Laprak Faali Pada Manusia Dan Katak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK “Status Faali pada Manusia dan Katak”



Disusun oleh : Kelompok 8 Kelas E



Nida Fuziyah Aqillah



200110160224



Raden Muhamad Diffari



200110160235



Muhammad Rizky Fajriawan



200110160245



Puspa Indah Andini



200110160217



Oktavianus Benardi



200110160218



Tanggal Praktikum : 6 November 2019



LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2019



I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Ilmu faal (fisiologi) merupakan ilmu yang mempelajari fungsi atau cara kerja organ-organ tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam ataupun luar lingkungan, yang terjadi pada manusia maupun hewan. Pemeriksaan faali dapat meliputi pemeriksaan suhu tubuh, frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi serta frekuensi pernapasan. Termoregulasi yang termasuk kedalam pemeriksaan faal, pada hewan homeoterm dan poikiloterm akan berbeda. Hewan yang termasuk homeoterm memiliki sistem pengaturan suhu tubuh dimana dia akan mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal terhadap pengaruh dari luar, yang dapat dilakukan melalui proses homeostasis dengan perbanyakan frekuensi respirasi dan denyut jantung yang berperan dalam pengeluaran panas tubuh. Makhluk hidup yang termasuk homeoterm akan selalu berusaha untuk mempertahankan suhu tubuh agar tidak meningkat terlalu tinggi. Sedangkan hewan poikiloterm seperti katak suhu tubuhnya akan selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan. Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan satus faali pada manusia yang meliputi pemriksaan suhu tubuh, frekuensi denyut jantung, frekuensi denyut nadi dan frekuensi pernapasan pada keadaan norma dan pemeriksaan pada saat telah diberikan aktivitas fisik. Dan juga dilakukan pmeriksaan termoregulasi dan sirkulasi darah pada katak.



1.2 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana status faali pada manusia dalam keadaan normal dan setelah melakukan aktivitas? 2. Bagaimana pengaturan termoregulasi dan sirkulasi darah pada katak?



1.3 Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui status faali pada manusia dalam keadaan normal dan setelah melakukan aktivitas. 2. Mengetahui pengaturan termoregulasi dan sirkulasi darah pada katak.



1.4 Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : Rabu, 6 November 2019 Waktu



: 10.00-12.00 WIB



Tempat: Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran



II ALAT,BAHAN DAN PROSEDUR KERJA 2.1



Alat 1. Manusia 2. Katak



2.2



Bahan 1. Stetoscope 2. Termometer 3. Alat pencatat waktu (Stop Watch)



2.3



Prosedur Kerja a. Pada Manusia



Langkah I Objek disuruh tidur terlentang dengan tenang selama 5 menit. Ukur suhu tubuh dalam keadaan tenang dengan memasukkan termometer ke dalam mulut dan diapit ketiak selama 5 menit Ukur frekuensi pernafasan dengan mengamati gerakan perut pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit sebanyak 3 kali. Hitung frekuensi denyut jantung dengan menempelkan alat stetoscope di daerah Costal 45 dada sebelah kiri selama 1 menit sebanyak 3 kali. Hitung frekuensi nadi pada arteri yang terletak di pergelangan tangan objek dengan menggunakan jari tangan anda selam 1 menit sebanyak 3 kali. Catat hasil di herm yang tersedia !



Langkah II Objek disuruh kerja fisik : lari – lari di tempat selam 10 menit , kemudian tidur terlentang , langsung diukur suhu tubuh dengan termometer di mulut dan ketiak selama 5 menit. Bersamaan dengan pengukuran suhu tubuh dilakukan pengukuran frekuensi pernafasan , denyut jantung , dan nadinya selama 1 menit sebanyak 3 kali kemudian dirata – ratakan. Setelah istirahat 5 menit kemudian,ulangi pengukuran diatas. Catat hasilnya pada tabel 4 hasil pengamatan.



