LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Novitasari New [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Nama : Novitasari Id Peserta : 201800099017 Instansi : SMA Negeri 13 Banjarmasin No. 1



Masalah yang telah diidentifikasi Peserta didik terlihat tidak tertarik dan bosan saat mengikuti materi laju reaksi dan penentuan orde reaksi



Hasil eksplorasi penyebab masalah Penyebab Masalah Menurut Literatur 1 Gunawan, Yosi Intan Pandini. 2018. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Keaktifan Siswa dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa. Khazanah akademia. Vol 2:4. www.journal.uniga.ac.id 1. Kurangnya minat dan bakat dari dalam dirinya, 2. Kurang kekreatifan guru dalam mengembangkan bakat dan minat yang ada dalam diri Peserta didik, seperti penggunaan metode pembelajaran, dan cara mengajar 3. Guru yang kurang membawa semangat keaktifan belajar Peserta didik di kelas Penyebab Masalah Menurut Literatur 2 Cahyana, Ucu, Mario Paristiowati, Muhammad Fajar Nurhadi, Siti Nuryana Hasyrin. 2017. Studi tentang Motivasi Belajar Siswa pada Penggunaan Media Mobile Game Base Lerning dalam Pembelajaran Laju Reaksi Kimia. Jurnal Teknologi Pendidikan. Vol. 19: 5. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp/article/view/6323 1. Kurangnya rangsangan kepada peserta didik agar membangkitkan rasa ingin tahu siswa pada Materi Laju Reaksi Penyebab Masalah Menurut Literatur 3 Muderawan , I Wayan, I Gusti Lanang Wiratma, Muthia Zahra Nabila. 2019. Analisis Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa pada Meteri Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia. Vol 3:5. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPK/article/view/20944



Analisis eksplorasi penyebab masalah 1. Minat dan bakat peserta didik dalam pembelajaran kimia masih rendah 2. Model pembelajaran yang diberikan guru kurang inovatif 3. Guru yang kurang membawa semangat keaktifan belajar Peserta didik 4. Waktu Kimia yang kurang efektif 5. Kurangnya rangsangan yang membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik 6. Guru masih menggunakan metode ceramah 7. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang dapat menigkatkan aktifitas peserta didik 8. Guru cenderung fokus pada



1. Faktor-faktor penyebab Peserta didik mengalami kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. 2. Faktor eksternal meliputi penyesuaian kemampuan Peserta didik dalam penerapan metode mengajar guru dalam kelas kurang, cara guru mengelola pembelajaran kimia, pengaruh teman sebaya, dan waktu pembelajaran kimia yang kurang efektif Penyebab Masalah Menurut Wawancara Informan : Dr. H. RUSMANSYAH, M.Pd (Dosen Pendidikan KIMIA Universtas Lambung Mangkurat) 1. Guru kurang kreatif untuk membuat peserta didik fokus mengikuti pelajaran 2. Model dan metode pembelajaran dilaksanakan guru kurang inovatif dan kurang menarik sehingga tidak melibatkan siswa, akibatnya motivasi belajar peserta didik rendah Informan : Almubarak, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Kimia FKIP ULM) 1. Beberapa Guru cenderung fokus pada penyelesaian materi kimia tanpa melihat kebutuhan setiap anak. 2. Analisis gaya belajar jarang digunakan sehingga beberapa guru menilai konsep pembelajarannya sudah tepat padahal tidak cocok dengan kebutuhan peserta didik 3. Sajian pembelajaran tidak relevan dengan konteks dan kebutuhan belajar peserta didik Informan : Riris Haismelya, M.Pd (Guru Mata Pelajaran Kimia di SMA Negeri 13 Banjarmasin) 1. Kondisi waktu yang sudah terlalu siang seperti jam ke 7-8 sampai 9-10 itu Peserta didik sudah merasa jenuh 2. Peserta didik biasanya sudah menganggap kimia itu sulit 3. Peserta didik merasa bosan kalau pembelajaran itu hanya disampaikan dengana metode ceramah tanpa ada peran Peserta didik untuk berdiskusi, memcahkan masalah. 4. Peserta didik biasanya kalau sudah masuk materi yang ada hitunganganya cencerung takut mencoba 5. Peserta didik menyukai pembelajaran yang tidak hanya melalui media



penyelesaian materi kimia tanpa melihat kebutuhan setiap anak. 9. Tidak adanya analisis gaya belajar siswa 10. Guru tidak menampilkan media pembelajaran yang bisa memfasilitasi berbagai macam gaya belajar peserta didik 11. Guru tidak memberikan pertanyaan pemantik kepada peserta didik di awal pembelajaran



