Laprak Genetika Keanekaragaman Pada Manusia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GENETIKA KEANEKARAGAMAN PADA MANUSIA



Disusun oleh : Yuli Ana Dwi Handayani (15308141055)



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017



A. JUDUL Keanekaragaman pada Manusia B. TUJUAN Mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotip C. DASAR TEORI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Jenis keanekaragaman hayati, antara lain: a. Keanekaragaman genetik (genetic diversity), yaitu jumlah total informasi genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang mendiami bumi. b. Keanekaragaman spesies (species diversity), yaitu keanekaragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5-50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari. c. Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity), yaitu keanekaragaman habitat, komunitas biotic, dan proses ekologi di biosfer. (F. George & H. George, 2005). Keanekaragaman merupakan dasar ciri-ciri



dari



benda



hidup.



Adanya



keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Keanekaragaman dapat dilihat dari adanya perbedaan bentuk tubuh, warna tubuh, ukuran tubuh, jumlah, rasa, tempat hidup, struktur tubuh, fungsi organ, serta perilakunya. Perbedaan antar organisme tidak hanya dijumpai pada organisme lain jenis, tetapi pada organisme sejenis pun kita jumpai. Bahkan daun, bunga, dan buah dalam satu pohon pun tidak ada yang sama persis. Ukuran, bentuk, rasa, dan jumlahnya bermacammacam. Perbedaan yang terjadi diantara individu sejenis dikenal dengan variasi (Slamet Prawirohartono, 2003: 63). Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak (Cummings, 2011: 6-7).



Sifat keturunan yang dapat kita amati/lihat (warna, bentuk, ukuran) dinamakan fenotip. Sifat dasar yang tampak dan tetap (artinnya tidak berubah-ubah karena lingkungan) pada suatu individu dinamakan genotip (misalnya TT, tt). Stern (1930) berpendapat bahwa genotip dan lingkungan dapat menetapkan fenotip atau dengan lain perkataan fenotip merupakan resultante dari genotip dan lingkungan. Dengan demikian, maka dua genotip yang sama dapat menunjukkan fenotip yang berlainan. Contohnya anak kembar satu-telur tentunya memiliki genotip yang sama, tetapi jika kedua anak itu dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, maka akhirnya masing-masing akan memiliki fenotip berlainan (Suryo, 2010). Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip (Stansfield, 1983 : 19). Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekspresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot.



Keturunan



homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda (Starr and McMillan, 2010: 374) Dalam sebuah keluarga tidak ada yang sama benar antara yang satu dengan yang lainnya, meskipun terdapat beberapa orang yang kembar di dalam keluarga tersebut. Jadi, dalam keluarga juga terjadi variasi. Kalau antara individu dalam satu keluarga saja terjadi banyak perbedaan ciri, maka tidak aneh kalau individu dari lain keluarga, lain jenis, lain ras, dan lain bangsa, akan sangat banyak perbedaannya. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau penampilannya. Beberapa dari ciri-ciri yang nampak tersebut tidak mengalami seleksi alam, sehingga tetap ada sampai sekarang, dan dapat ditentukan oleh para ahli genetika melalui beberapa cara (Slamet Prawirohartono, 2003: 63). Mendel mempelajari karakter-karakter yang biasa digolongkan sebagai ini-atau-itu misalnya warna bunga ungu atau putih. Akan tetapi untuk banyak karakter, misalnya warna kulit dan tinggi manusia klasifikasi ini-atau-itu mustahil karena karakter tersebut bervariasi



