Lk 0.1 Pedagogi Modul 1-4_neneng Inayah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Judul Modul Judul Kegiatan Belajar (KB)



No 1



Butir Refleksi Garis besar materi yang dipelajari



Modul 1. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan 1. Konsep Dasar, Rasional dan Landasan Ilmu Pendidikan 2. Karakteristik Peserta Didik 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran 4. Kurikulum Pendidikan Di Indonesia Respon/Jawaban KB 1. Konsep Dasar, Rasional dan Landasan Ilmu Pendidikan 1. Pendidikan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar orang tersebut mencapai kedewasaan (Winkel;2012). Dalam bahasa Yunani pendidikan juga dikenal dengan istilah “Paedagogiek” (pedagogik) yang artinya ilmu menuntun anak. Pedagogik juga berarti teori mendidik yang membahas apa dan bagaimana mendidik yang sebaikbaiknya. Carter V. Good (Syam dkk, 2003) menjelaskan istilah Pedagogy atau pendidikan dalam dua hal, yang pertama pendidikan adalah seni, praktek, atau profesi pengajaran. Kedua, pendidikan adalah ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode mengajar, pengawasan dan pembimbingan peserta didik. 2. Landasan filosofis pendidikan adalah pandanganpandangan yang bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan. 3. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman, 2013). Pendidikan tidak berlangsung dalam ruang hampa melainkan ada dalam lingkungan masyarakat tertentu dengan norma dan budaya yang melekat di dalamnya. 4. Landasan psikologi dalam pendidikan adalah asumsiasumsi yang bersumber dari studi ilmiah tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan (Robandi, 2005:25). 5. Landasan sosiologis bersumber pada norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat (Robandi, 2005: 26). 6. Landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu atau pandangan retrospektif. Pandangan ini melahirkan studistudi historis tentang proses perjalanan pendidikan di Indonesia yang terjadi pada periode tertentu di masa yang lampau.



7. Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau studi pendidikan (Hasubllah, 2008). Landasan religius ilmu pendidikan bertolak dari hakikat manusia yaitu (1) Manusia sebagai makhluk Tuhan YME; (2) Manusia sebagai kesatuan badan dan rohani; (3) Manusia sebagai makhluk individu, (4) Manusia sebagai makhluk sosial 8. Landasan yuridis telah banyak memberikan kontribusi landasan dalam pelaksanaan praktik pendidikan di Indonesia, sebagai contoh adalah penerapan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Syarifudin, 2006). 9. Landasan religius dalam bimbingan dan konseling mengimplikasikan bahwa konselor sebagai “helper” pemberi bantuan untuk memiliki pemahaman akan nilainilai agama, dan komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada klien atau peserta didik KB 2. Karakteristik peserta didik 1. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya. 2. Ragam Karakteristik Peserta didik a. Etnik/suku bangsa b. Kultural/kebudayaan (kebiasaan atau kebudayaan kelompok tertentu) c. Status sosial d. Minat (suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya ) e. Perkembangan Kognitif f. Kemampuan/pengetahuan awal g. Gaya belajar (kombinasi dari caramenyerap, mengatur dan mengolahinformasi) h. Motivasi (suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) padatingkah laku tersebut) i. Perkembangan emosi j. Perkembangan sosial k. Perkembangan Moral dan spiritual l. Perkembangan motorik (perkembangan gerakan jasmaniahmelalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkordinasi) Kata kunci lainnya : 1. enjoyable learning (pembelajaranyang menyenangkan) 2. Equilibration (keseimbangan) 3. Asimilasi (proses pengembangan yangmenguraikan tentang interaksi antara pengalaman) 4. Akomodasi (struktur kognitif(proses)yang timbul)



5. Entry behavior (kemampuan awal) 6. Visual learners (pembelajarandengan melihat informasi) 7. Auditif learners (pembelajaran dengan pendegaran/Audio) 8. Kinestetik learners (pembelajarandengan secara fisik) 9. Emosi (tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahandalam tubuh) 10. Obedience and paunisment orientatation (orientasi anak/pesertadidik masih pada konsekvensi fisik dari perbuatan benar-salahnya) 11. Good boy orientation (orientasiperbuatan yang baik) 12. Authority and social order maintenance orientation (orientasianak pada aturan dan hukum) 13. Contractual legalistic orientation (orientasi orang mulai peduli pada hakindividu, dan yang baik adalah yang disepakati oleh mayoritas masyarakat) 14. Conscience or principle orientation(orientasi orang adalah pada prinsip- prinsip etika yang bersifat universal) Spiritual intelegence (kecerdasanspiritual) KB 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran 1. Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon. 2. Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materipelajaran, karakteristik peserta didik, media dan fasilitas pembelajaran yangtersedia. 3. Aplikasi teori behavioristik dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas “mimetic” yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa peserta didik telah menyelesaikan tugas belajarnya. 4. Belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur. 5. Belajar menurut pandangan konstruktivistik adalah usaha pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan tersebut. 6. Peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. 7. Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakanmanusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahmai lingkungan dan dirinya sendiri.



8. Teori humanistik bersifat eleksitk, maksudnya toeri ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai. 9. Aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran cenderungmendorong siswa untuk berpikir induktif. KB 4. Kurikulum Pendidikan Di Indonesia 1. Kurikulum merupakan serangkaian mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik mulai dari awal sampai dengan mengakhiri program pendidikan. 2. Konsep dasar kurikulum dianggap sebagai mata pelajaran, pengalaman belajar dan sebagai perencanaan program pembelajaran. a. Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran: sebagai serangkaian daftar mata pelajaran yang harus ditempuh dan dikuasai oleh peserta didik, dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan, minat peserta didik dan urutan bahan. b. Kurikulum sebagai pengalaman belajar siswa: seluruh kegiatan yang dilakukan peserta didik baik di dalam maupun di luar sekolah, tidak hanya kegiatan intra ataupun ekstra kurikuler tetapi juga mencakup kegiatan peserta didik yang dilakukan di bawah tanggung jawab dan bimbingan guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan belajar bukan hanya mengumpulkan sejumlah pengetahuan, akan tetapi proses perubahan tingkah laku. Perubahan perilaku akan terjadi manakala siswa memiliki pengalaman belajar c. Kurikulum sebagai rencana atau program belajar: kurikulum sebagai suatu rencana pembelajaran harus bermuara pada perolehan pengalaman peserta didik yang sengaja dirancang untuk mereka miliki. Kurikulum harus mencakup dua sisi yang sama penting, yaitu perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan itu diimplementasikan menjadi pengalaman belajar siswa dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. 3. Pembaharuan kurikulum di Indonesia di Indonesia mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Dari kesepuluh kurikulum tersebut jika dilihat dari jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu : a. kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947 – 1968), b. kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan (kurikulum 1975 – 1994) dan c. kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum 2004 – 2013). 4. Peran, Fungsi, dan Komponen Kurikulum A. Peran Kurikulum kurikulum memiliki tiga peran yaitu peran konservatif, peran kreatif dan peran kritis evaluatif. a. Peran konservatif: menekankan bahwa kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan



nilai-nilai budaya masa lalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini b. Peran kreatif: menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu kebaruan yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi c. Peran Kritis dan evaluatif: kurkikulum berperan untuk menilai dan memilih nilai budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan, dan sebagai kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan atau realitas keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan dilakukan suatu modifikasi atau penyempurnaanpenyempurnaan. B. Fungsi Kurikulum: bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sedangkan bagi peserta didik fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman belajar. Jika dilihat dari cakupan dan tujuannya kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu 1) fungsi pendidikan umum (common and general education), 2) suplementasi (suplementation), 3) eksplorasi dan 4) keahlian. a. Fungsi pendidikan umum Fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat baik sebagai warga negara dan warga dunia yang baik dan bertanggung jawab b. Suplementasi Kurikulum memberikan pelayanan kepada peserta didik untuk menambah kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakatnya. c. Eksplorasi kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik tanpa adanya paksaan d. Keahlian Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat peserta didik. C. Komponen Kurikulum Komponen-komponen kurikulum diistilahkan sebagai anatomi kurikulum yang terdiri dari komponen tujuan, isi, aktivitas belajar dan evaluasi yang digambarkan sebagai suatu keterpaduan.



