Latar Belakang PT Sepatu Bata [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Hkst
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LATAR BELAKANG PT Sepatu Bata Tbk adalah produsen sepatu Indonesia berbasis. Perusahaan bergerak dalam pembuatan, impor, ekspor dan distribusi sepatu kulit, kanvas builtup, kasual dan sepatu olahraga, sandal injeksi-dicetak dan sandal, dan sepatu khusus untuk industri. Merek berlisensi Perusahaan, selain merek Bata utama, termasuk North Star, Power, Bubblegummers, Marie-Claire dan Weinbrenner. Perusahaan ini juga tetap sebagai anggota dari Organisasi Sepatu Bata internasional. Lokasi nya Taman Makam Pahlawan Kalibata St Jakarta Selatan, 12750 Yang didirikan di Indonesia pada tanggal 15 Oktober 1931 dengan akte notaris Adrian Hendrick Van Ophuisjen No. 64, dengan nama NederlandschIndische Schoenhandel Maatschappij Bata, kemudian tanggal 29 Desembar 1931 berubah namanya menjadi PT Sepatu Bata. Perusahaan ini berkantor pusat dulunya di Jalan TMP Kalibata, tetapi sekarang berpindah di daerah jalan T.B Simatupang karena proyek kalibata city. Pada tahun 1995 pabrik baru di buka di Purwakarta Jawa Barat. Sampai saat ini perusahaan ini adalah pelopor perusahaan alas kaki di Indonesia. Agar tetap dapat bersaing di pasar global, maka semua upaya dilakukan seperti perbaikan teknologi dan efisiensi produksi agar tetap dapat bersaing. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menguraikan permasalahan yang di alami oleh perusahaan PT Sepatu Bata seperti : 1. Banyaknya pesaing dan juga disinyalir adanya pergeseran selera konsumen 2. Strategi pemasaran khususnya dalam positioning Bata diakui memang kurang dipersiapkan untuk menghadapi perkembangan pasar. 3. Diferensiasi produk yang dirasa memang belum dapat memuaskan pangsa pasar sepatu di Indonesia Untuk pemasaran sendiri kini PT Sepatu Bata tengah mencari solusi untuk kembali bersaing dalam dunia pasar yang bergerak dalam bidang alas kaki. Demi berkembang nya perusahaan sepatu Bata di era modern ini maka sepatu bata mulai merevolusi produk nya agar dapat mendongkrak kembali produk sepatu Bata di pasar dunia maupun di Indonesia di era modern ini.



RUMUSAN MASALAH PERMASALAHAN Memang tidak semua perusahaan mengerti bagaimana caranya membangun stretegi pemasaran agar mampu mencapai tujuan. Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan- perusahaan menengah kebawah yang bersifat masih sederhana dan mengalir tanpa persiapan strategi untuk menembus pasar yang lebih luas lagi. Namun ternyata hal ini melanda perusahaan yang sudah memiliki pangsa pasar kelas internasional, seperti halnya perusahaan sepatu yang sudah mendunia dalam kesempatan kali ini saya akan sedikit mengupas beberapa masalah, diantaranya : 1.Pamor sepatu merk internasional bata menurun ditengah tengah persaingan merk sepatu lain 2.Pesaing baru sepatu Merk Carvil mulai menyaingi pamor Bata di Indonesia PENYEBAB PERMASALAHAN Adapun beberapa dugaan penyebab masalah yang telah saya uraikan diatas adalah : 1.Banyaknya pesaing dan juga disinyalir adanya pergeseran selera konsumen 2.Strategi pemasaran khususnya dalam positioning Bata diakui memang kurang dipersiapkan untuk menghadapi perkembangan pasar. 3.Diferensiasi produk yang dirasa memang belum dapat memuaskan pangsa pasar sepatu di Indonesia ANALISIS PERMASALAHAN Hingga sekitar decade 1970-an seperti yang kita tahu bahwa memiliki sepatu merk Bata membangun eksistensi dari setiap individu yang menggunakannya, namun seiring berjalannya waktu kita mungkin baru menyadari kemana rasa kepuasan tersebut ketika menggunakan sepatu Bata. Ternyata antusiasme masyarakat terhadap sepatu merk Bata yang terkenal awet tersebut menjadi boomerang tersendiri, kenapa bisa terjadi seperti itu ? disinyalir adanya pergeseran selera konsumen ditengah- tengah bermunculannya sepatu- sepatu merk internasional yang mencuri perhatian masyarakat dengan diferensiansi produknya. Diakui betul kini tampaknya Bata menyadari kekeliruan yang dilakukannya. Selama ini positioning Bata terkesan mengalir begitu saja tanpa mempertimbangkan dinamisasi dan perilaku konsumen yang kini sudah berkembang dengan pesat seiring perkembangan zaman yang disentuh oleh teknologi. Produk yang bersifat awet yang ditawarkan Bata kini dinilai kuno dan konservativ oleh konsumen, ditunjang dengan kurangnya komunikasi dengan pelanggan membuat positioning Sepatu Internasinal ini semakin menurun.



