LK. 1.2 Khairun Nisa-Eksplorasi Penyebab Masalah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah Masalah yang No. telah diidentifikasi 1 Siswa memiliki motivasi belajar rendah



Hasil eksplorasi penyebab masalah Hasil kajian literatur: Moslem, dkk (2019) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa seperti kondisi jasmani dan rohani, cita-cita/aspirasi, kemampuan siswa, dan perhatian. Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa seperti kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran serta upaya guru dalam mengelola kelas. Berdasarkan hasil penelitian Aryani (2021) menunjukkan bahwa faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya faktor kemampuan guru seperti metode dan media pembelajaran yang kurang bervariasi, cara guru menjelaskan terlalu cepat sehingga siswa sulit memahami pelajaran, faktor kemampuan siswa yang seharusnya ditunjukkan siswa dalam belajar hendaknya memperhatikan, namun yang terjadi siswa sebagian besar lebih sibuk dengan aktifitasnya sendiri dan teman-temannya, sarana dan prasarana yang kurang memadai dan faktor keluarga. Sehingga solusi untuk menyelesaikan masalah motivasi belajar siswa yang rendah yaitu melalui: 1. meningkatkan kualitas guru 2. memaksimalkan fasilitas belajar 3. menciptakan lingkungan belajar yang nyaman 4. melakukan evaluasi pembelajaran secara berkala (Ramadhani & Muhroji, 2022). Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan guru



Analisis eksplorasi penyebab masalah Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara diperoleh kesamaan pendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa rendah diantaranya yaitu: 1. Faktor dari dalam diri siswa misalnya dari minat, kemampuan dan perhatian siswa yang rendah dalam belajar. 2. Faktor dari luar dapat berasal dari lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. 3. Guru dalam proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran yang monoton dan klasikal 4. Pemilihan media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi 5. Materi pembelajaran yang di ajarkan belum dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar.



yaitu sebagian siswa memiliki motivasi belajar yang rendah. Hal tersebut disebabkan antara lain: 1. Adanya faktor internal yaitu dari minat siswa belajar rendah Faktor eksternal, dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran belum optimal dan belum dapat memberikan apresiasi terhadap belajar siswa. 3. Pembelajaran/materi yang dipelajari di kelas terlalu sulit dan tidak menggunakan alat peraga/contoh-contoh tidak menarik dalam pembelajaran. 4. Lingkungan keluarga belum memiliki budaya positif dalam belajar, anak dibiarkan banyak bermain/menggunakan gadget berlebihan. Solusi untuk mengatasi motivasi belajar siswa yang rendah, apabila siswa di dalam kelas terlihat mengantuk dan kurang memberikan perhatiannya kepada guru, guru bisa mengajak siswa untuk menyanyi bersama, memberikan pembelajaran dengan contoh-contoh yang ada disekitarnya, dan mencari/mengembangkan media atau alat-alat peraga yang menarik. Narasumber : Siti Masliyani, S.Pd Jabatan : Guru Kelas V SDN Karang Mekar 8 2.



Kesulitan siswa dalam membaca permulaan



Hasil Kajian Literatur Aprilia, dkk (2021) menyatakan bahwa faktor kesulitan membaca permulaan yaitu kecerdasan yang rendah, kesehatan tubuh yang tidak optimal, minat siswa dalam membaca permulaan masih rendah, motivasi siswa dalam membaca permulaan juga rendah, orang tua kurang memperhatikan kegiatan belajar membaca siswa, dan kegiatan dalam masyarakat siswa yang terlalu banyak aktivitas sehingga belajar membaca siswa menjadi terbengkalai. Aryani, dkk (2022) menyebutkan terdapat faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam membaca permulaan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdapat pada



Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara diperoleh kesamaan pendapat bahwa terdapat beberapa faktor penyebab kesulitan siswa dalam membaca permulaan diantaranya: 1. Minat, motivasi, kemampuan intelektual, kondisi fisik maupun psikologis siswa masih rendah. 2. Lingkungan keluarga, berupa perhatian orangtua siswa di



diri siswa seperti psikologis yang kurang rumah saat matang, motivasi dan minat siswa yang cukup membimbing dan rendah. Faktor eksternal yaitu faktor yang membiasakan anak berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan, membaca dirumah diantaranya adalah lingkungan keluarga masih kurang, karena (dukungan dari orang tua, fasilitas orang tua, orangtua sibuk bekerja. pembiasaan baik), lingkungan sekolah (peran 3. Lingkungan sekolah, guru dalam meningkatkan hasil siswa, yang antara lain peran guru lebih maksimal dengan cara membuat metode dalam menerapkan dan media pembelajaran yang lebih efektif metode belajar dan efisien). membaca belum efektif 4. Penggunaan media Damanik (2022) mengatakan bahwa faktor pembelajaran masih penyebab kesulitan membaca yang dialami belum optimal. oleh setiap anak dapat disebabkan oleh faktor internal dalam diri anak itu sendiri maupun faktor eksternal di luar diri anak. Faktor internal pada anak meliputi: 1. faktor fisiologis yaitu faktor yang berhubungan dengan kesehatan fisik, pertimbangan, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin atau gender 2. intelektual, berkaitan dengan kemampuan intelegensi 3. psikologis, meliputi motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. Faktor eksternal di luar diri anak antara lain: 1. lingkungan, yaitu latar belakang dan pengalaman anak di rumah serta sosial ekonomi keluarga siswa 2. sekolah, meliputi cara mengajar guru dalam pembelajaran, penggunaan media dan sarana prasarana sekolah Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan membaca permulaan yaitu dengan menggunakan metode abjad dan suku kata. Metode abjad digunakan untuk siswa yang belum mengenal abjad. Langkahlangkah pelaksanaan dalam pembelajaran adalah mengenalkan huruf abjad, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata menjadi kata dan merangkai kata menjadi kalimat yang sederhana. Selanjutnya untuk metode suku kata digunakan untuk siswa yang sudah mengenal huruf abjad. Langkah-



langkah pelaksanaannya adalah mengenalkan suku kata, merangkai suku kata menjadi kata, merangkai kata menjadi kalimat yang sederhana. Dengan demikian penggunaan metode abjad dan suku kata sangat cocok dan dirasa cukup berhasil dalam mengatasi kesulitan membaca permulaan pada siswa sehingga kemampuan mereka meningkat dan bisa membaca (Tatmikowati, 2022). Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mengenai permasalahan siswa mengalami kesulitan dalam membaca permulaan di kelas ada beberapa penyebabnya diantaranya yaitu: 1. Siswa tidak terbiasa membaca. Perhatian orangtua masih kurang karena anak tidak dibiasakan belajar membaca ketika dirumah 2. Siswa terlalu sering bermain dan menggunakan gadget sehingga minat dan motivasi siswa dalam membaca rendah 3. Siswa kurang memperhatikan guru dalam pembelajaran 4. Pemanfaatan media pembelajaran belum di maksimalkan Upaya yang dapat dilakukan guru di sekolah untuk mengatasi kesulitan siswa dalam membaca permulaan adalah dengan memberikan pembelajaran tambahan di luar jam belajar sekolah secara rutin dan berkomunikasi dengan orangtua untuk dapat membimbing belajar ketika dirumah. Saat pembelajaran guru juga dapat memberikan media seperti kartu huruf dan kartu kata. Membiasakan kegiatan literasi selama 5-15 setiap pagi sebelum belajar, bacaan bebas sesuai dengan kemampuan membaca masingmasing siswa. Narasumber: Wamidah, A.Ma Jabatan : Guru Kelas II SDN Karang Mekar 8 3.