2



audio tapi mereka akan lebih tertarik jika ada visualisasi 6. Peserta didik belum terbiasa dengan pendekatan saintific 7. Tidak adanya pertanyaan pemantik dari guru Informan: Peserta Didik 1. Kalau pembelajaran itu aktif dan suasanya menyenangkan mereka tidak akan merasa bosan dan tidak terasa waktu pembelajaran telah berakhir Kurangnya minat Penyebab Masalah Menurut Literatur 1. Minat Baca Peserta baca peserta didik Chairun, Baiq, NisaSuryati, Citra Ayu Dewi. Pengembangan Bahan Ajar Kapra didik masih rendah Berbasis Literasi Sains pada Materi Laju Reaksi untuk Kelas XI SMA/MA. 2. Tampilan buku Kimia Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen”. Vol 3: 2 tidak menarik (gambar https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/hydrogen/article/view/663 yang tidak berwarna, 1. Buku- buku kimia yang digunakan kurang menarik terlalu banyak tulisan) 2. Guru tidak pernah mengembangkan perangkat pembelajaran baik bahan dan bahasa yang sulit ajar berupa modul, LKS ataupun lainnya dimengerti peserta didik Penyebab Masalah Menurut Wawancara 3. Kurangnya aktivitas Informan : Dr. H. RUSMANSYAH, M.Pd (Dosen Pendidikan KIMIA Universtas yang diberikan guru Lambung Mangkurat) untuk meningkatkan 1. Guru tidak terbiasa mengembangkan LKPD berbasis literasi shg minat baca Peserta literasinya rendah didik Informan : Suharyati S.Pd (Waka Bidang Kurikulum sekaligus Guru Kimia 4. Guru tidak SMA Negeri 13) mengembangkan LKPD 1. Kurangnya kegiatan yang dapat meningatkan minat baca peserta didik, berbasis Literasi meskipun setiap 1 bulan pada hari Jumat ada kegiatan literasi tetapi itu masih kurang karena tidak ada tindak lanjut setelah melakukan kegiatan tersebut 2. Kurangnya buku-buku kimia yang menarik dan bahasa yang sulit dimengerti oleh Peserta didik Informan : Peserta Didik 1. Buku kimia terlalu banyak tulisan, gambar-gambar tidak berwarna 2. Tidak mengerti penjelasan dari buku



3



Peserta kesulitan



didik Penyebab Masalah Menurut Literatur 1. Kemampuan Mahasin, Singgih, Husna Amalya Melati, Lukman Had. 2018. Pengaruh Model Matematika



dasar Peserta



mengerjakan soalsoal kimia yang di dalamnya terdapat soal perhitungan seperti penentuan orde reaksi yang memerlukan kemampuan analisis



4



Ketercapaian hasil belajar peserta didik pada materi, faktor laju reaksi dan penentuan orde reaksi masih rendah



Problem Solving terhadap Hasil Belajar SMAN 4 Sungai Raya pada Materi Laju didik masih rendah Reaksi. Vol 7:2 2. Kemampuan analisis https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/ soal peserta didik 25180/75676576408 masih rendah 1. Kesulitan peserta didik menyelesaikan penentuan orde reaksi terkendala pada penyelaaian perhitungan pangkat dan saat mengkonversikan waktu ke laju reaksi pada tabel soal yang diberikan. Penyebab Masalah Menurut Wawancara Informan: Suharyati S.Pd (Waka Bidang Kurikulum sekaligus Guru Kimia SMA Negeri 13) 1. Memang pada dasarnya masih ada peserta didik yang memiliki kemampuan matematika yang rendah 2. Kemampuan analisis peserta didik dalam memahami soal masih rendah Informan : Peserta Didik 1. Kesulitan memahami isi soal misal A itu yang diketahui apa 2. Sulit menyelsaikan soal yang ada hitungan pangkat maupun pecahan Penyebab Masalah Menurut Literatur Muliaman, Agus dan Mellyzar. 2020. Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Model Project Based Learning pada Materi Laju Reaksi . Journal of Chemistry In Education 9. Vol 9:2 https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined/article/view/42771 1. Mahasiswa sering kali kesulitan memahami materi kimia karena bersifat abstrak dan kompleks. Kesulitan tersebut dapat menyebabkan rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai berbagai konsep kimia. 2. Salah satu materi yang bersifat kompleks adalah materi laju reaksi, merupakan gabungan dari pengetahuan abstrak yang berupa persamaan laju reaksi, orde reaksi yang memerlukan latihan hitungan, faktor-faktor yang mempengaruhri laju reaksi, dan teori tumbukan. Silaban, Ramlan, Pelita Ananda Sianturi. 2021. Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android Pada Materi Laju Reaksi. Jurnal Inovasi