a. Tujuan dalam kurikulum menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud dari suatu proses pendidikan b. Isi atau content terdiri dari fakta, konsep, prinsip, nilai dan keterampilan yang perlu diberikan kepada siswa c. Aktivitas belajar sebagai strategi pembelajaran yang berkaitan dengan cara atau sistem penyampaian dari isi kurikulum agar mencapai tujuan kurikulum d. Evaluasi menilai pencapaian tujuan kurikulum dan menilai proses implementasi suatu kurikulum secara keseluruhan 5. Hakikat Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana harus mempelajarinya, dan berangkat dari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat. dalam sebuah pengembangan kurikulum guru memerlukan beberapa prinsip untuk mengembangkan kurikulum. Diantara beberapa prinsipnya adalah sebagai berikut: a. Prinsip Relevansi prinsip relevansi diterapkan agar apa yang dipelajari dapat sesuai dan sejalan dengan pengalaman belajar yang didapat. jenis relevansi ada 2 yaitu: 1. relevansi internal (kurikulum yang akan diterapkan dalam kelas dan pembelajaran siswa) 2. relevansi eksternal (aspek kurikulum aspek relevan dengan lingkungan hidup peserta didik, perkembangan zaman, dan tuntutan dunia pekerjaan) b. Prinsip Fleksibilitas kurikulum harus bisa dilaksanakan dalam kondisi yang ada dan memungkinkan untuk dilaksanakan, baik fleksibel bagi guru maupun peserta didik. c. Prinsip Kontinuitas kurikulum memiliki efek kesinambungan antara jenjang satu kepada jenjang lainnya d. Prinsip Efektivitas Prinsip efektivitas berhubungan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar, baik yang berhubungan dengan kegiatan guru maupun kegiatan peserta didik e. Prinsip Efisiensi Kurikulum dirancang untuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan. Dengan biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal. 6. Faktor-faktor yang mrmprngaruhi implementasi kurikulum Faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum digambarkan sebagai berikut



a. Faktor guru: Guru merupakan orang yang secara langsung bersentuhan dengan murid dan melakukan proses pembelajaran dengan peserta didik, dan berperan penting dalam implementasi kurikulum b. Faktor peserta didik: merupakan subjek dari pendidikan, dan subjek yang akan melakukan serangkaian seleksi terhadap pengalaman belajar yang dalam mengimplementasikan kurikulum c. Faktor Sarana dan Fasilitas Merupakan faktor penunjang yang memiliki pengaruh yang baik untuk mengingat pengalaman belajar yang dilakukan oleh peserta didik d. Faktor Lingkungan Sekolah lokasi lingkungan sekolah, lingkungan sosial dan ekonomi, dan beberapa hal terkait manusia dan sumber daya, akan mendukung proses pengimplementasian kurikulum e. Faktor budaya dan ideologi kurikulum dapat diimplementasikan dengan mengintegrasikan antara budaya dan ideologi yang beragam di masyarakat. Dimana budaya masyarakat merupakan sebuah tuntutan dimana peserta didik tinggal. Faktor lain yang mempengaruhi implementasi kurikulum yaitu faktor perencanaan yang mencakup mengenai penilaian awal sebuah perencanaan pembelajaran dan faktor evaluasi yang harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mengetahui sejauh mana efektvitas implementasi kurikulum terutama di ruang kelas 7. Strategi penerapan kurikulum dan tantangannya di masa depan Strategi dalam penerapan kurikulum diantaranya: a. Kesiapan guru menerima perubahan. Perubahan dan perkembangan masa depan merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditolak, sehingga diperlukan kondisi perubahan mental yang kuat dan perubahan model mental agar resistensi terhadap perubahan yang cenderung sudah mengakar kuat dalam diri guru menghilang dan meninggalkan zona nyamannya. b. Keterbukaan pola berpikir Pola pikir mempengaruhi berbagai macam perilaku yang dihasilkan oleh manusia. pola pikir bertumbuh, akan selalu bisa bertahan dalam kondisi apapun karena selalu bertumbuh dan bisa menyesuaikan dengan berbagai macam cara Adapun tantangan kurikulum yang harus dihadapi adalah : a. Bonus demografi: adalah keadaan dimana sumber daya manusia dalam usia produktif (15-64 tahun) lebih



2



Daftar materi yang sulit dipahami di modul ini



3



Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi



banyak dari pada usia non produktif. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian praktisi di bidang Pendidikan, untuk menekankan dan bekerjasama bagaimana membangun generasi selanjutnya. b. Teknologi di ruang kelas: orang-orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman, akan mengalami distorsi, sehingga harus ada akselerasi proses belajar agar manusia dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. c. Globalisasi dan perubahan kebijakan pendidikan: Dampak dari globalisasi menuntut adanya perubahan, salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang selalu berusaha untuk menyesuaikan pendidikan sehingga menyebabkan terjadinya perubahan kurikulum d. Pendidikan abad 21: Menurut UNESCO tujuan pendidikan di abad 21 membutuhkan berbasis sintesis yang tinggi, sebuah keterpaduan baru, kebutuhan individual adan tanggungjawab sosial KB 1. Konsep Dasar, Rasional dan Landasan Ilmu Pendidikan 1. Landasan filosofis dalam Pendidikan 2. Perkembangan moral dan spiritual KB 2. Karakteristik peserta didik 1. Memahami karakteristik peserta didik. 2. Menentukan pendekatan pembelajaran, metode, media dan jenis evaluasi yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. 3. Menentukan gaya belajar peserta didik. KB 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran Teori belajar KB 4. Kurikulum Pendidikan Di Indonesia 1. Hakikat pengembangan kurikulum 2. Siklus pengembangan kurikulum KB 1. Konsep Dasar, Rasional dan Landasan Ilmu Pendidikan 1. Konsep dasar dan rasional ilmu pendidikan 2. Tahap-tahap perkembangan moral dan spiritual KB 2. Karakteristik peserta didik 1. Ragam karakteristik Etnik dan Kultural 2. Kolaboratif dan kooperatif 3. Pra operasonal konkret dan operasionalkonkret 4. Parameter kematangan (fisik/mental) KB 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran Teori-teori Pendidikan KB 4. Kurikulum Pendidikan Di Indonesia Konsep dasar kurikulum



LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Judul modul Judul kegiatan belajar (kb)



No 1



Butir refleksi Garis besar materi yang dipelajari



Modul 2. Peran guru dalam pembelajaran abad 21 1. Karakteristik pembelajaran abad 21 2. Profil dan kompetensi guru abad 21 3. Tugas pokok dan fungsi guru abad 21 4. Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan Respon/jawaban KB 1. karakteristik pembelajaran abad 21 1. Fenomena perubahan pembelajaran abad 21: fenomena disrupsi, kehadiran big data, digital age, penggunaan tik. - Big data: kumpulan data dalam skala besar dan kompleks yang dapat menjadi sumber belajar potensial. - Massive open online course (mooc): sistem pembelajaran yang diselenggarakan secara online, ditawarkan secara besar-besaran dan terbuka 2. Komponen pembelajaran abad 21 yang meningkat interaksinya yaitu aktifitas guru, desain pembelajaran online,data sebagai sumber belajar(big data),strategi pembelajaran online, dan unjuk kerja peserta didik. 3. Fenomena lain abad 21 adalah adanya pergeseran kebutuhan sdm yang menggeser sdm berketrampilan tingkat rendah dengan pekerjaan sdm berdaya kreatif tinggi Kompetensi abad 21: - Berpikir kritis - Kreatif dan inovatif - Pemahaman lintas budaya - Keterampilan komunikasi, literasi informasi dan media. - Komputer dan literasi tik - Keterampilan karir dan kehidupan 4. Generasi z: lahir sekitar tahun 1995 - Kebebasan dalam belajar (self directed learning) - Suka hal-hal baru dan praktis - Nyaman dengan jaringan internet - Suka dengan gambar, ikon, simbol dari pada teks - Rentang perhatian pendek (short attention span) - Interaksi kompleks dengan media - Lebih suka membangun eksistensi di sosmed 5. Peran guru dalam pembelajaran abad 21 Guru lebih berperan dan bertindak sebagai mentor pendamping, pembimbing, dan pelatih dengan kebijaksanaan, pengetahuan, dan pengalaman dalam pembelajaran yang mampu menyediakan pengalaman bagi ssiwa dalam hal: (a) cara memvalidasi informasi, (b) cara mensintesa informasi, (c) cara mengambil manfaat dari informasi, (d) cara mengkomunikasikan informasi kepada orang lain dengan baik, (e) menggabungkan informasi secara kolaboratif, dan (f) cara menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah yang produktif. 6. Model-model pembelajaran abad 21 - Discovery learning: belajar melalui penelusuran, penelitian, penemuan, dan pembuktian.



