Laporan Umum Pertamina 01-10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT VI BALONGAN-INDRAMAYU JAWA BARAT Periode : 01 – 31 Juli 2019



Oleh: Abdulloh



I 0516001



PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT VI BALONGAN-INDRAMAYU, JAWA BARAT Periode 1 – 31 Juli 2019



Disusun oleh : Abdulloh



I 0516001



Laporan ini diperiksa, disetujui dan disahkan Balongan,



Juli 2019



Pembimbing



HSC Section Head



Novi Lestu Lamtangkas



Tauffik Effendi Mengetahui,



Officer HC Business Partner



Mahardhika Putra Kurnia



LAPORAN TUGAS KHUSUS KERJA PRAKTEK: Evaluasi Kinerja Furnace 15-F-102 pada Residu Catalytic Cracker Unit PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT VI BALONGAN-INDRAMAYU JAWA BARAT Periode : 01 Juli – 31 Juli 2019



Oleh: Abdulloh



I 0516001



PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT VI BALONGAN-INDRAMAYU, JAWA BARAT Periode : 01 Juli – 31 Juli 2019



Disusun oleh : Abdulloh



I 0516001



Rahadyan Akbar H.K.



I 0516035



Laporan ini diperiksa, disetujui dan disahkan Balongan, Pembimbing



Juli 2019 Lead of Process Engineering



Novi Lestu Lamtangkas



Aqwamus Shoif Mengetahui,



Ast. Man. HC BP RU VI



Rosnamora H.



LAPORAN KERJA PRAKTEK Evaluasi Kinerja Furnace 15-F-102 pada Residu Catalytic Cracker Unit PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT VI BALONGAN-INDRAMAYU JAWA BARAT Periode : 01 Juli – 31 Juli 2019



Oleh: Rahadyan Akbar H.K.



I 0516035



PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA PT. PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT VI BALONGAN-INDRAMAYU, JAWA BARAT Periode : 01 Juli – 31 Juli 2019



Disusun oleh : Rahadyan Akbar H.K.



I 0516035



Laporan ini diperiksa, disetujui dan disahkan Balongan, Pembimbing



Juli 2019 Lead of Process Engineering



Novi Lestu Lamtangkas



Aqwamus Shoif Mengetahui,



Ast. Man. HC BP RU VI



Rosnamora H.



LEMBAR JADWAL KEGIATAN / KONSULTASI LAPANGAN Nama No. Induk Mahasiswa Praktek Kerja di Industri Tanggal Praktek Kerja Dosen Pembimbing PK No



Tanggal



: Rahadyan Akbar H.K. : I 0516035 : PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan : 01 Juli – 31 Juli 2019 : Novi Lestu Lamtangkas Paraf Konsultasi Mahasiswa Pembimbing



Dinyatakan selesai Tanggal : Pembimbing Lapangan



Novi Lestu Lamtangkas



No.Pek 749832



LEMBAR JADWAL KEGIATAN / KONSULTASI LAPANGAN Nama No. Induk Mahasiswa Praktek Kerja di Industri Tanggal Praktek Kerja Dosen Pembimbing PK No



Tanggal



: Abdulloh : I 0516001 : PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan : 01 Juli – 31 Juli 2019 : Novi Lestu Lamtangkas Paraf Konsultasi Mahasiswa Pembimbing



Dinyatakan selesai Tanggal : Pembimbing Lapangan



Novi Lestu Lamtangkas No.Pek 74983



LEMBAR JADWAL KEGIATAN / KONSULTASI LAPANGAN Nama No. Induk Mahasiswa Praktek Kerja di Industri Tanggal Praktek Kerja Dosen Pembimbing KP No



Tanggal



: Abdulloh : I 0516001 : PT Pertamina Refinery Unit VI Balongan : 01 – 31 Juli 2019 : Novi Lestu Lamtangkas Paraf Konsultasi Mahasiswa Pembimbing



Dinyatakan selesai Tanggal : Pembimbing Lapangan



Novi Lestu Lamtangkas



i



No.Pek



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat melaksanakan kerja praktek di PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit VI Balongan dan dapat menyusun laporan kerja praktek yang berlangsung selama satu bulan, waktu kerja praktek mulai dari tanggal 01 – 31 Juli 2019. Kerja Praktek di PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit VI Balongan ini merupakan salah satu kewajiban yang harus ditempuh untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Program Studi Sarjana Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan orientasi di berbagai unit dengan ditunjang oleh data-data dari literatur dan petunjuk serta penjelasan dari operator dan pembimbing. Tersusunnya laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.



Allah SWT karena atas segala kehendak-Nya, penulis diberi kesabaran dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini.



2.



Ibu Rosnamora H. selaku Ast. Man. HC BP RU VI Balongan.



3.



Bapak Aqwamus Shoif selaku Lead of Process Engineering Refinery Unit VI Balongan.



4.



Bapak Sugiarto yang telah memberi arahan Safety Induction (HSE).



5.



Bapak Novi Lestu Lamtangkas selaku pembimbing Kerja Praktek lapangan di PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit VI Balongan atas penjelasan, bimbingan, bantuan dan kesabarannya dalam pelaksanaan Kerja Praktek dan dalam penyusunan laporan.



6.



Bapak Yanto yang telah memudahkan dalam proses administrasi sebagai peserta Praktek Kerja Lapangan serta memberikan referensi mengenai penulisan Laporan Kerja Praktek. ii



7.



Keluarga besar PT PERTAMINA (Persero) Refinery Unit VI Balongan yang telah banyak membantu penulis, baik berupa penjelasan proses dan informasi dalam pelaksanaan kerja praktek maupun dalam penyelesaian laporan kerja praktek ini.



8.



Bapak Adrian Nur, S.T., M.T., Ph.D. selaku Kepala Program Studi Sarjana Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.



9.



Ibu Dr. Ari Diana Susanti, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah memberikan bimbingan, doa, dan dukungannya.



