Lembar Kerja Modul 1 Che-MISTERY IA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MODUL I REAKSI-REAKSI KIMIA DAN STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA NIM/NAMA : 1XL21XYZ/ Anteq IChO (gak lulus KELAS : IPK-4.00 FAKULTAS/SEKOLAH : Fakultas Terambis ITB Bagian 1 Reaksi Oksidasi Logam Prosedur Pengamatan 1. CuSO4(aq) + Mg(s) Pada saat tawal: Terbentuk padatan hitam



Pada saat t5 menit: Padatan hitam semakin banyak terbentuk



)



HARI/TGL ASISTEN NILAI



: DAY, DD MM YY : Nama Asisten Anda :



Kesimpulan Persamaan reaksi: CuSO4 (aq) + Mg(s) → MgSO4 (aq) + Cu (s) Cu2+(aq) + Mg (s) → Cu (s) + Mg2+ (aq) Reaksi redoks ➔ Cu2+(aq) + 2e- ⇌ Cu (s), E° = 0, 34 V ➔ Mg (s) ⇌ Mg2+ (aq) + 2e-, E°= -2,37 V E°sel= Ereduksi – Eoksidasi = 0,34 V – (-2,37 V) = 2,71 V



2. HCl(aq) + Zn(s)



Pada saat tawal: Terbentuk gelembung gas H2



Pada saat t5 menit: Gelembung gas O2 semakin banyak



3. AgNO3(aq) + Cu(s)



Pada saat tawal: Terbentuk padatan hitam



Persamaan reaksi: 2HCl (aq) + Zn (s) → ZnCl2 (aq) + H2 (g) Zn (s) + 2H+(aq) → Zn2+ (aq) + H2 (g) Reaksi redoks ➔ Zn2+ (aq) + 2e- ⇌ Zn (s), E° = -0,76 V ➔ 2H+(aq) + 2e- ⇌ H2 (g), E° = 0 V E°sel= Ereduksi Eoksidasi = 0 V – (-0,76 V) = 0,76 V Persamaan reaksi: 2AgNO3 (aq) + Cu (s) → Cu(NO3)2 (aq) + 2Ag (s) Ag+ (aq) + Cu (s) → Ag (s) + Cu2+ (aq) Reaksi redoks



Pada saat t5 menit: Padatan hitam semakin banyak (pekat) ➔ Ag+ + e- ⇌ Ag (s), E° = 0,80 V ➔ Cu2++2e- ⇌ Cu (s), E° = 0,34 V E°sel= Ereduksi Eoksidasi = 0,80 V – 0,34 V = 0, 46 V Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi: Kesimpulannya adalah ketiga reaksi tersebut berlangsung secara spontan karena secara fisik ketiga reaksi menunjukkan adanya perubahan yang dapat teramati setelah lima menit pengamatan. Jikalau reaksi tersebut ditinjau menggunakan deret Volta, unsur-unsur yang terlibat saling mengoksidasi (di bagian kanan deret Volta) unsur-unsur yang teroksidasi (di bagian kiri deret Volta) dan masing-masing hasil potensial reduksinya merupakan hasil yang positif sehingga merupakan reaksi yang spontan (tanpa memerlukan energi eksternal seperti pada sel elektrolisis). TIPE REAKSI: REAKSI REDOKS



Bagian 2 Reaksi Reduksi Ion Cu2+ dalam Fasa Padat dan Larutan Prosedur Pengamatan Kesimpulan Terbentuk padatan hitam pada 1. CuSO4.5H2O(s) + KI(s) Persamaan reaksi: permukaan campuran. 2CuSO4∙5H2O (s) + 5KI (s) → 2CuI (s) + I3- (aq) + K+ (aq) + 2K2SO4 (aq) + 10 H2O (l) Larutan berubah warna menjadi 2. CuSO4(aq) + KI(aq) Persamaan reaksi: cokelat keruh. 2CuSO4∙5H2O (s) + 5KI (s) → 2CuI (s) + I3- (aq) + K+ (aq) + 2K2SO4 (aq) + 10 H2O (l) Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi: Kesimpulannya adalah reaksi pertama dalam bentuk padatan memerlukan waktu yang lebih lama dari reaksi kedua karena luas permukaan kontaknya yang lebih kecil sehingga tumbukan reaksi lebih lambat (sesuai teori tumbukan untuk laju reaksi). Sedangkan reaksi kedua berlangsung lebih cepat karena luas permukaan kontak yang lebih besar sehingga terjadinya tumbukan reaksi yang lebih cepat atau lebih merata akibatnya laju reaksi meningkat dan reaksi lebih mudah homogen. TIPE REAKSI: PERGANTIAN GANDA



LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG



Bagian 3 Perubahan Warna Indikator dalam Reaksi Asam Basa Prosedur Pengamatan Kesimpulan Ca(OH)2(aq) + fenolftalein + Terjadinya perubahan warna menjadi Persamaan reaksi : warna ungu setelah ditambah Ca(OH)2 (aq) + H2C2O4 (aq) → CaO (s) + 2CO2 (g) + H2C2O4(aq) indikator, lalu berubah menjadi putih 2H2O (l) keruh setelah bereaksi.



NH3(aq) + fenolftalein + CH3COOH(aq)



Larutan ditambah indikator menjadi warna ungu, lalu berubah menjadi bening setelah bereaksi.



Persamaan reaksi : NH3 (aq) + CH3COOH (aq) → (NH4)CH3COO (aq)



Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi: Kesimpulannya adalah reaksi yang pertama merupakan reaksi antara basa kuat dengan asam lemah karena indikator fenolftalein (PP) berada pada rentang pH asam lemah, maka reaksi ini membutuhkan lebih banyak jumlah asam lemah untuk menetralkan basa tersebut. Untuk reaksi kedua merupakan reaksi antara basa lemah dengan asam lemah dengan sifat produknya tergantung pada nilai Ka dan Kb. Adanya kesamaan Ka dan Kb membuat reaksi B memungkinkan bersifat netral. TIPE REAKSI: REAKSI ASAM-BASA



LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Bagian 4 Kesetimbangan Ion Kromat (CrO 42=) dan Dikromat (Cr2O72-) Prosedur Pengamatan Kesimpulan 1. K2CrO4(aq) + HCl(aq) Tabung 1: Terjadi perubahan Persamaan reaksi: (tabung 1) warna larutan menjadi jingga 2 CrO42- (aq) + 2H+ (aq) → Cr2O72- (aq) + H2O (l) kekuningan Kuning Jingga



K2CrO4(aq) + NaOH(aq) (tabung 2) 2. K2Cr2O7(aq) + HCl(aq) (tabung 1)



K2Cr2O7(aq) + NaOH(aq) (tabung 2)



Tabung 2: Larutan tetap berwarna kuning Tabung 1: Larutan tetap berwarna jingga



Persamaan reaksi: Cr2O72- (aq) + 2OH- (aq) → 2CrO42- (aq) + H2O (l) Jingga Kuning



Tabung 2: Warna larutan berubah menjadi kuning cerah



Perbandingan antara keempat tabung serta kesimpulan: a. Tabung 1 : ion 2CrO42- ketika ditambahkan asam (pH berubah) membentuk Cr2O72-, sehingga terjadi perubahan warna. Tabung 2 : ion 2CrO42- ditambahkan basa (pH berubah, pOH berubah) tidak membentuk dimer, sehingga tidak bereaksi. b. Tabung 1 : ion Cr2O72- ditambahkan asam (pH berubah) tidak membentuk dimer, sehingga tidak bereaksi. Tabung 2 : ion Cr2O72- ketika ditambahkan basa (pH berubah, pOH berubah) membentuk 2CrO42-, sehingga terjadi reaksi.



Bagian 5 Reaksi Reduksi Hidrogen Peroksida Prosedur Pengamatan Warnanya berubah menjadi kuning dan H2O2(aq) + KI(s) terbentuk gelembung gas



Kesimpulan Persamaan reaksi : H2O2 (aq) + I- (aq) → H2O (l) + IO- (aq) katalis intermediet H2O2 (aq) + IO- (aq) → H2O (l) + O2 (g) + I- (aq) ------------------------------------------------------------ + 2H2O2 (aq) → 2H2O (l) + O2 (g) gelembung gas



Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:



KI berperan sebagai katalisator reaksi H2O2, katalis bertindak dalam mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi atau energi yang diperlukan untuk terjadinya suatu reaksi dengan membentuk reaksi lain yang energi akativasinya lebih rendah daripadai reaksi tanpa katalisator. KLASIFIKASI TIPE REAKSI: REAKSI DEKOMPOSISI



Bagian 6 Reaksi Reduksi Kalium Permanganat Prosedur Pengamatan 1. 1 mL H2C2O4(aq) 0,1 M + Tetes 1 KMnO4(aq): Jernih dan bening H2SO4(aq) + KMnO4(aq) 0,05 M



