Laporan Tefa 100 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN 100% BANTUAN PENGEMBANGAN



TEACHING FACTORY



OLEH : PANITIA PENGEMBANGAN TEACHING FACTORY SMKN SPP WAWOTOBI



DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN ANGGARAN 2019 IDENTITAS SEKOLAH



1 2 3 4 5



Nama Sekolah NPSN Jenjang Pendidikan Status Sekolah Alamat Sekolah Kode Pos Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi 6 Posisi Geografis 7 8 9 10 11 12 13 14



SK Pendirian Sekolah Status Kepemilikan Nomor Rekening Atas Nama Rekening SMK Cabang KCP/Unit Nomor Telepon Nomor Fax Email



: : : : : : : : : : : : : : : : : : :



SMKN SPP WAWOTOBI 40404603 SMK Negeri Jl. Sultan Hasanuddin No. 255 93461 Lalosabila Wawotobi Konawe Sulawesi Tenggara -3,8724 Lintang 122,09 Bujur 421 Pemerintah Daerah 0192-01-030153-53-9 SMKN SPP Wawotobi Sulawesi Tenggara 0408-2421020 2421020 [email protected]



IDENTITAS KEPALA SEKOLAH 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Nama Lengkap NIP. Pangkat/Golongan Jabatan Nomor Hp E-mail Ka. SMK



: Ikhwal, S.TP, M.Sc : 198206012006041014 : Penata III c : Kepala SMKN SPP Wawotobi : 0822 9363 1199 : [email protected]



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena atas berkat dan rahmat-Nya laporan 100% untuk Bantuan Pengembangan Teaching Factory Tahun 2019 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan ini berisikan berbagai hal terkait pelaksanaan kegiatan Bantuan Pengembangan Teaching Factory di SMKN SPP Wawotobi. SMKN SPP Wawotobi adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan pertanian Dinas Pendidikan dan kebudayaan di Sulawesi Tenggara, yang bertujuan Terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian yang cerdas, profesional, berkarakter, berkinerja tinggi, mandiri, dan kompetitif secara nasional. Melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap penyusunan laporan 100% untuk Bantuan Pengembangan Teaching Factory SMKN SPP Wawotobi. Semoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan kepada kita semua sehingga dapat memberikan layanan prima kepada anak bangsa.



Konnawe, 14 Desember 2019 Panitia



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang SMKN SPP Wawotobi adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan pertanian Dinas Pendidikan dan kebudayaan di Sulawesi Tenggara, yang bertujuan Terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian yang cerdas, profesional, berkarakter, berkinerja tinggi, mandiri, dan kompetitif secara nasional. SMKN SPP Wawotobi memiliki visi: “Terwujudnya lembaga pendidikan menengah pertanian yang bermutu untuk menghasilkan lulusan yang terampil, mandiri, kredibel, inopatif dan berkarakter sehingga dapat berperan sebagai pelaku pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis” Untuk mencapai visi tersebut, SMKN SPP Wawotobi memiliki misi sebagai berikut:  Menciptakan lulusan yang cerdas, merencanakan, mengelolah dan mengembangkan agribisnis yang provesional dan mandiri  Memberi pelayanan yang bermutu dan mandiri dalam proses pembelajaran untuk menciptakan tenaga teknis menengah pertanian yang relevan dalam rangka mengisi pasar tenaga kerja pertanian  Menumbuhkan sikap disiplin, tanggung jawab, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan bakat serta minat siswa/siswi  Membentuk mental spiritual siswa/siswi yang tangguh dilandasi iman dan takwa kepada tuhan yang maha esa  Memotifasi dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan SDM pertanian  Menjalin kerja sama dengan instansi terkait di bidang pendidikan dan agribisnis . Teaching Factory atau dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pengembangan Sumber Daya Industri dijelaskan sebagai berikut: “pabrik dalam sekolah (teaching factory) adalah sarana produksi yang dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata di Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) dan tidak berorientasi mencari keuntungan”. Sedangkan dalam Grand Design Teaching Factory SMK didefinisikan sebagai “suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi (barang/jasa) yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di DUDI serta dilaksanakan dalam suasana seperti di lingkungan DUDI”, dalam pelaksanaannya menuntut kemitraan pihak DUDI serta dukungan Pemerintah Daerah, orang tua murid, masyarakat serta pihak-pihak terkait lainnya. Sebagai akibat diterapkannya pembelajaran berbasis produksi model TeFa, maka suasana SMK akan berubah bukan saja lingkungannya yang harus dikondisikan seperti di