2.4



Pengaturan Suhu Tubuh a. Pada Manusia Objek percobaan dibaringkan dengan tenang. Sebuah termometer klinik dimasukkan ke dalam ketiaknya. Sebelum dimasukkan ,ketiak harus dikeringkan dahulu. Termometer dibiarkan selama 5 menit barulah dibaca. Termometer diturunkan, dibersihkan dengan alkohol, kemudian dimasukkan ke mulut , dibawah lidah. Setelah 5 menit barulah dibaca. Objek percobaan bernafas melalui mulut selama 2 menit. Segera termometer dimasukkan lagi ke dalam mulut. Baca 5 menit pertama, kemudian dimasukkan lagi baca 5 menit kedua. Kemudian objek percobaan berkumur dengan air es selama 1 menit. Maukkan termometer , baca 5 menit pertama dan 5 menit kedua. Catat dalam laporan saudara suhu yang diperoleh, dan juga catat nama, umur, jenis kelamin, tinggi, dan berat badan.



b. Pada Katak



Siapkan seekor katak yang segar, masukkan ke dalam gelas beaker agar terbebas dari pengaruh suhu tubuh praktikan, ukurlah suhu tubuh hewan tersebut dengan memasukkan termometer ke dalam oesophagusnya selama 5 menit, kemudin catat suhunya ! Katak tersebut kemudian di rendam dalam air es selam 5 menit, sedangkan termometernya tetap dalam oesophagus, catat suhunya ! Selanjutnya katak tersebt diistirahatkan selama 5 menit, setelah itu direndam dalam air hangat (400) selama 5 menit, termometer tetap dalam oesophagus. Catat suhunya !



III HASIL PENGAMATAN 3.1 Status Faali Pada Manusia SUHU ˚C



PENGUKURAN



Awal



Akhir



Dalam Ketiak (Selama 5 menit)



36,4 ˚C



35,9 ˚C



Dalam Mulut (Selama 5 menit)



36,2 ˚C



36 ˚C



SUHU ˚C



PENGUKURAN



5 menit pertama



5 menit kedua



Dalam Mulut



36,6 ˚C



36,3 ˚C



Setelah berkumur dengan air es



36,2 ˚C



36,4 ˚C



3.2 Tabel Status Faali Manusia Dalam Keadaan Tenang, Beraktifitas, dan Setelah Beraktivitas PENGAMATAN No



1



2



Kondisi



Frekwensi Pernafasan



Frekwensi Denyut Nadi



Frekwensi Denyut Jantung



(x/mnt)



(x/mnt)



(X/mnt)



1. 23



1. 63



1. 64



2. 23



2. 60



2. 61



3. 24



3. 59



3. 59



Rata - rata



23,23



60,66



61,33



Kerja Fisik



Lari



Lari



Lari



28



121



124



Tenang (awal)



Setelah kerja Fisik



3



5' Pertama



27



80



86



5' Kedua



25



84



83



5' Ketiga



24



63



64



3.3. Thermoregulasi Katak



PENGUKURAN KATAK



SUHU ˚C Awal



Akhir



Keadaan Normal



30 ˚C



30 ˚C



Setelah direndam dengan air es



20 ˚C



20,25 ˚C



setelah direndam dengan air hangat



39 ˚C



30 ˚C



IV PEMBAHASAN 4.1 Status Faali pada Manusia Manusia mempunyai kemampuan mempertahankan suhu tubuh tentu saja proses ini rumit namun teratur yang mencakup metabolisme anabolisme dan katabolisme yang kompleks. Secara teknis praktikum faali manusia hampir sama dengan praktikum faali domba, namun terdapat perbedaan yaitu pada praktikum kali ini objek diberi minuman dingin. Pemberian ini tentu saja untuk mengetahui respon fisiolgis suhu tubuh terhadap lingkungan. Pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer klinis dengan cara dimasukkan ke dalam mulut dan diapit diketiak. Pengaturan suhu tubuh erat kaitannya dengan cairan tubuh dan metabolisme yang terdiri dari anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan proses pembentukan senyawasenyawa vital dalam rangka mempertahankan kehidupan organisme dan katabolisme merupakan proses penguraian atau pengadaan energi untuk memenuhi kebutuhan energi dalam rangka melakukan aktifitas sehari dan tentu saja untuk mempertahankan suhu tu u agar tetap konstan berkisar antara 36°C – 37 ˚C. Fungsi cairan tubuh adalah menjaga kondisi cairan tubuh agar dalam keadaan konstan dan wajar hal ini disebut dengan homeostatis.(Isnaeni, 2006) Pengamatan faali pada praktikum ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu dalam keadaan normal, keadaan setelah melakukan aktifitas, dan pengamtan homeostatis setelah pemberian minuman hangat dan dingin. Berdasarkan data pengamatan pada saat melakukan aktifitas menunjukkan nilai yang meningkat dari pada keadaan normal ini disebabkan dilakukannya aktifitas berlebih (lari) yang dapat meningkatkan suhu tubuh, detak jantung dan pernafasan. Bukan hanya itu pengaruh dari lingkungan, rangsangan tertentu ikut berperan dalam pernafasan. Saat melakukan aktifitas tubuh melakukan metabolisme untuk memenuhi energi bukan hanya itu cairan tubuh yang terdiri dari cairan internal dan eksternal ikut berperan dalam menyeimbangkan suhu tubuh. Sementara itu pemberian minuman hangat dan dingin



