang timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap dirawat di rumah sakit. Hepatitis terjadi pada trimester III menimbulkan gejala-gejala yang lebih berat dan penderita umumnya menunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah acute hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitas Ibu yang sangat tinggi. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo tropik disertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menyebabkan penderita mudah jatuh dalam acute hepatic necrosis. Tampaknya keadaan gizi ibu hamil sangat menentukan prognose. Berat ringan gejala hepatitis virus pada kehamilan sangat tergantung dari keadaan gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah pula meningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin, menyebabkan infeksi hepatitis pada kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh lebih berat. Pada wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan aktivitas fibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadi DIC (Disseminated Intra Vascular Coagulation). Penularan virus ini pada janin terjadi dengan beberapa cara, yaitu: 1. Melewati placenta 2. Kontaminasi dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan 3. Kontak langsung bayi baru lahir dengan Ibunya 4. Melewati Air Susu Ibu, pada masa laktasi. Baik virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis virus in uteri dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta, ialah virus type B.



              Ibu hamil yang mengalami hepatitis B, dengan gejala yang jelas, 48% dari bayinya terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami virus B antigenemia. Meskipun hepatitis virus, belum jelas pengaruhnya terhadap kelangsungan kehamilan, namun dilaporkan bahwa kelahiran prematur terjadi pada 66% kehamilan yang disertai hepatitisvirus B. Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan menimbulkan kern-icterus pada janin. Kem icterus terjadi akibat adanya unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari Ibu-Ibu hamil yang mengalami hemolitik jaundice.        Bila penularan hepatitis virus pada janin terjadi pada waktu persalinan maka gejalagejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitis pada Ibu hamil dapat menimbulkan kelainan kongenital janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari kehamilan yang disertai hepatitis, tidak dijumpai perubahanperubahan yang menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus B in utero, maka keadaan ini tidak memberikan kekebalan pada janin dengan kehamilan berikutnya. B. Pencegahan Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulin sejumlah 0,1 cc/kg berat badan. Gamma globulin tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah penularan hepatitis. Untuk kehamilan berikutnya diberi jarak sekurang - kurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laboratorium telah kembali normal. Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian. C. Pengobatan Pengobatan infeksi hepatitis pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapi tinggi protein dan karbohydrat. Pemakaian obat-obatan hepatotoxic hendaknya dihindari. Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingat pada hepatitis virus yang aktif dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum,



karena menurunnya kadar vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan pemeriksaan transaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus antigen secara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatan khusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.



BAB III LAPORAN HASIL PENYULUHAN



Topik



: Hepatitis Pada Kehamilan



Sub Topik



: Upaya Pencegahan Hepatitis Pada Kehamilan



Sasaran



: Ibu Hamil dan Keluarga



Tempat



: Poli RSUD S.K Lerik Kota Kupang



Hari/tanggal



: Selasa, 18 Mei 2021



Waktu



: 10.00-10.30



Penyuluh



: Mahasiswa Program Studi Profesi Ners 1. Moderator



: Agustina K.P Hokon, S.Kep



2. Penyaji



: Lidia R. Nawa, S.Kep & Sri Hanna Wijiati S.Kep



3. Notulen



: Agnes M. Tay, S.Kep



4. Fasilitator



: Adriani R.Y Wulandima, S.Kep, Augustina D.C Bosa, S.Kep



5. Dokumentator



: Agustinus Y.R. Neonbeni, S.Kep



Metode



: Ceramah dan tanya jawab



Media



: Leaflet



HASIL KEGIATAN PENYULUHAN A. Kriteria Persiapan 1. Media penyuluhan



: Tersedia dan Lengkap



2. Peserta penyuluhan



: Ibu hamil dan Keluarga Pasien



3. Penyuluhan dimulai jam



: 10.00-10.30 WIB



4.



Kegiatan penyuluhan dimulai dengan memperkenalkan diri anggota penyuluh kepada peserta, menyampaikan maksud dan tujuan, mengontrak waktu untuk penyajian materi, menyajikan materi setelah itu diadakan sesi tanya jawab antara pembicara dengan peserta, yang kemudian diakhiri pembagian leaflet dan kata penutup serta ucapan terima kasih dari pembicara atas kesediaan dan perhatian dari semua siswa/i.



B. Kriteria Proses Tahap Kegiatan Pembukaan (5 menit)



Kegiatan penyuluhan 1. Salam pembuka



Kegiatan klien 1. Menjawab salam



2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan



materi



2. Mendengarkan



maksud



dan



yang



akan



3. Mendengarkan



disampaikan 4. Menjelaskan



mekanisme



penyuluhan. Penyajian (10 menit)



Evaluasi (10 menit)



5. Kontrak waktu Menjelaskan tentang : 1. Pengertian hepatitis 2. Penyebab hepatitis 3. Klasifikasi hepatitis 4. Hepatitis pada kehamilan 5. Pengaruh hepatitis pada kehamilan dan janin 6. Pencegahan hepatitis pada kehamilan 7. Penatalaksanaan medis hepatitis dalam kehamilan 1. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya 2. Menanyakan kembali kepada peserta mengenai materi yang



Peserta memperhatikan



dan



mendengarkan



1. Peserta bertanya 2. Peserta menjawab pertanyaan diberikan



yang



telah disampaikan 3. Penyuluh



menyimpulkan



kembali penjelasan yang telah diberikan. 4. Membagikan leaflet tentang



Terminasi (5 menit)



3. Peserta mendengarkan kesimpulan 4. Peserta menerima leaflet



yang



materi yang diberikan



dibagikan



1. Mengucapkan terima kasih



1. Mendengarkan



2.



Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam



C. Evaluasi 1) Evaluasi struktur a. Kesiapan media meliputi : Leaflet dan SAP yang telah disiapkan selama 1 hari sebelum penyuluhan berlangsung b. Pembagian tugas sudah jelas sesuai dengan struktur yang telah ditetapkan. 2) Evaluasi Proses a. Pemberitahuan kepada peserta mengenai materi penyuluhan dilakukan sebelum acara penyuluhandimulai. b. Penyaji menyajikan materi dengan baik namun tidak melakukan evaluasi hasil kepada peserta. c. Penyuluh berjalan dengan lancar. d. Peserta berjumlah 20 orang dimana semua peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai dan tidak meninggalkan tempat hingga penyajian materi selesai. e. Respons dari peserta bagus dan mengikuti jalannya penyuluhan dengan baik.



3) Evaluasi hasil



a. Peserta sangat antusias dalam kegiatan penyuluhan yang diberikan. b. Waktu Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan rencana penyuluhan, dimana penyuluhan terjadi pada selasa, 18 Mei 2021 di Poli RSUD S.K Lerik Kota Kupang c. Tidak ada kendala sebelum,selama dan sesudah penyuluhan.



DOKUMENTASI



DAFTAR HADIR



DAFTAR PUSTAKA



Herdman T.heather & shigeni kamitshuru. 2015- 2017. Diagnosa Keperawatan: Definisi Dan Klasifikasi. EGC: Jakarta. Pohan, Herdiman T. 2007. Filariasis. Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi IV.. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.17671770. Wijayaningsih, 2013. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: CV Trans Info Media.