10. Ibu Dr. Dwi Ardiana Setyawardhani S.T.,M.T. selaku Koordinator Kerja Praktek Program Studi Diploma Tiga Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. 11. Orang tua dan keluarga penulis atas kasih sayang, dukungan dan doanya sehingga Penulis tetap dapat melaksanakan kerja praktek dengan baik. 12. Serta semua pihak yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis dalam melaksanakan praktek kerja maupun dalam penyusunan laporan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun, demi perbaikan laporan ini. Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua. Balongan, 31 Juli 2019



Penulis



iii



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii LEMBAR KONSULTASI.................................................................................iii KATA PENGANTAR........................................................................................iv DAFTAR ISI......................................................................................................vi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................viii DAFTAR TABEL..............................................................................................ix INTISARI ...........................................................................................................x BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang......................................................................................1 I.2 Tujuan...................................................................................................1 I.3 Tujuan Penulisan Laporan.....................................................................2 I.4 Manfaat Praktek Kerja..........................................................................2 BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN II.1 Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero).............................................4 II.2 Logo, Slogan, Visi dan Misi Perusahaan.............................................7 II.2.1 Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero)......................................7 II.2.2 Logo dan Slogan PT. Pertamina (Persero)................................7 II.3 Sejarah Singkat PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan..................9 II.4 Logo, Slogan, Visi dan Misi PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan............................................................................................10 II.4.1 Visi dan Misi PT. Pertamina RU VI Balongan.......................10 II.4.2 Logo dan Slogan PT. Pertamina RU VI Balongan..................10 II.5 Tata Letak PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan........................11 II.6 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan.........15 II.7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja....................................................21 BAB III DESKRIPSI PROSES III.1 Bahan Baku......................................................................................25 III.1.1 Spesifikasi Bahan Baku.........................................................25 iv



III.1.2 Spesifikasi Bahan Penunjang dan Aditif................................29 III.2 Konsep..............................................................................................34 III.3 Deskripsi Proses...............................................................................35 III.3.1 Hydro Skimming Complex (HSC)..........................................35 III.3.2 Distillation and Hydrotreating Complex (DHC)...................63 III.3.3 Residue Catalytic Cracker Complex (RCC Complex)...........88 III.3.4 Propylene Olefin Complex...................................................106 BAB IV SPESIFIKASI ALAT IV.1 Spesifikasi Alat Utama...................................................................119 IV.2 Spesifikasi Alat Pendukung...........................................................128 BAB V UTILITAS V.1 Penyedian Air .................................................................................138 V.2 Penyediaan Uap Boiler....................................................................142 V.3 Penyediaan Tenaga Listrik…..........................................................143 V.4 Penyediaan Udara Tekan.................................................................144 V.5 Fasilitas Offsite................................................................................145 V.6 Ancillaries Common (Unit Penyokong)..........................................149 BAB VI PENGOLAHAN LIMBAH VI.1 Pengolahan Limbah Cair................................................................152 VI.2 Pengolahan Limbah Gas.................................................................156 VI.3 Pengolahan Limbah Padat..............................................................156 BAB VII LABORATORIUM VII.1 Program Kerja Laboratorium........................................................157 VII.2 Alat-alat Laboratorium ................................................................159 VII.3 Prosedur Analisa .........................................................................159 BAB VIII PENUTUP VIII.1 Kesimpulan ...............................................................................161 VIII.2 Saran............................................................................................161 DAFTAR PUSTAKA LAPORAN TUGAS KHUSUS



v



DAFTAR GAMBAR Gambar II.1



Logo PT PERTAMINA (Persero)..............................................8



Gambar II.2



Logo Unggulan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan.......11



Gambar II.3



Letak Geografis PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan......14



Gambar II.4



Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan.15



Gambar III.1



Diagram Alir Proses Crude Distillation Unit...........................42



Gambar III.2



Diagram Alir Proses Amine Treatment Unit (ATU)................46



Gambar III.3



Diagram Alir Proses Sour Water Stripper................................49



Gambar III.4



Diagram Alir Proses Sulphur Plant..........................................51



Gambar III.5



Diagram Alir Proses Naphta Hydrotreating Process Unit.......56



Gambar III.6



Diagram Alir Proses Platforming Process Unit.......................59



Gambar III.7



Diagram Alir Proses Continuous Catalytic Regeneration Unit...........................................................................................61



Gambar III.8



Diagram Alir Proses Penex Unit..............................................65



Gambar III.9



Diagram Alir Proses Atmoshpheric Residue Hydrodemetalization................................................................71



Gambar III.10 Diagram Alir Proses Hydrogen Plant.......................................76 Gambar III.11 Diagram Alir Proses Gasoil Hydrotreating Unit......................81 Gambar III.12 Diagram Alir Proses Light Cycle Oil Hydrotreating Unit........87 Gambar III.13 Diagram Alir Proses Residue Catalytic Cracker Unit..............91 Gambar III.12 Diagram Alir Proses Unsaturated Gas Plant...........................94 Gambar III.15 Diagram Alir Proses LPG Treatment Unit...............................97 Gambar III.16 Diagram Alir Proses Gasoline Treatment Plant.......................99 Gambar III.17 Diagram Alir Proses Propylene Recovery Unit Plant............102 Gambar III.18 Diagram Alir Proses Catalytic Condensation Unit Plant.......105 Gambar III.19 Diagram Alir Proses Propylene Olefin Complex Unit System............................................................................117 Gambar III.20 PFD RCC Offgas to Propylene Plant.....................................118



vi



DAFTAR TABEL Tabel II.1 Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA (Persero)..........................5 Tabel II.2 Kapasitas Produksi Kilang PT PERTAMINA (Persero)....................6 Tabel III.1 Data Spesifikasi Bahan Baku...........................................................25 Tabel III.2 Komposisi Campuran Feed pada Juni 2019.....................................28 Tabel III.3 Bahan Kimia yang digunakan pada PT Pertamina (Persero) RU VI...............................................................................................29 Tabel III.4 Katalis dan Resin yang digunakan PT Pertamina (Persero) RU VI...............................................................................................32 Tabel III.5 Spesifikasi DMAR...........................................................................66 Tabel V.1 Kondisi Operasi Pengambilan Air dari Sungai Cipunegara...........139