Ditengah tengah persaingan merk sepatu yang berkembang di Indonesia, ternyata sepatu merk Carvil mulai mencuri perhatian masyarakat. Stategi pemasaran dari iklan di media-media elektronik ikut andil dalam proses perkenalannya kepada masyarakat dan seperti kita tahu iklan ini sukses besar dengan celetukan khasnya “ jangan gitu ah, oe juga pake “. Berdasarkan data biro riset MARS, yang mampu mengalahkan carvil hanya Bata. Pemain paling lama disepatu dan sandal ini menguasai 23 % panga pasar ,dilanjut oleh Carvil di urutan kedua, lalu swallow dan neckerman. Jika dilihat dari hasil penjualan tertinggi pun , carvil memang berekstensi merk pada kemeja dan jeans walaupun penjualannya masih terbilang minim. ALTERNATIVE PEMECAHAN MASALAH Ditengah hingar bingar merk yang mulai membanjiri pangsa pasar di Indonesia, positioning yang tanpa perencanaan dan persiapan matang tidak akan mendatangkan keuntungan, adapun alasan- alasan yang mendasarinya adalah : 1.Postioning bukan dipersiapkan oleh manajemen Bata 2.Melemahkan citra merk Bata 3. Memudarkan loyalitas konsumen Namun disisi lain, sesungguhnya potensi sepatu Bata bangkit kembali masih cukup besar peluangnya, selain awareness , citra yang belum buruk ,tentunya dukungan manajemen masih cukup kuat untuk mendongkrak kembali bangkitnya perusahaan sepatu ini kepada puncak kesuksesan seperti dahulu. Bata memang harus menengok kembali positioning-nya kini. Komunikasi pemasaran yang dilakukan selama ini yang mengambil tema back to school dan lebaran, jelas kurang menghasilkan keuntungan sesuai ekspekstasi seperti pada awal perencanaan pemasaran. Kalau sudah mengarah pada positioning tertentu, manajemen harus memperhatikan diferensiasi. Jika sebuah perusahaan sudah memiliki positioning kuat dan juga diferensiasi yang bagus tentu tidak akan sulit dalam proses pemasarannya. Selain itu, jika ekuitas merk sudah dikuatkan kembali, strategi dan taktik lebih mudah diatasi. Jika dibandingkan dengan pesaingnya, Carvil memiliki cukup banyak keunggulan. Adapun beberapa alasan yang membuat Carvil dinilai begitu cepat berhasil adalah : 1.Carvil adalah produk global. Meskipun brand Carvil belum masuk ke Indonesia namun influence dari gaya hidup orang luar negeri nampaknya kuat dan mempengaruhi gengsi anak muda di Indonesia 2.Carvil menjadi merk pertama yang mengklaim sebagai sandal gunung 3.Carvil masuk ke industry yang relative tidur. Karena pesaingnya Bata memang lebih dikenal sebagai sepatu. Maka sebelum bereksistensi merk, periksa lebih dulu tenaga dalam, anggapan penonton, dan musuh dalam arena baru. DUKUNGAN TEORI Menurut Craven (1991) bahwa positioning memegang peran yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan (total situation analysis).



Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek menjadi ajang pertempuran. Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang over komunikasi, perusahaan apa pun sebaiknya mampu menciptakan suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya, ancangan dasar ‘positioning’tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang ada di dalam pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah ada, hal ini karena pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan. Adapun strategi positioning yang disarankan adalah : 1. Positioning Kategori Sebuah usaha laundry yang hanya melayani pakaian pria atau misal resto yang khusus melayani orang yang vegetarian bisa membangun strategi positioning-nya berdasarkan kategori produk tersebut. Tetapi, cara ini juga bisa pakai untuk produk paritas yang sulit menemukan atau memang tidak memiliki kekhususan, asal klaim tersebut belum dipakai pesaing . 2. Positioning Citra Kalau yang satu ini, membuat strategi positioning yang bersifat asosiatif. Contohnya di Jogja, ada sebuah warung pecel yang sukses membangun citranya sebagai tempat makan sekaligus tempat yang paling tepat untuk bernostalgia semasa dulu menjadi mahasiswa. Hanya masalahnya, strategi positioning citra akan mengalami kegagalan jika tidak membangunnya dengan kreatif, pilihan “image”-nya tidak realistis atau tidak mengkomunikasikannya dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga tidak berhasil membangun asosiasi antara merek dengan citra yang di kehendaki. 3. Positioning Fitur Produk yang Unik Cara ini adalah memakai unsur yang unik yang dimiliki produk atau perusahaan . Fitur produk tersebut bisa atribut yang nyata (tangible) maupun yang tidak nyata (intangible). Penerbangan murah adalah atribut yang tidak nyata, tetapi penerbangan yang sederhana dan efisien adalah atribut yang nyata. 4. Positioning Manfaat Tipe positioning yang satu ini didasarkan pada manfaat, keunggulan yang dimiliki produk dalam memuaskan kebutuhan, keinginan serta selera konsumen. Manfaat umumnya berdasarkan pengalaman, bersifat fungsional atau simbolik. Product Positioning Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna (1985), yang juga mengemukakan definisi product positioning sebagai berikut: “The positioning process should begin with the product themselves. To gain a strong product positioning, a company must differentiate its product from all



other products on the market. The goal is to give theproduct a unique position in the market place.” Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi atau sasaran konsumennya. Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna (1985) menjelaskan perusahaan sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci utama, disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut: 1.Perusahaan perlu mengikuti trend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi persaingan, sosial, dan ekonomi. 2 Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas. 3.Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a little pond,). 4.Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan harus menyesuaikan strateginya. Kotler (1997 ) menjelaskan beberapa cara product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain: 1. Penentuan posisi menurut atribut Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan seterusnya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan din sebagai taman hiburan terbesar di dunia. 2.



Penentuan posisi menurut manfaat Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jamankeemasan koboi Old West. 3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat. 4.



Penentuan posisi menurut pemakai



Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’. 5. Penentuan posisi menurut pesaing Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park. 6.



Penentuan posisi menurut kategori produk Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya: Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’. 7.



Penentuan posisi harga atau kualitas Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens dapat memposisikan dan sebagai nilai terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas tinggi/harga tinggi atau harga termurah).



BAB I Pendahuluan Setiap manusia punya kebutuhannya masing – masing, dari yang masih bayi hingga yang sudah lansia. Sudah seharusnya bagi setiap perusahaan untuk bisa mengenal setiap kebutuhan masyarakat dan mengelompokkannya ke dalam beberapa bagian tertentu. Dan pengelompokkan – pengelempokkan atau pengolongan – pengolongan inilah yang disebut segmentasi pasar.Semua pasti mengetahui sebuah perusahaan besar seperti Walt Disney, Walt Disney adalah perusahaan besar yang bergerak di dunia hiburan. Dalam hal ini walt disney juga menggunakan strategi segmentasi pasar dalam hal memasarkan setiap produknya. Sehingga produk – produk dari Walt Disney dapat di jangkau untuk semua usia. Seperti Baby Mickey’s Stuff untuk bayi dan anak – anak, sedangkan yang dewasa ada Mickey Unlimited. Sehingga perusahaan ini dapat meraup keuntungan yang maksimal untuk setiap produk yang mereka pasarkan.Melihat keberhasilan yang sudah diraih oleh perusahaan walt Disney tadi, maka segmentasi pasar sangatlah penting di gunakan untuk setiap perusahaan sebagai strategi dalam memasarkan setiap produknya. Pada kesempata kali ini penulis akan membahas tentang apa itu segementasi pasar, segmentasi pasar terkait dengan kepuasan konsumen dan segementasi pasa terkait dengan profitabilitas atau keuntungan. Sehingga akhirnya kita dapat mengetahui mengapa perusahaan harus melakukan segmentasi pasar sebagai strategi pemasaran produknya. .



