24 0 703 KB
BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Cost Benefit Analysis 2.1.1 Definisi Cost Benefit Analysis Cost Benefit Analysis atau Benefit-Cost Analysis merupakan metode yang umum digunakan pada proses evaluasi manajemen. Tidak menutup kemungkinan juga analisis ini digunakan dalam tahap perencanaan. Analisis ini digunakan untuk menilai beberapa alternatif sumber daya maupun program yang memiliki manfaat lebih besar atau lebih baik dari alternatif lainnya. Cost Benefit Analysis adalah tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter dan pengaruhnya terhadap hasil perawatan kesehatan. Tipe analisis ini sangat cocok untuk alokasi beberapa bahan jika keuntungan ditinjau dari perspektif masyarakat. Analisis ini sangat bermanfaat pada kondisi antara manfaat dan biaya mudah dikonversi ke dalam bentuk rupiah (Orion, 1997). Pengertian Cost Benefit Analysis menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. Menurut Siegel dan Shimp (1994), Cost Benefit Analysis merupakan cara untuk menemukan alas an dalam menentukan biaya pengambilan alternatif dari pengukuran hasil yang menguntungkan dari alternative tersebut. Analisis ini telah dipakai secara luas dalam hubungannya dengan proyek pengeluaran modal. b. Vogenberg (2001) mendefinisikan Cost Benefit Analysis sebagai tipe analisis yang mengukur biaya dan manfaat suatu intervensi dengan beberapa ukuran moneter. CBA merupakan tipe penelitian farmakoekonomi yang komprehensif dan sulit dilakukan karena mengkonversi benefit atau manfaat ke dalam nilai uang. c. Menurut Schniedrjans, et. al. (2004), Cost Benefit Analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis biaya dan manfaat yang melibatkan estimasi dan mengevaluasi dari manfaat yang terkait dengan alternatif tindakan yang akan dilakukan. d. Menurut Keen (2003), Cost benefit Analysis merupakan analisis bisnis untuk memberikan gambaran kenapa harus memilih atau tidak memilih spesifikasi dari suatu investasi.
e. Tujuan dari metode Cost Benefit Analysis yaitu menetukan apakah merupakan suatu investasi yang baik. CBA juga betujuan untuk memberikan dasar untuk membandingkan suatu proyek. Termasuk membandingkan biaya total yang diharapkan dari setiap pilihan dengan total keuntungan yang diharapkan, untuk mengetahui apakah keuntungan melampaui biaya serta berapa banyak. Cost Benefit Analysis digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan atau kerugian serta kelayakan suatu proyek. Analisis ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan program. Perhitungan manfaat dan biaya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Cost Benefit Analysis juga digunakan untuk mengetahui seberapa baik atau seberapa buruk tindakan yang akan direncanakan akan berubah. Analisis ini sering digunakan oleh pemerintah dan organisasi lainnya, seperti perusahaan swasta, untuk mengevaluasi kelayakan dari kebijakan yang diberikan. Manfaat Cost Benefit Analysis yaitu memasukkan keuntungan dan biaya sosial. Juga sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan legislatif atau sumber dana dan meyakinkan untuk menginvestasikan dana dalam berbagai proyek. Jadi, Cost Benefit Analysis (CBA) adalah suatu proses sistematis yang digunakan untuk menghitung serta membandingkan biaya dan manfaat dari suatu proyek, keputusan maupun kebijakan pemerintah. CBA mengukur biaya dan manfaat dengan menggunakan beberapa ukuran moneter dan berguna untuk memilih alternatif terbaik atau mengevaluasi alternatif dan intervensi yang sudah diterapkan. 2.1.2 Penggunaan Cost Benefit Analysis 1. Bidang Pembangunan Perencanaan maupun evaluasi proyek pembangunan dapat menggunakan metode Cost Benefit Analysis (CBA) untuk meminimalisi risiko kerugian bagi perencanaan, dan evaluasi untuk perbaikan. Seperti proyek perluasan jalan raya oleh pemerintah kabupaten A. Oleh karena arus kendaraan yang padat, pemerintah A berencana melebarkan jalan dari empat lajur menjadi enam lajur. Asumsi bahwa, pelebaran jalan ini akan memberikan manfaat penghematan waktu pengguna jalan dan mengurangi kecelakaan di jalan tersebut.