vii



INTISARI PT PERTAMINA (Persero) RU VI adalah kilang minyak yang berlokasi di desa Balongan, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat. PT PERTAMINA (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan minyak nasional yang berwenang mengelola semua bentuk kegiatan di bidang industri perminyakan di Indonesia. Secara garis besar unit proses yang ada di PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan dapat dibedakan menjadi empat yaitu : Hydro Skimming Complex Unit (HSC), Distillation & Hydrotreating Complex Unit (DHC), dan Residue Catalytic Cracking Complex Unit (RCC) dan Propylene Olefin Complex Unit (POC). Sebagai pendukung kelancaran proses produksi dilengkapi dengan sarana penunjang. Sarana penunjang antara lain meliputi penyedia air, penyedia uap, penyedia tenaga listrik dan fasilitas offsite. Penyedia air meliputi Water Intake Facility yang berlokasi di desa Salam Darma, unit Demineralized Water dan unit sistem air pendingin (cooling water). Penyedia uap atau steam diperoleh dari boiler yang berjumlah lima. Boiler ini dirancang untuk memasok kebutuhan steam untuk semua unit. Penyedia tenaga listrik diperoleh dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dengan kapasitas 88000 KW dan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) dengan kapasitas 3600 KW. Fasilitas offsite berfungsi mengadakan dan mempersiapkan feed untuk tiap unit proses serta menampung hasil produksi. Penanganan limbah di PT PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan berupa limbah padat, cair, dan gas. Cara penanganan limbah padat dengan membakar sludge di dalam incinerator, cara penanganan limbah gas yaitu berupa H 2S dan CO dibakar di incinerator dan flare, sedangkan limbah cair berupa air buangan industri, minyak bumi yang mengandung senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat rawan terhadap bahaya kebakaran penanganannya diolah di Unit Sewage dan Effluent Water Treatment. Unit laboratorium memiliki peranan penting, karena spesifikasi data produk dan raw material didapat disini, selain itu dilakukan pengujian produk untuk mengetahui layakatau tidaknya produk dijual ke pasaran. Alat-alat laboratorium terdiri atas alat analitik dan gas kromatografi.



viii



BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Praktek kerja lapangan merupakan suatu kegiatan kerja mahasiswa yang ditempatkan pada suatu perusahaan selama periode tertentu sebagai bentuk aplikasi penyelenggaraan pendidikan professional yang memadukan program pendidikan dengan program keahlian dunia kerja yang bersifat riil. Dalam memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan di Program Studi Sarjana Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret, mahasiswa diharapkan dapat memiliki pengalaman kerja dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah dipelajari. Kegiatan PKL ini untuk mengetahui bagaimana kondisi dan situasi dalam dunia kerja, mengolah potensi individu, dan melatih kerjasama dalam team work. Selain itu, melalui praktek kerja lapangan mahasiswa diharapkan dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih baik dan terarah ketika bekerja. I.2 Tujuan 1. Memberi



masukan



maupun



umpan



balik



guna



perbaikan



dan



pengembangan pendidikan. 2. Untuk membandingkan antara teori yang dikerjakan di kampus dengan Kerja Praktek (KP). 3. Untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. 4. Mengembangkan sikap professional yang di perlukan untuk memasuki dunia kerja dengan bidang masing-masing. 5. Mengenal dan mengetahui secara langsung tentang instansi sebagai salah satu penerapan disiplin 6. Untuk menambah pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang tidak didapat secara langsung dalam perkuliahan 7. Untuk mengetahui sistem kerja yang ada di dalam instansi. 1



I.3 Tujuan Penulisan Laporan Tujuan dari penulisan



laporan



Kerja Praktek (KP) adalah sebagai



berikut: 1. Sebagai bentuk pertanggungjawaban mahasiswa kepada pihak PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan maupun kepada pihak Universitas. 2. Untuk memenuhi syarat penilaian Kerja Praktek (KP). 3. Sebagai bukti tertulis telah menyelesaikan Kerja Praktek (KP). 4. Agar



mahasiswa



dapat



mengembangkan



dan



menerapkan



ilmu



pengetahuan yang didapat selama melaksanakan Kerja Praktek (KP). 5. Untuk memenuhi syarat penilaian mata kuliah Kerja Praktek (KP) di jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.



I.4 Manfaat Praktek Kerja Lapangan Manfaat yang diperoleh dari Kerja Praktek (KP) diantaranya: I.4.1 Bagi Mahasiswa a. Memberi gambaran kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah didapatkan pada masa perkuliahan dalam dunia kerja. b. Mahasiswa dapat mempersiapkan diri secara mental maupun fisik, juga Kualitas dalam rangka menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif. c. Pembekalan terhadap mahasiswa untuk menjadi seorang yang berpotensi, kompeten, dan profesional agar siap memasuki dunia kerja. I.4.2 Bagi Universitas a. Dengan pelaksanaan Kerja Praktek, Universitas Sebelas Maret mampu meningkatkan hubungan kemitraan dengan PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan. b. Membina hubungan yang baik antara lingkungan akademis dengan PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan sehingga menghasilkan kerjasama yang saling menguntungkan.



2



I.4.3 Bagi Perusahaan a. Dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL), diharapkan PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan mampu meningkatkan hubungan kemitraan dengan Universitas Sebelas Maret. b. Merupakan sarana untuk menjembatani antara PT Pertamina (Persero) Refinery Unit VI Balongan dan lembaga pendidikan Universitas Sebelas Maret untuk kerjasama lebih lanjut yang bersifat akademis.



3



BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN II.1 Sejarah Singkat PT Pertamina (Persero) Sampai saat ini minyak bumi masih menjadi komoditas utama di Indonesia, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan dasar produk turunan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Proses pengolahan minyak bumi menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi merupakan tujuan utama dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi sampai dengan industri petrokimia hilir. Pengelolaan sumber daya ini diatur oleh negara untuk kemakmuran rakyat seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Hal ini ditujukan untuk menghindari praktik monopoli dan mis-eksploitasi kekayaan alam. Usaha pengeboran minyak di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Jan Raerink pada tahun 1871 di Cibodas dekat Majalengka (Jawa Barat), namun usaha tersebut mengalami kegagalan. Kemudian dilanjutkan oleh Aeilo Jan Zykler yang melakukan pengeboran di Telaga Tiga (Sumatera Utara) dan pada tanggal 15 Juni 1885 berhasil ditemukan sumber minyak komersial yang pertama di Indonesia. Sejak itu berturut-turut ditemukan sumber minyak bumi di Kruka (Jawa Timur) tahun 1887, Ledok Cepu (Jawa Tengah) pada tahun 1901, Pamusian Tarakan tahun 1905 dan di Talang Akar Pendopo (Sumatera Selatan) tahun 1921. Penemuan-penemuan dari penghasil minyak yang lain mendorong keinginan maskapai perusahaan asing seperti Royal Deutsche Company, Shell, Stanvac, Caltex dan maskapai-maskapai lainnya untuk turut serta dalam usaha pengeboran minyak di Indonesia. Setelah



kemerdekaan



Indonesia,



terjadi



beberapa



perubahan



pengelolaan perusahaan minyak di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957, atas perintah Mayjen Dr. Ibnu Soetowo, PT EMTSU diubah menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PT PERMINA). Kemudian dengan PP No. 198/1961 PT PERMINA dilebur menjadi PN PERMINA. Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan PP No. 27/1968, PN PERMINA dan PN 4