BAB II SEGMENTASI,TARGETING DAN POSITIONING



Konsep segmentasi pasar pertama kali diperkenalkan oleh Wendell R. Smith pada tahun 1956 dalam artikelnya yang terkenal berjudul “Product Differentiation and Market Segmentation as Alternative Marketing Strategie” yang dimuat di Journal of Marketing. Menurutnya , konsumen itu bersifat unuk dan berbeda-beda. Konsekuensinya, mereka membutuhkan program pemasaran yang berbeda pula. Dalam artikel orisinalnya tersebut, Smith menawrkan diferensiasi produk untuk melayani segmen berbeda sebagai alternatif strategi pemasaran. Segmentasi pasar merupakan konsep pokok yang mendasari strategi pemasaran perusahaan dan pengalokasian sumber daya yang harus dilakukan dalam rangka mengimplementasikan program pemasaran. Dalam rangka merealisasikan manfaat potensial segmentasi pasar perusahaan membutuhkan studi empiris mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen serta sistem manejemen yang dapat menyesuaikan proses bisnis dengan kebutuhan dan keinginan tersebut. Konsumen melakukan pembelian atas dasar manfaat yang diberikan atau kemampuan produk dan jasa dalam membantu mereka memecahkan masalah spesifik yang dihadapi. Perusahaan dapat saja menawarkan beraneka macam produk dan jasa, namun konsumen hanya membeli manfaat atau solusi atas masalah yang ditawarkan oleh produk dan jasa bersangkutan. Manfaat dan solusi atas masalah dapat bersifat fungsional (misalnya, menghilangkan rasa haus) psikologis (misalnya, meningkatkan rasa percaya diri) dan/atau ekonomik (misalnya, memberikan penghematan biaya sebesar nilai tertentu) Jika kita mendefinisikan segmen pasar atas dasar manfaat dan/atau solusi atas masalah, kita menerapkan perspektif permintaan (deman perspective). Pendekatan sepeti ini dapat menghasilkan deskripsi pasar untuk produk tertentu yang terkadang sama sekali di luar dugaan, Contoh , perusahaan kamera Polaroid pernah melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi pesaing bagi kamera instan Polaroid yang berharga paling murah, ternyata temuan yang didapatkan adalah jika pelangganya adalah kategori usia 18 tahun sampai 25 tahun, maka tidak ada



kamera lain yang bersaing langsung dengan kamera Polaroid yang termurah. Jika mereka tidak membeli kamera Polaroid , maka uang mereka digunakan untuk hiburan, jalan-jalan dsb. Hal ini menyebabkan Polaroid cenderung masuk ke dalam kategori hiburan, bukan pasar kamera. Sementara itu, jika kita mendefinisikan pasar berdasarkan tipe produk yang dihasilkan , maka pendekatan yang dipakai adalah persepektif penawaran (supply persepective). Persepektif ini berfokus pada semua pesaing yang menawarkan produk dan jasa serupa misalnya semua perusahaan konsultan manajemen



di



kawasan



tertentu.



Perspektif



ini



juga



secara



eksplisit



mempertimbangkan proses pemanufakturan, struktur biaya, ketersediaan bahan mentah, perkembangan dan pemanfaatan teknologi, strategi pemasaran dan distribusi lingkup geogafis, biaya masuk dan biaya keluar dari industri bersangkutan dan seterusnya. Dalam konteks ini pasar adalah karena persaingan. Kelemahannya adalah bahwa ada kemungkinan pemasar kehilangan arah mengenal orientasi pelanggan dalam penerapan perspektif ini. Pemasar kerap kali cenderung lebih berfokus pada statistik volume penjualan atau pangsa pasar ketimbang peluang konsumen untuk membeli produk dan jasa. Tahap Pertama : Segmentasi Kendala demikian, perspektif permintaan dapat diintergrasikan dengan perspektif penawaran memalui proses segmentasi pasar strategik yang langkah – langkahnya sebagai berikut: 1.



Mensegmentasi pasar menggunakan variabel-variabel permintaan seperti kebutuhan pelanggan, manfaat yang dicari , solusi atas masalah yang dihadapi , situasi pemakaian, dan lain-lain



2. Mendekripsikan segmen pasar yang diidentifikasi menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan pelanggan tersebut dan cara berkomunikasi dengan pelanggan Tahap Kedua : Targeting 1. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan variabel-variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen , biaya melayani setiap segmen , biaya produksi barang dan jasa yang diinginkan



pelanggan dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan dan peluang pasar sasaran. 2. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba segmen tersebut dan kesesuainnya dengan strategi korporat perusahaan. Tahap Ketiga : Positioning Mengidentifikasi konsep positioning bagi produk dan jasa perusahaan yang atraktif bagi pelanggan sasaran dan kompatibel dengan citra korporat yang diharapkan perusahaan. Pada prinsipnya, ada banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi, Namun dewasa ini ada semacan konsensus di antara para manager pemasaran, yaitu mendasarkan segmentasi pada kebutuhan pelanggan dan situasi pemakaian produk. Berdasarkan perspektif ini , ada dua cara untuk melakukan segmentasi pasar . Cara pertama adalah mulai dengan karakteristik pelanggan yang mudah diidentifikasi dan mengamati apakah kelompok pelanggan yang ada memang benar-benar memiliki pola kebutuhan yang berbeda . Contohya, apakah konsumen Jakarta memiliki tipe kebutuhan hiburan yang berbeda dengan mereka yang tinggal di Surabaya? Cara pertamai ini kerap kali dikenal dengan istilah convinience group atau backward segmentation atau reactive segmentation. Cara kedua adalah mengelompokkan pelanggan berdasarkan pola kebutuhannya baru kemudian mencari karakteristik pembeda yang memungkinkan identifikasi secara mudah . Sebagai contoh , apakah pelanggan yang suka berkunjung ke kafe cenderung sensitif terhadap harga, tergolong heavy users dan seterusnya . Cara kedua ini dikenal dengan istilah forward segmentation . Cara ini banyak diadopsi perusahaan-perusahaan terkemuka, karena diawali dengan identifikasi perbedaan potensial dalam hal kebutuhan, keinginan dan preferensi pelanggan, kemudia diiikuti upaya merancang produk dan strategi untuk melayani kebutuhan yang berbeda tersebut secara menguntungkan. Sementara itu, bagi pasar industrial dan pasar konsumen akhir, ada sejumlah variabel yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi dan medeskripsikan masing-masing segmen. Penggunaan variabel-variabel tersebut bermanfaat dalam menemukan pelanggan aktual dan potensial, memahami



motivasi pembelian konsumen dan berkomunikasi dengan konsumen . Khusus untuk kasus pasar industrial. Robertson dan Barich berargumen bahwa pada level strategik general sebagian besar segmen penjualan pasar industrial dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok global : first-time prospects, novices dan sophisticates. Tipe first-time prospects adalah mereka yang masih baru pada pasar bersangkutan dan mulai mengevaluasi vendor. Novices telah membeli produk, namun masuk tidak yakin mengenai pemakaian dan kesesuaian produk dengan kebutuhannya. Sedangkan Sophisticates telah pernah membeli dan menggunakan produk, serta sangat memahami karakteristik produk. Sementara itu Gench, et al. berpendapat bahwa ada empat segmen global yang biasa dijumpai dalam berbagai industri : 1.