2. Bidang Kesehatan Cost Benefit Analysis juga sering diterapkan dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan. Dalam hal ini penulis mengemukakan contoh cost benefit analysis dalam program Keluarga Berencana (KB). Program Keluarga Berencana adalah program mengendalikan pertumbuhan penduduk yang mempunyai elemen biaya (cost) dan manfaat (benefit) sebagai berikut: a. Elemen biaya. 1) Biaya program KB untuk mencegah atau menjarangkan kelahiran. 2) Biaya atau kerugian yang timbul karena menurunnya jumlah tenaga kerja. b. Elemen manfaat: 1) Efek utama : berkurangnya belanja konsumsi karena kelahiran yang dapat dicegah, sehingga belanja yang tidak dikonsumsi tersebut tersedia untuk penduduk luas. 2) Meningkatnya public saving dari penurunan pendidikan karena menurunnya jumlah anak yang lahir 3) Meningkatnya
produktivitas
karena
keluarga
yang
lebih
kecil
bisa
meningkatkan status gizinya 4) Meningkatnya private saving sebagai akibat menurunnya fertilitas. 2.1.3. Langkah Pengukuran Cost Benefit Analysis Untuk dapat melakukan Cost Benefit Analysis ada beberapa langkah yang harus dilakukan, sebagai berikut: a. Identifikasi Alternatif dan Intervensi yang Akan Dianalisis Intervensi yang dipilih untuk dilakukan analisis dapat lebih dari dua. Semakin banyak intervensi yang akan dianalisis semakin baik hasilnya karena akan memberikan pilihan yang bervariasi dan analisis yang lebih lengkap. Definisi operasional dari masing- masing alternatif atau intervensi harus dijabarkan agar tampak perbedaan dari masing-masing intervensi yang akan dianalisis. Contohnya : Poli Mata vs Poli THT, dalam hal ini kita akan membandingkan mana yang lebih besar manfaatnya.
b. Identifikasi Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi Dalam melakukan identifikasi biaya terlebih dahulu dilakukan pengklasifikasian komponen-komponen seluruh biaya dari masing-masing alternatif. Semua komponen biaya harus teridentifikasi baik yang bersumber dari anggaran proyek maupun dari anggaran lainnya. Klasifikasi biaya bisa dilakukan menurut beberapa cara lain meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemelliharaan, biaya risiko kehilangan dan kerusakan. c. Menghitung Total Biaya dari Masing-Masing Alternatif atau Intervensi Setelah seluruh komponen biaya teridentifikasi dan diklasifikasikan kemudian dilakukan penghitungan total seluruh biaya setiap intervensi. Cara penghitungan biaya total sama seperti dalam penghitungan unit cost. Perhitungan biaya investasi membutuhkan perhitungan AIC (Annual Investment Cost) yaitu membandingkan biaya investasi barang sesuai masa pakai dengan masa hidup barang tersebut.
