Level of Service (ASTRIDO BUTARBUTAR) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS CENDERAWASIH FAKULTAS TEKNIK



JURUSAN TEKNIK SIPIL Jl.Kampwolker Kampus Baru Uncen – Waena - JayapuraTlp. (0967)574124



TUGAS TEKNIK LALU LINTAS



NAMA NIM KELAS



: Astrido Lorenza ButarButar : 2019061014038 :B



PROGRAM STRATA SATU REGULER JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA – PAPUA



TINGKAT PELAYANAN JALAN



Standar Nilai LOS Tingkat Pelayanan A



Rasio (V/C) < 0,60



B



0,60 < V/C < 0,70



C



0,70 < V/C < 0,80



D



0,80 < V/C < 0,90



E



0,90 < V/C 1



Karakteristik Arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang dikehendaki Arus stabil, kecepatan sedikit terbatas oleh lalu lintas, pengemudi masih dapat bebas dalam memilih kecepatannya. Arus stabil, kecepatan dapat dikontrol oleh lalu lintas Arus mulai tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda, volume mendekati kapasitas Arus tidak stabil, kecepatan rendah dan berbedabeda, volume mendekati kapasitas Arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, sering terjadi kemacetan pada waktu yang cukup lama.



Tingkat pelayanan berdasarkan PM 96 Tahun 2015 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan diklasifikasikan atas: Tingkat pelayanan A dengan kondisi: 1. Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi; 2. Kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan; 3. Pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.



Tingkat pelayanan B dengan kondisi: 1. Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas;



2. Kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum memengaruhi kecepatan; 3. Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan. Tingkat pelayanan C dengan kondisi: 1. Arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi; 2. Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat; 3. Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah lajur atau mendahului.



Tingkat pelayanan D dengan kondisi: 1. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi arus; 2. Kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang besar; 3. Pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.



Tingkat pelayanan E dengan kondisi: 1. Arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah;



2. Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi; 3. Pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan durasi pendek.



Tingkat pelayanan F dengan kondisi: 1. Arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang; 2. Kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume sama dengan kapasitas jalan serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama; 3. Dalam keadaan antrian, kecepatan maupun arus turun sampai 0.



Dibawah ini merupakan gambar tingkat pelayanan A-F



1.Tingkat pelayanan (tergantung – arus) Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitasjalan yang tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. Definisi ini digunakan oleh Highway Capasity Manual yang mempunyai 6 buah tingkat pelayanan, yaitu : Tingkat pelayanan A – arus bebas Tingkat pelayanan B – arus stabil (untuk merancang jalanantarkota) Tingkat pelayanan C – arus stabil (untuk merancang jalanperkotaan) Tingkat pelayanan D – arus mulai tidak stabil Tingkat pelayanan E – arus tidak stabil (tersendat sendat) Tingkat pelayanan F – arus terhambat (berhenti, antrian,macet) 2. Tingkat pelayanan (tergantung- fasilitas) Hal ini sangat tergantung pada jenis fasilitas bukan arusnya. Jalan bebas hambatan mempunyai tingkat pelayanan yang tinggi, sedangkan jalan yang sempit mempunyai tingkat pelayanan yang rendah. Konsep ini dikembangkan oleh Blunden (1971), Wardrop (1952), dan Davidson (1966). Blunden menunjukan bahwa hasil eksperimen menghasilkan karakteristik tertentu sebagai berikut : • Pada saat arus mendekati nol titik potong pada sumbu Y terlihat dengan jelas ( T0) • Kurva mempunyai arsintot pada saat arus mendekati kapasitas • Kurva meningkat secara monoton B. Elemen- elemen tingkat pelayanan jalan 1. Kecepatan Kecepatan dalam transportasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu : a. Sebagai ukuran tingkat pergerakan kendaraan di jalurnya b. Sebagai rentang periode waktu mulai saat barang atau penumpang hadir untuk transportasi sampai pada saat perjalanan selesai. Keuntungan kecepatan dalam transportasi barang adalah sebagai berikut : Beberapa komoditas, terutama makanan, mudah membusuk sehingga transportasi yanglebih singkat akan memperkecil kemungkinan kebusukan makanan. Barang yang tidak dapat segera ditransportasikan harus disimpan pada suatu tempattertentu. Dengan pengiriman yang cepat makin banyak barang yang dapat dikirimkan dalam suatuperiode waktu. Harga barrang seringkali berubah sesuai dengan kondisi ekonomi yang ada. Kecepatan pengiriman barang memungkinkan barang langsung sampai pada konsumendan meminimasi biaya terminal. 2. Keselamatan Perhatian bukan hanya pada perlindungan orang dan barang yang diangkut tapi juga barang dan orang lain yang berbagi prasarana dalam melakukan kegiatan transportasi. Keselamatan bagi penumpang harus selalu menjadi elemen pelayanan utama dalam transportasi.



3. Kapasitas Prasarana dan sarana harus mencukupi untuk segala jenis permitaan.Sarana harus disesuaikan dengan permintaan maksimum pada suatu periode waktu baik angkutan penumpang maupun barang. Frekuensi Frekuensi yang dimaksud adalah jarak waktu antara angkutan umum yang dapat dinaiki saat ia berangkat dengan datangnya atau berhentinya angkutan umum dengan jurusan yang sama setelah itu.Keuntungan frekuensi tinggi pada transportasi barang antara lain : • Waktu penyimpanan lebih sebentar • Tahapan pemrosesan dalam menjadi lebih cepat • Barang yang tak dapat digunakan dapat digantikan dengan cepat • Permintaan konsumen dapat terlayani dengan lebih cepat pada setiap saat Keteraturan Dapat dilakukan dari 2 sisi, yaitu jarak yang tetap atau periode waktu yang tetap. Pertimbangan seluruh aspek Sistem transportasi baik nasional maupun internasional terdiri dari beragam bentuk perlengkapan, kepemilikan juga lingkup area pelayanannya. 7. Tanggung Jawab Hal ini dikenakan pada transportasi yang dipercayakan pada orang atau lembaga lain selain pihak yang membutuhkan transportasi tersebut. 8. Kenyamanan Elemen pelayanan ini khusus untuk transportasi manusia karena manusia sangat peka baik secara fisik maupun psikologi. 9. Biaya yang layak Biaya transportasi yang murah akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melakukan transportasi dan secara tidak langsung mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi. C. Variabel Dalam Mengetahui Tingkat Pelayanan Jalan a. Karakteristik Geometrik Jalan, yang terdiri dari: Jalur la-lin (jumlah dan lebar jalur) Bahu jalan (lebar) Lajur jalan (jumlah) Median jalan (ada/tidak) b. Arus lalulintas Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Kendaraan Bermotor (MC) D. Karakteristik Geometrik Jalan



Jalan dua jalur dua arah (2/2 UD) Jalan empat lajur dua arah, terdiri dari: Tidak terbagi (yaitu tanpa median) (4/2UD) Terbagi (yaitu dengan median (4/2) Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2) Jalan satu arah (1-3/1) E. Arus Lalulintas Arus lalulintas adalah jumlah kendaraan yang terdapat dalam ruang yang diukur dalam satu interval waktu tertentu 15 menit. Dalam MKJI nilai lalulintas mencerminkan komposisi lalulintas dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang(smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi smp dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang(smp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut: 1. Kendaraan ringan (LV): termasuk mobil penumpang, minibus,pick up, truk dan jeep 2. Kendaraan berat (HV): termasuk truk dan bus 3. Sepeda motor (MC) 4. Maximum annual hourly volume adalah volume tiap jam yang terbesar untuk suatu tahun tertentu 5. 30 HV atau DHV yaitu volume lalu lintas tiap jam yang dipakai sebagai volume desain. Dalam setahun, besarnya akan melampaui oleh 29 data. 6. Rate of Flow adalah volume yang diperoleh dari pengamatan yang lebih kecil dari 1 jam, akan tetapi kemudian dikonversikan menjadi volume 1 jam secara linier. 7. PHF adalah perbandingan volume satu jam penuh dengan puncak dari Rate Of Flow pada jam tersebut. Sehingga PHF dihitung seperti berikut: PHF= Volume 1 jam/ maksimum Rate Of Flow 8. Jumlah kendaraan yang melalui titik pada suatu jalur gerak persatuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam (Qkendaraan),smp/jam (Qsmp) atau LHRT (Q Laju Harian Rata-rata Tahunan) ADT atau juga dikenal sebagai LHR yaitu total volume lalu lintas rata-rata harian berdasarkan pengumpulan data selama x hari dengan ketentuan 1365 hari. Sehingga AAWT dapat dihitung sebagai jumlah volume pengamatan selama hari kerja dibagi dengan jumlah hari kerja selama pengumpulan data. F. Kapasitas ruas jalan Kapasitas dasar Faktor penyesuai lebar jalan



Faktor penyesuai pemisah jalan Faktor penyesuai hambatan samping dan lebar bahu/jarak gerbang penghalang hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktivitas samping segmen jalan, yang disebabkan oleh 4 jenis kejadian yang masing-masing memiliki bobot pengaruh yang berbeda terhadap kapasitas, yaitu: 1) Pejalan Kaki, bobot 0,5 2) Kendaraan parkir atau berhenti, bobot 0,1 3) Kendaraan keluar/ masuk dari/ ke sisi jalan, bobot 0,7 4) Kendaraan bergerak lambat, bobot 0,4 Faktor penyesuai ukuran kota G. Derajat Kejenuhan Merupakan rasio arus lalulintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam) pada bagian jalan tertentu.Nilai derajat kejenuhan menunjukan apakah segmen jalan tersebut mmpunyai masalah kapasitas atau tidak. Jika derajat kejenuhan > 0,75 berarti segmen jalan tersebut mempunyai kapasitas karena telah berada pada kondisi jenuh. Derajat kejenuhan terdiri dari: Volume Kapasitas