-



Pembelajaran berbasis proyek: memiliki target tertentu dalam bentuk produk dan peserta didik merencanakan cara untuk mencapai target dengan dipandu oleh pertanyaan menantang. - Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan: melalui penelusuran dan penyelidikan sehingga dapat ditemukan banyak solusi masalah, - Belajar berdasarkan pengalaman sendiri: proses di mana insiatif belajar dengan/atau tanpa bantuan pihak lain dilakukan oleh peserta didik sendiri. - Pembelajaran kontekstual (melakukan): guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata peserta didik sehingga memungkinkan peserta didik menangkap makna dari yang pelajari, mengkaitkan pengetahuan baru dengan pegetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki. - Bermain peran dan simulasi: peserta didik bisa diajak untuk bermain peran dan menirukan adegan, gerak/model/pola/prosedur tertentu. - Pembelajaran kooperatif: bentuk pembelajaran berdasarkan faham kontruktivistik. Peserta didik berkelompok kecil dengan tugas yang sama saling bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan bersama. - Pembelajaran kolaboratif: belajar dalam tim dengan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. - Diskusi kelompok kecil: diorientasikan untuk berbagai pengetahuan dan pengalaman serta untuk melatih komunikasi lompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 7. Tpack sebagai kerangka integrasi teknologi Tpack adalah kerangka pengintegrasian teknologi ke dalam proses pembelajaran yang melibatkan paket-paket pengatahuan tentang teknologi, materi, dan proses atau strategi pembelajaran. 8. Pemanfaatan tpack untuk : (1) menilai peserta didik, (2) memahamkan materi, (3) memahami peserta didik, (4) merancang kurikulum, (5) merepresentasikan data, (6) mengelola pembelajaran, (7) mendukung strategi pembelajaran, (8) pengelolaan pembelajaran dan integrasi dalam konteks mengajar secara lebih luas. 9. 7 domain pengetahuan : - Pengetahuan materi (content knowledge/ck): penguasaan bidang studi atau materi pembelajaran. - Pengetahuan pedagogis (pedagogical knowledge / pk) : pengetahuan tentang proses dan strategi pembelajaran. - Pengetahuan teknologi pengetahuan bagaiamana menggunakan teknologi digital. - Pengetahuan pedagogis dan materi: gabungan pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran dengan proses dan strategi pembelajaran.



-



Pengetahuan teknologi dan materi: pengetahuan tentang teknologi digital dan pengetahuan bidang studi atau materi pembelajaran. - Pengetahuan tentang teknologi dan pedagogi: pengetahuan tentang teknologi digital dan pengetahuan mengenai proses dan strategi pembelajaran. - Pengetahuan tentang teknologi, pedagogi, dan materi: pengetahuan tentang teknologi digital, pengetahuan tentang proses dan strategi pembelajaran, pengetahuan tentang bidang studi atau materi pembelajaran. 10. Ke delapan domain untuk penerapan tpack secra praktis adalah - Menggunakan tik untuk menilai peserta didik - Menggunakan tik untuk memahami materi pembelajaran - Mengintegrasikan tik untuk memahami peserta didik - Mengintegrasikan tik dalam rancangan kurikulum termasuk kebijakan - Mengintegrasikan tik untuk menyajikan data - Mengintegrasikan tik dalam strategi pembelajaran - Menerapkn tik untuk pengelolaan pembelajaran - Mengintegrasikan tik dalam konteks mengajar KB 2 : profil dan kompetensi guru abad 21 1. Abad ke-21 merupakan abad yang sangat berbeda dengan abad sebelumnya. Ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat disegala bidang. Pada abad 21, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (tik) menyebabkan arus informasi semakin cepat dan aksesibilitas informasi semakin mudah. Abad 21 benar-benar membutuhkan guru yang profilnya efektif 2. Salah satu profil guru efektif abad 21 adalah guru mampu bekerja secara kolaboratif dan membimbing siswa untuk berkolaborasi dalam pembelajaran. 3. Komptensi essensial yang harus dimiliki guru efektif : - Guru efektif berangkat dari pemahaman peserta didiknya bukan gelas kosong karena generasi z memiliki aksesibilitas yang lebih baik terhadap sumber belajar digital/online. - Aktif memahami konteks berpikir peserta didik dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan spesifik sebagai kunci dalam pengembangan kemampuan belajar terkait penggunaan tik sekaligus mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi. - Guru efektif mengajarkan materi pelajaran secara mendalam dengan banyak contoh dan memberikan fondasi yang kuat akan pengetahuan faktual - Guru efektif lebih fokus pengembangan keterampilan metakognisi dan mengintegrasikan keterampilan metakognisi dalam kurikulum untuk beragam bidang studi. - Guru efektif selain memahami materi (content) juga menguasai beragam strategi pembelajaran yang memudahkan peserta didik belajar 4. Kompetensi guru abad 21



-



-



-



-



-



Kompetensi dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya Di indonesia, rumusan kompetensi guru yang dikembangkan sudah tertuang dalam undang-undang no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Artinya diselengarakannya pendidikan profesi guru (ppg) dimaksudkan agar guru memiliki kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam undang- undang tersebut. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti (a) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial memiliki sub indikator bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan



jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, beradaptasi sesuai tempat ketika bertugas di seluruh wilayah republik indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya dan berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. - Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan. Kompetensi profesional mempunyai sub kompetensi : menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif dan dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. 5. Profil guru abad 21 yang memesona - Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh pada pengelolaan pembelajaran dan perubahan karakteristik peserta didik. Pembelajaran abad 21 menjadi keharusan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi, serta pengelolaan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator sekaligus leader dalam proses pembelajaran. - Guru abad 21 harus mempunyai kemampuan dalam mengelola pembelajaran mencakup kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, penilaian prestasi belajar peserta didik, dan melaksanaan tindak lanjut hasil penilaian dengan prinsip-prinsip pembelajaran kekinian (digital age). - Secara rinci guru yang memesona tampil dalam sebagai berikut : a) Guru harus bisa menjadi teman belajar (co learner) yang menyenangkan, pandai membuat analogi materi yang sulit dengan padanan sehingga mudah dipahami b) pandai membuat metafora atau perumpamaan sebagai strategi sehingga peserta didik mudah menangkap esensi dari suatu materi c) canggih. Guru memesona harus terlihat canggih sehingga generasi z merasa ada sesuatu yang perlu dipelajari dari gurunya dan terkagumkagum d) humoris namun tegas dan disiplin.