keterangan: AIC: Annual Investment Cost IIC: Initial Investment Cost n: inflasi k: masa pakai l: masa hidup Perhitungan biaya non investasi hanya dengan menjumlahkan seluruh biaya pertahun. Hasil akhir penjumlahan seluruh biaya adalah Present Value Cost (PV cost) atau total biaya. d. Mentransformasi Manfaat dalam Bentuk Uang Dalam mengidentifikasi manfaat dari masing-masing biaya alternatif terdapat dua komponen, yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
e. Menghitung Total Benefit Mentransformasi manfaat dalam bentuk uang, untuk manfaat langsung kita dapat menghitung dengan menguangkan biaya keuntungannya. Sedangkan manfaat tidak langsung dapat menguangkan biaya akibat kerugian yang ditimbulkan. Hasil dari tahap ini adalah jumlah dari benefit langsung dan tidak langsung yang berupa PV Benefit atau Present Value Benefit. f. Menghitung Rasio Benefit (Discounting) Penjumlahan antara benefit langsung dan tidak langsung dari masing-masing alternatif atau intervensi dengan mengkonversikannya dalam bentuk uang. Dalam menghitung manfaat tentunya harus mempertimbangkan discount rate bila manfaatnya akan diperoleh untuk periode waktu kedepan. Menghitung Discount factor =
keterangan: i = Annual Interest Ratio g. Melakukan Analisis Untuk Menentukan Pilihan dari Alternatif atau Intervensi yang Paling Menguntungkan Setelah data tentang total biaya dan manfaat sudah tersedia maka dilakukan perhitungan NPV (Nett Present Value) = PV Benefit - PV Cost. Kemudian dihitung Rasio Biaya Manfaat (Cost Benefit Ratio) untuk setiap intervensi. Bila intervensi yang dianalisa lebih dari 2 maka dapat dibuat tabel untuk memudahkan dilakukannya analisis setiap intervensi.
2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Cost Benefit Analysis a. Kelebihan 1. Dapat dibandingkan.
2. Transparan. 3. Dapat mengukur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat meningkatkan efisiensi, pilihan tersebut harus diambil). 4. Memasukkan keuntungan dan biaya sosial 5. Sebagai dasar yang kuat guna mempengaruhi keputusan dalam hal ini legislatif atau sumber dana dan meyakinkan mereka untuk mengivestasikan dana dalam berbagai proyek. b. Kelemahan 1. Penghitungan ekonomi untuk public good dengan mengunakan Cost Benefit Analysis sulit untuk dilakukan. 2. Tidak dapat mengukur aspek multi dimensional seperti keberlangsungan, etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial yang lain. 3. Cost Benefit Analysis juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil keputusan, tetapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan. 4. Fokus pada efisiensi sehingga sering melupakan equity. Keduanya adalah dua kriteria yang berdiri sendiri dalam ekonomi kesejahteraan. 5. Efisiensi tergantung oleh beberapa pandangan, seperti pemerintah, masyarakat, generasi muda, tua, muda, pria, atau bahkan wanita. 6. Terdapat kesulitan dalam menghitung biaya dan manfaat sosial secara kuantitatif. 7. Manfaat dan biaya yang berwujud (tangible) lebih mudah untuk dihitung, akan tetapi yang bersifat tidak berwujud (intangible) relatif lebih sulit dihitung. 8. Membutuhkan sumber daya manusia dengan kemampuan dan pengetahuan yang baik untuk melakukan perhitungan CBA. 9. Tidak ada standar dalam kuantifikasi manfaat. 2.1.5 Perbedaan Teknik CBA dan CEA Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan CBA dan CEA Kegunaan Tujuan
Cost Benefit Analysis Mencari alternatif yang paling menguntungkan a. Memilih diantara beberapa alternatif yang tujuannya
Cost Effectiveness Analysis Mencari alternatif yang murah Memilih diantara beberapa alternatif yang tujuannya sama.