DUDI, namun ekosistem dan atmosfir sekolah juga harus berubah seperti keadaan di DUDI. Di luar kegiatan pembelajaran, sekolah akan disibukkan dengan kegiatan peserta didik yang melakukan kegiatan proses produksi baik membuat barang dan atau melakukan layanan jasa terhadap masyarakat yang merupakan prinsip dasar pembelajaran model TeFa. Ekosistem sekolah akan berkembang menjadi semakin besar seiring dengan banyaknya entitas yang beraktivitas dan berinteraksi dan pada akhirnya terjadi evolusi perubahan fungsi dari sekadar institusi pendidikan menjadi institusi yang juga menangani layanan masyarakat khususnya dalam kaitan dengan pemanfaatan produk TeFa. Pentingnya penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan siap kerja diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lebih berorientasi pada permintaan pasar tenaga kerja masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), dan mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan karakter kewirausahaan (entrepreneurship) yang bersinergi erat dengan industri sebagai mitra utama dalam penerapan Teaching Factory. Pengalaman dari sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan beberapa SMK yang telah menerapkan pola pembelajaran seperti Teaching Factory, unit produksi, dan sejenisnya, medapatkan respon positif dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) atas peningkatan kualitas lulusannya. Hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan berdampak positif untuk meningkatkan kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada posisi win-win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan sinkronisasi dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar kerja. Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK, saat ini menjadi trending topic permasalahan yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana mayoritas dari mereka masih kurang memiliki pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran pola Teaching Factory yang hakekatnya memboyong sistem industri sebagai pendekatan pembelajaran di SMK diharapkan terjadi transfer teknologi dari industri, yang pada gilirannya kualitas guru akan meningkat. Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/jasa dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan terutama soft skill seperti etos kerja disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif-inovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama, berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat sulit diperoleh melalui pendidikan



kejuruan yang diselenggarakan secara konvensional, yang pada pembelajarannya hanya dilaksanakan sampai pada pencapaian kompetensi keahlian sebagai hard skill. Sebagai upaya memaksimalkan mutu lulusan SMKN SPP Wawotobi maka perlu dilaksanakan pengembangan teaching factory sebagai wahana siswa untuk belajar kompetensi keahlian sesuai dengan kondisi nyata di DUDI. Oleh karena itu, diperlukan fokus pengembangan kegiatan teaching factory sehingga diperoleh pelaksanaan kegiatan yang mapan dan berkelanjutan.



1.2 Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan bantuan pengembangan teaching factory tahun 2019 di SMKN SPP Wawotobi yakni sebagai berikut. 1.



Mensosialisasikan dan menyusun program implementasi teaching factory.



2.



Menyelaraskan kurikulum kompetensi keahlian yang ditefakan dengan kebutuhan DUDI pasangan (1 Kompetensi Keahlian).



3.



Mempunyai guru dengan pengalaman kerja nyata di DUDI yang relevan dengan Kompetensi Keahlian yang akan ditefakan sebagai acuan dan atau diterapkan pada tefa yang akan dikembangkan.



4.



Mengembangkan/menyusun perangkat pembelajaran TeFa pada kompetensi yang akan ditefakan.



5.



Mengembangkan dan menyusun 2 (dua) modul pembelajaran Industri 4.0 pada kompetensi keahlian yang relevan.



6.



Membuat sekolah khususnya tempat praktik agar kondisi, situasi dan suasanya mendekati tempat kerja yang sebenarnya (DUDI).



7.



Pengenalan, diseminasi dan atau koordinasi program-program sekolah kepada Tim/Petugas pengembang, warga sekolah, dan kepada masyarakat pada umumnya.



1.3 Hasil yang Diharapkan Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan bantuan pengembangan teaching factory tahun 2019 di SMKN SPP Wawotobi yakni sebagai berikut. 1. Tersosialisasikan dan tersusun program implementasi teaching factory. 2.



Terselaraskan kurikulum kompetensi keahlian yang ditefakan dengan kebutuhan DUDI pasangan (1 Kompetensi Keahlian).



3.



Tersedianya guru dengan pengalaman kerja nyata di DUDI yang relevan dengan Kompetensi Keahlian yang akan ditefakan sebagai acuan dan atau diterapkan pada tefa yang akan dikembangkan.



4.



Tersusunya perangkat pembelajaran TeFa pada kompetensi yang akan ditefakan.



5.



Tersusunya 2 (dua) modul pembelajaran Industri 4.0 pada kompetensi keahlian yang relevan.



6.



Terdapat tempat praktik dengan kondisi, situasi dan suasanya mendekati tempat kerja yang sebenarnya (DUDI).



7.



Terlaksananya pengenalan, diseminasi dan atau koordinasi program-program sekolah kepada Tim/Petugas pengembang, warga sekolah, dan kepada masyarakat pada umumnya.



BAB II ADMINISTRASI



2.1 Program Kerja Adapun program kerja dalam pelaksanaan kegiatan bantuan pengembangan teaching factory tahun 2019 di SMKN SPP Wawotobi disajikan pada Tabel 2.1.