Company loyal, yaitu pelanggan saat ini yang hampir tidak pernah beralik ke pesaing.



2. Competitive, yaitu pelanggan saat ini yang berpotensi untuk pindah ke pesaing. 3.



Switchable, yaitu pelanggan pesaing saat ini yang berpotensi untuk pindah ke perusahaan lain.



4. Competitor loyal ,yakni pelanggan pesaing saat ini hampir tidak pernah beralih ke pesaing.



SEPATU BATA A. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk merupakan suatu perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang per-sepatu-an. Di tahun 2014, tepatnya pada tanggal 15 Oktober, Bata Indonesia telah berusia 83 tahun. Dibawah ini sekilas sejarah perkembangan PT. Sepatu Bata. Mungkin masyarakat belum mengetahui bahwa Organisasi Dunia BATA dimulai di Zlin, Moravia (kemudian dikenal dengan Czekoslavia) pada tahun 1894 (24 Agustus 1894) sewaktu “TOMAS BATA” bersama saudara laki-lakinya, ANTONIN memulai usaha pembuatan sepatu di sebuah rumah sewaan di pusat kota. Usaha BATA bersaudara ini sejak semula telah terorganisir dengan baik, dibandingkan dengan pengrajin atau pengusaha-pengusaha kecil yang banyak terdapat pada waktu itu, dan melayani pesanan secara perorangan. Dari permulaan yang kecil ini, dan juga banyak dipengaruhi oleh perjalanan-perjalanan dan kerjanya di Amerika Serikat pada masa pergantian abad ini. TOMAS BATA (saudara laki-lakinya meninggal pada tahun 1908) telah berhasil menguatkan perusahaannya hingga titik dimana dia mempunyai lebih dari 25.000 pegawai dikompleks pabriknya yang megah dan terdiri dari 120 gedung pada tahun 1931. Bata beroperasi di Indonesia sejak tahun 1931. Kegiatannya dimulai di sebuah gudang di Tanjung Priuk dengan menjual sepatu-sepatu impor, sedangkan produksinya dimulai di Kalibata, Jakarta dalam tahun 1939. Dan kemudian berkembang pesat. Perkembangan-perkembangan yang pesat ini terhambat oleh Perang Dunia II. Namun setelah perang selesai, pabrik ini diperbaiki dan mulai beroperasi kembali pada tahun 1946. Sejak saat itu, Bata dengan mantap memperkuat kedudukannya sebagai pengusaha sepatu terkemuka di Indonesia. Pabrik utama dari PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk terletak di Kalibata, Jakarta Selatan. Dimana pabrik ini memiliki beberapa departemen produksi yang tergantung dari jenis produk yang dihasilkan dan masing-masing departemennya memiliki gedung atau pabrik yang berbeda-beda tapi tetap dalam satu lingkungan yang sama. Dimana departemen tersebut, yaitu rubber departement, sandals / ladies summer shoes departement, men summer shoes departement, dan kanvas departement. Setiap departemen melakukan kegiatan manufaktur proses produksi mulai dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi. Dan pada observasi dan pengamatan kali ini, pengamat lebih memfokuskan pada proses yang terjadi pada men summer shoes department atau biasa disebut dengan departemen 440/441. Dimana pada Men Summer Shoes Departement ini terbagi atas dua proses pengolahan dan produksi, yaitu proses produksi untuk sepatu tipe men dressed dan moccasin. Tetapi pada umumnya kedua tipe sepatu ini memiliki langkah proses pengolahan dan produksi yang sejenis, dimana proses tersebut terdiri dari tiga langkah utama, yaitu Manipulating, Sewing, dan Assembling. Kini Bata Indonesia memperkerjakan kurang lebih 1859 karyawan tetap di pabrik Kalibata, cabang Medan, cabang Surabaya, dan pabrik Purwakarta, serta ribuan lainnya mengantungkan hidupnya pada perusahaan ini dengan



mengusahakan toko pengecer khusus, distributor dalam mendistribusikan produkproduk Bata. Adalah falsafah perusahaan untuk selalu menempatkan tenagatenaga Indonesia dalam struktur manajemennya. Dalam setiap kesempatan tenagatenaga ahli ini melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mengkuti kursus-kursus dan pertemuan-pertemuan untuk mewakili Perusahaan. Jadi, Sejarah perkembangan perusahaan ini di Indonesia adalah sebagai berikut : • 1931 memulai usahanya sebagai pengimpor sepatu • 1940 mendirikan pabrik di kalibata jakarta selatan • 1982 didaftarkan di Bursa Efek Jakarta • 1994 mendirikan pabrik di purwakarta • 2004 memperoleh lisensi sebagai distributor dan General Importing. Walaupun merek barang produksi lain diJual di Toko Bata, tetapi tetap saja Bata masih sepi dikunjungi oleh pembeli. PT Sepatu Bata yang saat ini menanggung utang kepada HSBCIndonesia sebesar Rp 30 miliar, akhirnya menunjuk HSBC Global Payments and Cash Management Indonesia untuk mengelola kebutuhan cash management Sepatu Bata lewat program HSBC Net. HSBC Group hingga 30 Juni 2009 memiliki aset mencapai 2,422 miliar dolar AS. Sementara laporan keuangan semester I 2009 PT Sepatu Bata Tbk menunjukkan bahwa perseroan tersebut mencetak laba bersih sebesar Rp 12,319 miliar. Dengan jumlah penjualan bersih sebesar Rp267,645 miliar. Namun PT Sepatu Bata memiliki utang perseroan sebesar Rp 60 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 50 miliar di antaranya merupakan fasilitas pinjaman dari BNI sebesar Rp 20 miliar yang didapat akhir tahun 2008 dan fasilitas pinjaman sebesar Rp 30 miliar dari HSBC per kuartal III 2008. Utang tersebut, menurut Fadzillah, digunakan untuk merelokasi pabrik sepatu Bata dari Kalibata ke Purwakarta yang membutuhkan dana sebesar Rp 60 miliar. Saat ini pabrik baru Sepatu Bata sudah beroperasi sepenuhnya. Menurut utang dari BNI sudah lunas semua. Sedangkan utang yang belum dibayar adalah pinjaman dari HSBC atau 50 persen dari total pinjaman sebesar Rp 30 miliar. Oleh Karena itu Produsen sepatu dan sendal PT Sepatu Bata Tbk berambisi dapat meningkatkan kapasitas produksi sebesar 13,25 juta pasang per tahun dalam tiga tahun ke depan. Saat ini, kapasitas produksi perusahaan ini baru mencapai enam juta pasang per tahun. Target peningkatan produksi diharapkan bisa tercapai setelah perseroan merelokasi pabrik dari Kalibata, JakartaSelatan,kePurwakarta,JawaBarat.