Perhitungan effectiveness Perhitungan benefit Perhitungan cost
berbeda. b. Memutuskan apakah suatu rencana dilaksanakan atau tidak Tidak ada a. Dalam nilai uang. b. Membandingkan B/C ratio. Dalam nilai uang
a. Dalam satuan output. b. Membandingkan biaya satuan. Tidak ada Dalam nilai uan
2.1.6 Contoh Penghitungan Cost Benefit Analysis Rumah Sakit “HARU BIRU” mempunyai keinginan untuk berinvestasi di bidang pelayanan spesialis jantung atau pengembangan ruang rawat inap VIP. Data yang ada untuk kedua program tersebut adalah sebagai berikut : (Asumsi tingkat inflasi = 13% ; jangka waktu analisis 6 tahun) 1. Pendirian Poli Spesialis Jantung a. Bangunan, tanah dan seluruh fasilitasnya Rp. 1.000.000.000 b. Biaya operasional tetapnya adalah Rp. 10.000.000 per tahun. c. Biaya operasional variabelnya adalah Rp. 5.000 per pasien d. Tarif per pasien Rp. 20.000 dan selalu meningkat sebesar Rp. 5.000 setiap tahunnya. e. Jumlah pasien rata-rata per hari 20 pasien untuk tahun ke-dua dan terus meningkat 5 pasien setiap tahunnya. a. (Pada tahun I belum ada pasien karena belum beroperasi). f. Pendapatan lain-lain adalah 30% dari pendapatan langsung. 2. Pengembangan ruang VIP a. Bangunan, tanah dan seluruh fasilitasnya Rp. 500.000.000 per kamar dan direncanakan membangun 4 kamar. Tahun ke-0 selesai 60% dan tahun ke-1 selesai seluruhnya. Biaya yang dikeluarkan juga terserap sesuai dengan kemajuan proyeknya. b. Biaya operasional tetap adalah Rp. 5.000.000 per tahun c. Biaya operasional variabel adalah Rp. 25.000 per pasien per hari d. Tarif ruang VIP Rp. 500.000 per pasien per hari. e. BOR pada tahun ke-2 : 50%
pada tahun ke-3 : 60% pada tahun ke-4 : 70% pada tahun ke-5 : 75% pada tahun ke-6 : 75% f. Fee institusi dari dokter spesialis adalah 20% dari tarif visite (Rp. 100.000) per pasien per hari. g. Pendapatan lain-lain adalah 20% dari total pendapatan tarif saja. Pihak rumah sakit meminta saudara melakukan analisis CBA dan memberikan rekomendasi pada pihak rumah sakit.
PENDIRIAN POLI SPESIALIS JANTUNG 1. Identifikasi program yang akan dianalisis Pada kasus pertama akan dianalisis CBA di sebuah poli spesialis jantung yang ada di Rumah Sakit Haru Biru. Berikut adalah contoh kasus penghitungan CBA di di sebuah poli spesialis jantung yang ada di Rumah Sakit Haru Biru, dengan jangka waktu analisis 6 tahun. Tabel 1. Jumlah Pasien Poli Spesialis Jantung Rumah Sakit Haru Biru No.
Tahun
Uraian
1 -
1.
2 20
Peningkatan jumlah pasien 2. Jumlah hari 240 3. Jumlah pasien 4.800 *jumlah hari kerja dalam 1 tahun diasumsikan 240 hari kerja
3 25 orang
4 30 orang
5 35 orang
6 40 orang
240 6.000
240 7.200
240 8.400
240 9.600
2. Identifikasi biaya dari tiap program
a. Biaya Tetap Tabel 2. Biaya Tetap Poli Spesialis Jantung Rumah Sakit Haru Biru No.
Uraian
1. Bangunan, tanah, fasilitas 2. Biaya operasional tetap TOTAL
Tahun 1 Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000
2 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
3 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
4 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
5 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
b. Biaya Variabel Tabel 3. Biaya Variabel Poli Spesialis Jantung Rumah Sakit Haru Biru
6 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
No.
Uraian
Tahun 1 -
1. Biaya operasional variabel TOTAL
2 Rp 24.000.000 Rp 24.000.000
3 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
4 Rp 36.000.000 Rp 36.000.000
5 Rp 42.000.000 Rp 42.000.000
6 Rp 48.000.000 Rp 48.000.000
*Biaya operasional variabel adalah Rp 5.000 per pasien 24.000.000 diperoleh dari 5.000 x 4.800 pasien pada tahun kedua 3. Identifikasi unsur benefit dalam bentuk uang a. Benefit Langsung Poli Spesialis Jantung Tabel 4. Benefit Langsung Poli Spesialis Jantung Rumah Sakit Haru Biru Uraian Pendapata n langsung
1 P -
2 B -
Tahun 4
3
P B 4.800 Rp 96.000.000
P 6.000
B Rp 150.000.000
P 7.200
5 B
Rp 216.000.000
P 8.400
6 B
Rp 294.000.000
P 9.600
B Rp 384.000.000
*tarif per pasien Rp 20.000 dengan setiap tahunnya selalu meningkat Rp 5.000 Benefit pada tahun pertama = 4800 pasien x 20.000 = 96.000.000 Benefit tahun kedua = 6000 pasien x 25.000 = 150.000.000
b. Benefit Tak Langsung Poli Spesialis Jantung Tabel 5. Benefit Tak Langsung Poli Mata Rumah Sakit Haru Biru No.