PERTAMINA



dijadikan



satu



perusahaan



yang



bernama



Perusahaan



Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PN PERTAMINA). Sebagai landasan kerja baru, lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15 September 1971. Sejak itu, nama PN PERTAMINA diubah menjadi PT PERTAMINA, dan dengan PP No. 31/2003 PT PERTAMINA menjadi (Persero), yang merupakan satusatunya perusahaan minyak nasional yang berwenang mengelola semua bentuk kegiatan di bidang industri perminyakan di Indonesia. Berikut ini adalah kronologis sejarah berdirinya PT Pertamina (Persero): Tabel II.1 Sejarah Perkembangan PT PERTAMINA (Persero) [PERTAMINA, 2005] Berdirinya Perusahaan Tambang Minyak Negara 1945



Republik Indonesia (PTMNRI) di Tarakan, yang merupakan perusahaan minyak nasional pertama di Indonesia



April 1945 10 Desember 1957 1 Januari 1959



PT PTMNRI (TMSU)



Tambang Minyak Sumatera Utara



TMSU berubah menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PT PERMINA) NVNIAM berubah menjadi PT Pertambangan Minyak Indonesia (PT PERMINDO) PT PERMINDO berubah menjadi Perusahaan Negara



Februari 1961



Pertambangan



Minyak



(PN



PERTAMIN)



yang



berfungsi sebagai satu-satunya distributor minyak di Indonesia.



1 Juli 1961



PT PERMINA dijadikan PN PERMINA (PP No. 198/1961)



20 Agustus 1968



Peleburan PN PERMINA dan PN PERTAMINA menjadi Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN PERTAMINA) sesuai PP No.



5



27/1968 15 September 1971 17 September 2003



PN



PERTAMINA



menjadi



PT



PERTAMINA



PT>



PERTAMINA



berdasarkan UU No. 8/1971 PT



PERTAMINA



menjadi



(Persero) sesuai PP No. 31/2003



Sebagai salah satu elemen penting dalam usaha pemenuhan kebutuhan BBM di Indonesia tantangan yang dihadapi PT Pertamina (Persero) semakin berat karena lonjakan kebutuhan BBM harus diiringi dengan peningkatan pengolahan minyak bumi agar suplai BBM tetap stabil. Dalam pembangunan nasional, PT Pertamina (Persero) memiliki tiga peranan penting, yaitu: 1. Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM. 2. Sebagai sumber devisa negara. 3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan pengetahuan. Untuk mencapai sasaran dan menghadapi tantangan terutama di dalam negeri, PT Pertamina (Persero) membangun unit pengolahan minyak di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini PT Pertamina (Persero) telah mempunyai enam buah kilang, yaitu : Tabel II.2 Kapasitas Produksi Kilang PT PERTAMINA (Persero) NO 1 2 3 4 5 6



UNIT PENGOLAHAN RU II Dumai RU III Plaju RU IV Cilacap RU V Balikpapan RU VI Balongan RU VII Kasim



KAPASITAS 170.0 133.7 348.0 260.0 125.0 10.0



II.2 Logo, Slogan, Visi dan Misi Perusahaan II.2.1 Visi dan Misi PT Pertamina (Persero) Visi dan misi PT Pertamina (Persero) adalah sebagai berikut: Visi:



6







Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.



Misi : 



Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.



II.2.2 Logo dan Slogan PT Pertamina (Persero) Selama 37 tahun (20 agustus 1968 – 1 Desember 2005) orang mengenal logo kuda laut sebagai identitas PERTAMINA. Perkiraan perubahan logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis PERTAMINA. Pemikiran tersebut dilanjutkan



pada



tahun-tahun



berikutnya



dan



diperkuat



melalui



Tim



Restrukturisasi PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan TOR dan perhitungan biaya. Akan tetapi, program tersebut tidak sempat terlaksana karena adanya perubahan kebijakan ataupergantian direksi. Wacana perubahan logo tetap berlangsung sampai dengan terbentuknya PT PERTAMINA (PERSERO) pada tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo yaitu agar dapat membangun semangat baru, membangun perubahan corporate cultre bagi seluruh pekerja, mendapatkan pandangan (image) yang lebih baik diantara global oil dan gas companies serta mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain : 1. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi perseroan. 2. Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan dan semakin banyak



terbentuknya entitas bisnis baru di bidang Hulu dan



Hilir. Slogan



RENEWABLE



SPIRIT



yang



diterjemahkan



menjadi



“SEMANGAT TERBARUKAN”. Dengan slogan ini diharapkan perilakuseluruh jajaran pekerja akan berubah menjadi enterpreneur dan custumer oriented, terkait dengan persaingan yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.



7



Permohonan pendaftaran ciptaan logo baru telah disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang, Departemen Hukum dan HAM dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8344 tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru PERTAMINA sebagai identitas perusahaan dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama masa transisi, lambang / tanda pengenal PERTAMINA masih dapat / tetap dipergunakan.



Gambar II.1 Logo PT PERTAMINA (Persero) Arti Logo : 1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak maju dan progresif 2. Warna – warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis dimana: 