B. Visi dan Misi Perusahaan Visi : Memperkuat posisi Bata sebagai pemimpin bisnis alas kaki di Indonesia dan meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka pendek dan jangka panjang.



Misi : Mampu bersaing dan berkembang sehat dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.



C. Arti dari logo BATA Pabrik pertama sepatu ini berlokasi di Kalibata, Jakarta Selatan. Jadi, banyak orang yang mengira nama Bata diambil dari nama kawasan itu. Menurut informasi yang didapat dari majalah Tempo. Merk Sepatu Bata sebenarnya diambil dari nama pendirinya, Tomas Bata, pengusaha asal Cekoslovakia. Nama Kalibata sendiri punya sejarah lain. Konon nama itu muncul karena sungai di kawasan itu kerap dilalui rakit pembawa batu bata dari Bogor menuju Jakarta.



D. Struktur organisasi perusahaan Dibawah ini ditampilkan struktur organisasi pada PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk :  President Director Jabatan ini memiliki fungsi sebagai posisi yang menentukan jalannya perusahaan yang ditinjau dari segala aspek, baik itu menentukan jalannya produksi, pemasaran dan manajemen perusahaan secara keseluruhan. Dalam hal ini, Presiden Direktur dibantu oleh direktur-direktur lain dari departemendepartemen yang ada di dalam perusahaan tersebut.



 Production Bagian Production merupakan bagian yang merealisasikan seluruh planning dan konsep yang ingin dihasilkan menjadi suatu produk jadi yang akan dikeluarkan ke pasaran. Bagian ini yang bertanggung jawab atas jalannya proses produksi yang harus dihasilkannya dengan memenuhi target estimatenya.  Purchasing Bagian ini memiliki fungsi dimana melakukan pembelian dan pemesanan. Pembelian dan pemesanan yang dilakukan bagian Purchasing antara lain dalam hal pembelian material. Bagian Purchasing yang melakukan pemesanan material yang dibutuhkan untuk keperluan produksi. Dan tentunya pembelian dan pemesanan yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan.







 Product Development Support sebagai bagian yang berfungsi untuk merancang atau mengembangkan produk yang sudah ada, agar produk produk tersebut tidak monoton dan dapat mengikuti permintaan yang diinginkan pasar. Bagian ini membuat mulai dari konsep sampai dengan prototype produk yang dikembangkan. Setelah itu baru diajukan untuk menjadi produk yang akan diproduksi.  Marketing Marketing merupakan bagian yang menjalankan tugas pemasaran produk – produk yang telah dihasilkan terhadap konsumen. Bagian Marketing juga membuat suatu Production Estimate yang diberikan ke bagian Produksi. Dimana di dalamnya berisi mengenai berapa banyak jumlah produk yang diestimasikan untuk diproduksi.  Financial Departemen Financial memiliki fungsi sebagai accounting perusahaan ini. Kemudian bagian Financial berfungsi sebagai pemegang pengendalian data, baik dalam hal penjualan maupun pembelian.  Human Resources Bagian ini merupakan divisi yang berkaitan dengan segala hal mengenai sumber daya manusia didalam pabrik. Baik itu dalam hal perekrutan pegawai baru, training pegawai, kesejahteraan pegawai sampai dengan pemberhentian masa kerja pegawai.  Merchandising Bagian Merchandising memiliki tugas untuk menyerap trend pasar untuk diterapkan ke produksi. Bagian ini juga bertugas untuk membuat Sales Report, dimana laporan ini digunakan sebagai dasar pembuatan planning ke depan. Dan juga sebagai penyeleksi produk-produk yang akan di jual untuk waktu yang akan dating.  Costing Bagian costing memiliki fungsi untuk merincikan jumlah pengeluaran biaya yang dikeluarkan untuk keperluan dalam menghasilkan produk, sebagai contoh biayabiaya material yang harus dikeluarkan. Dan hal itu semuanya tertuang dalam Costing Ticket.



E. Produk – Produk Bata Bata tidak hanya menjual produksi sepatu bata di Toko Bata, ada juga produk yang lain. Brand (merek) yang di jual di toko bata : 1. Bubblegummer adalah merek terkemuka di amerika latin dan telah berekspansi ke seluruh asia dan eropa. Merek ini ditujukan bagi anak sampai umur 10 tahun dengan karakter lucu dan warna yang menarik. 2. Power, merek ini ditujukan untuk olah raga antara lain bola basket, sepakbola ataupun olah raga lainnya. 3. Marie Claire merupakan merek dagang yang ditujukan bagi wanita yang mementingkan fashion sebagai gaya hidupnya. 4. North Start, dikhususkan untuk produk sepatu canvas yang casual untuk penggunaan diwaktu santai. 5. Weinbrenner, khusus produk sepatu kulit ataupun sendal gunung, dan sepatu boot yang ditujukan untuk pria. 6. Comfit, dengan motto “ Get Comfertable today” produk ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya. 7. B First, Ditujukan bagi anak-anak sekolah, yang menjadikan “collection of School Shoes” sebagai motto penjualannya.