Uraian
1.
Pendapatan lain-lain
1 -
2 Rp 28.800.000
3 Rp 45.000.000
Pendapatan lain-lain tahun kedua (30% dari pendapatan langsung)
Tahun 4 Rp 64.800.000
5 Rp 88.200.000
6 Rp 115.200.000
4. Menghitung Benefit Cost Ratio Perhitungan Benefit Cost Ratio (inflasi sebesar 13%) sebagai berikut: Tabel 6. Perhitungan Benefit Cost Ratio No. A.
B.
Uraian
Tahun 1
Biaya Poli Spesialis Jantung 1. Biaya Tetap Rp 1.000.000.000 2. Biaya Variabel Total Biaya Rp 1.000.000.000 Benefit Poli Spesialis Jantung 1. Benefit Langsung 2. Benefit Tak Langsung Total Benefit Discount Factor (df)
C.
D. PV Benefit E. NPV (Ԑ PV benefit- Ԑ PV biaya) B/C
3
4
5
6
Rp 10.000.000 Rp 24.000.000 Rp 34.000.000
Rp 10.000.000 Rp 30.000.000 Rp 40.000.000
Rp 10.000.000 Rp 36.000.000 Rp 46.000.000
Rp 10.000.000 Rp 42.000.000 Rp 52.000.000
Rp 10.000.000 Rp 48.000.000 Rp 58.000.000
Rp 96.000.000 Rp 28.800.000
Rp 150.000.000 Rp 45.000.000
Rp 216.000.000 Rp 64.800.000
Rp 294.000.000 Rp 88.200.000
Rp 384.000.000 Rp 115.200.000
Rp 124.800.000
Rp 195.000.000
Rp 280.800.000
Rp 382.200.000
Rp 499.200.000
0,885 1
PV Biaya
2
=1/1,13
Rp 1.000.000.000
0,783 1/(1,13)2
Rp 30.090.000 Rp 31.320.000 Df x total biaya = 0,885 x 34.000.000 Rp 110.448.000 Rp 152.685.000 Df x total benefit = 0,885 x 124.800.000 Rp -193.576.400 (963.081.600 – 1.156.658.000) 0,83264162 (963.081.600/1.156.658.000)
0,693 1/(1,13)3
0,613 1/(1,13)4
0,543 1/(1,13)5
Rp 31.878.000
Rp 31.876.000
Rp 31.494.000
Rp 194.594.400
Rp 234.288.600
Rp 271.065.600
Berdasarkan penghitungan analisis CBA di atas, didapatkan nilai rasio antara benefit dan cost dari pelayanan poli spesialis jantung adalah 0,83. Hal ini membuktikan bahwa poli spesialis jantung bersifat merugikan karena nilai rasionya lebih kecil dari 1. Hal ini juga dibuktikan dengan nilai NPV yang negatif menunjukkan bahwa nilai present value benefit lebih kecil daripada present value biaya. PENGEMBANGAN RUANG VIP 1. Identifikasi program yang akan dianalisis Pada kasus kedua akan dianalisis CBA untuk pengembangan ruang VIP yang ada di Rumah Sakit Haru Biru . Berikut adalah contoh kasus penghitungan CBA di pengembangan ruang VIP yang ada di Rumah Sakit Haru Biru, dengan jangka waktu analisis 6 tahun. Tabel 1. Jumlah Hari Perawatan Pasien Ruang VIP Rumah Sakit Haru Biru No.
