Laporan Tutorial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1 RAMPANT CARIES BLOK 3 PENYAKIT/KELAINAN GIGI,JARINGAN PERIODONTAL DAN JARINGAN LUNAK MULUT



KELOMPOK TUTORIAL 12 Dosen pembimbing : drg. Ayu Mashartini, Sp. PM



NAMA ANGGOTA : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Faridah Risnawati Saraswita Gabrillah Saetikho Favinas Octa Nuri Tsalats Nur Fitriyana Syifa Qurratu'ain Yenny Afiv Salsabila Reza Nadiah Pujiati



(161610101091) (161610101092) (161610101093) (161610101094) (161610101096) (161610101097) (161610101098) (161610101099)



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2017



SKENARIO Seorang anak perempuan umur 5 tahun datang bersama ibunya ke klinik kedokteran gigi anak RSGM Universitas Jember untuk mengkonsultasikan gigi anaknya. Dari anamnesa diketahui bahwa gigi-gigi anakanya mengalami kerusakan sejak usia 4 tahun. Anak tersebut tidak mempunyai kebiasaan minum menggunakan dot tetapi menyukai makanan yang manis dan memiliki kebiasaan tidak segera menelan makanannya. Gigi grahamnya juga beberapa ada yang lubang. Ibunya menanyakan kepada dokter gigi penyebab gigi-gigi depan atas bawah anaknya yang rusak. Hasil pemeriksaan klinis diperoleh gigi 51,61,53,53,73,83,54,64,74,84,75



karies



dentin,



gigi



52,62



terjadi



arrested



karies.



Gigi



71,72,81,82,55,75,85 karies enamel. Gambaran radiografi menunjukkan benih gigi permanen lengkap dan tidak ada tanda tanda keradangan pada perapikal gigi 51,61,53,63,73,83,54,64,74,84,75.



STEP 1 Kata sulit 1. Arrested Caries : karies yang sudah terhenti / mengalami remineralisasi karena faktor faktor predisposisinya sudah di hilangkan



STEP 2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan karies? 2. Bagaimana mekanisme karies rampan ? 3. Apa penyebab karies rampan? 4. Apa ciri karies rampan? 5. Apa dampak dari karies rampan ? 6. Mengapa minum ASI tidak menyebabkan karies rampant meskipun dengan tidur? Apakah yang menyababkan? Apakah kandungan pada susu mempengaruhi atau otot-otot yang



digunakan saat meminum ASI? Bagaimana rampant karies jika dibandingkan dengan minum susu formula? 7. Mengapa karies rampan dapat terjadi pada anak yang kebersihan mulutnya relatif bersih?



STEP 3 Brain Stroming 1. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas bakteri dalam suatu karbohidrat yang terfermentasi,kemudian di ragikan menjadi massa asam yang menyebabkan demineralisasi email. Bakteri juga memiliki peran dalam pembentukan karies salah satunya adalah S. Mutans. Karies juga merupakan proses perubahan struktur gigi oleh karena beberapa factor yakni,host (kondisi dari gigi tersebut),substrat,mikroorganisme,dan waktu. 2. Di dalam mulut kita terdapat bakteri S. Mutan. Makanan manis yang seringdikonsumsi anak anak juga mengandung banyak glukosa dan laktosa dimana bakteri tersebut menyebabkan aktivitas bakteri dalam suatu karbohidrat yang terfermentasi. Pada Orang Dewasa setelah menyikat gigi akan menyebabkan terbentuknya pelikel yang sifatnya melindungi sekaligus memberikan efek yang lengket akibatnya bakteri dan sisa makanan juga mudah menempel pada gigi da terakumulasikan menjadi Plak. Akumulasi dari Bakteri S.Mutan tersebut jika meningkat akan masuk melalui pori-pori sehingga terjadi lubang pada gigi 3. Faktor penyebab : Karbohidrat,Saliva,White Spot (Bakteri,dimana jika si Ibu dalam kodisi hamil itu bakteri dapat menyebar ke bayi sehingga rentan terhadap karies bayinya ) Radiasi,dan flow saliva (Saliva merupakan salah satu dari empat faktor utama pembentuk karies, yaitu bagian dari host. Secara teori saliva dapat mempengaruhi proses terjadinya karies – dalam berbagai cara, antara lain, difusi komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH , dan fluor ke dalam plak yang dapat menurunkan kelarutan email dan meningkatkan remineralisasi gigi. Komponen kalsium dan fosfat sangat mendukung kapasitas buffer dalam saliva jika rendah maka kapasitas buffer < dan ph < dan kondisi asam ini disukai oleh mikroorganisme S.Mutans dan Lactobacillus SP.) 4. Ciri dari Karies Rampan adalah lebih sering terjadi pada balita,enamel pada gigi susu tipis,penyebaran cepat dan sekaligus,cavitas berwarna putih dan kuning,dan urutan gigi yang paling awal terkena yaitu insisiv atas,molar bawah,caninus atas,dan caninus bawah. Jika karies yang moderate warna kuning proses melarutkan enamel cepat,infeksi langsung mengenai pulpa. Jika yang serve sudah hitam warnanya ada proses remineralisasi. 5. Dampak dari karies rampan adalah mengurangi estetika dari gigi itu tersebut sehingga menimbulkan percaya diri yang kurang,fungsi dari gigi itu tersebut terganggu sehingga proses