dalam populasi sepanjang suatu kontinum atau kesinambungan (bergradasi). Karakter semacam ini disebut karakter kuantitatif (Campbell, dkk, 2010). Pengamatan terhadap keanekaragaman genetik pada manusia dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan Cakram Genetika. Cakram genetika biasanya menggunakan 6 ciri-ciri. Lima ciri diantaranya merupakan ciri-ciri yang tampak secara fisik sementara satu ciri yang lain merupakan pengamatan terhadap golongan darah (A/B/AB/O). Keenam ciriciri yang diamati antara lain: 1. Ujung daun telinga Ujung daun telinga dibedakan menjadi dua yaitu ujung daun telinga bebas dan ujung telinga melekat. Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif. 2. Ibu jari Ibu jari dibedakan menjadi dua yaitu ibu jari lurus dan ibu jari bengkok. Ujung jari lurus merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ibu jari bengkok merupakan pembawa sifat resesif. 3. Lidah Lidah dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif. 4. Widows peak Widows peak dibedakan menjadi dua yaitu yang memiliki widows peak dan yang tidak memiliki widows peak. Yang tidak memiliki widows peak merupakan pembawa sifat dominan dan yang memiliki widows peak merupakan pembawa sifat resesif. 5. Bentuk alis Bentuk alis dibedakan menjadi dua, yaitu alis menyatu dan alis tidak menyatu. Alis tidak menyatu merupakan pembawa sifat dominan dan alis menyatu merupakan pembawa sifat resesif. 6. Golongan darah Golongan darah, golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah seseorang. Penggolongan darah ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Lendsteiner dan Donath di dalam darah manusia terdapat aglutinogen pada eritrosit dan aglutinin yang terdapat dalam plasma darah. Penemuan Karl Landsteiner diawali dari penelitiannya, yaitu ketika eritrosit seseorang dicampur dengan serum darah orang lain, maka terjadi penggumpalan (aglutinasi), tetapi pada orang lain, campuran itu tidak menyebabkan



penggumpalan darah. Menurut sistem ABO, golongan darah manusia dibedakan menjadi empat yaitu sebagai berikut : a. A, apabila di dalam sel darah seseorang mengandung aglutinogen A dan serumnya mengandung aglutinin B b. B, apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen B sedangkan dalam serumnya terdapat aglutinin A c. AB, apabila di dalam sel darah seseorang terdapat aglutinogen A dan B sedangkan di dalam serumnya tidak mengandung aglutinin d. O, apabila di dalam sel darah seseorang tidak terdapat aglutinogen sedangkan dalam serumnya mengandung aglutinin a dan B Darah seseorang dapat ditentukan dari orang tuanya. Apabila orang tuanya (ibu) bergolongan darah A dan ayahnya A maka anaknya bisa bergolongan darah A atau O, jika ibu bergolongan darah B dan ayahnya A maka anaknya bisa bergolongan darah A, B dan O tapi masih tergantung perhitungan Homozigot dan Heterozigot kedua golongan darah orang tuanya D. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA 1. Alat dan Bahan -



Mahasiswa Biologi E 2015



-



Gambar Cakram Genetika



-



Alat Tulis



2. Cara Kerja 1) Menentukan ciri-ciri atau sifat yang akan diamati. Sifat yang diamati harus jelas pembatasnya (misalnya: memiliki widows peak atau tidak memiliki widows peak) dan tidak memiliki gradasi (sifat yang memiliki gradasi misalnya tinggi badan, warna kulit, dsb.) 2) Menuliskan ciri-ciri atau sifat yang telah ditentukan pada Gambar Cakram Genetika 3) Menggunakan Cakram Genetika, dimulai dari bagian tengah dengan ciri pertama, dan menentukan apakah praktikan berada di sisi kanan atau sisi kiri dari garis vertical



4) Memindahkan pada garis lingkaran ke dua pada roda cakram tersebut, kemudian menentukan pada bagian mana praktikan terdapat. Demikian selanjutnya sampai lingkaran terluar, yaitu tipe golongan darah, memilih salah satu dari keempat macam tipe golongan darah. Membaca angka yag tertulis, untuk kombinasi dari ciri-ciri khusus yang telah diamati. 5) Melaporkan angka yang telah diperoleh 6) Mendapatkan angka seperti yang dipunyai dari teman-teman yang lain E. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Hasil Percobaan Keanekaragamn pada Manusia dengan Menggunakan Cakram Genetika No.