Uraian
1. 2. 3.
BOR Jumlah TT Jumlah hari perawatan
Tahun 1 4 -
2 50% 4 730
3 60% 4 876
4 70% 4 1022
5 75% 4 1095
6 75% 4 1095
*jumlah hari kerja dalam 1 tahun diasumsikan 365 hari kerja
BOR =
Jumlah hari perawatan Rumah Sakit Jumlah Tempat Tidur x Jumlah hari kerja dalam satuan waktu
Maka, Jumlah hari perawatan: (BOR x Jumlah TT x Jumlah hari kerja dalam setahun) : 100%
x 100%
Jumlah hari perawatan tahun pertama = (50% x 4 x 365) : 100% = 730 Jumlah hari perawatan tahun kedua = (60% x 4 x 365) : 100% = 876 Jumlah hari perawatan tahun ketiga = (70% x 4 x 365) : 100% = 1022 Jumlah hari perawatan tahun keempat= (75% x 4 x 365) : 100% = 1095 2. Identifikasi biaya dari tiap program a. Biaya Tetap Tabel 2. Biaya Tetap Pengembangan Ruang VIP Rumah Sakit Haru Biru No.
Uraian
Tahun
1. Bangunan, tanah, fasilitas 2. Biaya operasional tetap TOTAL
1 Rp 1.200.000.000 Rp 1.200.000.000
2 Rp 800.000.000 Rp 5.000.000 Rp 805.000.000
3 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
4 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
5 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
6 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Keterangan: Tahun ke 0 selesai 60% jadi total bangunan, tanah dan fasilitas untuk 4 kamar adalah 4x 500.000.000 = 2.000.000.000 sehingga 60% x 2.000.000.000 adalah 1.200.000.000 sisanya pada tahun kedua yaitu 800.000.000 b. Biaya Variabel Tabel 3. Biaya Variabel Pengembangan Ruang VIP Rumah Sakit Haru Biru No.
Uraian
1. Biaya operasional variabel TOTAL
1 -
2 Rp 18.500.000 Rp 18.500.000
Tahun 3 4 Rp 21.900.000 Rp 25.550.000 Rp 21.900.000 Rp 25.550.000
*Biaya operasional variabel adalah Rp. 25.000 per pasien per hari Sehingga tahun pertama jumlah hari perawatan 730 x 25.000 = 18.500.000 Tahun kedua 876 x 25.000
= 21.900.000
5 Rp 27.375.000 Rp 27.375.000
6 Rp 27.375.000 Rp 27.375.000
Tahun ketiga 1022 x 25.000
= 25.550.000
Tahun keempat 1095 x 25.000 = 27.375.000 Dst. 3. Identifikasi unsur benefit dalam bentuk uang a. Benefit Langsung Pengembangan Ruang VIP Tabel 4. Benefit Langsung Pengembangan Ruang VIP Rumah Sakit Haru Biru Uraian Tarif Ruang VIP Fee Dokter TOTAL
1 P -
2 B -
P 730
B Rp 365.000.000
Tahun 4
3 P 876
B Rp 438.000.000
P 1022
B Rp 511.000.000
5 P 1095
B Rp 547.500.000
6 P 1095
B Rp 547.500.000
-
Rp 14.600.000
Rp 17.520.000
Rp 20.440.000
Rp 21.900.000
Rp 21.900.000
-
Rp 379.600.000
Rp 455.520.000
Rp 531.440.000
Rp 569.400.000
Rp 569.400.000
Tarif ruang VIP Rp. 500.000 per pasien per hari. Benefit tarif ruang VIP tahun pertama = jumlah hari perawatan x 500.000 = 730 x 500.000 = 365.000.000 Benefit tarif ruang VIP tahun kedua = 876 x 500.000 = 438.000.000 Benefit tarif ruang VIP tahun ketiga = 1022 x 500.000 = 511.000.000 Benefit tahun keempat = 1095 x 500.000 = 547.500.000 Dst,…. Fee institusi dari dokter spesialis adalah 20% dari tarif visite (Rp. 100.000) per pasien per hari. Benefit dari fee institusi dari dokter pada tahun pertama = 20% x 730x 100.000 = 14.600.000 Benefit dari fee institusi dari dokter pada tahun pertama = 20% x 876 x 100.000 = 17.520.000 Dst… b. Benefit Tak Langsung Pengembangan Ruang VIP Tabel 5. Benefit Tak Langsung Pengembangan Ruang VIP
No. 1.