pengunyahan makanan jadi kurang maksimal dan nutrisi yang anak dapat tidak banyak,dan mengunyah juga tidak nyaman,biasanya anak yang terkena karies rampan BB dan tinggi bada kurang dari yang tidak terkena karies rampan 6. Apabila bayi meminum susu formula melalui botol dalam kondisi tidur, susu akan terus menerus keluar meskipun tidak dihisap. Hal inilah yang akan menyebabkan susu menggenang dan menyebabkan karies. Sedangkan saat minum ASI, muskulus-muskulus yang aktif digunakan berbeda dengan minum di botol. Selain itu, saat bayi tertidur dalam posisi meminum ASI, maka otomastis susu akan terdorong oleh gerakan lidah ke dalam mulut, sehingga mengurangi kecenderungan susu yang menggenang dalam mulut, sehingga risiko karies berkurang. 7. Rampan karies dapat terjadi pada mulut yang relatif bersih (Fajriani, 2010), karena seringnya mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik di antara makanan utamanya. Selain itu, lama waktu terpaparnya makanan didalam rongga mulut juga mempengaruhi terjadinya karies. Semakin lama makanan terpapar dirongga mulut semakin tinggi kemungkinan terjadinya karies meskipun oral hygiene relatif bersih (Mariati, 2015).



STEP 4 Mapping



HOST PENCEGAHAN



GIGI SEHAT



FAKTOR YANG MEMPENGARUHI



MEKANISME KARIES RAMPAN CIRI-CIRI KARIES RAMPANT



JENIS KARIES RAMPAN



DAMPAK



PERAWATAN



Learning Object 1. Definisi karies rampan 2. Faktor penyebab 3. Mekanisme karies ramoan 4. Gambaran klinis yg moderate sprt apa yg serve seperti apa 5. Jenis karies rampan dan beda dengan yg karies lain 6. Dampak karies rampan



STEP 7 MENARIK KESIMPULAN DARI SEMUA INFORMASI YANG TELAH DIDAPAT BERDASARKAN LEARNING OBJECTIVE (LO) 1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan definisi karies rampan dan arrested caries. 1.) Definisi karies : Karies adalah penyakit infeksi yang menyerang jaringan keras gigi. Dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanen. Karies yang terjadi pada anak-anak ada 3 jenis yaitu kariea rampan, ECC (early childhood caries), dan BBC (baby bottle caries) (Arif, dkk. 2002). 2.) Definisi karies rampan Karies rampan adalah karies yang terjadi pada sebagian atau seluruh gigi sulung, dengan luas dan waktu yang cepat. Biasa terjadi pada anak balita terutama anak umur 3 tahun (Arif, dkk. 2002). 3.) Definisi arrested caries Gigi sulung memiliki permukaan proksimal yang datar, kontak antar gigi merupakan kontak bidang sehingga memudahkan plak melekat dan sulit disingkirkan. (Schour dan Massler. 1964). 2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan etiologi karies rampan. 