Kesulitan siswa dalam memahami konsep matematika



Hasil Kajian Literatur Amallia & Unaenah (2018) menyebutkan bahwa berdasarkan hasil penelitian menunjukkan faktor yang membuat siswa kesulitan belajar matematika adalah sikap dan



Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara diperoleh kesamaan pendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang



materi minat siswa yang rendah, di mana siswa tidak membandingkan menyukai pelajaran matematika yang bilangan membuat siswa menjadi tidak memperhatikan guru saat pelajaran matematika berlangsung sehingga siswa merasa tidak semangat saat pelajaran matematika. Hal lain disampaikan oleh Dwi & Audina (2021) dalam penelitiannya menyatakan hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi sikap siswa dalam belajar matematika, motivasi belajar siswa yang masih rendah, kesehatan tubuh yang tidak optimal, dan kemampuan pengindraan siswa yang kurang. Sedangkan faktor eksternal antara lain kurangnya variasi mengajar guru, penggunaan media pembelajaran yang belum maksimal, sarana prasarana di sekolah, serta lingkungan keluarga. Upaya yang dapat dilakukan dengan mengajarkan matematika dengan menyenangkan, menggunakan media pembelajaran yang konkret, memperbanyak latihan soal, dan menjalin kerja sama dengan orang tua siswa. Menurut Ananda & Wandini (2022) solusi yang ditawarkan dalam mengatasi kesulitankesulitan dalam proses pembelajaran matematika yaitu dengan melakukan 6M yaitu; 1. Menjalin kerjasama kepada orang tua siswa agar dapat mendukung, membimbing, serta mengarahkan siswa dalam belajar 2. Memastikan kesiapan dan fokus siswa untuk belajar 3. Memberikan motivasi belajar kepada siswa baik dari guru maupun lingkungan keluarga 4. Menggunakan strategi serta media yang menarik 5. Memberikan ruang untuk bereksplorasi 6. Memberikan soal atau tes pada batas kemampuan siswa.



mempengaruhi kesulitan siswa dalam memahami konsep matematika materi membandingkan bilangan diantaranya: 1. Minat dan sikap belajar siswa rendah. Sebagian siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit 2. Perhatian orangtua kepada anak dalam belajar ketika dirumah kurang 3. Penggunaan media pembelajaran jarang digunakan oleh guru 4. Pembelajaran belum mengaitkan materi dengan konteks rill 5. Pemanfaatan modelmodel pembelajaran belum dimaksimalkan



Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mengenai permasalahan kesulitan siswa dalam konsep matematika materi membandingkan bilangan ada beberapa faktor penyebabnya diantaranya yaitu: 1. Siswa memiliki rasa malas untuk belajar dirumah dan disekolah 2. Kurangnya perhatian dari orangtua terhadap belajar anak ketika dirumah, tidak ada dukungan dan dorongan untuk belajar. 3. Beberapa siswa tidak mendengarkan guru, dan tidak bertanya kepada teman jika ada kesulitan dalam mengerjakan soal 4. Kejelasan guru dalam menjelaskan, dan pembelajaran belum menyenangkan Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru dalam pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran seperti berkolaborasi/ bekerja kelompok dengan temannya. Siswa diminta menghitung/membandingkan bendabenda disekolah secara langsung agar dapat memahami dan mengerti konsep dari materi yang dipelajari. Narasumber: Sri Wildalianti, S.Pd Jabatan : Guru Kelas III SDN Karang Mekar 8 4



Penerapan model-model pembelajaran inovatif masih belum maksimal



Hasil Kajian Literatur Rokhimawan (2022) menyebutkan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik itu merupakan suatu kewajiban tersendiri bagi seorang guru agar siswanya dapat menyerap dan memahami materi yang diberikan dengan maksimal. Penggunaan model pembelajaran yang tepat juga dapat mewujudkan suasana belajar yang efektif. Akan tetapi tidak semua guru mampu memiliki penguasaan kelas yang baik. Masih terdapat pula guru yang masih terbiasa dengan kelas teacher oriented yang pasif dan memang sangat mudah pelaksaannya dan juga bisa menghemat energi guru. Menurut Fransiska (2022) menyebutkan bahwa faktor penerapan model pembelajaran belum maksimal antara lain:



Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara diperoleh kesamaan pendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan model-model pembelajaran belum maksimal yaitu: 1. Guru terbiasa menggunakan model pembelajaran yang berfokus pada guru (teacher oriented) 2. Guru kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran



1. guru belum terbiasa menggunakan modelmodel pembelajaran 2. guru kesulitan dalam mengalokasikan waktu 3. guru kesulitan dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Selanjutnya hasil penelitian Asri, dkk (2021) menyebutkan bahwa faktor penyebab kesulitan guru dalam menerapkan model yaitu kurangnya pemahaman, kurangnya pelatihan, dan minimnya fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung penerapan model-model pembelajaran K13. Solusi untuk masalah tersebut menurut Sudana, dkk (2017) yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu metode kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan. Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mengenai penerapan model-model pembelajaran inovatif belum maksimal disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Guru senior/guru-guru usia tua cenderung menggunakan model konvensional karena lebih mudah. 2. Peningkatan kemampuan kompetensi tidak dilakukan melalui pelatihanpelatihan/platform belajar 3. Guru hanya fokus pada menyelesaikan target mengajar 4. Guru kesulitan dalam mengaitkan model pembelajaran inovatif dengan materi pembelajaran Solusi untuk guru agar penerapan modelmodel pembelajaran inovatif dapat berjalan maksimal adalah dengan guru belajar, misalnya melalui forum KKG, teman sejawat



di sekolah, mengikuti pelatihan-pelatihan melalui belajar mandiri melalui youtube maupun platform belajar guru lainnya yang tersedia di internet. Narasumber: H. Anang Matsih, S.Pd.I Jabatan : Plh. Kepala Sekolah SDN Karang Mekar 8



DAFTAR PUSTAKA Amallia, N., & Unaenah, E. (2018). Analisis kesulitan belajar matematika pada siswa kelas III sekolah dasar. Attadib: Journal of Elementary Education, 2(2), 123-133. Ananda, E. R., & Wandini, R. R. (2022). Analisis Perspektif Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(3), 4173-4181. Aprilia, U. I., Fathurohman, F., & Purbasari, P. (2021). Analisis kesulitan membaca permulaan siswa kelas I. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 5(2), 227-233. Aryani, N. M. R. (2021). Analisis Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Gugus Vi Kecamatan Abang Tahun 2019/2020 (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Ganesha. Aryani, V., Susanti, E., Andriyani, R. P., & Setyawati, R. (2022). Analisis Kesulitan Keterampilan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas I. In Seminar Nasional Lppm Ummat (Vol. 1, pp. 424436). Astri, A., Harjono, A., Jaelani, A. K., & Karma, I. N. (2021). Analisis Kesulitan Guru Dalam Penerapan Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar. Renjana Pendidikan Dasar, 1(3), 175–182. Damanik, A. T. (2022). Analisis Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 Sd Pelajaran Bahasa Indonesia Di Sd Negeri 101990 Bangun Purba Tahun Ajaran 2021/2022 (Doctoral dissertation, Universitas Quality). Dwi, D. F., & Audina, R. (2021). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri. Cybernetics: Journal Educational Research and Social Studies, 94106. Fransiska, W. (2022). Kesulitan Guru Dalam Menerapkan Model-Model Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar. Masliyani, S. (2022). Faktor-Faktor Penyebab Motivasi Belajar Siswa Rendah. (Wawancara, tanggal 1 September 2022). Matsih, A. (2022). Faktor-Faktor Penerapan Model-Model Pembelajaran Inovatif Belum Maksimal. (Wawancara, tanggal 1 September 2022). Moslem, M. C., Komaro, M., & Yayat, Y. (2019). Faktor-Faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran aircraft drawing di SMK. Journal of Mechanical Engineering Education, 6(2), 258-265. Ramadhani, D. A., & Muhroji, M. (2022). Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar pada Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(3), 4855-4861.



Sudana, I. P. A., & Wesnawa, I. G. A. (2017). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 1(1), 1-8 Sri Wildalianti, (2022). Kesulitan Siswa Dalam Konsep Matematika Materi Membandingkan Bilangan. (Wawancara, tanggal 2 September 2022). Tatmikowati, A. (2022). Penggunaan Metode Abjad dan Suku Kata dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas Satu MI Selawe Taji, Karas, Magetan (Doctoral dissertation, IAIN Ponorogo). Wamidah. (2022). Faktor-Faktor Siswa Mengalami Kesulitan Dalam Membaca Permulaan Di Kelas. (Wawancara, tanggal 2 September 2022).