Uraian Pendapatan lain-lain
1 -
2 Rp 73.000.000
3 Rp 87.600.000
Tahun 4 Rp 102.200.000
5 Rp 109.500.000
6 Rp 109.500.000
*20% x tarif ruang VIP 4. Menghitung Benefit Cost Ratio Perhitungan Benefit Cost Ratio (inflasi sebesar 13%) sebagai berikut: Tabel 6. Perhitungan Benefit Cost Ratio No. A.
B.
C. D.
1 Biaya Pengembangan Ruang VIP 1. Biaya Tetap Rp 1.200.000.000 2. Biaya Variabel Total Biaya Rp 1.200.000.000 Benefit Pengembangan Ruang VIP 1. Benefit Langsung 2. Benefit Tak Langsung Total Benefit Discount Factor (df) 1 PV Biaya Rp 1.200.000.000 PV Benefit
E.
Tahun
Uraian
-
2
3
4
5
6
Rp 805.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 18.500.000 Rp 823.500.000
Rp 21.900.000 Rp 26.900.000
Rp 25.550.000 Rp 30.550.000
Rp 27.375.000 Rp 32.375.000
Rp 27.375.000 Rp 32.375.000
Rp 379.600.000 Rp 73.000.000 Rp 452.600.000 0,885 Rp 728.797.500 (df x total biaya= 0,885 x 823.500.000) Rp 400.551.000 (df x total benefit = 0,885 x 472.600.000)
Rp 455.520.000 Rp 87.600.000 Rp 543.120.000 0,783 Rp 21.062.700
Rp 531.440.000 Rp 102.200.000 Rp 633.640.000 0,693 Rp 21.171.150
Rp 569.400.000 Rp 109.500.000 Rp 678.900.000 0,613 Rp 19.845.875
Rp 569.400.000 Rp 109.500.000 Rp 678.900.000 0,543 Rp 17.579.625
Rp 425.262.960
Rp 439.112.520
Rp 416.165.700
Rp 368.642.700
NPV (Ԑ PV benefit - Ԑ PV biaya) B/C
Rp 68.278.030 (2.076.734.880 -2.008.456.850) 1,033
Discount Factor: inflasi 13% yaitu setara dengan 0,13 Tahun ke 0 = 1 Tahun kesatu
=
1
= 1: 1,13 = 0,885
(1+0,13)1 Tahun kedua
= 1 : (1,13)2 = 0,783
Tahun ketiga
= 1 : (1,13)3 = 0,693
Dst.. Berdasarkan penghitungan analisis CBA di atas, didapatkan nilai rasio antara benefit dan cost dari pengembangan ruang VIP adalah 1,033. Hal ini membuktikan bahwa pengembangan ruang VIP bersifat menguntungkan karena nilai rasionya lebih besar dari 1. Hal ini juga dibuktikan dengan nilai NPV yang positif menunjukkan bahwa nilai present value benefit lebih besar daripada present value biaya. 5. Kesimpulan Kedua Program Dibandingkan nilai benefit cost ratio dari poli spesialis jantung (0,83) dan pengembangan ruang VIP (1,033), didapatkan hasilnya bahwa pengembangan ruang VIP memiliki benefit cost ratio lebih besar dibandingkan dengan pendirian poli spesialis jantung sehingga pengembangan ruang VIP lebih menguntungkan dibandingkan pendirian poli spesialis jantung dan pengembangan ruang VIP layak untuk direkomendasikan.