Kesimpulan Persamaan reaksi : 2MnO4- (aq) + 6H+ (aq) + 5H2C2O4 (aq) → 2Mn2+ (aq) + 10CO2 (g) + 8H2O (l)



Setelah beberapa tetes:



Terjadi perubahan warna menjadi warna ungu



2. 1 mL Fe(II)(aq) 0,1 M + H2SO4(aq) + KMnO4(aq) 0,05 M



Jumlah tetes: 1 tetes Tetes 1 KMnO4(aq):



Bening Setelah beberapa tetes:



Warnanya tidak bening lagi Jumlah tetes: 1 tetes



Persamaan reaksi : MnO4 (aq) + 8H+ (aq) + 5Fe2+ (aq) → Mn2+ (aq) + 5Fe3+ (aq) + 4H2O (l)



LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Kesimpulan dan klasifikasi tipe reaksi:



Kesimpulannya adalah bahwa reaksi ini merupakan reaksi redoks dengan analisis sebagai berikut. Reaksi pertama membutuhkan waktu yang lebih lama karena dalam (1) reaksi yang pertama terjadi pembentukan ikatan rangkap, kenaikan bilangan oksidasi, penataan ulang ion elektron dan dalam (2) reaksi yang kedua hanya terjadi perubahan bilangan oksidasi, sehingga terjadi perubahan warna yang lebih cepat. KLASIFIKASI REAKSI: REAKSI REDOKS Mol KMnO4 pada percobaan 1: 2 0,1 × = 0,04 𝑚𝑚𝑜𝑙 5



Mol KMnO4 pada percobaan 2: 0,1 ×



2 10



= 0,02 𝑚𝑚𝑜𝑙



LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG



Bagian 7 Reaksi Larutan Pb(C2H3O2)2 dan,0 KI Prosedur Pengamatan 2 mL Pb(C2H3O2)2 (aq) 0,1 M + 2 mL KI(aq) 0 1 M



Massa endapan: 0,0305 gram



Kesimpulan Persamaan reaksi : Pb(C2H3O2)2 (aq) + KI (aq) → PbI2 (aq) + K2CH3COO (aq)



Berat teoritis produk reaksi (tuliskan perhitungan Anda): m PbI2 = mol PbI2 x Mr PbI2 = 0.0001molx461,01gr/mol = 0,046101 gram



Persen rendemen produk (tuliskan perhitungan Anda): % Rendemen produk =



𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ × 100% 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠



Bagian 8: Reaksi Larutan CuSO4 dan NaOH CuSO4 (mL) NaOH (mL) 50 10 40 20 30 30 20 40 10 50 TM = Temperatur mula-mula TA = Temperatur akhir



=



0,0305 × 100% 0,046101



= 66,159%



TM (°C)



TA (°C)



25



26,0



T (°C) 1



25



27,0



2



25



28,0



3



25



28,5



3,5



25



26,0



1



T=TA-TM (Konsentrasi CuSO4 =



M; konsentrasi NaOH =



M)



LABORATORIUM KIMIA DASAR PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1. Diskusikan perbedaan cara penentuan stoikiometri dengan menggunakan data massa produk yang dihasilkan dibandingkan dengan data perubahan temperatur, manakah yang lebih akurat? Berikan pendapat Anda. Yang lebih akurat adalah penentuan stoikiometri dengan menggunakan data massa produk yang dihasilkan. Hal ini dapat terjadi karena perhitungan yang melibatkan massa produk itu akan menghasilkan nilai kesalahan yang lebih kecil pada massa rendemennya. Namun, untuk penggunaan data perubahan temperatur dapat menghasilkan nilai kesalahan yang lebih besar karena faktor perubahan suhu yang mudah untuk berubah-ubah.



2. Jelaskan mengapa kita perlu menentukan rendemen produk. Hal ini diperlukan agar kita dapat menentukan persentase produk yang didapatkan dengan membandingkan berat yang diperoleh dengan berat teoritis, dari sini dapat kita pelajari suatu rasio antara hasil teoritis (perhitungan secara stoikiometri) dengan hasil yang diperoleh secara nyata (praktik) dan dari sini dapat diketahui tentang banyaknya produk yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia yang berlangsung, selain itu hal ini dapat diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memngaruhi perbedaan hasil antara hasil nyata dengan hasil teoritis.