Biru



: mencerminkan handal, dapat dipercaya dan bertanggung



jawab 



Hijau



: mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan



lingkungan 



Merah



: mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian



dalam menghadapi berbagai macam kesulitan



II.3 Sejarah Singkat PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan



8



Kilang Balongan dibangun dengan system project financing dimana biaya invetasi pembangunannya dibayar dari revenue kilang Balongan sendiri dan dari keuntungan Pertamina lainnya. Dengan demikian maka tidak ada dana atau equity dari pemerintah yang dimasukkan sebagai penyertaan modal sebagaimana waktu membangun kilang-kilang lainnya sebelum tahun 1990. Oleh karena itu kilang Balongan disebut kilang milik PERTAMINA. Kilang Balongan adalah merupakan kilang yang dirancang untuk mengolah minyak mentah jenis Duri (80%). Pada tahun 1990-an, crude Duri mempunyai harga jual yang relatif rendah karena kualitasnya yang kurang baik sebagai bahan baku kilang. Kualitas yang rendah dari crude duri dapat terlihat diantaranya dari kandungan residu yang sangat tinggi mencapai 78%, kandungan logam berat dan karbon serta nitrogen yang juga tinggi. Teknologi kilang yang dimiliki di dalam negeri sebelum adanya kilang Balongan tidak mampu mengolah secara efektif dalam jumlah besar, sementara itu produksi minyak dari lapangan. Duri meningkat cukup besar dengan diterapkannya metode Secondary Recovery. Beberapa waktu lalu, feed yang digunakan pada kilang Balongan merupakan campuran crude Duri, Minas, dan Nile Blend. Seiring berjalannya waktu feed yang digunakan adalah kongo, banyu urip, jatibarang. Dasar pemikiran didirikannya kilang RU VI Balongan untuk memenuhi kebutuhan BBM yaitu: 1. Pemecahan permasalahan minyak mentah (Crude) Duri. 2. Antisipasi kebutuhan produk BBM nasional, regional, dan internasional. 3. Peluang menghasilkan produk dengan nilai tambah tinggi. Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang dinamakan proyek EXOR I (Export Oriented I) dan dirikan pada tahun 1991. Pada perkembangan selanjutnya, pengoperasian kilang tersebut diubah namanya Pertamina Refinery Unit VI Balongan. Start Up kilang PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan dilaksanakan pada bulan Oktober 1994 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Peresmian ini sempat tertunda dari perencanaan sebelumnya (30 Januari 1995) karena unit Residue Catalytic Cracking (RCC) mengalami kerusakan.



9



Unit RCC ini merupakan unit terpenting di kilang PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan, yang mengubah residu (sekitar 62% dari total feed) menjadi minyak ringan yang lebih berharga. Residu yang dihasilkan sangat besar sehingga sangat tidak menguntungkan bila residu tersebut tidak dimanfaatkan. Kapasitas unit ini yang sekitar 83.000 BPSD merupakan yang terbesar di dunia untuk saat ini. Dengan adanya kilang minyak Balongan, kapasitas produksi kilang minyak domestik menjadi 1.074.300 BPSD. Produksi kilang minyak Balongan berjumlah kurang lebih 34 % dari bahan bakar minyak yang dipasarkan di Jakarta dan sekitarnya II.4 Logo, Slogan, Visi dan Misi PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan II.4.1 Visi dan Misi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan Visi dan misi PT. Pertamina RU VI Balongan adalah sebagai berikut: Visi :  Menjadi Kilang Terkemuka di Asia Tahun 2025 Misi :  “Mengolah crude dan naptha untuk memproduksi BBM, BBK, Residu, NBBM dan Petkim secara tepat jumlah, mutu, waktu dan berorientasi laba serta berdaya saing tingi untuk memenuhi kebutuhan pasar.”  “Mengoperasikan kilang yang berteknologi maju dan terpadu secara aman, handal, efisien dan berwawasan lingkungan.”  “Mengelola aset RU VI Balongan secara profesional yang didukung oleh sistem manajemen yang tangguh berdasarkan semangat kebersamaan, keterbukaan dan prinsip saling menguntungkan.”



II.4.2 Logo dan Slogan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan



10



Slogan dari PT Pertamina (Persero) adalah “Renewable Spirit” atau “Semangat Terbarukan”. Slogan tersebut diharapkan mendorong seluruh jajaran pekerja untuk memiliki sikap enterpreneurship dan costumer oriented yang terkait dengan persaingan yang sedang dan akan dihadapi perusahaan.



Gambar II.2 Logo Unggulan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan Logo PT Pertamina (Persero) RU VI memiliki makna sebagai berikut: 1. Lingkaran : fokus ke bisnis inti dan sinergi a. Gambar : konstruksi regenerator dan reaktor di unit RCC yang menjadi ciri khas dari PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan 2. Warna : a. Hijau : berarti selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup b. Putih : berarti bersih, profesional, proaktif, inovatif dan dinamis dalam setiap tindakan yang selalu berdasarkan kebenaran c. Biru : berarti loyal kepada visi PT Pertamina (Persero) d. Kuning : berarti keagungan PT Pertamina (Persero) RU VI II.5 Tata Letak PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan Pabrik PT Pertamina (Persero) RU VI didirikan di kecamatan Balongan, kabupaten Indramayu, Jawa Barat (40 km arah barat laut Cirebon). Untuk penyiapan lahan kilang, yang semula sawah tadah hujan, diperlukan pengurukan dengan pasir laut yang diambil dari pulau Gosong Tengah yang dikerjakan dalam waktu empat bulan. Transportasi pasir dari tempat



11



penambangan ke area penimbunan dilakukan dengan kapal yang selanjutnya dipompa ke arah kilang. Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini. Sebanyak 224 buah sumur berhasil digali. Di antara sumur-sumur tersebut, sumur yang berhasil memproduksi adalah sumur Jatibarang, Cemara, Kandang Haur Barat, Kandang Haur Timur, Tugu Barat, dan lepas pantai. Sedangkan produksi minyak buminya sebesar 239,65 MMSCFD disalurkan ke PT Krakatau Steel, PT Pupuk Kujang, PT Indocement, Semen Cibinong, dan Palimanan. Depot UPPDN III sendiri baru dibangun pada tahun 1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar di daerah Cirebon dan sekitarnya. Tata letak pabrik disusun sedemikian rupa hingga memudahkan jalannya proses produksi serta turut mempertimbangkanaspek keamanan dan lingkungan. Untuk mempermudah jalannya proses produksi, unit-unit dalam kilang disusun sedemikian rupa sehingga unit yang saling berhubungan jaraknya berdekatan. Dengan demikian pipa yang digunakan dapat sependek mungkin dan energi yang dibutuhkan untuk mendistribusikan aliran dapat diminimalisir. Untuk keamanan, area perkantoran terletak cukup jauh dari unit-unit yang memiliki resiko bocor atau meledak, seperti RCC, ARHDM, dll. Unit-unit yang berisiko diletakkan di tengah-tengah kilang. Unit terdekat dengan area perkantoran adalah unit utilitas dan tangki-tangki yang berisi air sehingga relatif aman. Area kilang terdiri dari : 



Sarana kilang



: 250 ha daerah konstruksi kilang : 200 ha daerah penyangga







Sarana perumahan



: 200 ha



Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan adanya faktor pendukung, antara lain : a. Bahan Baku Sumber bahan baku yang diolah di PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan awalnya adalah: Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed). Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat



12



ini 50% feed). Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). b. Air Sumber air yang terdekat terletak di WIF Salam Darma, kurang lebih 65 km dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan secara pipanisasi dengan pipa berukuran 24 inci dan kecepatan operasi normal 1.100 m3 serta kecepatan maksimum 1.200m3. Air tersebut berfungsi untuk steam boiler, heat exchanger (sebagai pendingin) air minum, dan kebutuhan perumahan. Dalam pemanfaatan air, kilang Balongan ini mengolah kembali air buangan dengan sistem wasted water treatment, di mana air keluaran direcycle ke sistem ini. Secara spesifik tugas unit ini adalah memperbaiki kualitas effluent parameter NH3, fenol, dan COD sesuai dengan persyaratan lingkungan. c. Transportasi Lokasi kilang RU VI Balongan berdekatan dengan jalan raya dan lepas pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga memperlancar distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah Jakarta dan Jawa Barat. Marine facilities adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan bongkar muat crude oil dan produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar tangker, SBM, rambu laut, dan jalur pipa minyak. Fasilitas untuk pembongkaran peralatan dan produk (propylene) maupun pemuatan propylene dan LPG dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty facilities. d. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dipakai di PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan terdiri dari dua golongan, yaitu golongan pertama, dipekerjakan pada proses pendirian Kilang Balongan yang berupa tenaga kerja lokal nonskill sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar, sedangkan golongan kedua, yang dipekerjakan untuk proses pengoperasian, berupa tenaga kerja PT Pertamina (Persero) yang telah berpengalaman dari berbagai kilang minyak di Indonesia.



13



Gambar II.3 Letak Geografis PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan



14



II.6 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU VI Balongan



Gambar II.4 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan mempunyai struktur organisasi yang menerangkan hubungan kerja antar bagian yang satu dengan yang lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan dibuatnya struktur organisasi adalah untuk memperjelas dan mempertegas kedudukan suatu bagian dalam menjalankan tugas sehingga akan mempermudah untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Maka biasanya struktur organisasi dibuat sesuai dengan tujuan dari organisasi itu sendiri. Struktur organisasi RU VI Balongan terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai fungsi dan tanggung jawab masing-masing yaitu sebagai berikut : 1. General Manager Tugas pokok General Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh kegiatan di Refinery Unit VI sesuai dengan visi misi unit bisnis yang meliputi kegiatan pengembangan pengolahan,



15



pengoelolaan operasi kilang, kehandalan kilang, pengembangan kilang, supply chain operation, procurement, serta kegiatan pendukung lainnya guna mencapai target perusahaan di Refinery Unit VI. 2. Senior Manager Op.& Manufacturing Tugas pokok Senior Man. Op & Manufacturing adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi penyusunan rencana operasi kilang, kegiatan operasi kilang, assesment kondisi peralatan, pemeliharaan turn around / overhoul, pemeliharaan rutin dan non-rutin, pengadaan barang dan jasa, pengadaan bahan baku, intermedia, dan gas, penerimaan, penyaluran, storage management, pengelolaan sistem akutansi arus minyak, dan operasional HSE serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis agar kegiatan operasi berjalan dengan lancar dan aman di Refinery Unit VI. 3. Production-I Manager Tugas pokok Production-I Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan



jasa,



pengelolaan



penerimaan,



penyaluran,



dan



storage



management, pengelolaan sistem arus minyak, pengelolaan mutu, dan operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan operasional kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM / NBBM secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan, serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / proses bisnis sesuai dengan perencanaan perusahaan di Refinery Unit VI Production 1 Manager membawahi : RCC, HSC, dan DHC. 4. Production-II Manager Tugas pokok Production-II Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi sistem dan tata kerja operasi kilang, rencana operasi dan kegiatan operasi kilang, pengadaan produk, barang, dan



jasa,



pengelolaan



penerimaan,



penyaluran,



dan



storage



16



management, pengelolaan system arus minyak, pengelolaan mutu, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / process business operasional program HSE dalam rangka mendukung seluruh kegiatan operasional kilang dalam melakukan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM, NBBM, secara produktif, efisien, aman, dan ramah lingkungan sesuai dengan perencanaan perusahaan di Refinery Unit VI Production II Manager membawahi: Utilities,



Laboratory,



POC, dan OM. 5. Refinery Planning & Optimization Manager Tugas pokok Refinery Planning & Optimization Manager adalah mengarahkan,



mengkoordinasikan,



dan



memonitor



evaluasi



perencanaan, pengembangan / pengelolaan bahan baku, dan produk kilang berdasarkan kajian keekonomian, kemampuan kilang serta kondisi pasar; evaluasi pengadaan, penerimaan, dan penyaluran bahan baku; evaluasi kegiatan operasi kilang; evaluasi pengembangan produk; pengelolaan



Linear



Programming



serta



pengelolaan



hubungan



pelanggan dalam rangka mendukung kegiatan operasional yang paling efektif, efisien, dan aman serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas proses bisnis di Refinery Unit VI. 6. Maintenance Execution Manager Tugas



pokok



Maintenance



Execution



Manager



adalah



mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan turn around dan overhaul (plantstop), pemeliharaan peralatan kilang rutin & non-rutin, pembangunan dan pemeliharaan aset bangunan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum lainnya, dan heavy equipment, transportation, rigging, dan scaffolding, optimalisasi aset pengelolaan mutu tools worksho, dan correction action saat operasi kilang untuk memastikan peralatan kilang siap beroperasi dengan tingkat kehandalan, kinerja peralatan yang paling optimal, menjadi role model, dan menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas dan memenuhi HSE excellence di Refinery Unit 7. Maintenance Planning & Support Manager



17



Tugas pokok Maintenance Planning & Support Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / process business peralatan kilang yang meliputi rencana strategi perusahaan, pengelolaan mutu, strategi dan rencana dan kehandalan, assesment kondisi kilang, kegiatan pemeliharaan, vendor management, anggaran, dan pemeliharaan data seluruh peralatan kilang untuk memberikan jaminan kelayakan operasi peralatan sesuai peraturan pemerintah dan / atau standar &code serta aspek HSE yang belaku agar peralatan dapat dioperasikan sesuai jadwal untuk memenuhi target produksi yang direncanakan di Refinery Unit VI. 8. Reliability Manager Tugas



pokok



Reliability



Manager



adalah



mengkoordinir,



merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi pelaksanaan kehandalan kilang meliputi penetapan strategi pemeliharaan kilang (anggaran, strategi dan rencana), pengembangan teknologi, assessment / inspeksi kondisi kilang, pemeliharaan kilang terencana (termasuk TA dan OH) serta pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan kebutuhan operasi pemeliharaan kilang serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas / process business dalam upaya mencapai tingkat kehandalan kilang dan safety yang optimal sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku di Refinery Unit. 9. T/A (Turn-Around) Manager Tugas pokok T/A Manager adalah mengkoordinir, mengarahkan, mengendalikan, memonitor, dan mengevaluasi seluruh tahapan proses kerja turn-around (TA/PS/COC) dan over-haul (OH) equipment, mulai dari tahap persiapan / perencanaan, pelaksanaan & proses start-up, hingga post TA-OH yang sesuai best practice / pedoman TA, pedoman pengadaan barang & jasa, peraturan pemerintah, standard & code yang berlaku dalam upaya mendukung kehandalan pengoperasian peralatan kilang hingga seluruh peralatan yang telah diperbaiki dan di-overhaul