Nama



Indeks



Presentase



Ciri lain yang membedakan



1



Wicak Aji Pangestu



16



4%



2



Danny Pradoko



36



4%



3



Inuoi Widhi Haqiqi



38



4%



4



M. Luqmanul Hakim



60



4%



Laki-laki, alis tebal



5



Yuli Ana Dwi Handayani



61



4%



Perempuan, alis tipis



6



Devi Wulandari



64



4%



7



Isdini Ganishwardhani



74



4%



8



Aji Nur Fuzan



77



4%



Laki-laki



9



Shianita



78



4%



Perempuan, bentuk muka oval



10



Norma Fauziyah



79



4%



Perempuan, bentuk muka bulat



11



Dian Novita



80



8%



Memiliki lesung pipi



12



Anisa Maulidiya



80



8%



Tidak memiliki lesung pipi



13



Nadhila Dwi Sri Budi A.



93



4%



14



Nurul Husna



96



4%



15



Ngakan Yoga Novantara



103



4%



16



Aniq Kumala Dewi



108



4%



17



Resa Pahlawan



109



12%



Laki-laki, rambut lurus



18



Rida Agustin



109



12%



Perempuan, rambut lurus



19



Aulia Devi Purnama



109



12%



Perempuan, rambut keriting



20



Ein Dwi Sari Maharrani



110



4%



21



Emma Maulida



111



4%



22



Riska Wahyu Kurniasih



112



4%



23



Cicilia Retno Kristianti



117



4%



24



Isnani Deyana Andini



118



4%



25



Havid Apriliano P.P.



120



4%



26



Fadholi Yudha A.P.



126



4%



Keterangan: = Memiliki indeks yang sama = Memiliki indeks yang berdekatan F.



PEMBAHASAN Praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 26 September 2017 yaitu tentang Keanekaragaman pada Manusia. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman genetik pada manusia melalui pengamatan fenotip. Langkah kerja yang harus dilakukan dalam praktikum ini yang pertama adalah menentukan ciri-ciri atau sifat yang akan diamati. Sifat yang diamati harus jelas pembatasnya (misalnya: memiliki widows peak atau tidak memiliki widows peak) dan tidak memiliki gradasi (sifat yang memiliki gradasi misalnya tinggi badan, warna kulit, dsb.). Setelah ciri-ciri ditentukan, langkah selanjutnya adalah menuliskan ciri-ciri atau sifat yang telah ditentukan pada Gambar Cakram Genetika.



Kemudia menggunakan Cakram Genetika, dimulai dari bagian tengah dengan ciri pertama, dan menentukan apakah praktikan berada di sisi kanan atau sisi kiri dari garis vertical. Selanjutnya memindahkan pada garis lingkaran ke dua pada roda cakram tersebut, kemudian menentukan pada bagian mana praktikan terdapat. Demikian selanjutnya sampai lingkaran terluar, yaitu tipe golongan darah, memilih salah satu dari keempat macam tipe golongan darah. Selanjutnya membaca angka yag tertulis, untuk kombinasi dari ciri-ciri khusus yang telah diamati. Ketika sudah mendapatkan angka, langkah selanjutnya adalah melaporkan angka yang telah diperoleh dan mencari praktikan lain yang memiliki angka yang sama. Jika ada praktikan lain yang memiliki angka yang sama, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencari ciri lain yang dapat membedakan. Dengan bantuan cakram genetika dapat diketahui keanekaragaman gen manusia melalui tampilan fenotipnya. Fenotip merupakan sifat keturunan yang dapat kita amati/lihat (warna, bentuk, ukuran). Dalam praktikum kali ini, variasi fenotip yang diamati adalah:  Lingkaran pertama : ciri-ciri daun telinga (melekat/tidak melekat)  Lingkaran kedua : ciri-ciri ibu jari (lurus/bengkok)  Lingkaran ketiga : ciri-ciri lidah (bisa melipat/tidak bisa melipat)  Lingkaran keempat : ciri-ciri widows peak (ada/tidak)  Lingkaran kelima : ciri-ciri alis (menyatu/tidak menyatu)  Lingkaran keenam : golongan darah (A/B/AB/O) Lima sifat fenotip yang digunakan pada cakram genetika tersebut masing-masing ada yang dominan dan ada yang resesif. Sifat dominan tersebut akan menutupi sifat resesif. Dari 5 sifat fenotip yang ada pada cakram genetika tersebut yang bersifat dominan adalah daun telinga tidak melekat, ibu jari lurus, lidah dapat melipat, tidak memiliki widows peak dan alis tidak menyatu. Sedangkan yang bersifat resesif yaitu daun telinga melekat, ibu jari bengkok, lidah tidak dapat melipat, memiliki widows peak dan alis menyatu. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diperoleh hasil bahwa masing-masing individu memiliki ciri yang berbeda-beda dengan individu lain berdasarkan pada ciri-ciri yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun ada juga beberapa individu yang memiliki 6 kesamaan ciri tersebut, namun setelah dicari kembali ciri-ciri yang lain tetap terdapat perbedaan ciri antar individu tersebut. Hasil pengamatan di kelas Biologi E 2015, yang memiliki indeks paling rendah pada cakram genetika adalah Wicak Aji yaitu 16, sedangkan yang memiliki indeks paling tinggi pada cakram genetika adalah Fadholi Yudha yaitu 126. Di kelas Biologi E 2015, terdapat 3 mahasiswa yang memiliki angka yang sama 109, yaitu Rida Agustin, Resa