Faktor penggunaan dot Saat ibu menyusui anaknya baik itu dengan asi maupun susu formula, cairan dari botol ataupun ASI akan sedikit mengenai gigi anterior rahang bawah karena dilindungi oleh lidah dan juga berasal dari glandula salivali. Sedangkan cairan atau ASI akan tergenang pada gigi anterior atas apabila posisi minum bayi salah. Cairan yang tergenang tersebut akan menyebabkan proses dekalsifikasi. Aliran saliva dan proses penelanan yang kurang selama tidur akan membahayakan gigi karena tidak ada self cleansing. (Fajriani. 2010)







Faktor sistemik, misalnya penderita diabetes melitus



Seseorang dengan diabetes dapat mengalami hyposalivasi dan gangguan fungsi saliva. Penurunan produksi saliva dapat meningkatkan resistensi bakteri penyebab karies. Tingginya kadar glukosa darah pada penderita diabetes berhubungan dengan tingginya kadar glukosa dalam saliva. Saliva dengan kadar glukosa yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya proses demineralisasi yang menghasilkan karies gigi. (Sekarsari. 2010). 



Faktor Psikologis Pada umumnya faktor psikologis dapat mengakibatkan timbulnya kebiasaan buruk dalam makan atau memilih makanan (Fajriani, 2010).







Faktor keturunan Orang tua yang peka terhadap karies akan mempunyai anak yang juga peka terhadap karies. Hal ini disebabkan karena dalam keluarga mempunyai pola kebiasan makan yang sama dan pemeliharaan kesehatan gigi yang sama pula (Fajriani, 2010).







Bentuk anatomis gigi sulung dan letaknya pada lengkung gigi menentukan kerentanannya terhadap serangan karies. Gigi molar jauh lebih rentan terhadap karies dibandingkan gigi lain. Hasil penelitian menunjukkan gigi molar satu tetap merupakan gigi yang mudah terserang karies dengan presentase 66 – 88 % diantara semua gigi pada anak-anak
( Andlaw R.J,1992).







Host (gigi), karbohidrat, mikroorganisme, dan waktu Merupakan faktor paling aktif. Keempat faktor ini harus ada, bila salah satu faktor tidak ada maka karies tidak terbentuk
( Andlaw R.J,1992).







Faktor ekonomi Hal ini karena orang yang memiliki keadaan ekonomi rendah biasanya memiliki pendidikan yang rendah sehingga kesadaran akan kebersihan gigi juga berkurang. Dan orang tua tidak dapat mengendalikan pola makan dari anaknya sendiri
( Andlaw R.J,1992).



3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme karies rampan. Karies gigi terjadi dimulai dengan adanya plak, sisa-sisa makanan dan akumulasi mikroorganisme pada plak tersebut. Sisa-sisa makanan dalam mulut (karbohidrat) merupakan substrat yang difermentasikan oleh bakteri untuk mendapatkan energi. Sukrosa dan gluosa di metabolismekan sedemikian rupa sehingga terbentuk polisakarida intrasel dan ekstrasel sehingga bakteri melekat pada permukaan gigi. Selain itu sukrosa juga menyediakan cadangan energi bagi metabolisme kariogenik. Sukrosaolehbakterikariogenik dipecah menjadi glukosa dan fruktosa, lebih lanjut glukosa ini dimetabolismekan menjadi asam laktat, asam format, asam sitrat dandekstran (Ramayanti, 2013). Mikroorganisme tersebut akan membuat asam yang dapat mengubah kondisi dalam rongga mulut menjadi lebih asam sehingga terjadi



demineralisasi. Di mana kristal hidroksiapatit akan reaktif terhadap ion-ion hidrogen pada pH di bawah 5,5 yang merupakan pH kritis kristal hidroksiapatit. Pada kondisi tersebut ion H+ akan bereaksi dengan ion PO43- pada saliva. proses ini akan mengubah PO43- menjadi HPO42- yang kemudian akan mengganggu keseimbangan normal hidroksiapatit dengan saliva sehingga kristal hidroksiapatit larut. Proses demineralisasi dapat berubah menjadi remineralisasi apabila pH ternetralisir dan dengan adanya ion F- yang dapat membentuk fluoroapatit yang memiliki pH kritis 4,5 akan lebih tahan terhadap asam sehingga lebih sulit untuk larut. Mekanisme karies berhubungan dengan proses demineralisasi dan remineralisasi. plak pada permukaan gigi terdiri dari bakteri yang memproduksi asam sebagai hasil dari metabolisme. Asam ini kemudian akan melarutkan mineral pada enamel gigi atau dentin dalam proses yang disebut demineralisasi. Apabila proses tersebut tidak dihentikan maka akan terjadi dan terbentuk karies. Proses terjadinya rampan karies sama dengan karies biasa hanya terjadi lebih cepat, banyak ahli menghubungkan dengan kondisi anak itu sendri dimana email gigi sulung lebih tipis. Bila rampan karies berlangsung lebih awal terutama pada anak yang minum susu botol dalam waktu yang lama akan timbul corak karies tertentu, disebut rampan karies atau nursing bottle caries. Seperti yang telah kita ketahui bahwa susu formula yang mengandung sukrose dan glukosa yang diminum pada anak. Sukrosa dan glukosa yang menempel pada gigi apabila tidak dibesihkan akan difermentasi oleh mikroorganisme rongga mulut menjadi asam melalui proses glikolisis. Mikroorganisme yang berperan dalam proses glikolisis adalah lactobacillus dan streptococcus mutants. Asam yang dibentuk dari hasil glikolisis akan mengakibatkan larutnya email gigi sehingga terjadi proses demineralisasi email gigi dan di awali dengan lesi white-spot pada gigi dan kerusakan tersebut akan berlanjut ke dentin dan proses karies pun dimulai. 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gambaran klinis karies rampan. 1.) Gigi yang terkena rampan karies biasanya akan atau sudah menjadi gangren. 2.) Konsistensi lesi karies sangat lunak dengan warna kuning sampai coklat muda. 3.) Pada umumnya karies sudah dalam. 4.) Terkenanya pulpa akan menyebabkan rasa sakit, terlebih bila disertai abses. Gambar 2. Tingkat lanjut karies keperawatan. Ada penghancuran mahkota gigi insisivus rahang atas yang lengkap. Gigi seri mandibular tidak terpengaruh.



5.) Pertumbuhan rahang berkurang terutama arah vertikal akibat kurang optimalnya fungsi pengunyahan (Fajriani. 2010).



5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis karies rampan. Beberapa kandungan beberapa jenis susu yang berpengaruh pada karies bottle jika anak memiliki kebiasaan yang buruk. Namun, jika kebiasaan buruk itu dihilangkan, atau dengan kata lain konsumsi susu yang benar, maka prevalensi karies rampan dapat menurun.



a. Adolescent rampant caries Jenis



karies



rampant



ini



mirip



kondisinya seperti karies rampan lainnya. Namun, kasus rampant karies rampan ini memang jarang terjadi, meskipun beberapa orang dewasa maupun remaja mengalaminya. b.



Xerostomia induced caries



Xerostomia (juga disebut sindrom mulut kering)] adalah istilah medis untuk perasaan subjektif kekeringan mulut, yang sering (tapi tidak selalu) terkait dengan hipofungsi kelenjar ludah. Istilah ini berasal dari kata Yunani xeros, yang berarti "kering", dan stoma, yang berarti "mulut". Hiposalivasi, adalah diagnosis klinis yang dibuat berdasarkan riwayat dan pemeriksaan, namun penurunan laju aliran saliva telah diberi definisi objektif. Hipofungsi kelenjar ludah didefinisikan sebagai pengurangan yang dapat dibuktikan secara obyektif baik dalam tingkat aliran kelenjar secara keseluruhan maupun / atau individu. Laju alir air liur yang tidak distimulasi pada orang normal adalah 0,3 - 0,4 ml per menit, dan di bawah 0,1 ml per menit secara signifikan abnormal. Laju aliran air liur yang distimulasi kurang dari 0,5 ml per kelenjar dalam 5 menit atau kurang dari 1 ml per kelenjar dalam 10 menit



akan



menurun.



Istilah



xerostomia



subyektif



terkadang



digunakan



untuk



menggambarkan gejala tanpa adanya kelainan atau penyebab yang terdeteksi. Xerostomia