No 1



Tabel 2.1 Program Kerja Pelaksanaan Bantuan Pengembangan Teaching Factory Deskripsi Komponen/Program/Bentuk Waktu Komponen/Program/Bentuk Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Tujuan: mensosialisasikan dan Sosialisasi dan Penyusunan menyusun program implementasi program implementasi teaching factory Teaching Factory Workshop Sosialisasi TEFA, 1 1.1 Sosialisasi Model 23 Juli 2019 (satu) hari/kali di sekolah Pembelajaran TeFa mensosialisasikan konsep dan program bantuan pengembangan TeFa. Peserta: semua unsur sekolah, DUDI dan stakeholder terkait, SMK sekitar, dan Tim Pendamping Pengembangan TEFA 2019 sebagai narasumber Pelaksanaan: di sekolah



1.2 Penyusunan Program Implementasi TeFa



Output: pemahamam konsep, kompetensi keahlian yang di TeFakan, tim pengembang TeFa 24 - 25 Juli 2019 Workshop penyusunan perangkat pembelajaran TeFa Peserta: Unsur Kompetensi Keahlian yang di TeFakan, Mitra DUDI dan Pengawas pendamping Pelaksanaan: di sekolah



2



Penyelarasan Kejuruan



-



Output: Penetapan Kurikulum Kompetensi Prioritas, program implementasi peningkatan pembelajaran, dan petugas pelaksana Tujuan: Menyelaraskan



No



Komponen/Program/Bentuk Kegiatan



Waktu Pelaksanaan



Penyelarasan Kurikulum Program Keahlian yang Ditefakan



27 & 28 Juli 2019 (RDK)



Deskripsi Komponen/Program/Bentuk Kegiatan kurikulum kompetensi keahlian yang ditefakan dengan kebutuhan DUDI pasangan (1 Kompetensi Keahlian) Rapat dalam kantor/sekolah (RDK), 2 (dua) hari/kali melaksanakan penyusunan/penyelarasan sampai selesai. Peserta: petugas penyelarasan dan satu dari luar (DUDI) sebagai syarat RDK (yang terdekat) Pelaksanaan: disekolah, diluar jam belajar, bertahap (tidak langsung 2 hari), diselingi dengan PR dirumah



3



Magang Industri



3.1 Persiapan Program Magang



-



29 Juli 2019



Output: Dokumen Kurikulum dari Kompetensi Keahlian TeFa yang telah diselaraskan. Tujuan: mempunyai guru dengan pengalaman kerja nyata di DUDI yang relevan dengan Kompetensi Keahlian yang akan ditefakan sebagai acuan dan atau diterapkan pada tefa yang akan dikembangkan. Workshop persiapan program magang 1 (satu) hari/kali, mendiskusikan rancangan magang. Peserta: unsur pimpinan sekolah, unsur Kompetensi Keahlian yang ditefakan termasuk guru yang dicalonkan magang Pelaksanaan: 1 (satu) hari/kali di sekolah Output: nama guru magang dan uraian tugas (magang dan membuat modul)



3.2 Koordinasi DUDI



No



Komponen/Program/Bentuk Kegiatan



5 Agustus 2019 Workshop/koordinasi pemagangan dengan DUDI calon Waktu Pelaksanaan



Deskripsi Komponen/Program/Bentuk Kegiatan tempat magang 2 (dua) hari/kali mendiskusikan dan menyepakati rancangan magang. Peserta: Unsur DUDI tempat magang dan unsur sekolah khususnya guru magang serta unsur lain yang relevan; Pelaksanaan: 2 (dua) hari/kali dapat dilaksanakan di sekolah atau DUDI bergantian (jika memungkinkan).



3.3 Pelaksanaan Magang dan Penyusunan Draft Modul Pembelajaran



Output: perencanaan magang dibuat calon guru magang dan penetapan DUDI tempat magang 7 September – 7 Magang kerja guru yang Oktober 2019 ditetapkan serta menyusun draft modul pembelajaran, selama 1 (satu) bulan (30 hari) pada DUDI mitra/pasangan yang telah ditetapkan. Peserta: 2 (dua) guru kompetensi keahlian yang di TeFakan Pelaksanaan: di DUDI Mitra/pasangan yang telah disepakati, selama 1 (satu) bulan/guru Output: laporan magang dan draft modul pembelajaran



3.4 Diseminasi Hasil Magang



16 November 2019



Workshop diseminasi hasil magang termasuk modul pembelajaran kepada warga sekolah; Peserta: unsur pimpinan sekolah, unsur semua kompetensi keahlian dan guru magang sebagai penyaji), pengawas pembina, unsur seluruh kompetensi keahlian Pelaksanaan: di sekolah 1 (satu) hari/kali Output: tersosialisasikannnya hasil magang dan modul pembelajaran



3.5 Finalisasi Modul Pembelajaran



17 – 18 Oktober Workshop diseminasi hasil magang termasuk modul pembelajaran 2019 kepada warga sekolah; Peserta: unsur pimpinan sekolah, unsur semua kompetensi keahlian dan guru magang sebagai penyaji, pengawas pembina, unsur seluruh kompetensi keahlian Pelaksanaan: di sekolah 1 (satu) hari/kali



4



Pembelajaran Teaching Factory



-



Output: tersosialisasikannnya hasil magang dan modul pembelajaran Tujuan: mengembangkan/ menyusun perangkat pembelajaran TeFa pada kompetensi yang akan ditefakan.



Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeFa (lanjutan)



24 Agustus 2019 Rapat Dalam Kantor (RDK) mengembangkan perangkat (RDK) pembelajaran TeFa pada Kompetensi Keahlian yang ditefakan (lanjutan). Peserta: tim pengembang TeFa sekolah dari kompetensi keahlian yang ditefakan Pelaksanaan: 2 (dua) hari/kali di sekolah diluar jam belajar



5



Pembelajaran Industri 4.0



5.1 Persiapan pengembangan Pembelajaran Industri 4.0



-



22 September 2019



Output: Perangkat pembelajaran Tujuan: mengembangkan dan menyusun 2 (dua) modul pembelajaran Industri 4.0 pada kompetensi keahlian yang relevan. Workshop pembahasan program pembelajaran Industri 4.0 Peserta: unsur pimpinan sekolah dan perwakilan semua kompetensi keahlian yang ada; Pelaksanaan: 1 (satu) hari/kali di sekolah Output: penetapkan 2 (dua) jenis pembelajaran/modul Industri 4.0, tim pengembang dan kebutuhan peralatan penunjang



5.2 Pendampingan, pelatihan dan penyusunan modul pembelajaran industri 4.0



29 September 2019



Pelatihan/penyusunan modul pengembangan pembelajaran Industri 4.0 Peserta: unsur tim pengembang pembelajaran industri 4.0 yang telah ditunjuk Pelaksanaan: di sekolah atau di institusi pendamping bisa melalui VICON



5.3 Sosialisasi (seminar dan pameran/desiminasi ke warga sekolah)



23 November 2019



Output: pelaksanaan pendampingan/pelatihan dari 2 (dua) jenis modul Pembelajaran Industri 4.0 masing-masing 2 (dua) guru di tempat penyedia peralatan atau lokasi lain yang ditetapkan kemudian, dapat melalui video conference (Vicon) Workshop Sosialisasi (seminar dan pameran/desiminasi ke warga sekolah) Peserta: unsur pimpinan sekolah dan unsur kompetensi keahlian yang ada di sekolah Pelaksanaan: 1 (satu) hari/kali di sekolah Output: pemahaman dan hasil program pembelajaran industri RI 4.0



BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN



3.1 Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Pengembangan Teaching Factory Pelaksanaan kegiatan Bantuan Pengembangan Teaching Factory di SMKN SPP Wawotobi mengikuti rambu-rambu bantuan pengembangan teaching factory yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMK. Tabel 3.1 berikut ini menguraikan secara rinci pelaksanaan kegiatan Bantuan Pengembangan Teaching Factory di SMKN SPP Wawotobi mulai dari persiapan, proses pelaksanaan, hingga hasil yang diharapkan. Tabel 3.1 Pelaksanaan Program No



Komponen/Bentuk Kegiatan



1



Sosialisasi dan Penyusunan program implementasi Teaching Factory



1.1 Sosialisasi Model Pembelajaran TeFa



Waktu Pelaksanaan -



23 Juli 2019



Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini merupakan persiapan awal pelaksanaan pengembangan Teaching Factory SMKN SPP Wawotobi. Tujuan kegiatan ini yaitu mensosialisasikan dan menyusun program implementasi teaching factory. Ada dua bentuk kegiatan pada tahap persiapan ini yakni sosialisasi model pembelajaran Tefa dan penyusunan program implementasi Tefa. Sosialisasi Model Pembelajaran TeFa diselenggarakan dalam bentuk Workshop Sosialisasi TEFA. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini yaitu (1) semua unsur sekolah, (2) mitra Dudi Perwakilan Panah Merah, (3) SMK sekitar diantaranya SMK Negeri 1 Wonggeduku, (5) Drs. I Wayan Singgih., Pengawas Dinas Pendidikan sebagai Tim Pendamping Pengembangan TeFa 2019, (6) Dinas Pendidikan Kab./KCD Rayon Konawe (7) Dinas Pendidikan Prov. Sultra



No



Komponen/Bentuk Kegiatan



Waktu Pelaksanaan



Deskripsi Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan selama satu kali pada Tanggal 23 Juli 2019 di SMKN SPP Wawotobi. Workshop dimulai pukul 09.00 WITA sampai dengan 15.15 WITA. Dalam workshop ini, disosialisasikan konsep dan implementasi model pembelajaran TeFa, program penyelarasan kejuruan, program magang guru, implementasi pembelajaran RI 4.0.