Pahlawan, dan Aulia Devi. Mereka memiliki 6 ciri-ciri yang sama pada cakram genetika, yaitu daun telinga tidak melekat, ibu jari lurus, lidah dapat melipat, tidak memiliki widows peak, alis tidak menyatu dan golongan darah A. Menurut cakram genetika, seharusnya mereka bertiga memiliki kemiripan yang tinggi bahkan bisa disebut saudara, namun kenyataannya mereka sangat berbeda. Ada ciri ketujuh yang bisa membedakan mereka. Misalnya jenis kelamin, Resa Pahlawan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan Rida Agustin dan Aulia Devi berjenis kelamin perempuan. Selain itu, bentuk rambut antara Rida Agustin dan Aulia Devi juga bisa digunakan untuk membedakan mereka, dimana Rida Agustin memiliki rambut yang lurus sedangkan Aulia Devi memiliki rambut keriting. Selain itu, ada dua mahasiswa yang memiliki angka yang sama 80, yaitu Anisa Maulidiya dan Dian Novita. Mereka memiliki kesamaan 6 ciri-ciri pada cakram genetika, yaitu daun telinga tidak melekat, ibu jari bengkok, lidah dapat melipat, tidak memiliki widows peak, alis tidak menyatu dan golongan darah O. Jika menganut pada hasil pengamatan dengan cakram genetika, mereka seharusnya sangat mirip satu sama lain, bahkan bisa disebut sebagai saudara, namun kenyataannya mereka sangat mudah untuk dibedakan. Ada ciri ketujuh yang bisa membedakan mereka yaitu lesung pipi, dimana Dian Novita memiliki lesung pipi sedangkan Anisa Maulidiya tidak memiliki lesung pipi. Selain angka-angka yang sama, di kelas Biologi E 2015 juga terdapat beberapa mahasiswa yang memiliki angka yang berdekatan. Yuli Ana Dwi dan Luqmanul Hakim memiliki angka yang berdekatan, yaitu 61 dan 60. Mereka memiliki 5 ciri-ciri yang sama dari 6 ciri-ciri pada cakram genetika, yaitu daun telinga melekat, ibu jari lurus, lidah tidak dapat melipat, tidak memiliki widows peak dan alis tidak menyatu. Ciri pada cakram genetika yang membedakan mereka adalah golongan darah, Luqmanul Hakim memiliki golongan darah O sedangkan Yuli Ana Dwi memiliki golongan darah A. Menurut cakran genetika, seharusnya mereka memiliki kemiripan. Namun kenyataannya mereka jelas sangat berbeda, apalagi jika dilihat dari jenis kelamin, Luqmanul Hakim laki-laki sedangkan Yuli Ana Dwi perempuan. Selain itu, alis antara Luqmanul Hakim dengan Yuli Ana Dwi juga bisa digunakan untuk membedakan mereka, dimana alis Luqmanul Hakim tebal sedangkan alis Yuli Ana Dwi tipis. Selain itu, ada lima mahasiswa yang memiliki angka cakram genetika yang berurutan juga. Lima mahasiswa tersebut adalah Aji Nur Fauzan, Shianita, Norma Fauziyah, Annisa Maulidiya dan Dian Novita yang memiliki angka berturut-turut yaitu 77, 78, 79, 80



