LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama Mahasiswa : EVI NOVIANTI NIM :22229299027 Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat Provinsi Jawa Barat



LK 1.3. Penentuan Penyebab Masalah No. 1



Hasil eksplorasi penyebab masalah Motivasi belajar siswa rendah disebabkan oleh: 1. Ketergantunga n terhadap gadget sebagai sumber hiburan(game online ,media sosial). 2. Guru kurang memahami karakteristik siswa. 3. Materi yang disajikan guru kurang menarik. 4. Kurangnya bimbingan orang tua secara langsung karena mereka kebanyakan dititipkan ke saudara atau nenekkakeknya.



Akar penyebab masalah Guru kurang tepat dalam menentukan metoda dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa.



Analisis akar penyebab masalah Setelah dianalisis dapat ditarik kesimpulan bahwa akar permasalahannya adalah Guru kurang tepat dalam menentukan metoda dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa, merupakan faktor penyebab rendahnya minat belajar siswa. Oleh karena itu untuk kedepannya guru perlu merancang perencanaan pembelajaran yang tepat dan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. ➢ Menurut Slameto (2015) faktor keberhasilan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, diantaranya adalah adanya faktor internal, faktor eksternal, dan faktor kelelahan. Faktor internal yang dimaksud adalah minat belajar, sedangkan faktor eksternal dapat berupa peran orang tua, dan kreativitas guru dalam mengajar kepada siswa. Lukita, Dyah, and Niko Sudibjo. "Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa di era pandemi covid-19." AKADEMIKA: Jurnal Teknologi Pendidikan 10.1 (2021).



2



Siswa memiliki kemampuan literasi yang rendah :



Guru kurang memahami karakteristik gaya belajar siswa dalam menumbuhkan minat 1. Buku bacaan literasi kurang bervariasi 2. Siswa lebih tertarik



Setelah dianalisis dapat ditarik kesimpulan bahwa akar permasalahannya adalah Guru kurang memahami karakteristik gaya belajar siswa dalam menumbuhkan minat literasi. ➢ Menurut Witanto menyatakan Faktor dari



Nama Mahasiswa : EVI NOVIANTI NIM :22229299027 Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat Provinsi Jawa Barat 3. Siswa lebih tertarik dengan sumber belajar dari gadget 4. Kurangnya peran keluarga dalam menumbuh kan minat literasi



penyebab kurangnya literasi yaitu di bawah ini merupakan penyebab rendahnya budaya literasi di Indonesia [5]: 1. Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah. ● Terbatasnya sarana dan prasarana membaca seperti ketersediaan perpustakaan juga buku-buku bacaan yang bervariasi ● Faktor lainnya ialah situasi belajar yang kurang memotivasi para siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu di luar buku-buku paket. ● Kurangnya role model (dari kalangan guru) bagi siswa dalam hal membaca. 2. Permasalahan di Luar Lingkungan Sekolah ● Meningkatnya penggunaan teknologi informasi elektronik. a. Berkembangnya sebuah teknologi informasi menyebabkan kurangnya minat masyarakat terhadap aktivitas membaca buku. b. Berkembangnya handphone dan internet menyebabkan kurangnya minat manusia terhadap buku. c. Banyaknya keluarga yang belum menanamkan kebiasaan wajib membaca. d. Keterjangkauan daya beli masyarakat terhadap buku. Anisa, A. R., Ipungkarti, A. A., & Saffanah, K. N. (2021). Pengaruh Kurangnya Literasi Serta Kemampuan Dalam Berpikir Kritis Yang Masih Rendah Dalam Pendidikan Di



Nama Mahasiswa : EVI NOVIANTI NIM :22229299027 Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat Provinsi Jawa Barat Indonesia. In Current Research in Education: Conference Series Journal (Vol. 1, No. 1).



3



1.



2.



3.



4.



Guru kurang menguasai model pembelajaran yang inovatif sesuai karakteristik materi: Terbatasnya pemahamam guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif. Guru kurang memahami sintaks model pembelajaran inovatif. Kurangnya pedampingan dalam mengimpleme ntasikan model pembelajaran inovatif. Banyaknya beban mengajar yang diampu oleh guru.



Guru kurang memahami bagaimana penerapan sintaks model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran.



Setelah dianalisis dapat ditarik kesimpulan bahwa akar permasalahannya adalah Guru kurang memahami bagaimana penerapan sintaks model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk kedepannya guru akan mulai mempelajari model-model pembelajaran inovatif sesuai dengan karakter materi dan mengikuti seminar-seminar pembelajaran inovatif. Oleh karena itu untuk kedepannya guru akan mulai mempelajari model-model pembelajaran inovatif sesuai dengan karakter materi dan mengikuti seminar-seminar pembelajaran inovatif.



➢ Menurut Nasrun, dkk (2018) menjelaskan bahwa guru memerlukan pedampingan dalam mengimplementasikan model pembelajaran inovatif . Nasrun, N., Faisal, F., & Feriyansyah, F. (2018). Pendampingan Model Pembelajaran Inovatif di Sekolah Dasar Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 24(2), 671-676.



➢ Menurut Mislinawati, (2018) menjelaskan bahwa guru belum memahami langkah-langkah pembelajaran yang tertera di kurikulum 2013 sehingga guru kurang termotivasi dalam mengaplikasikan modelmodel pembelajaran inovatif



Nama Mahasiswa : EVI NOVIANTI NIM :22229299027 Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat Provinsi Jawa Barat Mislinawati, M., & Nurmasyitah, N. (2018). KENDALA GURU DALAM MENERAPKAN MODELMODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA SD NEGERI 62 BANDA ACEH. Jurnal Pesona Dasar, 6(2).



4



1.



2.



3.



4.



5.



Guru belum menguasai model pembelajaran yang inovatif sesuai karakteristik materi : Kurangnya kemampuan guru dalam menyusun dan mengembangk an pembelajaran berbasis HOTS Kurangnya pelatihan dalam merancang pembelajaran berbasis HOTS Kurangnya pendampinga n dalam merancang pembelajaran berbasis HOTS Kemampuan peserta didik yang tidak merata dalam memahami materi pembelajaran berbasis HOTS Guru terbiasa menyusun soal tipe LOTS



Guru kurang memahami pembelajaran berbasis HOTS.



Setelah dianalisis dapat ditarik kesimpulan bahwa akar permasalahannya adalah Guru kurang memahami pembelajaran berbasis HOTS. Oleh karena itu untuk kedepannya guru akan mempelajari pembelajaran HOTS sesuai dengan karakter materi serta guru wajib mengikuti seminar-seminar pembelajaran HOTS,diklat dan pendampingan oleh orang yang berkompetensi di bidangnya. Berdasarkan hasil penelitian guru mengalami kesulitan mengembangkan beberapa komponen RPP berbasis HOTS yakni : 1. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi, mengembangkan uraian materi, menentukan model dan metode pembelajaran, menentukan media pembelajaran dan, instrumen penelitian. 2. 2.Adanya kesulitan tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kemampuan guru dalam mengembangkan RPP, waktu pengerjaan yang terbatas, dan karakteristik peserta didik. Farida Suriani, Khairun Nisa, & Ilham Syahrul Jiwandono. (2022). Analisis Kesulitan Guru Dalam Mengembangkan RPP Berbasis HOTS di Kelas Rendah. Journal of Classroom Action Research, 4(2), 101–104.



Nama Mahasiswa : EVI NOVIANTI NIM :22229299027 Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Cihampelas Kab. Bandung Barat Provinsi Jawa Barat