1.2 Penyusunan Program Implementasi TeFa



24 - 25 Juli 2019 Tahap persiapan berikutnya adalah Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeFa. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari pada Tanggal 24 - 25 Juli 2019 di SMKN SPP Wawotobi. Workshop hari pertama yang dimulai pukul 08.00 s.d 16.00 WITA, diawali dengan pembukaan. Workshop dilanjutkan dengan Diskuasi penguatan pemahaman tentang konsep dan implementasi model pembelajaran Tefa. Setelah istirahat selama 15 menit, peserta workshop melakukan sinkronisasi kurikulum dan analisis produk. Setelah itu, peserta workshop menyusun perangkat pembelajaran TeFa seperti silabus, RPP, dan perangkat penilaian. Kemudia hari kedua, workshop dimulai pukul 08.0012.00 WITA. Kegiatan yang dilakukan pada saat itu yang pertama menyusun lembar



Penyelarasan Kejuruan



-



Tujuan kegiatan penyelarasan kejuruan adalah menyelaraskan kurikulum kompetensi keahlian yang di-tefa-kan dengan kebutuhan DUDI pasangan.



Penyelarasan Kurikulum Program Keahlian yang Ditefakan



27 & 28 Juli 2019 (RDK)



Kegiatan penyelarasan kurikulum dilaksanakan berupa rapat dalam kantor/sekolah (RDK) selama dua hari/dua kali. Peserta yang hadir dan terlibat dalam kegiatan penyelarasan kurikulum ini yaitu (1) dua belas petugas penyelarasan dari sekolah dan (2) Perwakilan PT. Cap Panah Merah mitra DUDI sebagai syarat RDK (yang terdekat) Penyelarasan Kurikulum Program Keahlian yang Ditetakan dilaksanakan di Ruang Rapat SMKN SPP Wawotobi. Kegiatan dilaksanakan di luar jam efektif belajar, yakni pada Hari sabtu dan minggu tanggal 27 dan 28 Juli 2019 mulai pukul 10.00 s.d. 18.00 WITA. Pada proses penyelarasan kurkulum, antara petugas penyelarasan dan DUDI duduk bersama untuk mengakomodasi halhal yang dibutuhkan di industri ke dalam indikator-indikator pembelajaran. Kegiatan selanjutnya adalah menyamakan persepsi terkait kurikulum yang bagaimana yang akan diterapkan pada pembelajaran khususnya untuk kompetensi keahlian Agribisnis tanaman pangan dan Hortikultura. Peserta rapat kemudia menyusun Buku Kurikulum SMKN SPP Wawotobi.



3



Magang Industri



3.1 Persiapan Program Magang



-



29 Juli 2019



Tujuan kegiatan magang guru adalah menyiapkan guru yang memiliki pengalaman kerja nyata di DUDI yang relevan dengan Kompetensi Keahlian yang akan ditefa-kan sebagai acuan dan atau diterapkan pada tefa yang akan dikembangkan. Ada lima bentuk kegiatan dalam magang guru yakni (1) Persiapan Program Magang Guru, (2) Koordinasi DUDI, (3) Pelaksanaan Magang dan Penyusunan Draft Modul Pembelajaran, (4) Diseminasi Hasil Magang, dan (5) Finalisasi Modul Pembelajaran Persiapan magang diawali dengan Workshop Persiapan Program Magang Peserta dalam workshop ini yaitu (1) lima orang unsur pimpinan sekolah, (2) empat orang unsur Kompetensi Keahlian yang ditefakan termasuk guru yang dicalonkan magang Workshop persiapan program magang dilaksanakan selama satu hari. Pada kegiatan ini, peserta workshop menentukan calon guru. Kemudian peserta workshop menyusun program kerja magang dan tugas guru selama mengikuti magang.



3.2 Koordinasi DUDI



5 Agustus 2019 Sebelum melaksanakan magang, calon guru magang melaksanakan workshop/koordinasi pemagangan dengan DUDI calon tempat. Peserta dalam kegiatan ini yaitu (1) Perwakilan PT. Cap Panah Merah sebagai DUDI tempat magang dan (2) unsur sekolah khususnya guru magang Worksshop/koordinasi program magang dilaksanakan di SMKN SPP Wawotobi atau DUDI. Pada hari pertama Senin, 5 Agustus 2019, ditetapkan PT Panah merah sebagai DUDI tempat magang guru. Calon guru magang menyusun program magang. Kemudian, perwakilan PT Panah Merah dan calong guru magang mendiskusikan program/rancangan magang yang telah disusun. Pada hari kedua, dilanjutkan koordinasi program magang. Melalui beberapa masukan, program/rancangan magang itu disepakati oleh kedua belah pihak. Kemudian, didiskusikan rencana penyusunan modul magang oleh dua guru magang yang berisikan beberapa kompetensi dasar yang akan dipelajari dan disempurnakan saat proses magang di PT Cap Panah Merah



3.3 Pelaksanaan Magang dan Penyusunan Draft Modul Pembelajaran



7 September – 7 Setelah melakukan koordinasi Oktober 2019 pemagangan, guru yang sudah ditetapkan sebagai guru magang melakukan magang di PT. Cap Panah Merah Magang kerja guru dilaksanakan selama 30 hari dalam rentangan tanggal 7 September – 7 Oktober 2019. Hari pertama magang, guru melaksanakan observasi lingkungan bengkel untuk mengetahui iklim kerja PT. Cap Panah Merah. Hari selanjutnya, magang diisi dengan pengenalan karyawan bengkel dan diskusi kembali tentang program kerja. Hari berukutnya diskusi program kerja per divisi. Guru magang terjun ke lapangan dengan memulai di divisi penerimaan servis. Setelah mendapat pengalaman di divisi servis, guru magang melanjutkan mencari pengalaman kerja divisi spare part dan divisi alat. Yang terakhir guru magang mendapat pengalaman kerja di stall service. Selama mengikuti magang, guru bekerja sesuai SOP dan jam kerja PT. Cap Panah Merah sebagai DUDI tempat magang. Temuan dan pengalaman selama mengikuti magang kemudian dijadikan bahan untuk menyusun laporan dan draf modul pembelajaran.



3.4 Diseminasi Hasil Magang



6 November 2019



Tindak lanjut kegiatan magang adalah Workshop Diseminasi Hasil Magang Termasuk Modul Pembelajaran kepada Warga Sekolah Peserta yang hadir dalam kegiatan ini yaitu (1) unsur pimpinan sekolah, (2) unsur semua kompetensi keahlian dan guru magang sebagai penyaji, (3) Drs. I Wayan Singgih selaku pengawas Pembina. Workshop Diseminasi Hasil Magang Termasuk Modul Pembelajaran kepada Warga Sekolah dilaksanakan satu kali di SMKN SPP Wawotobi mulai pukul 10.00-18.00 WITA. Kegiatan Workshop Diseminasi diawali dengan presentasi laporan hasil magang oleh dua guru ATPH, Agus, SP. dan Gita Dwi Ayu, S.Pd, yang telah menyelesaikan program magangnya. selanjutnya mempresentasikan modul magang industri yang telah berhasil disusun. Modul itu disusun berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama magang.



3.5 Finalisasi Modul Pembelajaran



Finalisasi modul pembelajaran 17 – 18 November 2019 berdasarkan masukan pada saat workshop diseminasi Peserta dalam kegiatan ini yaitu (1) unsur pimpinan sekolah, (2) guru kompetensi keahlian prioritas, dan (3) guru yang telah menyelesaikan magang Finalisasi modul pembelajaran dilaksanakan satu kali di SMKN SPP Wawotobi. Guru ATPH yang sudah menyelesaikan program magang mempresentasikan lagi hasil revisi modul pembelajarannya berdasarkan masukan pada saat diseminasi.



No 4



Komponen/Bentuk Kegiatan Pembelajaran Teaching Factory



Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeFa (lanjutan)



Waktu Pelaksanaan



Deskripsi Kegiatan



-



Pembelajaran Teaching Factory bertujuan mengembangkan/ menyusun perangkat pembelajaran TeFa pada kompetensi yang akan ditefakan. 24 Agustus 2019 Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeFa (lanjutan) (RDK) dilakukan dalam Rapat Dalam Kantor (RDK). Agenda utama RDK ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran TeFa pada Kompetensi Keahlian yang ditefakan (lanjutan). Peserta yang hadir dalam Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeFa (lanjutan) terdiri dari tim pengembang TeFa sekolah dari kompetensi keahlian yang ditefakan



5



Pembelajaran Industri 4.0



-



Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari/kali di SMKN SPP Wawotobi. Waktu pelaksanaan yang dipilih adalah hari Sabtu dan Minggu, di luar jam belajar. Penyusunan perangkat pembelajaran Tefa dimulai pukul 09.00-17.00 WITA. Pada hari pertama, tim pengembang TeFa sekolah dari kompetensi keahlian yang ditefakan menyusun dan merevisi buku kurikulum kompetensi keahlian yang diTefakan. Tim pengembang Tefa menyusun program pembelajaran Tefa sesuai dengan jadwal pembelajaran yang sudah disikronisasikan dengan kegaiatan Tefa. Tujuan kegiatan Pembelajaran Industri 4.0 adalah mengembangkan dan menyusun dua modul pembelajaran Industri 4.0 pada kompetensi keahlian yang relevan