dan 80. Pada cakram genetika, mereka memiliki 5 ciri yang sama dari 6 ciri yang ada di cakram genetika, yaitu daun telinga tidak melekat, ibu jari bengkok, lidah tidak melipat, tidak memiliki widows peak dan alis tidak menyatu. Ciri pada cakram genetika yang membedakan diantara mereka adalah golongan darah, dimana Aji Nur Fauzan memiliki golongan darah A, Shianita golongan darah B, Norma Fauziyah golongan darah AB, sedangkan Dian Novita dan Anisa Maulidiya golongan darahnya O. Sama dengan kasus antara Yuli Ana Dwi dengan Luqmanul Hakim, menurut cakram genetika seharusnya mereka memiliki kemiripan satu sama lain. Dimana Anisa Maulidiya dan Dian Novita seharusnya mirip dengan Norma Fauziyah, Norma Fauziyah mirip dengan Shianita, Shianita mirip dengan Aji Nur Fauzan, Aji Nur Fauzan agak mirip dengan Norma Fauziyah, serta Shianita agak mirip dengan Dian Novita dan Anisa Maulidiya. Namun, kenyataannya mereka sama sekali tidak menunjukkan kemiripan. Dilihat dari jenis kelamin, Aji Nur Fauzan berjenis kelamin laki-laki, sedangkan Norma Fauziyah, Shianita, Anisa Maulidiya dan Dian Novita berjenis kelamin perempuan. Untuk membedakan sifat fenotip antara Shianita dengan Norma Fauziyah, maka dilihat dari bentuk muka mereka. Dimana bentuk muka Norma Fauziyah adalah oval, sedangkan bentuk muka Shianita adalah bulat. Resa Pahlawan, Rida Agustin, Aulia Devi, Ein Dwi, Emma Maulida dan Riska Wahyu juga memiliki angka yang berdekatan yaitu 109 untuk Resa Pahlawan, Rida Agustin, Aulia Devi, 110 untuk Ein Dwi, 111 untuk Emma Maulida dan 112 untuk Riska Wahyu. Mereka memiliki 5 ciri-ciri yang sama dari 6 ciri-ciri yang ada pada cakram genetika. Yang membedakan mereka adalah golongan darah dimana Resa Pahlawan, Rida Agustin dan Aulia Devi bergolongan darah A, Ein Dwi bergolongan darah B, Emma Maulida AB, sedangkan Riska Wahyu O. Kelima ciri-ciri yang sama tersebut adalah daun telinga tidak melekat, ibu jari lurus, lidah dapat melipat, tidak memiliki widows peak dan alis tidak menyatu. Seharusnya, mereka berenam memiliki kemiripan satu sama lain. Dimana Riska Wahyu mirip dengan Emma Maulida, Emma Maulida mirip dengan Ein Dwi, Ein Dwi mirip dengan Resa Pahlawan, Rida Agustin dan Aulia Devi. Riska Wahyu agak mirip dengan Ein Dwi, Emma Maulida agak mirip dengan Resa Pahlawan, Rida Agustin maupun Aulia Devi. Namun kenyataannya, mereka sangat berbeda bahkan tidak ada kemiripan sama sekali. Bahkan pada angka cakram genetika yang sama. Cicilia Retno dan Isnani Deyana juga memiliki angka yang berdekatan yaitu 117 dan 118. 5 ciri-ciri yang sama diantara mereka adalah daun telinga tidak melekat, ibu jari



lurus, lidah tidak dapat melipat, memiliki widows peak dan alis tidak menyatu. Ciri yang membedakan mereka menurut cakram genetika adalah golongan darah, dimana golongan darah Cicilia Retno adalah A dan Isnani Deyana adalah B. Jika berdasarkan aturan cakram genetika, mereka berdua seharusnya mirip satu sama lain, namun kenyataannya tidak demikian. Ada satu ciri yang dapat digunakan untuk membedakan mereka, yaitu alis. Dimana Cicilia Retno memiliki alis yang tebal sedangkan Isnani Deyana memiliki alis yang tipis. Secara umum, dari 26 mahasiswa kelas Biologi E memiliki ciri yang berbeda-beda. Meskipun ada beberapa mahasiswa yang memiliki angka sama pada cakram genetika (memiliki 6 ciri-ciri yang sama pada cakram genetika) atau pun memiliki angka yang berdekatan pada cakram genetika sehingga ada 5 ciri-ciri yang sama, namun pada akhirnya setelah diamati kembali dengan teliti, terdapat ciri-ciri ketujuh dan seterusnya yang menunjukkan adanya perbedaan masing-masing individu yang mampu dilihat dari sifat fenotipnya. Hal ini jelas membuktikan adanya keanekaragaman (biodiversity) yang terjadi pada manusia. Antara manusia satu dengan manusia yang lain tidak akan sama persis, bahkan untuk manusia yang kembar sekalipun. Manusia yang kembar terlihat sama persis jika dilihat secara sekilas, namun bila diamati lagi dengan teliti maka akan ditemukan sifat lain yang tampak yang akan menjadi pembeda antar satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hasil tersebut, maka cakram genetika dinilai kurang valid untuk menilai keanekaragaman. Hal itu dikarenakan sifat yang digunakan terbatas, hanya ada 6 sifat yang ditentukan dalam cakram genetika. Selain itu, sifat yang digunakan dalam cakram genetika harus sifat yang benar-benar discontinous (ada batas-batasnya, misalnya arah putaran unyeng-unyeng ke kanan atau kekiri) dan tidak memiliki gradasi (misalnya tinggi badan dan warna kulit). Padahal, keanekaragaman tidak hanya terbatas pada sifat-sifat discontinuous, tetapi juga sifat-sifat continuous (warna kulit, warna mata, tinggi badan, dll). Namun, cakram genetika dapat digunakan untuk membantu memudahkan dalam menilai keanekaragaman pada manusia yang sangat kompleks ini. Hal itu dikarenakan hanya ada 6 sifat yang dijadikan penentu untuk membedakan individu satu dengan individu lainnya. G. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variasi sifat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu daun telinga melekat/bebas, ibu jari



lurus/bengkok, lidah dapat melipat/tidak, memiliki widows peak/tidak, alis menyatu/tidak dan golongan darah. Setiap individu memiliki persamaan dan perbedaan variasi sifat khususnya sifat-sifat fisik yang terlihat (fenotipe). Setiap praktikan memiliki karaktersitik sifat fisik yang berbeda. Meskipun terdapat beberapa praktikan yang memiliki persamaan sifat ditandai dengan memiliki angka yang sama, namun tetap ada sifat yang membedakannya. Perbedaan yang ada diantara individu yang bergenotip sama pun kemungkinan dapat memiliki fenotip yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan adanya variasi sifat yang memperkaya keanekaragaman manusia. Cakram genetika dinilai kurang valid untuk menilai keanekaragaman. Hal itu dikarenakan sifat yang digunakan terbatas, hanya ada 6 sifat yang ditentukan dalam cakram genetika. Selain itu, sifat yang digunakan dalam cakram genetika harus sifat yang benarbenar diskreet (ada batas-batasnya, misalnya arah putaran unyeng-unyeng ke kanan atau kekiri) dan tidak memiliki gradasi (misalnya tinggi badan dan warna kulit). H. JAWABAN DISKUSI 1. Apakah ada seseorang dikelas anda yang mempunyai kesamaan terhadap ke enam ciriciri tersebut? Yang berarti mempunyai angka yang sama dengan yang anda punyai? (jika ada, dapatkah anda menentukan ciri-ciri ketujuh yang dapat membedakan anda?) Jawab : Ada. Resa Pahlawan, Rida Agustin dan Aulia Devi memiliki angka yang sama pada cakram genetika yaitu 109, yang artinya mereka memiliki kesamaan pada semua sifat-sifat yang ada pada cakram genetika. Ciri/sifat ketujuh yang membedakan mereka adalah jenis kelamin, dimana Resa Pahlawan berjenis kelamin laki-laki sedangkan Rida Agustin dan Aulia Devi berjenis kelamin perempuan. Selain itu ada ciri lain yang membedakan mereka, yaitu rambut. Dimana Rida Agustin memiliki rambut lurus sedangkan Aulia Devi memiliki rambut kriting. Selain mereka bertiga, ada dua mahasiswa lagi yang memiliki angka yang sama pada cakram genetika yaitu Anisa Maulidiya dan Dian Novita yang memiliki angka 80. Ciri ketujuh yang membedakan mereka adalah lesung pipi. Dimana Dian Novita memiliki lesung pipi sedangkan Anisa Maulidya tidak memiliki lesung pipi. 2. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 73 dapat berbeda dengan orang lainnya yang mempunyai angka 56?



Jawab : orang dengan angka 73 memiliki ciri antara lain daun telinga tidak melekat, ibu jari bengkok, lidah dapat melipat, tidak memiliki widows peak, alisnya menyatu, serta golongan darahnya A. Sedangkan orang dengan angka 56 memiliki ciri yang jelas berlawanan dengan orang yang memliki angka 73. Perbedaan ciri itu terlihat dari daun telinga yang melekat, ibu jari lurus, lidah tidak dapat melipat, memiliki widows peak, alisnya tidak menyatu, dan golongan darahnya O. 3. Bagaimana ciri-ciri seseorang dengan angka 46 dapat berbeda dengan orang lainnya yang mempunyai angka 80? Jawab : antara orang dengan angka 46 dan orang dengan angka 80 hanya memiliki 3 perbedaan ciri fenotipe, yaitu daun telinga, ibu jari, dan golongan darah. Orang dengan angka 46 memiliki daun telinga yang melipat, ibu jari lurus, dan golongan darahnya B. Sedangkan orang dengan angka 80 memiliki daun telinga tidak melekat, ibu jari bengkok, dan golongan darahnya O. 4. Coba laporkan melalui beberapa kelompok individual di dalam kelas anda untuk sejumlah ciri-ciri lainnya? Jawab : Rambut (lurus/keriting), punya lesung pipi/tidak punya lesung pipi, kisaran rambut ke kanan/kisaran rambut ke kiri, ada/tidaknya bulu pada ruas tengah pada jari-jari tangan. 5. Apabila pada suatu kecelakaan pesawat terbang, dua orang laki-laki dan dua orang perempuan, masing-masing berturut-turut mempunyai angka 36,40,44, dan 48 dapat selamat dan tinggal pada suatu pulau yang tidak berpenghuni, terpisah secara populasi dengan lainnya. Ciri-ciri apa yang tidak anda dapatkan pada populasi di pulau ini, yang ada dikelas anda? Jawab : jika dibandingkan dengan populasi di pulau itu, ciri-ciri yang tidak didapatkan pada populasi di pulau tersebut yaitu lidah tidak dapat melipat, ibu jari bengkok, dan daun telinga tidak melekat.



I.



DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A. et. al. 2010. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Cummings and Michael R. 2011. Human Heredity: Principles and Issues. 9th ed. New York: Brooks/Cole Cengage Learning. George, F and H. George. 2005. Schaums Outline of Biology. 2nd ed. Jakarta: Erlangga. Prawirohartono, Slamet. 2003. Sains Biologi 1. Jakarta: Bumi Aksara. Stansfield and William D. 1983. Genetika. 3rd ed. Jakarta: Erlangga.



Starr, Cecie, and Beverly McMillan. 2010. Human Biology. 8th ed. New York: Brooks/Cole Cengage Learning. Suryo. 2010. Genetika Untuk Strata 1. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.



LAMPIRAN



Daun telinga melekat



Alis menyatu



Daun telinga tidak melekat



Alis tidak menyatu



Lidah tidak dapat melipat



Lida dapat melipat



Memiliki widows peak



Tidak memiliki widows peak