1. Kebanyakan materi Kimia bersifat abstrak 2. Konsep/materi yang diberikan tidak sesuai dengan evaluasi yang diujikan 3. Guru masih mengajar dengan metode konvensional 4. Guru tidak menggunakan media pembelajarann yang memfasilitasi berbagai gaya belajar siswa 5. Media pembelajaran oleh Guru tidak sesuai



Pembelajaran Kimia. Vol 3: 2. https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jipk/article/view/22814/16867 1. Siswa lebih tertarik untuk memahami konsep laju reaksi apabila pembelajaran itu dikemas dalam bentuk yang menarik. 2. Guru masih menggunakan metode konvensonal dan tidak menggunakan media pembelajaran yang memasilitasi berbagai gaya belajar siswa



dengan karkteristik materi laju reaksi yang abstrak



Penyebab Masalah Menurut Wawancara Informan : Dr. H. RUSMANSYAH, M.Pd (Dosen Pendidikan KIMIA Universtas Lambung Mangkurat) 1. Konsep/Materi yg diberikan guru tidak sesuai dengan evaluasi yang diujikan Kajian Literatur yang mendukung wawancara Riadi, Ahmad. 2017. Problematika Sistem Evaluasi Pembelajaran. Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan. Vol 15:10. Guru yang lebih mementingkan target kurikulum sehingga tidak menghiraukan kegiatan evaluasi yang bisa menyebabkan evaluasi tidak sesuai dengan konsep/materi yang diajarkan



5



Peserta



Penyebab Masalah Menurut Wawancara Informan : Suharyati S.Pd (Waka Bidang Kurikulum sekaligus Guru Kimia SMA Negeri 13) 1. Aspek materi laju reaksi ini memerlukan  pemahaman mikroskopis yang membutuhkan penalaran dan pemahaman lebih lanjut oleh Peserta didik 2. Penyampaian materi abstrak masih menggunakan metode konvensional tanpa adanya media pembelajaran Informan : Peserta Didik 1. Sulit memahami materi kimia abstrak jika tidak melihat menggunakan media pembelajaran didik Penyebab Masalah Menurut Literatur 1. Pemahaman



Konsep



mengalami miskonsepsi pada materi penentuan orde reaksi ( seperti tidak memperhatikan konsentrasi yang sama dari salah satu percobaan dalam penentuan laju reaksi dan dalam menentukan harga k banyak tidak mempangkatkan orde reaksi pada konsentrasi larutan) dan faktor laju reaksi (peserta didik mengira benda yang berbentuk bongkahan memiliki luas permukaan yang lebih besar daripada benda dalam bentuk serbuk karena peserta didik tidak bisa membedakan konsep permukaan bidang



Nazar, Muhammad, Sulastri, Sri Winarni, Rakhmi Fitriana. Identifikasi Peserta didik masih Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju kurang Reaksi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Hal:2. 2. Karakteristik materi http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JBE/article/viewFile/448/608 yang abstrak 1. Kurangnya pemahaman konsep membuat siswa mengalami 3. Kurangnya penekanan miskonsepsi. Sebanyak 13,16% Peserta didik mengalami miskonsepsi. penyampaian konsep Miskonsepsi yang terjadi adalah : zat yang memiliki ukuran partikel oleh guru lebih kecil memiliki luas permukaan sentuhan yang lebih kecil dalam 4. Guru tidak masa yang sama. mengggunakan media yang mempermudah peserta didik Penyebab Masalah Menurut Wawancara memahami konsep Informan : Mahlana Egha Puspita Dewi, S.Pd (Guru Mata Pelajaran Kimia di Ponpes Putra Darul Hijrah) 1. Materi faktor laju reaksi yang tidak bisa dilihat langsung. 2. Kurangnya penekanan Guru pada penjelasan sebuah Konsep 3. Guru tidak mengggunakan media yang mempermudah peserta didik memahami konsep Informan : Peserta Didik 1. Tidak memahami Konsep yang disampaikan secara utuh