juga bisa diakibatkan oleh perubahan komposisi air liur (dari serosa sampai lendir). Xerostomia bisa menyebabkan self cleansing yang buruk, dan potensi karies dapat meningkat. Berdasarkan penelitian Winda dkk (2015), tipe karies rampan ada 4 yaitu: 1.) tipe I (karies melibatkan satu atau dua gigi anterior rahang atas) 2.) tipe II (karies melibatkan lebih dari dua gigi anterior rahang atas) 3.) tipe III (karies melibatkan satu atau dua gigi anterior rahang atas dan satu atau lebih gigi molar) 4.) tipe VI (karies melibatkan dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas yang gigi dengan pulpa terbuka pada satu atau lebih gigi, dan karies telah terlihat pada gigi anterior rahang bawah). 6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dampak dari karies rampan. Masalah yang paling sering dialami oleh anak yaitu adanya rasa sakit. Adanya rasa sakit mengakibatkan anak sering kali menangis atau rewel yang tidak tentu waktunya. Apabila terjadi hal demikian perlu segera melakukan pemeriksaan gigi dan mulutnya. Dari hasil permeriksaan dapat diketahui apakah memang rasa sakit yang ditimbulkan akibat adanya sensitifitas dentin atau sudah terjadi iritasi pulpa. Kesulitan makan dapat menyebabkan masukan nutrisi yang kurang dapat pula terjadi pada karies rampan. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada fungsi pengunyahan terutama gigi belakang, sehingga pada saat anak hendak mengunyah makanan timbul rasa sakit, karena adanya iritasi atau tekanan makanan tersebut pada serabut syaraf yang ada di kamar pulpa. Adanya rasa sakit menyebabkan anak enggan untuk makan yang akhirnya masukan nutris anak tersebut dapat terhambat. Adanya kavitas akibat terjadinya karies merupakan tempat tumbuh suburnya bakteri, berbagai macam bakteri akan berkumpul sehingga merupakan fokus infeksi untuk tubuh lainnya. Fokus infeksi ini dapat terjadi kapan saja, dimana saja serta bagian tubuh apa saja yang terkena tergantung bakteri tersebut menginfeksinya. Adanya fokus infeksi ini tentu merupakan awal akibat kemungkinan terjadinya kefatalan. Faktor lain akibat karies rampan yaitu mulut menjadi bau tidak enak. Adanya plak dan debris makanan yang ditumbuhi bakteri, dapat menimbulkan terbentuknya gas yang menimbulkan bau. Adanya bau yang ditimbulkan mempunyai ciri khas seperti bau gas H2S, atau bau khas lainnya. Selain menimbulkan infeksi serta bau, faktor lain yang terpengaruh yaitu dari segi estetika. Karies rampan pada umumnya sering mengenai gigi depan tentu saja hal demikian dapat menimbulkan kesan kotor serta kerapihan yang kurang baik. Adanya karies rampan selai menyebabkan pandangan estetika yang kurang baik, juga dapat menyebabkan anak kurang percaya diri sehingga pergaulannya dapat terganggu (Sutadi, 2002).



DAFTAR PUSTAKA Fajriani. 2010. Penatalaksaan Karies Gigi pada Anak. Makassar: FKG UNHAS. Mariati, Ni Wayan. Pencegahan dana Perawatan Karies Rampan. Jurnal Biomedik (JBM). 7 (1): 2328. Yani, Ristya Widi Endah, Hestieyonini H., Kiswaluyo, Zahara Meilawaty. 2015. Stomatognatic. Jurnal Kedokteran Gigi. 12 (2): 42-25. Sri Ramayanti, Idral Purnakarya. Peran Makanan Terhadap Kejadian KaRies Gigi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol. 7, No. 2



Handayani ,Hendrastuti dan Fajriani. Sifat Kariogenik Makanan pada Anak – Anak. Jurnal Kedokteran Gigi (1) :247 -250 Schour, L dan Massler, M. 1964. Dentistry for Children. 4th ed. New York: Mc Graw-Hill. Sutadi, Heriandi. 2002. Penanggulangan Karies Rampan serta Keluhannya pada Anak. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia; 9 (1); 5-8 Sherit Unaya Winda, Paulina Gunawan, Dinar A. Wicaksono. Gambaran Karies Rampan Pada Siswa Pendidikan Anak Usia Dini di Desa Pineleng II Indah. Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015 Louis W. Ripa, DDS, MS. Nursing Caries: A Comprehensive Review Pediatric Dentistry/ Copyright © 1988 By The American Academy of Pediatric Dentistry Volume 10, Number 4. Mansjoer Arif dkk. 2002. Kapita selekta kedokteran FKUI. Media Aesculapius. Jakarta Sekarsarani Putri A dkk. 2012. Pengaruh Status Diabetes Mellitus Terhadap Derajat Karies Gigi. Jurnal Media Medika Muda. FK UNDIP Andlaw R.J., Rock W.P. Alih Bahasa: drg. Agud Djaya. Perewatan gigi anak .2nd Ed. Indonesia: Widya Medika; 1992.p. 43-51 Fajriani. 2010. Penatalaksaan Karies Gigi pada Anak. Makassar: FKG UNHAS. Mariati, Ni Wayan. 2015. Pencegahan dana Perawatan Karies Rampan. Jurnal Biomedik (JBM). 7 (1): 23-28.