18



tersebut dapat beroperasi dengan aman dan handal sampai dengan jadwal TA-OH berikutnya, untuk mendukung pemenuhan target produksi yang direncanakan di Refinery Unit VI. 10. Engineering & Development Manager Tugas pokok Engineering & Development Manager adalah mengarahkan,



memonitor,



penyusunan



sistem



tata



modifikasi/revamp/unit



mengendalikan, kerja



baru,



operasi



kegiatan



dan kilang



mengevaluasi apabila



pengembangan



ada kilang



pengembangan teknologi, pengembangan produk, pengelolaan kegiatan operasi kilang, pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan program HSE, pengelolaan anggaran investasi guna mendukung kegiatan operasi pengolahan berdasarkan hasil identifikasi potensi risiko sehingga dapat terkelola suatu kinerja ekselen yang memberikan kontribusi positif bagi perusahaan dan berorientasi kepada pelanggan, produktivitas, dan keamanan kilang Refinery Unit VI. 11. HSE Manager Tugas pokok HSE Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi penerapan aspek HSE di Refinery Unit VI yang meliputi penyusunan, sosialisasi & rekomendasi kebijakan & STK HSE, identifikasi risiko HSE, mitigasi risiko HSE, peningkatan budaya HSE, implementasi operasional program HSE, investigasi HSE, penyediaan peralatan dan fasilitas HSE, HSE regulation & standard code compliance



serta



HSE



audit



agar



kegiatan



pencegahan



dan



penanggulangan keadaan darurat, pelestarian lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai sesuai dengan rencana dalam upaya mencapai HSE excellence. 12. Procurement Manager Tugas pokok Procurement Manager adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi sistem tata kerja procurement, pengadaan barang dan jasa, vendor management, penerimaan barang dan jasa, distribusi, warehouse management, perjanjian kerjasama pengadaan



19



jasa, dan facility support serta menunjukkan komitmen HSE dalam setiap aktivitas di fungsi Procurement Refinery Unit VI. 13. Manager Operational Performance Improvement Tugas



pokok



OPI



adalah



mengkordinir,



merencanakan,



mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi perubahan perusahaan, penyusunan laporan perusahaan terkait improvement, knowledge management, kegiatan leadership development (mindset & capability) Management system & infrastruktur, pengolahan reward dan corporate activity dalam rangka mendukung kegiatan peningkatan kinerja operasional di Refinery Unit VI 14. Manager Finance Tugas pokok Manager Finance adalah mengarahkan, memonitor, dan mengevaluasi proses pengelolaan kinerja keuangan, pengelolaan Sistem Tata Kerja (SOP), pengelolaan penyusunan kebutuhan anggaran, pendanaan jangka pendek, kas dan bank untuk kebutuhan kegiatan operasi. 15. Manager Human Resource Tugas pokok Manager Human Resource adalah mengarahkan, memonitor dan melakukan verifikasi kebutuhan tenaga kerja, proses transfer pekerja, identifikasi LNA dan evaluasi usulan pelatihan pekerja, pengelolaan hubungan industri (discipline & grievance) dan penanganan kasus kasus yang terjadi, administrasi kompensasi, benefit, data pekerja, merespon kebutuhan informasi dan pembinaan hubungan dengan Refinery Unit VI guna mendukung operasionalisasi pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang optimal dalam rangka pencapaian target perusahaan. 16. Manager Marine Tugas



pokok



Manager



Marine



adalah



memonitor



dan



mengevaluasi persiapan operasi kapal, ship maintenance, sistem tata kerja port management, new port project, port management activity, marine services.



20



17. Manager IT Tugas pokok Manager IT adalah mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan, analisa pengajuan perubahan dan persiapan



instalasi,



pengelolaan



physical



environment



(fasilitas



pendukung), pengelolaan pengamanan data, pengadaan pengelolaan IT. 18. Manager Legal Tugas pokok Manager Legal adalah mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi layanan legal terkait kegiatan operasional Refinery Unit VI, melakasanakan penugasan khusus yang diberikan oleh General Manager Refinery RU VI, Vice President Legal Counsel dan/ atau Chief Legal Counsel & Compliance 19. Manager Medical Tugas pokok Manager Medical adalah melayani kesehatan bagi pekerja, keluarga dan pensiunan di Pertamina Hospital Balongan sesuai kebijakan perusahaan dan mutu pelayanan kesehatan yang dapat dipertanggungjawabkan dan menjamin tertib administrasi Medis 20. Manager Internal Audit Tugas pokok Manager Internal Audit adalah mengarahkan, memonitor



dan



mengevaluasi



rencana



audit



makro



meliputi



pemutakhiran makro risk assesment sehingga menghasilkan Annual Plan, pengelolaan proses audit, konsultasi serta monitoring dan evaluasi tindak lanjutnya sehingga mencapai tujuan pengawasan internal yang efektif dan efisien. II.7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja PT. PERTAMINA (PERSERO) telah mengambil suatu kebijakan untuk selalu memprioritaskan aspek KK dan LL dalam semua kegiatan untuk mendukung pembangunan nasional. Manajemen PT. PERTAMINA (PERSERO) RU VI Balongan sangat mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program



