LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Dan Solusi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama Nomor Peserta



: Maria Alberta Ngganggu : 201698407669



LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah



No. 1.



Masalah yang telah diidentifikasi



Hasil eksplorasi penyebab masalah



Pedagogik



Kajian Literatur



Rendahnya Motivasi belajar siswa pada muatan pelajaran IPA materi perkembangbiakan vegetatif tumbuhan



1. Sari dkk, (2021) rendahnya motivasi belajar siswa pada pelajaran IPA karena rendahnya disiplin belajar, sikap belajar siswa yang tidak terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas, tingkat aktivitas siswa yang kurang, dan tingkat kepuasan belajar yang rendah. https://e-journal.metrouniv.ac.id/ index.php/Al-Jahiz/article/view/3146



Analisis eksplorasi penyebab masalah Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab masalah melalui kajian literatur serta wawancara guru dan kepala sekolah, fakto penyebab rendahnya motivasi belajar siswa pada muatan pelajaran IPA materi perkembangbiakan vegetatif tumbuhan, yaitu :



 Sumber belajar siswa hanya dari buku paket sedangkan minat 2. Sitepu (2021)  penyebab rendahnya membaca siswa rendah. motivasi belajar siswa adalah: Siswa  Guru hanya selalu dibayangi oleh pikiran bahwa menggunakan metode siswa tidak sanggup untuk ceramah sehingga mempelajari IPA. Dalam siswa hanya menjadi mengerjakan tugas siswa hanya pendengar. sekedar mengerjakan saja tanpa memperdulikan benar salahnya tugas  Siswa tidak melakukan kegiatan observasi yang diberikan.Siswa dalam proses langsung di lingkungan pembelajaran kebanyakan diam sekitarnya mendengarkan guru, tanpa mau  Kurangnya apersepsi di bertanya kepada guru apabila ada awal pembelajaran penjelasan guru yang tidak dipahami. untuk mengaitkan Siswa terlau acuh dalam membuat pengetahuan awal standar keberhasilan belajarnya. Hal siswa dengan materi ini menyebabkan siswa malas untuk yang akan dipelajari. belajar IPA. Usaha guru masih kurang maksimal dalam membuat Alternatif Solusi: materi IPA menjadi penting bagi siswa. Metode pembelajaran yang  Guru melakukan sering digunakan oleh guru masih Apersepsi untuk didominasi oleh metode ceramah dan mengaitkan pengetahuan kurang bervariasi. awal siswa dengan materi yang akan dipelajari.  Menggunakan media



http://portaluqb.ac.id:808/86/



Wawancara Guru dan Kepala Sekolah Kepala Sekolah (Ni Luh Puspitasari, S.Pd, Gr) 1. Guru tidak memberikan apersepsi untuk mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang akan dipelajari. 2. Faktor dari guru seperti metode mengajar guru kurang bervariasi dan cara berbicara guru dalam menjelaskan terlalu cepat.  3. Guru tidak menggunakan modelmodel pembelajaran yang inovatif. 4. Guru hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah, tanya jawab dan penugasan 5. Materi pelajaran disajikan hanya dalam bentuk buku paket. 6. Siswa tidak aktif menemukan sendiri sumber belajar.



yang menarik dan interaktif saat proses pembelajaran untuk mengkonkritkan konsep yang abstrak seperti  Seperti menampilkan video pembelajaran atau siswa dilibatkan untuk melakukan observasi dan eksperimen.  Guru menggunakan Model pembelajaran inovatif seperti Model Problem Based Learning dan Project Based Learning.



Guru Kelas V (Fitriani, S.Pd) 1. Pembelajaran di kelas kurang menarik bagi siswa. 2. Siswa tidak mengalami langsung atau tidak mengamati (observasi) lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang kontekstual. 3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik atau variatif. 4. Metode yang digunakan masih monoton seperti ceramah. 2.



Numerasi



Kajian Literatur



1. Muncarno (Dwidarti dkk, 2019) Rendahnya mengatakan bahwa siswa kesulitan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita dalam menyelesaikan matematika disebabkan karena soal cerita siswa kurang cermat dalam matematika pada membaca dan memahami kalimat materi operasi hitung demi kalimat serta mengenai apa yang diketahui dalam soal dan apa campuran di kelas VI



Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab masalah melalui kajian literatur dan wawancara guru dan kepala sekolah, Penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika pada materi



yang ditanyakan, serta bagaimana cara menyelesaikan soal secara tepat. https://j-cup.org/index.php/ cendekia/article/download/110/86/ 2. Menurut Ballew & Cuningham (Widyaningrum, 2016), terdapat 4 kesulitan utama dalam memecahkan masalah pada soal cerita matematika, yaitu: (1) kemampuan melakukan perhitungan; (2) kemampuan membaca; (3) kemampuan interpretasi persoalan; dan (4) kemampuan mengintegrasikan kemampuan yang dimilikinya ke dalam pemecahan masalah. http://repository.upy.ac.id/ 1804/2/13.%20Mahilda%20Dea %20Komalasari1%29%2C %20Ahmad%20Mabruri %20Wihaskoro2%29.pdf 3. Widyaningrum (2016) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita matematika adalah:a) Salah menafsirkan soal kedalam rumus yang digunakan untuk membuat kalimat matematika. b) Belum memahami model atau kalimat matematika. c) Penguasaan konsep prasyarat yang belum matang. d) Kurang baik dalam pemahaman memaknai soal dan membaca. e) Penalaran yang kurang baik dalam menerjemahkan maksud dan arah soal. f) Kesan negatif terhadap soal-soal cerita yang dipandang menakutkan dan membuat malas siswa untuk membaca soal. g) Tidak teliti atau cermat dalam membaca dan cenderung ceroboh dalam pengerjaan operasi pada soal.h) Belum bisa membedakan antara jawaban model atau kalimat matematikadengan jawaban akhir soal.



operasi hitung campuran di kelas VI antara lain:  Salah menafsirkan soal kedalam rumus yang digunakan untuk membuat kalimat matematika.  siswa kurang menguasai operasi hitung bilangan bulat.  siswa kurang cermat dalam membaca dan memahami kalimat demi kalimat serta mengenai apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan, serta bagaimana cara menyelesaikan soal secara tepat.  Guru tidak menggunakan metode yang tepat untuk menjelaskan konsep matematika dari yang abstrak menjadi kontekstual.



Alternatif Solusi :  membiasakan siswa dalam berlatih soal-soal cerita matematika berbasis masalah.  Mengkonkritkan objek dan konsep yang abstrak melalui media audiovisual, alat peraga atau menggunakan objeknya langsung/nyata.  Guru membimbing siswa dalam menganalisis soal untuk: (1) menentukan hal yang diketahui dalam soal; (2) menentukan hal yang ditanyakan; (3) membuat model matematika; (4) melakukan perhitungan; dan (5) menginterpretasikan https://journal.iaimnumetrolampung.ac.i jawaban model ke



d/index.php/ji/article/view/72/53 4. Zakiyah (2019) faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika materi operasi hitung campuran yaitu faktor internal seperti konsentrasi belajar tidak bertahan lama, kemampuan mengingat beberapa siswa rendah, siswa berkesulitan dalam memahami maksud soal dan kesulitan menghitung. Faktor eksternalnya seperti guru dalam memberikan pemahaman terlalu cepat, tidak menggunakan media dan siswa yang sering berbicara pada saat guru menjelaskan. (3) upaya untuk mengatasi kesulitan belajar yaitu diadakannya bimbingan belajar, mengadakan remedial untuk yang nilainya rendah, mengubah metode yang digunakan, memberi motivasi dan nasehat, menggunakan media yang sesuai materi. https://www.researchgate.net/ publication/ 335272373_Analisis_Kesulitan_Bela jar_Matematika_Materi_Operasi_Hit ung_Campuran_Siswa_Kelas_IV_di _MI_Hijriyah_II_Palembang 5. Suprabawa dkk (2019) Kendala yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada operai hitung campuran yaitu lupa dengan konsep perkalian hitung campuran bilangan bulatl, masih belum memahami tingkat pengerjaan operasi hitung campuran dan masih bingung dalam mengerjakan soal dalam bentuk soal cerita. Solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah memperbanyak latihan soal-soal mengenai materi operasi hitung campuran sehingga siswa lebih terlatih dan hafal. https://ejournal.undiksha.ac.id/ index.php/JJPGSD/article/dow nload/17024/10466/25028



permasalahan semua.   Guru menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.



Wawancara dengan Guru dan Kepala Sekolah Kepala Sekolah (Ni Luh Puspitasari, S.Pd, Gr) Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya prestasi siswa tentang operasi hitung campuran bilangan bulat dalam soal cerita adalah :  siswa kesulitan menentukan tanda operasi hitung yang tepat untuk mengubah soal cerita menjadi kalimat matematika  siswa kurang menguasai operasi hitung bilangan bulat  guru kurang menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran Guru Kelas V(Fitriani, S.Pd)  siswa kurang cermat dalam membaca dan memahami kalimat demi kalimat serta mengenai apa yang diketahui dalam soal dan apa yang ditanyakan, serta bagaimana cara menyelesaikan soal secara tepat.  Siswa belum memahami model atau kalimat matematika.  Siswa tidak teliti atau cermat dalam membaca soal cerita. 2.