e) Guru pandai berempati dan menyayangi peserta didik f) Memiliki rasa kesepenuhhatian dan menyadari apa yang dilakukan adalah panggilan jiwa. KB 3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Abad 21 1. Profesi guru merupakan salah satu dari profesi tenaga kependidikan yang diatur dalam undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003. 2. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. 3. Guru merupakan tenaga kependidikan yang terlibat langsung dengan proses pendidikan karena tugas utamanya sebagai pendidik atau mengemban tugas dan berprofesi sebagai pendidik. 4. Secara yuridis profesi guru diakui secara sah sebagai bidang pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian khusus pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tugas pokok dan fungsi guru semakin mendapatkan tantangan penyesuaian dalam menghadapi tantangan abad 21. 5. Tugas pokok guru berdasarkan undang-undang diatur dalam undang-undang guru dan dosen (uugd) nomor 14 tahun 2015 pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama guru mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 6. Tiga jenis tugas guru yaitu: (1). Tugas terkait bidang profesi, (2). Tugas terkait kemanusiaan, dan (3). Tugas terkait dalam bidang kemasyarakatan. 7. Permendikbud nomor 15 tahun 2018 sebenarnya mengatur tentang pemenuhan beban kerja guru 37,5 jam sebagai jam kerja efektif yaitu; (a) merencanakan pembelajaran atau pembimbingan; (b) melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan; (c) menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan; (d) membimbing dan melatih peserta didik; dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. 8. Tugas guru dalam merencanakan pembelajaran dan pembimbingan meliputi: (1) pengkajian kurikulum; (2) pengkajian program tahunan dan program semester; (3) penyusunan silabus; (4) pembuatan rpp; (5) melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan; (5) melaksanakan penilaian; (6) membimbing, mendidik, dan melatih; dan (7) melaksanakan tugas tambahan. 9. Tujuan kurikulum 2013 mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat kompetensi tersebut dapat dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.



10. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) permendikbud nomor 15 tahun 2018 meliputi kegiatan pengkajian kurikulum dan pengkajian program tahunan dan semester. 11. Prota adalah program tahunan yang memuat garis-garis besar yang hendak dicapai dalam jangka waktu satu tahun dan menjadi acuan untuk mengembangkan program semester, program mingguan, program harian, penyusunan silabus, dan penyusunan rpp. 12. Prosem (program semester) merupakan penjabaran lebih lanjut dari prota yang memuat garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. 13. Silabus adalah penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. 14. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan sub-kompetensi dasar. 15. Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu kompetensi yang sebelumnya telah ditentukan dengan memperhatikan yaitu minggu efektif, alokasi mata pelajaran dan jumlah kompetensi per semester. 16. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. 17. Rpp adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Rpp dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (kd). Rpp disusun mengacu pada silabus dengan prinsip-prinsip: - Memperhatikan perbedaan individual peserta didik; - Partisipasi peserta didik; - Berpusat pada peserta didik; - Berbasis konteks; - Berorientasi kekinian; - Mengembangkan kemandirian belajar; - Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran; - Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan; - Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 18. Komponen rpp terdiri atas; - Identitas sekolah - Identitas mata pelajaran - Kelas/semester; - Materi pokok; - Alokasi waktu 19. Intrakurikuler adalah kegiatan utama yang dilakukan dengan menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan. 20. Kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk memahami dan menghayati materi pembelajaran yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler di dalam kelas. 21. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan guna memperluas pengetahuan,mengembangkan nilai sikap dan menerapkan pengetahuan diluar jam pelajaran.



22. Kata kerja operasional adalah kata kerja yang bisa diukur mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. 23. Tugas tambahan yang melekat pada tugas pokok sesuai dengan beban kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf e meliputi: - Wakil kepala satuan pendidikan atau wakil kepala sekolah - Ketua program keahlian satuan pendidikan - Kepala perpustakaan satuan pendidikan - Kepala laboratorium, bengkel, atau unit produksi/ teaching factory satuanpendidikan - Pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusif atau pendidikan terpadu; - Menjadi wali kelas - Pembina organisasi siswa intra sekolah (osis ) - Pembina ekstrakurikuler - Koordinator pengembangan keprofesian berkelanjutan (pkb)/penilaian kinerja guru (pkg) atau koordinator bursa kerja khusus (bkk) pada smk - Guru piket - Ketua lembaga sertifikasi profesi pihak pertama (lsp-p1) - Penilai kinerja guru - Pengurus organisasi/asosiasi profesi guru; dan/atau - Tutor pada pendidikan jarak jauh pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 24. Fungsi guru berdasarkan undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta poin a, b dan c pasal 40 ayat (2) undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional meliputi 1) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa 2) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika 3) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis 4) Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; 5) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. 25. Ict literacy adalah dalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, alat komunikasi dan jaringan. 26. Ciri-ciri guru inovatif diantaranya adalah - Berani untuk kreatif. - Menghargai kolaborasi. - Memiliki dorongan kuat mempelajari hal baru dan berani mengambil resiko - Memiliki rasa ingin tahu, naluri untuk melakukan penyelidikan dan mengeksplorasi ide-ide baru - Terlibat penuh dalam kegiatan pembelajaran dan penuh motivasi.



-



Komitmen terhadap belajar sepanjang hayat, memberikan pengalaman elajar terbaik, dan selalu bertindak refleksi diri



KB 4. Strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan a. Pengembangan profesi berkelanjutan - Salah satu kemampuan dan tantangan guru abad 21 yang penting adalah kemampuan beradaptasi (adaptability), memahami disiplin ilmu dari berbagai konteks, dan peka terhadap perkembangan kebutuhan peserta didik dan masyarakat. Guru harus memiliki daya inovasi dan kreatifitas yang tinggi dalam memformulasikan, mengkonstruk, menyusun, memodifikasi dan menyajikan informasi agar mudah dipahami sebagai suatu pengetahuan - Guru memiliki peran utama bukan sekedar melaksanakan reformasi pendidikan, namun harus terlibat dalam merumuskan konsep dan desain reformasi pendidikan yang diperlukan - Ciri seseorang yang profesional konsep belajarnya : (1) belajar dari pengalaman dan terjadi secara siklikal (2) belajar dari tindakan reflektif; disebut sebagai pusatnya praktek keprofesionalan karena melalui aktifitas reflektif transformasi pengalaman menjadi aktifitas belajar, (3) belajar dimediasi oleh konteks; belajar selalu terjadi dalam konteks bukan sekedar fisik namun juga interaksi sosial. b. Guru sebagai profesional yang reflektif - Ciri utama seorang profesional adalah mau belajar dan melakukan refleksi diri. - Guru yang bertindak reflektif bercirikan aktif, tekun, penuh pertimbangan, menggunakan pengetahuan (learn), optimis, dan mampu menyimpulkan - Untuk menilai profesionalisme guru meliputi : (1) strategi pembelajaran di kelas dan pengelolaan perilaku yang memiliki elemen terbanyak, (2) perencanaan dan persiapan, (3) refleksi pembelajaran, dan (4) temu kolegial dan profesionalisme. - Berikut berbagai sumber yang dapat menjadi bahan refleksi antara lain; 1. Catatan proses pembelajaran pengamatan sistematis maupun catatan-catatan lepas (anekdot) 2. Rekaman video atau audio tentang proses pembelajaran 3. Hasil pengamatan dan atau penilaian peserta didik dapat dalam bentuk catatan, komentarkomentar, maupun skala penilaian dari peserta didik 4. Pengamatan rekan sejawat misal melalui lesson study atau team teaching untuk saling memberikan masukan. Team teaching secara administratif seharusnya diperbolehkan asal dapat dipertanggungjawabkan. 5. Mengembangkan pertanyaan untuk kepada diri sendiri. Aspek-aspek yang yang ditanyakan bisa memanfaatkan kerangka evaluasi danielson maupun marzano. 6. Menyusun rencana aksi - Aktifitas refleksi model gibbs