No



Komponen/Bentuk Kegiatan 5.1 Persiapan pengembangan Pembelajaran Industri 4.0



Waktu Pelaksanaan 22 September 2019



Deskripsi Kegiatan Persiapan kegaiatan pembelajaran industri 4.0 diawali dengan Workshop Pembahasan Program Pembelajaran Industri 4.0 Peserta dalam kegiatan ini yaitu (1) unsur pimpinan sekolah dan (2) perwakilan semua kompetensi keahlian yang ada; Workshop Pembahasan Program Pembelajaran Industri 4.0 dilaksanakan satu kali dari pukul 09.00-17.00 WITA di SMKN SPP Wawotobi. Dalam workshop ini, peserta mendiskusika program pembelajaran industri 4.0.



5.2 Pelatihan/Penyusunan Modul Pengembangan Pembelajaran Industri 4.0



29 September 2019



Pelatihan/Penyusunan Modul Pengembangan Pembelajaran Industri 4.0 Pelatihan/penyusuna modul dilaksanakan pada hari minggu dengan Narasumber Aditya Kurniawan, SST., PGDiP., Eng



5.3 Sosialisasi (seminar dan pameran/desiminasi ke warga sekolah)



9 September 2019



Tidak lanjut dari kegiatan pembelajaran industri 4.0 adalah Workshop Sosialisasi (Seminar dan Pameran/Desiminasi ke warga sekolah) Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu pemahaman warga sekolah terhadap pembelajaran industri 4.0



3.2 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Pengembangan Teaching Factory Hasil dari seluruh kegiatan Bantuan Pengembangan Teaching Factory di SMKN SPP Wawotobi dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut ini. Tabel 3.2 Pelaksanaan Program No



Komponen/Bentuk Kegiatan



1



Sosialisasi dan Penyusunan program implementasi Teaching Factory 1.1 Sosialisasi Model Pembelajaran TeFa



1.2 Penyusunan Program Implementasi TeFa



2



Hasil Kegiatan



1. Sebanyak 154 unsur sekolah memiliki pemahaman tentang konsep pengembangan Tefa, 2. Dibentuknya tim pengembang TeFa 1. Ditetapkannya kurikulum kompetensi prioritas yakni Kompetensi Keahlian ATPH 2. Disusunnya dokumen program imlementasi peningkatan pembelajaran 3. Ditetapkannya petugas pelaksana 4. Dokumen silabus kompetensi keahlian yang di-Tefa-kan yang sudah disingkronisasikan dengan DUDI 5. Perangkat RPP mata pelajaran yang dikembangkan dalam Tefa 6. Dokumen perangkat penilaian yang dikembangkan dalam Tefa 7. Lembar Pembelajaran/job sheet Teaching Factory 8. Dokument jadwal pembelajaran (jadwal block) yang sudah mengakomodasi kegiatan pembelajaran Tefa



Penyelarasan Kejuruan Penyelarasan Kurikulum Program Keahlian 1. Kurikulum kompetensi keahlian ATPH yang di-tefa-kan selaras yang Ditefakan dengan kebutuhan DUDI pasangan 2. Dokumen silabus kompetensi keahlian ATP yang di-Tefa-kan mengandung indikator yang selaras dengan kebutuhan DUDI. 3. Dokumen RPP yang sudah diselaraskan dengan DUDI



3



Magang Industri 3.1 Persiapan Program Magang



3.2 Koordinasi DUDI



3.3 Pelaksanaan Magang dan Penyusunan Draft Modul Pembelajaran



3.4 Diseminasi Hasil Magang



1. Ditetapkannya nama guru magang. 2. Dokumen uraian tugas guru magang. Tugas pokoknnya yaitu memperisiapkan magang (membuat program magang), melakukan magang, membuat laporan magang, dan membuat modul pembelajaran 3. Dokumen program magang guru 4. Ditetapkannya PT. Cap Panah Merah sebagai DUDI tempat magang guru



1. Dokumen perencanaan atau program magang oleh calon guru magang selama 30 hari di PT. Cap Panah Merah 2. Dua orang guru magang memiliki pehaman teknis pelaksanaan magang 3. MoU dengan DUDI 1. guru Kompetensi Keahlian ATPH memiliki pengalaman kerja nyata di PT. Cap Panah Merah (DUDI) yang relevan dengan Kompetensi Keahlian yang akan ditefakan sebagai acuan dan atau diterapkan pada tefa yang akan dikembangkan 2. Dokumen laporan magang di PT. Cap Panah Merah 3. Draft modul pembelajaran 1. Sebanyak 16 orang dari unsur pimpinan sekolah dan semua unsur kompetensi keahlian serta satu orang dari pengawas pembina mendapatkan pemahaman dari sosialisasi hasil magang dan modul pembelajaran 2. Dokumen modul pembelajaran mendapatkan masukan dari peserta workshop diseminasi hasil magang termasuk modul pembelajaran.