21



pencegahan kerugian baik terhadap karyawan, harta benda perusahaan, terganggunya kegiatan operasi serta keamanan masyarakat sekitarnya yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan. Pelaksanaan tugas bidang LKKK ini berlandaskan : a. UU No 1/1970 Mengenai keselamatan kerja karyawan di bawah koordinasi Depnaker. b. UU No 2/1951 Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja di bawah koordinasi Depnaker. c. PP No 11/1979 Mengenai persyaratan teknis pada kilang pengolahan untuk keselamatan kerja di bawah koordinasi Dirjen Minas. d. UU No 4/1982 Mengenai ketentuan pokok pengolahan lingkungan hidup dibawah koordinasi Depnaker. e. KLH PP No 29/1986 Mengenai ketentuan AMDAL di bawah koordinasi KLH. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh KK dan LL RU IV untuk mendukung progam diatas terdiri atas 5 kegiatan: a. Keselamatan kerja. b. Pelatihan. c. Penanggulangan kebakaran. d. Lindungan lingkungan. e. Rekayasa. Kegiatan tersebut dijalankan oleh seksi-seksi: 1. Seksi keselamatan kerja mempunyai tugas,antara lain: a. Mengawasi keselamatan jalannya operasi kilang. b. Bertanggung jawab terhadap alat-alat keselamatan kerja. c. Bertindak sebagai instruktur safety. d. Membuat rencana pencegahan. 2. Seksi lindungan lingkungan mempunyai tugas, antara lain:



22



a. Memprogram rencana kelola lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan. b. Mengusulkan tempat-tempat pembuangan limbah dan house keeping. 3. Seksi penanggulangan kebakaran, administrasi, dan latihan. Mempunyai tugas antara lain : a. Membuat prosedur emergency agar penanggulangan berjalan dengan baik. b. Mengelola regu kebakaran agar selalu siap bila suatu waktu diperlukan. c. Mengadakan pemeriksaan kehandalan alat-alat firing. d. Membuat rencana kerja pencegahan kebakaran. e. Menyiapkan dan mengadakan pelatihan bagi karyawan dan kontaraktor agar lebih menyadari keselamatan kerja. f. Membuat dan menyebarkan buletin KK dan LL pada karyawan agar wawasan karyawan tentang KK dan LL meningkat. g. Meninjau gambar-gambar dan dokumen proyek. h. Melakukan evaluasi-evaluasi yang berhubungan langsung dengan LKKK. Adanya seksi-seksi tersebut diatas bertujuan untuk mencegah kecelakaan,



kebakaran,



maupun



pencemaran



lingkungan



dari



segi



engineering. Lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja (LKKK) membuat program dengan pedoman A-850/E-6900/99-30: 1. Bendera kecelakaan a. Warna kuning (satu minggu dikibarkan), untuk kecelakaan ringan yaitu tidak menimbulkan hari hilang (first aid accident). b. Abu-abu muda (dua minggu dikibarkan), untuk kecelakaan kerja yaitu kehilangan hari kerja (lost time). c. Hitam dengan strip putih (satu bulan dikibarkan), untuk kecelakaan fatal yaitu menyebabkan kematian. 2. Bendera kebakaran



23



a. Merah (satu minggu dikibarkan), untuk kebakaran yaitu kerugian di bawah U$ 10000. b. Merah strip hitam (satu bulan dikibarkan), untuk kebakaran yaitu kerugian melebihi U$ 10000. 3. Bendera pencemaran a. Biru (satu minggu dikibarkan), untuk pencemaran dimana tidak terjadi klain dari penduduk. b. Hitam (satu bulan dikibarkan), untuk pencemaran dimana terjadi klain dari penduduk. 4. Papan informasi kejadian Papan ini berisi lokasi, tanggal, tingkat keparahan kejadian yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja, kebakaran dan pencemaran. Tempat pemasangannya di fire station, lokasi kejadian, dan lemari on call.



24



BAB III DESKRIPSI PROSES III.1 Bahan Baku III.1.1 Spesifikasi Bahan Baku Minyak mentah yang diolah di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan adalah berupa minyak minas (light oil) dan minyak duri (heavy oil) yang berasal dari Dumai dan Riau pada awalnya perbandingan Duri : Minas = 80 % : 20 %. Namun dalam perkembangan selanjutnya dengan pertimbangan optimasi yang lebih baik, jumlah perbandingan Duri : Minas menjadi 50 % : 50 %. Selain itu juga dilakukan pencampuran dengan minyak JMCO (Jatibarang Mixed Crude Oil), Nile Blend, mudi (Gresik), Banyu Urip, Azeri (Malaysia) dalam jumlah yang kecil karena kandungan minyak duri dan minas sudah mulai terbatas dan sifat dari minyak tersebut sesuai dengan kondisi dari PT. PERTAMINA RU VI Balongan. Dalam prosesnya minyak mentah yang berasal dari Duri menghasilkan residu yang lebih banyak dari pada minyak yang berasal dari Minas. Hal ini diakibatkan komponen yang terkandung dalam Minyak Duri sebagian besar adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai panjang.Spesifikasi minyak mentah Duri dan Minas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel III.1. Data Spesifikasi Bahan Baku Spesifikasi Analisis



Satuan



Duri



Minas



Jati



Arjuna



Arzeri



barang



Nile



Mudi



Blend



SG pada 60/60



0,9352



0,8568



0,8312



0,8441



0,8431



0,8621



0



F



25



0,82



API



19,8



gravity



33,6



38,7



36,1



36,3



32,6



39,6



Spesifikasi Analisis



Satuan Duri



Minas



500,6



30,68



241,4 % vol % berat



Jati



Nile



Arjuna



Arzeri



3,942



2,448



5,99



17,14



3,079



2,734



5



26,82



2,06



0,2



0,25



0,3



0,05



0,2



0,15



0,15



0,241



0,112



0,197



0,112



0,16



0,053



0,31



0,2



0,3



0,3



barang



Blend



Mudi



Viskositas Kinematik pada 37.8



Cst



0



C



pada 50 0C Kadar Air Kadar sulfur Air dan



2,6



sedimen Basic



0,05



0,2



nitrogen Total nitrogen Pour point Kandungan NaCl Kandungan abu RVP pada 1000F Kandungan asphaltenes Kandungan wax CCR



149 0



C



33



30



18



-6.7



33



21,1



3,6



2



Ptb



18



2



21



18



2



% berat



3



0,014



0,004



0,004



0,03



0,01



Psi



0,008



2



5,2



5,1



3,4



% berat



0,8



0,185



0,112



0,261



0,01



0,16



% berat



0,223



15,73



12,57



9,56



29,3



% berat



10,01



3,112



1,368



1,179



1,46



(Conracson Carbon



0,71



Residue)



Analisis



Satuan



Spesifikasi



26



Duri



Minas



Jati barang



Arjuna



Arzeri



Nile Blend



Mudi



MCR (Micro Carbon



% berat



7,185



4,4



% berat



1,458



0,123



0,059



0,269



0,4



0,1



C



76,5



30