- Menurut haris mudjiman (2011) belajar mandiri secara konseptual merupakan kegiatan belajar aktif, yang didorong motivasi untuk menguasai kompetensi dan dibangun dengan bekal pengetahuan yang dimiliki - Belajar mandiri memiliki 3 dimensi yaitu dimensi sosial, dimensi pedagogis, dan dimensi psikologis. - Belajar mandiri harus dilakukan dengan cara; (1) tekun, terus menerus dan tidak berhenti, (2) konsisten, ajeg, disiplin dan tidak bermalasan, (3) terencana dan berorientasi pada kompetensi, (4) fokus kepada pencapaian tujuan, (5) inovatif atau menggunakan caracara baru, (6) ada tindaklanjut yang jelas, dan (8) dilakukan sepanjang hidup. - Keterampilan dalam belajar mandiri memuat tiga konsep utama yaitu; (a) belajar bebas (independent learning), (b) ketidakbergantungan, dan (c) kontrol psikologis. - Efektifitas belajar mandiri dapat digambarkan dalam dua atribut psikologis yaitu, berkaitan dengan kepribadian dan berkaitan dengan kognitif. Atribut kepribadian adalah faktor penting dalam upaya mengawali belajar mandiri, bisa mendukung ataupun justeru menghambat (personality traits) pengembangan belajar mandiri. Atribut ini diantaranya rasa percaya diri, motivasi berprestasi, dan dorongan dari dalam. c. Strategi pengembangan profesi guru abad 21 - Menurut permennegpan nomor 16 tahun 2009 pengembangan keprofesian berkelanjutan (pkb) terdiri dari 3 komponen, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. - Komponen pengembangan profesi berkelanjutan



- Pkb meliputi 3 hal yaitu (1) pengembangan diri dapat dilakukan dengan diklat fungsional maupun diklat tehnis (2) publikasi ilmiah dikategorikan menjadi 3 kelompok kegiatan yaitu : a. Presentasi pada forum ilmiah (b) (b) publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal, dan (c) publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, pedoman guru dan buku bidang pendidikan.



2



Daftar materi yang sulit dipahami di modul ini



3



Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi



- Karya inovatif dikatagorikan menjadi 2 yaitu (a) teknologi tepat guna (karya sains/teknologi) dan (b) menemukan/menciptakan karya seni. - Pkb memiliki mekanisme; (1) guru melakukan refleksi /evaluasi akhir tahun, (2) guru dinilai kinerjanya, (3) guru dan koordinator pkb membuat perencanaan kb, (4) guru menyetujui rencana kegiatan pkb, (5) guru menerima rencana kegiatan pkb final, (6) guru menjalankan program pkb sepanjang tahu, (7) koordinator pkb melakukan monev, (8) guru menerima perkiraan angka kredit, dan (9) guru melakukan berefleksi atau evaluasi akhir tahun. KB 1. Karakteristik pembelajaran abad 21 1. Fenomena dan karakteristik pembelajaran abad 21 2. Tpack : kerangka pengintegrasian teknologi ke dalam proses pembelajaran abad 21 yang melibatkan paket-paket pengatahuan tentang teknologi, materi, dan proses atau strategi pembelajaran. 3. Langkah-langkah penerapan tpack 4. Penerapan proses pembelajaran berbasis proyek KB 2. Profil dan Kompetensi Guru Abad 21 1. Profil guru efektif abad 21 - Profil guru efektif - Integrasi tik dalam pembelajaran 2. Kompetensi guru abad 21 - Kompetensi sosial - Kompetensi profesonal 3. Profil guru abad 21 yang memesona - Mengelola pembelajaran - Berpikir tingkat tinggi ( hots ) - Pembelajaran yang berpusat pada siswa KB 3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Abad 21 1. Penyesuaian tugas pokok dan fungsi guru sesuai tantangan abad 21 2. Ict literacy 3. Guru inovatif KB 4. Strategi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 1. Guru abad 21 harus menggeser paradikma pengembangan ke dalam konsep belajar dan dari pandang atomistik digeser dalam pandang holistik 2. Guru adalah pemikir dan profesional yang replektif 3. Refleksi pembelajaran 4. Menerapkan proses refleksi spiral, guru abad 21 sejatinya adalah profesional yang bertindak reflektif dan memiliki motivasi belajar secara mandiri 5. Paradigma dan penerapan serta efektifitas belajar mandiri KB 1. Karakteristik pembelajaran abad 21 1. Model-model pembelajaran abad 21 2. Suka terbolak balik dalam membedakan beberapa istilah berikut ck, pk, tk, pck, tck, tpk, tpck, dan tpack 3. Membedakan pembelajaran koperatif dan pembelajaran kolaboratif KB 2. Profil dan kompetensi guru abad 21 1. Profil guru efektif abad 21 Ciri ciri guru profesioal



2. Kompetensi guru abad 21 Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional 3. Profil guru abad 21 yang memesona Peran guru sebagi fasilitator, mediator, motivator sekaligus leader dalam proses pembelajaran. KB 3. Tugas pokok dan fungsi guru abad 21 1. Penyesuaian tugas pokok dan fungsi guru sesuai tantangan abad 21 2. Ict literacy 3. Guru inovatif KB 4. Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan 1. Guru adalah seorang yang profesional dan agen pembeharuan seharusnya tidak menunggu pihak luar dalam upaya melakukan pengembangan diri faktanya kebanyakan guru menunggu pihak luar utuk melakukan pengembangan diri 2. Guru abad 21 harus pro-aktif memotivasi diri mencapai standar kualitas demi terwujudnya guru profesional namun faktanya baru sebagian saja yang menerapkannya. Hal ini dikarenakan untuk menjadi profesional perlu proses pembelajaran yang panjang dan tekat yang kuat serta harus menyadari bahwa tugas guru adalah belajar sepanjang hayat. 3. Guru adalah profesional yang reflektif yang selalu merefleksi kembali tugas pokok sebagai guru, namun tidak sedikit guru yang jarang melakukan refleksi terhadap tugas dan tanggung jawabnya



LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Judul Modul Judul Kegiatan Belajar (KB)



No 1



Butir Refleksi Garis besar materi yang dipelajari



Modul 3. Pembelajaran Inovatif 1. Pembelajaran STEAM 2. Pembelajaran Berbasis Neuorosains 3. Pembelajaran Digital 4. Model Pembelajaran Blended Learning Respon/Jawaban KB 1. Pembelajaran STEAM 1. Pengertian pembelajaran STEAM Pembelajaran STEAM: merupakan suatu pendekatan pembelajaran interdisipliner yang inovatif dimana IPA, teknologi, teknik, seni dan matematika diintegrasikan dengan fokus pada proses pembelajaran pemecahan masalah dalam kehidupan nyata. otak, limbik, dan korteks. 2. Definisi bidang STEAM: a. IPA: kajian tentang fenomena alam melibatkan observasi dan pengukuran untuk menjelaskan secara objektif alam yang selalu berubah b. Teknologi: inovasi-inovasi manusia digunakan untuk memodifikasi alam agar memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia membuat kehidupan lebih baik dan lebih aman c. Teknik: penerapan ilmu dan teknologi untuk mendesain dan mengkonstruksi aplikasi kreatif, mesin, peralatan, sistem, material, dan proses yang bermanfaat bagi manusia secara ekonomis dan ramah lingkungan d. Seni: keahlian membuat karya yang bermutu e. Matematika: ilmu tentang pola-pola dan hubungan-hubungan menyediakan bahasa bagi teknologi, IPA, dan teknik 3. Tujuan pembelajaran STEAM : dapat mengasah tingkat literasi STEAM pada peserta didik. - Literasi STEAM: a. Literasi IPA: kemampuan dalam mengidentifikasi informasi ilmiah,merumuskan dan menganalisis masalah, melakukan eksperimen dengan metode ilmiah, mengumpulkan data dan mengalisisnya menuju sebuah simpulan, lalu mengaplikasikannyadalam dunia



4.



5.



6.