menyebabkan lingkungan dalam mulut berubah. Namun pada waktu tertentu suhu menjadi normal kembali. 4.2 Status Faali pada Katak Katak merupakan hewan amfibi yang memiliki suhu tubuh poikiloterm. Poikiloterm merupakan keadaan dimana hewan atau mahluk hidup tersebut mampu beradaptasi atau mengikuti suhu lingkungannya karena tidak bisa mempertahankan suhu tubuhnya. Suhu tubuh mahluk hidup tersebut tergantung dengan lingkungan yang sedang mahluk hidup itu tempati. Sehingga mahluk hidup tersebut mampu hidup dalam suhu apapun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Muhammad A’tourrohman yaitu hewan yang tidak mampu mempertahankan suhu tubuh disebut poikiloterm. (M. A`tourrohman, 2019) Untuk membuktikan bahwa katak hewan poikiloterm maka pada praktikum ini dilakukan penelitian termologi pada katak dengan mengukur suhu tubuh dan sirkulasi darah. Praktikum ini dilakukan dengan tiga perlakuan, yang pertama mengukur keadaan normal katak dengan katak diletakkan di dalam gelas kimia dan termometer dimasukan kedalam mulut katak sampai suhu konstan dan didapatlah suhu normal katak yaitu 30°C. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lillywhite, 1970 yaitu Suhu harian katak benggala untuk aktivitas normal berkisar antara 26,0°C —33°C. (Honorius, dkk. 2007) Perlakuan yang kedua, katak direndam dalam air es yang bersuhu 20°C. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa katak mampu bertahan dalam suhu rendah atau suhu yang dingin. Katak direndam dalam air es selama 5 menit, agar katak mampu beradaptasi terlebih dahulu dengan suhu lingkungannya atau suhu air es tersebut. Setelah sekitar 5 menit, mengukur suhu tubuh katak dengan memasukkan termometer kedalam mulut katak sampai suhu termometer konstan, ehingga didapatlah hasil bahwa suhu katak setelah direndam air es yaitu 20,25°C. Suhu yang di dapat tidah jauh berbeda, sehingga hal ini membuktikan bahwa pada suhu dingin pun katak tetap hidup karena dapat mengikuti suhu lingkungannya. Perlakuan ketiga, katak direndam



dengan air hangat bersuhu 39°C. Layaknya direndam air es, saat dilakukan perendaman dengan air hangat pun katak harus direndam dengan air hnangat itu dalam waktu 5 menit agar katak mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan suhu lingkungannya. Dari perlakuan yang ketiga didapatlah hasil bahwa pada suhu air 39°C suhu tubuh katak berubah menjadi 39°C. Suhu tubuh katak tidak jauh berbeda dengan suhu lingkungan atau air hangat yang berada di gelas kimia tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arie, 1999 yaitu walaupun bullfrog (Katak) termasuk hewan berdarah dingin, suhu tubuhnya mampu mengikuti perubahan suhu lingkungan, tetapi untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan suhu antara 26-30°C. Selain itu, bullfrog termasuk hewan yang tidak tahan terhadap sinar matahari langsung . (Marsela, dkk. 2018)



VI PENUTUP Kesimpulan a. Denyut jantung, denyut nadi, dan respirasi saling berkaitan satu sama lain. b. Suhu tubuh manusia akan meningkat setelah melakukan pekerjaan. c. Suhu tubuh akan kembali normal pada jangka waktu tertentu. d. Manusia merupakan organisma homoioterm e. Katak merupakan organisma polikioterm



DAFTAR PUSTAKA Isnaeni, R. 2006. Anatomy and Physiology. IKAPI:Jogja Antus Marsela R., dkk. 2018. ECOLOGICAL ANALYSIS, MORPHOLOGY AND NUTRITIONAL VALUE OF Rana cancrivora IN EAST MANGGARAI. Dosen di Fakultas Sains dan Teknik Undana. Mundriyanto Honorius, dkk. 2007. EVALUASI PERTUMBUHAN KATAK BENGGALA ( Rana catesbeiana Shaw) HASIL PEMIJAHAN DARI STOK BALI, KLATEN, DAN SLEMAN. Peneliti pada Pusat Riset Perikanan Budidaya; Jakarta. A’tourrohman Muhammad. 2019. TERMOREGULASI, RESPIRASI dan OSMOREGULASI Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio). Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Walisongo.