F. Kelebihan dan Kelemahan Bata Produk sepatu bata saat ini mengalami tingkat persaingan yang tinggi dengan sepatu merek lain. Hal ini disebabkan karena PT.Sepatu Bata memiliki kelemahan yakni: A. Bata Mempositiningkan produknya sebagai produk murah dan Awet, sedangkan kondisi pasar saat ini memiliki kecenderungan ke arah lifestyle dan fashionable produk. B. Konsep murah tersebut tidak sesuai dengan kenyataannya, harga produk Bata relatif mahal. C. Konsep Awet yang menjadi Positioning Bata, berubah menjadi tradisional, ketinggalan zaman (jadul) D. Promosi kurang, hanya bersifat jangka pendek dan menyambut even-even tertentu saja, misalnya Bata Back to School, atau Lebaran, natal dan tahun Baru, (Over communicated



E. Inovasi produk/ model kurang, padahal dari sisi perusahaan, bata merasa telah melakukan usaha yang maksimal untuk mengembangkan produk, yang dilakukan oleh SIC ( Shoe Inovation Centre), yang telah berusaha untuk mencari design, material dan teknologi untuk memperoleh produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan F. tidak jelas Segmentasi G. Bata tidak mengikuti life style yang sedang berkembang H. Pesaingnya adalah Adidas, Rebook, Nike, Kasogi, Carvil dll. I. Bata tidak mengikuti perubahan lifestyle yang ada di Indonesia, dimana pada masa sebelumnya sepatu dilihat hanya sebagai manfaatnya sebagai alas kaki, menjadi sepatu sebagai gaya hidup dan penampilan yang trendy. Adapun Kelebihan dari sepatu Bata : A. Saluran distribusi bata luas (outletnya Banyak), B. Qualitas tinggi



G. Analisis PT.Sepatu Bata Hasil analisis menunjukkan bahwa kelemahan utama PT. Sepatu Bata adalah sistim birokrasi dimana setiap keputusan dalam penentuan model sepatu yang akan diproduksi harus mendapat persetujuan dari induk organisasinya rganisasinya Bata Shoe Organization, Canada. Kelemahan Iainnya adalah kurangnya kesadaran karyawan di bagian produksi terhadap kualitas produk yang dihasilkan akibat mengejar target produksi. Hal ini membuat perusahaan tertinggal dari industri sepatu Iainnya dalam menghasilkan model-model sepatu terbaru. Standar mutu yang ditetapkan oleh perusahaan telah teruji dengan baik khusunya untuk sepatu ekspor, tetapi untuk konsumen dalam negeri karyawan biasanya kurang teliti dalam mengerjakan pembuatan sepatu tersebut. PT. Sepatu Bata saat ini berkonsentrasi untuk melayani segmen sepatu anak-anak, sepatu olah raga dan sepatu untuk orang dewasa. Sepatu yang menguasai pasar adalah sepatu anakanak dan alas kaki yang harganya relatif berdaya saing dan mutu disesuaikan dengan kemampuan daya beli konsumen dalam negeri. Solusi agar Bata bisa memenangkan persaingan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah : 1) Mempelajari strategi yang dilakukan oleh pesaing, agar dapat melakukan antisipasi terhadap dampak yang timbul bagi perusahaan. 2) Menentukan Segmentasi yang akan dijadikan Target Market secara jelas. 3) Menginformasikan kepada konsumen tentang kelebihan yang dimiliki Bata dari segi Kualitas.



4) MerePositioning produk Bata dari sepatu murah dan Awet, menjadi sepatu High Quality dan Fashionable. 5) Melakukan promosi yang berkesinambungan, dengan konsep jangka panjang, misalnya o Untuk produk power dengan menampilkan ikon Sepatu bata yang digunakan untuk event-event olahraga yang banyak diminati oleh pelanggan. Misalnya (Basketball, Badminton atau volleyball). o Untuk brand yang lainnya bisa dilakukan Repositioning Brand sesuai advantage yang dimiliki oleh masing-masing Brand 6) Melakukan edukasi kepada konsumen tentang sepatu yang berkualitas, dan menjelaskan bahwa kualitas yang dimiliki oleh sepatu bata adalah diatas merek yang lain. 7)



Untuk mendapatkan hasil yang lebih tepat, perlu dilakukan marketing research tentang 3 C ( Company, Competitor, Customer) yang lebih mendalam, selain itu juga harus dikaji ulang 4 P (Product, Price, Place, dan Promotion), terutama Promotion.



SEGMENTASI PASAR PT. THE BOTOL SOSRO BAB 1 PENDAHULUAN



1. LATAR BELAKANG



Di abad ke 20 ini persaingan pasar semakin ketat, para produsen harus pintar menaksir kebutuhan konsumen untuk mendapatkan profit sebesar-besarnya diantara pesaing yang sangat kompetitif di pasar Indonesia. Segmentasi pasar sangat penting didalam membangun sebuah usaha atau bisnis dibidang pemasaran. Segmentasi pasar bisa diartikan sebagai strategi perusahaan memasarkan produk dengan membuat beberapa produk sesuai kebutuhan konsumen. Definisi global dari segmentasi itu sendiri adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.



1. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu segmentasi pasar secara spesifik ? 2. Mengapa produsen membuat segmentasi pasar ? 3. Apa manfaat dan tujuan dari segmentasi pasar untuk perusahaan ? 4. Kriteria konsumen dalam pasar dan kaitannya dengan segmentasi 5. Studi kasus



1. TUJUAN 



Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan







Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar







Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan







Memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan bagaimana mengalokasikan secara baik.







Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam promosi







Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menempatkan (mengarahkan) serta membandingkan kesempatankesempatan atau harapan-harapan dalam pemasaran sehingga dapat mempelajari kebutuhan tiap segmen







Para penjual dapat menggunakan pengetahuannya untuk menanggapi usaha pemasaran yang berbeda-beda sehingga dapat mengalokasikan anggarannya dengan lebih tepat terhadap berbagai segmen.







Penjual dapat mengatur lebih baik produksnya dengan cara pemasarannya.



1. MANFAAT 1. Agar pembaca dapat menambah pengetahuan mengenai cara untuk menentukan segmentasi pasar dan target pasar. 2. Untuk digunakan sebagai bahan pokok dalam membuat suatu usaha atau bisnis dibidang pemasaran agar sesuai dengan segmentasi pasar yang diinginkan konsumen



BAB II PEMBAHASAN



1. APA ITU SEGMENTASI PASAR? Menurut para ahli ekonomi segmentasi pasar adalah 



Swastha & Handoko (1997) : Segmentasi pasar adalah sebagai kegiatan membagi–bagi pasar yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.