7.



nyata yang juga mempunyai peran dalam mencari solusi. b. Literasi teknologi: keterampilan dalam menggunakan berbagai teknologi, belajar mengembangkan teknologi, menganalisis teknologi dapat mempengaruhi pemikiran siswa dan masyarakat. c. Literasi teknik: kemampuan dalam mengembangkan teknologi dengan desain yang lebih kreatif dan inovatif melalui penggabungan berbagai bidang keilmuan. d. Literasi seni: kemampuan dalam menulis, komunikasi, puisi, presentasi video, membuat model. e. Literasi matematika:kemampuan dalam menganalisis dan menyampaikan gagasan, rumusan, menyelesaikan masalah secara matematik dalam pengaplikasiaanya. Prinsip pembelajaran STEAM : a. prinsip perhatian dan motivasi b. prinsip keaktifan c. prinsip keterlibatan langsung d. prinsip pengulangan e. prinsip tantangan f. prinsip balikan dan penguatan. Problem Based Learning : model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Tantangan dalam pembelajaran STEAM: a. Perbedaan pendekatan/cara dalam menerapkan pembelajaran STEAM. b. Kurangnya standar yang jelas. c. Dianggap terlambat saat STEAM hanya diterapkan pada pendidikan tingkat menengah. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis Neurosains - memori jangka pendek otak kita berada pada kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada pagi hari dan paling tidak efektif pada sore hari, sebaliknya memori jangka panjang kita berada pada kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada sore hari. - Otak kita memiliki siklus biokognitif terkait perhatian yang naik turun setiap 90 menit.



- Pembelajaran akan lebih optimal, apabila mampu mengembangkan kedua belahan otak kanan dan kiri secara seimbang, dll 8. Tahap-tahap pembelajaran berbasis neurosains pembelajaran berbasis neurosains dapat dilaksanakan menggunakan lima tahap pembelajaran yaitu: (1) persiapan, (2) akuisisi, (3) elaborasi (koreksi kesalahan & pendalaman), (4) formasi memori (pembelajaran menggabungkan sandi), dan (5) integrasi fungsional (penggunaan yang diperluas). Dari kelima tahapan tersebut, terdapat tiga tahap yang paling penting, yaitu akuisisi, elaborasi, dan formasi. KB 2. Pembelajaran Berbasis Neuorosains 1. Neurosains merupakan ilmu yang mempelajari sistem syaraf otak dengan seluruh fungsinya, seperti bagaimana proses berfikir terjadi dalam otak manusia. pembelajaran manusia. 2. Kapasitas dan Fungsi Bagian Otak Manusia,Sel otak manusia selama masih dalam kandungan mengalami rata-rata pertumbuhan sekitar 250.000 sel otak per menit, dan saat dilahirkan memiliki sekitar seratus miliar (100.000.000.000) neuron. Setiap neuron mempunyai cabang hingga 10 ribu cabang dendrit, yang dapat membangun sejumlah satu kuadrilion koneksi komunikasi.Ketika semua sel neuron saling terhubungantara satu dengan lainnya secara serentak dengan bantuan serat dendrit dan akson, maka jumlah koneksi sel otak kita diperkirakan sekitar seratus triliun. Otak kita terdiri dari beberapa bagian (wilayah) yang memiliki fungsi sendirisendiri. Mac Lean, 1990 (dalam Boediono) melalui teorinya yang dikenal dengan “Trune Brain” membagi wilayah otak manusia menjadi 3 bagian utama yang mengendalikan pikiran dan perilaku seseorang, yaitu daerah batang otak, limbik, dan korteks. 3. Cara Otak Kita Belajar Saat seseorang belajar sesuatu, maka dalam otak kita akan terjadi pengaktifan dan pembentukan pola hubungan (jaringan) antar neuron.



4. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis



Neurosains - memori jangka pendek otak kita berada pada kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada pagi hari dan paling tidak efektif pada sore hari, sebaliknya memori jangka panjang kita berada pada kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada sore hari. - Otak kita memiliki siklus biokognitif terkait perhatian yang naik turun setiap 90 menit. - Pembelajaran akan lebih optimal, apabila mampu mengembangkan kedua belahan otak kanan dan kiri secara seimbang, dll 5. Tahap-tahap pembelajaran berbasis neurosains pembelajaran berbasis neurosains dapat dilaksanakan menggunakan lima tahap pembelajaran yaitu: (1) persiapan, (2) akuisisi, (3) elaborasi (koreksi kesalahan & pendalaman), (4) formasi memori (pembelajaran menggabungkan sandi), dan (5) integrasi fungsional (penggunaan yang diperluas). Dari kelima tahapan tersebut, terdapat tiga tahap yang paling penting, yaitu akuisisi, elaborasi, dan formasi. KB 3. Pembelajaran Digital 1. Pembelajaran Digital adalah pembelajaran yang melibatkan penggunaan alat dan teknologi digital secara inovatif dalam proses belajarmengajar. 2. Pembelajaran Digital menerapkan beberapa prinsip, diantaranya : yakni personalisasi, partisipasi aktif peserta didik, aksesibilitas, dan penilaian 3. Fungsi Pembelajaran Digitalyang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai alat komunikasi, alat mengakses informasi, dan alat pendidikan atau pembelajaran. 4. Ragam Pembelajaran Digital yang bisa digunakan dalam pembelajaran ada berbagai macam, diantaranya mobile learning atau m-learning, pemanfaatan media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube, Snapchat, Twitter, Whatsapp, Line, dan sebagainya; pemanfaatan



pembelajaran berbasis permainan, serta pemanfaatan Cloud Computing. 5. Mobile Learning atau juga disebut Mlearning, didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan (atau didukung) oleh teknologi mobile (Traxler 2007). Contoh teknologi mobile yang sudah sering kita pakai adalah handpond (smartphone). Enam kategori dari mobile learning (Traxler 2007), yakni: technology-driven mobile learning, miniatur portable e learning, kelas belajar terhubung, informal, personalisasi, terkondisikan mobile learning, dukungan pelatihan ponsel, dan remote mobile learning KB 4. Model Pembelajaran Blended Learning a. Blended Learning Blended learning terdiri dari dua kata yaitu, blended dan learning. Blended berasal dari kata blend yang berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik” (Collins Dictionary) sedangkan learning berasal dari learn yang artinya “belajar”. Sehingga secara sepintas istilah blended learning dapat diartikan sebagai campuran atau kombinasi dari pola pembelajaran satu dengan yang lainnya. Staker & Horn (2012) mendefinisikan blended learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap muka). Ada tiga alasan utama mengapa guru memilih untuk menggunakan model pembelajaran blended learning, diantaranya yaitu: 1. Meningkatkan kualitas belajar peserta didik. 2. Meningkatkan akses dan fleksibilitas dalam pembelajaran 3. Meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran Pembelajaran ‘blended learning’ juga dapat membantu guru dalam menghadapi permasalahan dalam pembelajaran, diantaranya yaitu:



1. Partisipasi 2. Kecepatan belajar 3. Individualisasi 4. Tempat 5. Interaksi pribadi 6. Persiapan 7. Umpan balik. b. Karakteristik pembelajaran ‘Blended Learning’ Beberapa karakteristik pembelajaran blended learning tersebut merujuk pada Prayitno, (2015), diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Model blended learning menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pendidikan, gaya pembelajaran, dan menggunakan berbagai media berbasis teknologi. 2) Model pembelajaran blended learning merupakan kombinasi dari pola pembelajaran langsung (tatap muka), belajar mandiri, dan pembelajaran menggunakan sistem online. 3) Guru dan orangtua memiliki peran yang sama penting, dimana guru berperan sebagai fasilitator dan orangtua berperan sebagai pendukung. c. Model-model Pembelajaran Blended Learning Clayton Christensen Institute telah mengindentifikasi beberapa model yang cukup sering digunakan dalam menyusun pembelajaran ‘blended learning’ Beberapa model pembelajaran blended learning dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Model Rotasi Pada model kelas ini peserta didik akan diatur untuk bergantian menempati pos-pos kegiatan pembelajaran yang telah disediakan. Misalnya akan ada pos untuk kegiatan diskusi, mengerjakan proyek, tutorial secara individual, dan mengerjakan tugas atau latihan Berikut beberapa model kelas yang termasuk pada kategori model rotasi a. Model Kelas Station Rotation b. Model Kelas Lab/Whole Group Rotation