3.5 Finalisasi Modul Pembelajaran



4



5



Pembelajaran Teaching Factory Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeFa (lanjutan)



Pembelajaran Industri 4.0 5.1 Persiapan pengembangan Pembelajaran Industri 4.0



1. Sebanyak 16 orang dari unsur pimpinan sekolah dan semua unsur kompetensi keahlian serta satu orang dari pengawas pembina mendapatkan pemahaman dari sosialisasi hasil magang dan modul pembelajaran 2. Laporan hasil magang dan modul pembelajaran difinalisasi dan siap dicetak 1. Dokumen silabus kompetensi keahlian ATPH yang di-Tefa-kan yang sudah disingkronisasikan dengan DUDI (lanjutan) 2. Perangkat RPP lanjutan 3. Dokumen perangkat penilaian yang dikembangkan dalam Tefa 4. Lembar Pembelajaran / job sheet Teaching Factory 1. Ditetapkannya jenis pembelajaran/modul pembelajaran industri 4.0. 2. Disusunnya tim pengembang



5.2 Pelatihan/Penyusunan Modul Pengembangan Pembelajaran Industri 4.0



1. Pengetahuan tim pengembang dalam menyusun modul pengembangan pembelajaran industry 4.0 2. Jenis modul pembelajaran industri 4.0 pada masing-masing guru



5.3 Sosialisasi (seminar dan pameran/desiminasi ke warga sekolah)



1. Pemahaman 16 orang warga sekolah yang terdiri dari unsur pimpinan dan semua unsur kompetensi keahlian yang ada terhadap pembelajaran industri 4.0 2. Hasil program pembelajaran industri RI 4.0 berupa modul pembelajaran industry 4.0 beserta produk



BAB V PENUTUP



4.1 Simpulan Adapun simpulan dari pelaksanaan bantuan teaching factory SMKN SPP Wawotobi yakni sebagai berikut. 1.



2. 3. 4.



5. 6. 7. 8.



Pelaksanaan bantuan mengacu pada petunjuk teknis penggunaan dana bantuan serta pendampingan dari pengawas pembina yang telah dilatih menjadi pengawas pembina teaching factory. Tersosialisasikan dan tersusun program implementasi teaching factory. Terselaraskan kurikulum kompetensi keahlianATPH dengan kebutuhan DUDI pasangan. Tersedianya guru dengan pengalaman kerja nyata di DUDI yang relevan dengan kompetensi keahlian ATPH sebagai acuan dan atau diterapkan pada tefa yang dikembangkan. Tersusunya perangkat pembelajaran Tefa pada kompetensi ATPH. Tersusunya modul pembelajaran Industri 4.0 pada kompetensi keahlian yang relevan. Terdapat tempat praktik dengan kondisi, situasi dan suasana mendekati tempat kerja yang sebenarnya (DUDI). Terlaksananya pengenalan, diseminasi dan atau koordinasi program-program sekolah kepada tim/petugas pengembang, warga sekolah, dan kepada masyarakat pada umumnya.



4.2 Saran Adapun saran dari pemanfaatan dana bantuan pengembangan teaching factory yakni sebagai berikut. 1. Untuk menguatkan keberadaan teaching factory di SMK yang telah menerima bantuan maka perlu diadakan pameran teaching facory setiap tahun yang difasilitasi oleh pemerintah sehingga memotivasi sekolah untuk melaksanakan teaching factory secara berkelanjutan, kreatif dan inovatif. 2. Untuk mempercepat adanya teaching factory di setiap SMK maka sekolah yang telah menerima bantuan perlu difasilitasi untuk menjadi narasumber-narasumber pengembangan teaching factory untuk setiap SMK di sekitarnya atau SMK penerima bantuan pada tahun berikutnya. 3. Pencairan anggaran atau sisa anggaran dari bantuan perlu dilaksanakan tepat waktu sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan teaching factory berjalan dengan lancar. 4. Perlu adanya penyederhanaan administrasi yang melibatkan pihak-pihak tertentu untuk menghindari keterlambatan pelaporan kegiatan.



Lampira



1. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi



2. Dokumentasi Kegiatan Penyusunan Program Implementasi Teaching Factory (TeFa)



3. Dokumentasi Persiapan Program Magang Guru



4. Dokumentasi Koordinasi DUDI Tempat Magang



5. Dokumentasi Magang Guru Program Teaching Factory



6. Dokumentasi Diseminasi Magang Guru Program Teaching Factory



7. Dokumentasi Finalisasi Modul Pembelajaran



8. Dokumentasi Kegiatan Penyusunan Perangkat Pembelajaran TeFa (Lanjutan)



9. Dokumentasi Persiapan Pengembangan Pembelajaran Industri 4.0



10. Dokumentasi Expo Tefa