Hermawan Kertajaya : Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana cara memandang podusen pada pasar secara kreatif. produsen perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul dipasar.







Pride & Ferrel (1995) : segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.



1. MENGAPA PRODUSEN MEMBUAT SEGMENTASI PASAR ? Menurut Porter (1991) : Mengapa harus membuat segmentasi pasar karena banyak perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan mereka dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif. Segmentasi telah menjadi bagian utama dan paling vital dari strategi marketing, agar manajer pemasaran bisa membuat keputusan berkenaan dengan pasar yang diinginkan. Segmentasi atau membagi pasar menjadi beberapa segmen adalah dasar atau fondasi dari kinerja bisnis yang superior. Penting sekali untuk mengerti apa saja kebutuhan dan keinginan konsumen supaya produsen mampu merancang strategi pemasaran yang efektif. Setiap perusahaan kini dituntut untuk dapat semakin mengerti kebutuhan konsumen dan menciptakan produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka karena kebutuhan menjadi semakin berbeda/unik dan juga karena faktor teknologi yang semakin maju. 1. APA MANFAAT DAN TUJUAN DARI SEGMENTASI PASAR UNTUK PERUSAHAAN ?



Dengan mensegmentaskan pasar, dapat dikatakan bahwa secara umum peusahan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan yang lebih penting lagi agar operasi perubahan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif .



Menggunakan segmentasi pasar ialah untuk membantu perusahan untuk lebih memahami kebutuhan basis dalam pelanggan tertentu. Bila menggunakan segmentasi pasar , ada beberapa faktor yang akan dipertimbangkan. Faktor tersebut adalah variable segmentasi. Variabel segmentasi perlu berhubungan dengan kebutuhan, pengunaan, atau jasa. Memilih variable segmentasi yang tepat adalah bagian penting dalam penargetan pasar konsumen tertentu . Empat dasar umum untuk mengsegmentaskan pasar



1. SegmentasiGeografik Segmentasi geografik adalah membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik seperti negara, regional, propinsi, kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan dan kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini atau beroperasi di semua wilayah tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan psikologis konsumen. Banyak perusahaan dewasa ini merigionalkan program pemasaran produknya, dengan melokalkan produk, iklan, promosi dan usaha penjualan agar sesuai dengan kebutuhan masingmasing regional, kota, bahkan kompleks perumahan. 2. SegmentasiDemografi Segmentasi pasar demografik adalah membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, jumlah keluarga, umur anak, pendapatan, jabatan, lokasi geografi, mobilitas, kepemilikan rumah, pendidikan, agama, ras atau kebangsaan. Faktor-faktor demografik ini merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen kelompok konsumen. Alasannya utamanya, yakni kebutuhan konsumen, keinginan, dan mudah diukur. Bahkan, kalau segmen pasar mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain, maka karakteristik demografik pasti diketahui agar mengetahui besar pasar sasaran dan untuk menjangkau secara efisien. 3. SegmentasiPsikografik Segmentasi psikografik adalah membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Dalam kelompok domografik, orang yang berbeda dapat mempunyai ciri psikografik yang berbeda. 1. SegmentasiTingkahLaku Segmentasi tingkah laku adalah mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar meyakini bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.



1. KRITERIA PRODUSEN DALAM MEMBIDIK SEGMEN PASAR







Terukur



Segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya. 



Banyak



Segmen tersebut harus menghasilkan profit yang besar untuk dilayani 



Dapat diakses



Segmen tersebut harus mudah dijangkau para konsumen untuk menghasilkan kepuasan konsumen dan mempengaruhi profit dari produsen tersebut. 



Dapat Dibedakan



Segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas, maksudnya adalah setiap produk yang dihasilkan harus dapat dibedakan dengan produk lain atau produk kompetitif lain untuk memberi ciri khas pada produk tersebut 



Dapat dilayani



Segmen tersebut dapat dijangkau dengan sumber daya yang dimiliki produsen tersebut, dengan berbasis pada efisiensi produsen tersebut untuk menghasilkan profit yang sebesar-besarnya dari modal yang sekecil-kecilnya.



1. STUDI KASUS



SEGMENTASI PASAR PRODUK TEH BOTOL SOSRO



PROFIL SINGKAT



Top Brand Index 2013



PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agro industri yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya, dimana salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro merupakan produk teh siap minum pertama di Indonesia yang di kemas dalam botol dan telah dikenal oleh masyarakat luas.



Persaingan yang begitu ketat dari banyaknya teh dalam kemasan botol yang beredar di pasaran. Berdasarkan data pada PT. Sinar Sosro terdapat tujuh merek teh dalam kemasan botol yang beredar di Indonesia, yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, TEBS, S-tee, Frestea, Tekita.



PT. Sinar Sosro pada saat ini dihadapkan pada berbagai saingan produk minuman ringan yang tidak hanya dari pesaing lokal, namun juga pesaing asing. Persaingan berbagai merek teh dalam kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati – hati dalam merancang strategi pemasarannya.



Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak konsumen. Terciptanya citra baik dalam benak konsumen akan menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan beberapa manfaat.



Keberhasilan Sosro tidak lepas dari brand “teh botol” yang didapatkannya, persis seperti aqua menjadi brand pada air putih. Berikutnya Sosro semakin kuat karena jaringan distribusi Teh Botol yang sangat kuat sampai di titik akhir pelosok. Persis seperti Aqua dengan air putihnya, pemain lain terlambat masuk di segmen teh dalam botol, karena menganggap lalu ide air teh masuk dalam botol.



Yang masih kurang dari Teh Botol adalah upaya – upaya mempertahankan image secara above the line. Upaya iklan di media massa, event, maupun promosi yang



akan terus membuat teh botol tertancap di kepala konsumen masih jarang dilakukan. Terkesan Teh Botol merasa sudah besar dan yakin dengan penetrasi produk yang telah dilakukannya sehingga tidak perlu lagi melakukan promosi above the line secara intensif.



SEGMENTASI



Segmentation adalah upaya memetakan atau pasar dengan memilahmilahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal, penghasilan, gaya hidup, atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.



Teh Botol Sosro memiliki berbagai macam kemasan mulai dari kemasan botol kaca sampai kemasan botol plastik yang bervariasi ukurannya. Jadi kita bisa memilih ukuran apa saja yang sesuai dengan kebutuhan, suasana dan tentunya budget kita.