c. Model Kelas Flipped (Flipped Clasroom) d. Model Rotasi Individu (Individual Rotation) e. Model Kelas Flex Pada model kelas flex, sebagian besar pembelajaran dilakukan secara online sehingga pembelajaran bersifat sangat fleksibel 2) Model Self-Blend Pada model ini, peserta didik dapat mengambil satu atau lebih kegiatan pembelajaran online sebagai tambahan dari kegiatan pembelajaran tatap muka yang telah dilakukan. 3) Model Enriched-Virtual Pada model kelas ini program pembelajaran dibagi menjadi dua sesi, yaitu pembelajaran tatap muka dan pembelajaran secara online. Guru dapat memilih dan menggabungkan beberapa model kelas dan disesuaikan dengan kebutuhan guru dan peserta didik. Proses penyusunan kegiatan belajar masing-masing model Blended learning disesuaikan dengan karakteristik seperti fasilitas belajar, ketersediaan akses terhadap teknologi, usia dan kemampuan peserta didik, serta durasi jam pelajaran. Dalam merancang pembelajaran blended learning, pengajar perlu menguasai bagaimana cara mengintegrasikan pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka. Beberapa kemampuan yang harus dikuasai yaitu, kemampuan dalam memanfaatkan data karakteristik peserta didik, teknik mengajar dan teknik memfasilitasi pembelajaran individual maupun kelompok, kemampuan mengembangkan interaksi secara online, serta dapat mengaplikasikan kombinasi ketiga kemampuan tersebut dalam praktek pembelajaran model blended learning. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran blended learning adalah adanya interkasi antara peserta didik dengan konten (materi), peserta didik dengan guru, serta interaksi antara peserta didik dengan peserta didik yang lain. Ada tiga komponen penting yang harus diperhatikan dalam merancang dan mengembangkan aktivitas pembelajaran



2



Daftar materi yang sulit dipahami di modul ini



3



Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi



model blended learning, yaitu standar capaian dan tujuan pembelajaran, penilaian dan kegiatan pembelajaran. Esensi dan model pembelajaran blended Learning adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih fleksibel dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu guru juga harus menyesuaikan rancangan dan urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan data peserta didik. Berikut beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran menggunakan model blended learning yaitu web 2.0 (Moodle), edmodo dan google group. Sebagai evaluasi selama kegiatan berlangsung, alangkah baiknya jika guru membuat catatan mengenai hal-hal penting yang terjadi dan perlu diperbaiki untuk kegiatan selanjutnya KB 1. Pembelajaran STEAM - Pembelajaran STEAM menggunakan Model Problem Based Learning - Pembelajaran STEAM berpusat Pada Proyek - merancamg model pembelajaran “blended learning” KB 2. Pembelajaran Berbasis Neuorosains - Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Neurosains - Cara Otak Belajar - Faktor penghambat penerapan model pembelajaran berbasis neurosains KB 3. Pembelajaran Digital - Cloud Computing - Pemanfaatan Pembelajaran Digital KB 4. Model Pembelajaran Blended Learning - Model- model Blended Learning - Model kelas yang termasuk pada kategori model rotasi KB 1. Pembelajaran STEAM - Kerangka Kerja Pendidikan Interdipliner STEAM - Kompetensi STEAM bagi pendidik dan peserta didik - Penerapan Project Based Learning - Pembelajaran blended learning dan pembelajaran model campuran KB 2. Pembelajaran Berbasis Neuorosains



Tahap pembelajaran neurosains formasi memori KB 3. Pembelajaran Digital Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan yang memicu kecenderungan pergeseran dari pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah pembelajaran digital. KB 4. Model Pembelajaran Blended Learning Miskonsepsi antara Model Self-Blend dan Model Enriched-Virtual



LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Judul Modul Judul Kegiatan Belajar (KB)



No 1



Butir Refleksi Garis Besar materi yang dipelajari



Modul 4. Perancangan Pembelajaran Inovatif 1. Merancang Pembelajaran Inovatif 2. Merancang Pembelajaran STEAM 3. Merancang Pembelajaran Blended Learning 4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning Respon/Jawaban KB 1. Merancang Pembelajaran Inovatif 1. Rancangan Pembelajaran Inovatif menurut ahli: a. Smith & Ragan (1999), rancangan pembelajaran adalah proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam pedoman untuk bahan dan aktivitas pembelajaran. b. Reigeluth (1983) yaitu suatu sistem pengembangan setiap unsur atau komponen pembelajaran, meliputi; tujuan, isi, metode, dan pengembangan evaluasi. c. Gagne, Briggs, dan Wager (1992) rancangan pembelajaran adalah penyiapan kondisi eksternal peserta didik secara sistematis yang menggunakan pendekatan sistem guna meningkatkan mutu kinerjanya. d. Reiser (2002) mengatakan bahwa desain pembelajaran berbentuk rangkaian prosedur sebagai suatu sistem untuk pengembangan program pendidikan dan pelatihan secara konsisten dan teruji. e. Dick & Carey (2005) menegaskan desain pembelajaran mencakup seluruh proses yang dilaksanakan dengan pendekatan sistem. 2. Rancangan pembelajaran inovatif dapat dimaknai sebagai aktivitas persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur pembelajaran terbaru di abad 21 dan terintegrasi dalam komponen maupun tahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Unsur-unsur pembelajaran terbaru yang dimaksud, antara lain; TPACK (technological, pedagogical, content, knowledge) sebagai kerangka dasar integrasi teknologi dalam proses pembelajaran, pembelajaran berbasis Neuroscience, pendekatan pembelajaran STEAM ((Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), HOTS (Higher Order Thinking Skills), Tuntutan Kompetensi Abad 21 atau 4C (Comunication, Collaboration, Critical Thinking, Creativity), kemampuan literasi, dan unsur-unsur lain yang terintegrasi dalam komponen maupun tahapan rencana pembelajarannya. 4. Karakteristik rancangan pembelajaran inovatif ditandai dengan penerapan unsur-unsur baru pembelajaran abad 21, antara lain: kolaborasi peserta didik-guru, berorientasi pada HOTS, Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), berorientasi pada keterampilan belajar dan mengembangkan keterampilan Abad 21 (4C), Mengembangkan kemampuan literasi (Enam literasi dasar tersebut mencakup; literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi



budaya dan kewargaan), penguatan pendidikan karakter (PPK) peserta didik. 5. Penyusunan rancangan pembelajaran inovatif seperti TPACK, Neuroscience, STEAM, PPK, termasuk keterampilan abad 21-4C, literasi, dan HOTS, bisa diintegrasikan atau diterapkan dalam RPP pada komponen IPK, Rumusan Tujuan, Aktivitas Pendahuluan, Inti, Penutup Pembelajaran, dan atau komponen Penilaian Pembelajaran. Didasari pada urutan tiap komponen dan penerapan prinsip-prinsip penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No.22 Tahun 2016 dengan mengintegrasikan karakterisitik pembelajaran inovatif abad 21 boleh menyusun RPP dalam kolom atau pun tidak karena tidak ada format baku dalam menyusun RPP mengikuti langkah-langkah penyusunan RPP berdasarkan Modul Kurikulum 2013 dari Kemdikbud sesuai alamat http://bit.ly/2Q6L1WQ 6. Teknis menyusun rancangan pembelajaran inovatif sesuai abad 21:a). Identitas sekolah, Kelas/ semester, tema, sub tema, muatan terpadu (kalau ada), pembelajaran, dan alokasi waktu diisi dengan benar. b) Kompetensi Inti (KI), c) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi d) Tujuan Pembelajaran, e) Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), f) Materi Pembelajaran, g) Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran, h) media dan bahan, i) Langkahlangkah Pembelajaran, j) penilaian, j) Pembelajaran Remedial, k) pembelajaran pengayaan KB 2. Merancang Pembelajaran STEAM a. Pengertian rancangan pembelajaran STEAM Rancangan pembelajaran STEAM yaitu segala kegiatan persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur pendekatan STEAM baik secara tertanam (embedded) maupun terpadu (integrated) dalam komponen maupun tahapan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Langkah-langkah Perancangan Pembelajaran Inovatif dengan Pendekatan STEAM sebagai berikut: 1) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Rumusan tujuan pembelajaran yang baik seharusnya memenuhi unsur ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree) seperti contoh berikut: Setelah melakukan kegiatan pemecahan masalah tentang pencemaran udara (C), siswa (A) dapat menentukan gas polutan yang menyebabkan pencemaran udara (B) paling sedikit 3 jenis gas (D). 2) Menganalisis Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dianalisis berdasarkan unsurunsur STEAM yang menjadi dasar aktivitas pembelajaran untuk langkah berikutnya. 3) Menentukan Model dan Metode Pembelajaran Model-model pembelajaran yang cocok untuk pendekatan pembelajaran STEAM antara lain: Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry-Based Learning); Pembelajaran Berbasis Penemuan



4)



5)



6)



7)



(Discovery Based Learning), Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) (Musfiqon & Nurdyansyah, 2015). Adapun metode pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan STEAM yaitu: Tanya Jawab, Diskusi, Eksperimen, Demonstrasi, Simulasi Inquiry, dan lainnya yang mengedepankan aktivitas kolaborasi antara siswa dan guru Menetukan Media, Alat dan Sumber Belajar Menentukan media, alat dan sumber belajar dalam rencana pembelajaran inovatif dengan pendekatan STEAM tentu perlu memperhatikan unsur-unsur STEAM. Keaneragaman dan ketersediaan sumber belajar sangat penting untuk menunjang kegiatan siswa dalam menerapkan sains dan teknologi, yang ditafsirkan melalui teknik dan seni berlandaskan unsur-unsur matematika. Kegiatan siswa seperti mengamati, mencari informasi dan melakukan penelitian perlu disediakan sumber belajar yang lengkap misalnya buku, akses internet, narasumber terkait, alat peraga, atau multimedia pembelajaran Menyusun Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari 3 tahapan yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Berikut ini contoh langkah-langkah Pembelajaran STEAM dengan pola pendekatan tertanam (embedded) menggunakan model pembelajaran Project Based Learning STEAM (Laboy - Rush) Penilaian Pembelajaran Penilaian pembelajaran yang menerapkan pendekatan STEAM dengan pola tertanam maka hanya mata pelajaran sebagai bidang utama yang perlu dinilai pada semua aspeknya, baik spiritual, sosial, pengetahuan, maupun keterampilannya Adapun penilaian pembelajaran yang menerapkan pendekatan STEAM dengan pola terpadu maka semua mata pelajaran yang terintegrasi dalam satu tema perlu dinilai pada semua aspeknya, baik spiritual, sosial, pengetahuan, maupun keterampilannya. Dalam konteks STEAM, termasuk mata pelajaran atau bidang ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, seni, dan matematika. Teknik, instrument, maupun tahapan penilaiannya sama sebagaimana proses penilaian pembelajaran tematik Menyusun Kegiatan Tindak Lanjut Kegiatan tindak lanjut berisikan kegiatan yang akan dilakukan apabila siswa berhasil atau belum berhasil mencapai tujuan pembelajaran setelah dilaksanakannya penilaian atau evaluasi. Untuk itu, penyusunan kegiatan tindak lanjut dalam RPP yang menerapkan pendekatan STEAM ini sangat bergantung dari kegiatan penilaian pembelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya. Adapun kegiatan tindak lanjut dalam konteks ini sama saja dengan



kegiatan tindak lanjut lainnya, yaitu berupa kegiatan remedial dan kegiatan pengayaan KB 3. Merancang Pembelajaran Blended Learning a. Perencanaan Pembelajaran blended learning Alasan utama penerapan pembelajaran “blended learning” adalah terjadinya belajar peserta didik secara optimal sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut ahli Khan (2005, p. 202) bahwa, “blended learning” merupakan kombinasi strategi penyampaianmateri yang tepat dalam format yang tepat untuk orang yang tepat pada saat yang tepat.strategi pembelajaran “blended learning” adalah untuk mengkombinasikan kelebihan pembelajaran tatap muka dan kelebihan pembelajaran online. Model pembelajaran “blended learning” yaitu: rotation model (model rotasi), flex model (model fleksibel), selfblend model (model pengaturan diri), dan enriched-virtual model Menyusun RPP “blended learning” 1) Menentukan tema pembelajaran, menuliskan kembali: identitas RPP, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dari RPP konvensional ke dalamRPP “blended learning”. 2) Menganalisis rumusan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP konvensional sebelum dituangkan ke dalam RPP “blended learning”. 3) Menentukan metode penilaian dan kegiatan pembelajaran “blended learning” untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4) Menganalisis kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada RPP konvensional dan menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran “Blended Learning” 5) Menyiapkan Bahan, Alat/Media, dan Sumber Belajar Tatap Muka dan Daring Pembelajaran daring, semua bahan yang dibutuhkan dalam bentuk soft file di unggah pada tampilan e-learning menggunakan aplikasi Learning System Managemen (LMS).contoh bahan dan sumber daring salah satu yaitu aplikasi e-learning menggunakan moodle. Pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran daring (online) 1) Teknologi e-learning dengan aplikasi cisco webex 2) Teknologi online learning dengan aplikasi SEVIMA EdLink 3) Teknologi e-learning dengan aplikasi Google Classroom atau Ruang Kelas Google) 4) Teknologi e-learning dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting 5) Teknologi e-learning dengan aplikasi Edmodo 6) Teknologi e-learning dengan aplikasi Moodle 7) Teknologi e-learning dengan aplikasi Schoology KB 4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning a. Pengertian rancangan pembelajaran Project Based Learning



2



3



Pembelajaran berbasis proyek intinya meletakkan pembalajar sebagai subjek bealajar yang aktif, mendorong munculnya inisiatif dan proses eksplorasi, memberikan kesempatan menerapkan apa yang dipelajari, kesempatan untuk mempresentasikan atau mengkomunikasikan dan mengevaluasi kinerjanya. PjBL mendorong keterlibatan penuh dan berbasis pengalaman otentik. Ciri khas dari pembelajaran ini adalah dihasilkannya sesuatu produk sebagai bentuk hasil belajar. b. Langkah-langkah Perancangan Pembelajaran Inovatif dengan Pendekatan Project Base Learning sebagai berikut: 1. Menuliskan KI yang sesuai 2. Menelaah KD yang paling cocok diterapkan dengan pendekatan PjBL 3. Tulis kembali identitas RPP, KI dan KD ditulis di bawahnya 4. Menuliskan indikator ketercapaian setiap KD (dapat diukur dan dibuktikan) 5. Menuliskan tujuan pembelajaran 6. Menyusun materi pembelajaran 7. Menentukan metode pembelajaran 8. Menentukan sumber belajar 9. Langkah-langkah pembelajaran 10. Penilaian hasil pembelajaran Daftar materi yang sulit KB 1. Merancang Pembelajaran Inovatif dipahami di modul ini Pembelajaran berbasis Neuroscience. KB 2. Merancang Pembelajaran STEAM Menentukan model dan metode yang tepat KB 3. Merancang Pembelajaran Blended Learning Menyusun RPP “blended learning” KB 4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning Menentukan materi yang tepat beserta model dan metode yang tepat Daftar materi yang sering KB 1. Merancang Pembelajaran Inovatif mengalami miskonsepsi Perbedaan antara pembelajaran HOTS dengan 4C. KB 2. Merancang Pembelajaran STEAM Pendekatan yang digunakan dalam STEAM KB 3. Merancang Pembelajaran Blended Learning ModelModel pembelajaran “blended learning”. KB 4. Merancang Pembelajaran Project Based Learning Membedakan Project Based Learning dengan Problem Based Learning