Literasi



Kajian Literatur



Rendahnya  Prihatin (2018) Penyebab kesulitan dalam menemukan ide pokok kemampuan siswa adalah belum pahamnya dalam menentukan pengertian ide pokok, kosakata ide pokok pada yang belum tahu maknanya dan muatan pelajaran kalimat terlalu panjang. Bahasa Indonesia http://eprints.ums.ac.id/68770/12/ materi Teks Laporan NASPUB-desi.pdf hasil pengamatan di  Gusmiati (Prihatin, 2018) yang kelas VI menyimpulkan bahwa bentukbentuk kesulitan siswa dalam menemukan ide pokok adalah siswa kesulitan saat menemukan kalimat yang terlalu panjang, menemukan kosakata yang belum tahu maknanya dan belum memahamai gagasan utama serta gagasan penjelas/gagasan pendukung.



Berdasarkan hasil eksplorasi penyebab masalah melalui kajian literatur serta wawancara guru dan kepala sekolah, fakto penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menentukan ide pokok pada muatan pelajaran Bahasa Indonesia materi Teks Laporan hasil pengamatan di kelas VI yaitu :  Siswa merasa materi ide pokok merupakan pelajaran yang membosankan karena hanya membaca buku teks pelajaran.  Siswa belum



memahami tata letak gagasan utama yang memuat ide pokok.  Kurangnya latihan mengerjakan soal-soal  Nurhaliza dkk (2019) menunjukkan bahwa penyebab kesulitan siswa menentukan ide pokok dalam menentukan ide pokok suatu bacaan. paragraf ada dua yaitu faktor  Guru tidak internal dan eksternal, faktor internal mengggunakan media meliputi, 1) siswa kurang memahami pembelajaran yang apa yang dimaksud dengan ide menarik dan sesuai pokok suatu paragraf; 2) siswa dengan materi belum bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas; pelajaran. 3) siswa kurang menyukai pelajaran  Pembelajaran bahasa Bahasa Indonesia; 4) kurangnya Indonesia di kelas minat membaca dalam diri siswa. masih terbatas pada Faktor eksternal meliputi, 1) membaca dan menulis. kurangnya dukungan dan motivasi dari orang tua siswa; 2) kurangnya Alternatif Solusi metode dan strategi guru dalam materi ide pokok sehingga siswa  Guru dapat menyajikan kurang menyukai materi ide pokok; materi pelajaran atau 3) pengaruh telepon genggam dan bacaan menggunakan televisi membuat minat baca siswa media/ teknologi seperti beralih ke menonton. Jenis kesulitan yang dihadapi siswa yaitu, 1) powerpoint interaktif kurangnya kesiapan psikologi siswa atau berbasis dalam pembelajaran materi ide audiovisual. pokok; 2) pikiran negatif siswa  Guru menggunakan bahwa materi ide pokok merupakan model pembelajaran materi yang membosankan; 3) sikap inovatif seperti Model acuh siswa dalam proses Problem Based pembelajaran, 4) minimnya minat membaca dan menulis dalam diri Learning dan Project siswa, 5) kurangnya arahan dan Based Learning. motivasi dari orang tua siswa sehingga siswa tidak mempunyai semangat dalam proses belajar mengajar; 6) pemberian fasilitas telepon genggam tanpa adanya batasan dalam pemakaiannya, sehingga siswa lebih tertarik untuk bermain dengan telepon genggamnya dibanding untuk berlatih belajar di rumah; 7) kurangnya batasan dalam menonton televisi di rumah; 8) orang tua tidak memberi budaya membaca sejak dini kepada anak. http://eprints.ums.ac.id/68770/12/ NASPUB-desi.pdf



https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/ ibtidai/article/download/2493/1844/6294



 Astuti (2022) menyatakan berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor yang dialami siswa dalam menentukan ide pokok sebuah paragraf dalam sebuah teks naratif, mereka belum menguasai materi ide pokok sebuah paragraf, kurangnya minat membaca, kurang aktif selama pembelajaran sehingga tidak memahami materi gagasan utama, sulit berkonsentrasi selama pembelajaran, tidak memahami tata letak paragraf gagasan utama dalam setiap teks bacaan, beberapa siswa memahami apa yang dimaksud dengan gagasan utama paragraf tetapi mengalami kesulitan dalam menentukan gagasan utama paragraf. https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/ index.php/snhrp/article/download/ 469/412/925 Wawancara Guru dan Kepala Sekolah Kepala Sekolah (Ni Luh Puspitasari, S.Pd, Gr)  Siswa kurang memahami apa yang dimaksud dengan ide pokok  Rendahnya minat membaca dan menulis (Literasi) dalam diri siswa.  Siswa tidak memahami letak gagasan utama pada suatu paragraf.  Materi pelajaran disajikan hanya dalam bentuk buku teks, sehingga siswa kurang tertarik dalam membaca. Guru Kelas V(Fitriani, S.Pd)  Kurangnya minat membaca siswa.  Kurangnya pemahaman siswa tentang apa itu ide pokok.  Kalimat-kalimat dalam paragraf terlalu panjang.  Tidak memahami letak ide pokok.