Demografis



Usia 15 sampai 35 tahun Perempuan dan Laki-laki sama-sama bisa mengonsumsi produk ini. Mulai dari Rp 3000,- saja sudah bisa mengonsumsi produk ini karena harga Teh Botol Sosro sangat terjangkau.



Geografis



Baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan.



Psikografis Pelajar, Mahasiswa, Karyawan, PNS, Pengusaha, Buruh dan berbagai jenis pekerjaan lainnya bisa mengonsumsi produk ini. Gaya hidup: Penikmat teh yang bisa dinikmati kapanpun waktunya. Mulai dari masyarakat menengah kebawah sampai masyarakat menengah keatas bisa mengonsumsi minuman ini.



Ada beberapa strategi pemasaran yang tepat dijalankan untuk produk Teh Botol Sosro di tengah-tengah kompetitor yang mulai bermunculan :



1. Iklan di media cetak maupun televisi dengan jalan endors terhadap tokoh terkemuka yang kompeten terhadap produk minuman ini 2. Menekankan positioning bahwa Teh Botol Sosro bukan semata-mata minuman untuk tertentu, tapi minuman yang bisa dipakai kapan saja dan dalam kondisi apa saja.



1. Penambahan varian kemasan bukan pada rasa ataupun ingredient, dengan jalan meluncurkan kemasan botol plastik isi 200 ml yang berharga hanya Rp. 2.500,-. Dengan demikian, hal ini dapat memperluas Teh Botol Sosro ke segmen-segmen konsumen yang lebih rendah



TARGET MARKET



Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik targetmarket yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar.



Dalam hal ini tentu sajaserangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju.



Target pasar yang dituju oleh Teh Botol Sosro terbagi dalam dua segmen inti yaitu: • Kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivitas yang dinamis.



Keluarga, khususnya membidik keluarga dari pasangan muda yang cenderung ingin menikmati minum teh bersama-sama diruang keluarga. Ini terlihat dari kemasan produk family ukuran 1L. Dalam komunikasi pemasarannya, pasar dididik untuk menyadari bahwa dalam aktivitas sehari-hari minum teh dapat meningkatkan mood.



POSITIONING



Teh untuk siapa saja. Apabila target pasar sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan kompetitor dan apa saja keunggulannya. Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan competitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro. Pengukuran terhadap kekuatan merek atau Top Brand Index (TBI) tersebut berdasarkan hasil survei dari Frontier Consulting Group. Pengukuran ini menggunakan tiga parameter, yaitu mind share, market share, dan commitment share. Mind share mengindikasikan kekuatan merek di dalam benak konsumen kategori produk bersangkutan. Market share menunjukkan kekuatan merek di



dalam pasar tertentu dalam hal perilaku pembelian aktual dari konsumen. Commitment share menjelaskan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek terkait di masa mendatang.



VALUE MARKETING



3.1 Brand



“Apapun makannya, minumnya teh botol sosro” di munculkan. Slogan ini tidak saja mengguncang sesama produk teh namun juga produk minuman secara keseluruhan. Teh dalam kemasan botol yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum. Karena Teh Botol minuman untuk semua orang.



3.2 Proses



Dalam era globalisasi ini, pembangunan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Negara lain. Kerjasama Negara – Negara baik bilateral maupun multilateral semakin marak dan terus berkembang dari segala bidang. PT. Sinar Sosro adalah perusahaan yang mempromosikan minuman ringan dengan ciri khas teh asli. PT. Sinar Sosro mengembangkan produk minuman teh rasa asli yaitu Teh Botol Sosro. Karena produk teh ini merupakan salah satu produk yang menawarkan kualitas produknya dalam menarik minat beli konsumen, karena sebagai minuman teh tanpa bahan pengawet.



KESIMPULAN Segmentasi pasar adalah pembagian kelompok pasar yang berbeda, pembagian pasar yang semula adalah merupakan kelompok konsumen yang heterogen menjadi kelompok konsumen yang homogen.



1. Membuat pangsa pasar baru yaitu minuman teh dalam kemasan siap minum di Indonesia adalah sebuah tantangan yang besar,respon masyarakat terhadap minuman teh sangatlah kritis. 2. Setelah kesuksesan produk Teh Botol kini PT. Sinar Sosro kembali merambah pasar baru yaitu produk teh berkemasan kotak. 3. Strategi pemasaran pada hakikatnya merupakan serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan kita dalam merancang strategi pemasaran, kita akan berpijak pada pengertian strategi pemasaran yang disampaikan oleh William Zikmund dan Michael D’Amico. 4. Dengan strategi pemasaran yang baik,serta melakukan pengembangan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan pasar adalah langkah yang tepat dalam mempertahankan suatu produk di pasaran agar tetap dipakai konsumen.



KESIMPULAN Sebuah produk yang kita pasarkan tentunya harus didukung oleh jaringan distribusi yang kuat dan juga pengelolaan ekuitas merk yang tepat, bukan hanya beriklan tapi juga berkomunikasi efektif dengan konsumen. Apabila postioning bagus belum tentu akan menghasilkan ekuitas merk yang tinggi, maka diferensiasi produk harus tetap ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/peran-positioning-dalam-strategi.html http://elqorni.wordpress.com/2008/08/16/kasus-strategi-pemasaran/ http://www.fmp.sinarindo.co.id/index.php/corporate/37-program-dan-strategipemasaran Agung, I Gusti Ngurah. 1992. Metode Penelitian Sosial, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Anindita, Ratya.2004. Pemasaran Hasil Pertanian, Papyrus Surabaya Irawan, Faried Wijaya, dan Sudjoni. 2001. Pemasaran: Prinsip dan Kasus. Edisi 2. Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta.



Kolter, Philip dan Gary Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo Kotler, Philips .1997. Manajemen Pemasaran (Terjemahan) Jilid I, PT.Prehallindo, Jakarta Schiffman B. and Watson K. 1997. Customer Behaviour. Asutralia Ltd.: Prentice Hall. Malhotra, Naresh K.,Marketing Research: An Applied Orientation with SPSS, Fourth Edition,Prentice-Hall, 2003 http://www.dokterbisnis.net/2009/09/23/3-masalah-pemasaran-yang-harus-perhatikan/ http://iilhaam.blogspot.com/2011/04/macam-macam-strategi-pemasaran.html Kotler P. dan gary Armstrong, 1997. Principles of Marketing. Singapore: Prentice Hall Internatinal Editions http://www.dokterbisnis.net/2011/06/10/strategi-positioning-produk/