6



sentuh pada faktor laju reaksi dengan luas pada umumnya) Peserta didik kesulitan menyelesaikan soal-soal HOTS seperti soal-soal yang memerlukan analisis pada C4 dan seterusnya seperti menganalis faktor yang mempengaruhi laju reaksi pada sebuah percobaan dan menentukan orde reaksi dari hasil percobaan



Penyebab Masalah Menurut Literatur 1. Kemampuan dasar Naparin, Muhammad, Rusmansyah, Almubarak. 2020. Identifikasi peserta didik yang Kemampuan Berpikir Kritis dan Efikasi Diri Siswa SMA Negeri Kelas XI IPA belum sampai tahap Sekota Banjarmasin pada Materi Laju Reaksi. Journal of Chemistry And analisis. Education. Vol 3: 2. 2. Kemampuan peserta http://jtam.ulm.ac.id/index.php/jcae/article/view/425 didik dalam menganalisis maksud 1. Bentuk soal-soal latihan dan soal ulangan yang digunakan dalam dari soal rendah evaluasi umumnya bersifat hafalan seperti konsep yang digunakan C1: membuat peserta didik pengetahuan, C2: pemahaman dan C3: penerapan (taksonomi bloom), kesulitan sedang critical thinking skills terdapat dari C4 sampai C6 bahwa menyelesaikan soalpengajar belum mengimplementasikan konsep berpikir kritis dalam soal HOTS belajar kimia. 3. Peserta didik kurang Hidayati, Lutfiah Nur, Sri Nurhayati, Eko Budi Susatyo, dan Sri Wardani. 2022 latihan soal-soal HOTS Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Elektronik Berbasis Masalah untuk 4. LKPD yang selama ini Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Materi Laju Reaksi. Jurnal digunakan masih Inovasi Pendidikan Kimia. Vol 1: 2. kurang karena belum https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/30935/13056 memunculkan 1. Soal-soal berpikir kritis dalam LKPD yang selama ini digunakan masih keaktifan, belum kurang karena belum memunculkan keaktifan, belum menggunakan menggunakan pendekatan saintifik, tampilan kurang menarik, belum memenuhi pendekatan saintifik, standar isi, dan belum menggunakan model pembelajaran secara tampilan kurang spesifik menarik, belum Penyebab Masalah Menurut Wawancara memenuhi standar isi, Informan : Dr. H. RUSMANSYAH, M.Pd (Dosen Pendidikan KIMIA Universtas dan belum Lambung Mangkurat) menggunakan model pembelajaran secara 1. Guru kurang memberikan latihan terkait soal-soal HOTS spesifik 2. Gurunya belum mampu membuat soal yang benar, sehingga peserta didik 5. Guru belum tidak terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS sehingga tidak mampu menggunakan model menyelesaikannya.



Informan: Suharyati S.Pd (Waka Bidang Kurikulum sekaligus Guru Kimia SMA Negeri 13) 1. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik



pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik



Informan : Peserta Didik 1. Tidak terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS 2. Belum memahami apa yang ditanyakan dan diketahui pada soal 7



Peserta didik cenderung berbicara lebih keras daripada guru saat diberi penjelasan materi dan melakukan aktivitas lain



Penyebab Masalah Menurut Literatur Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 1. “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Hadri Anti, Ria, Andari Puji Astuti, Bambang Hermanto. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Terhadap Minat Belajar Kimia Kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Semarang. Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi. Hal 5. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/3073 1. Kompetensi profesional guru berpengaruh terhadap minat belajar kimia Peserta didik Penyebab Masalah Menurut Wawancara Informan : Asty Rizqy Amini (Guru Kimia di SMK Unggulan Husada) 1. Hal ini biasa terjadi karena guru kurang bisa mengkondisikan kelas 2. Peserta didik mencari perhatian guru karena tidak paham apa yang di pelajari 3. Guru belum memberikan pertanyaan pertanyaan pemantik kepada peserta didik saat awal pembelajaran



Guru harus memiliki kompetensi pengetahuan dan keterampilan tentang penguasaan kelas



Informan : Peserta didik 1. Kurang mendengar apa yang disampaikan guru 2. Tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru