LK Najli Malisa Persalinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL PADA NY.AU



G0P1A0 DI PUSKESMAS JUJUN



OLEH NAJLI MALISA NIM. PO71242220161 DOSEN :



VERAWATI PULUNGAN, SST, MKM



PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESESEHATAN KEMENKES JAMBI 2020



HALAMAN PENGESAHAN



PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL PADA NY.N G0P1A0 DI PUSKESMAS JUJUN



Laporan Individu Praktik Asuhan Kebidanan komprehensif pada masa persalinan ini telah disetujui Tanggal ………………..2020 Mengesahkan Pembimbing Lahan



( Bdn Elvi Basri, S.Keb, SKM )



Pembimbing Akademik



(Verawati Pulungan, SST, MKM )



KATA PENGANTAR



Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya menyelesaikan



“PRAKTIK



ASUHAN



kepada



penulis



sehingga dapat



KEBIDANAN



PERSALINAN



NORMAL PADA NY. AU G0P1A0 DI PUSKESMAS JUJUN”. Sholawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan. Adapun penyusunan laporan ini diajukan untuk melengkapi tugas praktik asuhan kebidanan komprehensif pada masa kehamilan.. Dalam penyusunan laporan individu ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan akan tetapi atas bimbingan serta arahan dari para pembimbing dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan individu ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:



1. Rusmimpong, S.Pd., M. Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi. 2. Suryani, S.Pd., MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi. 3. Lia Artika Sari, M. Keb, selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi. 4. Verawati Pulungan, SST, MKM Selaku pembimbing akademik. 5. Bdn Elvi Basri, S.Keb, SKM, Selaku Kepala Puskesmas jujun 6. Bdn Elvi Basri, S.Keb, SKM selaku pembimbing lapangan. 7. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, doa serta segala fasilitas dalam penyusunan laporan individu ini. 8. Teman-teman mahasiswa angkatan kedua Prodi Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi 9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.



Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan komprehensif pada masa kehamilan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis hanya dapat berharap agar laporan asuhan kebidanan pemberdayaan perempuan di komunitas ini dapat berguna bagi semua pihak.



Kerinci,



November 2022



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i KATA PENGANTAR...........................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1



Latar Belakang........................................................................................ 1



1.2



Tujuan Penulisan.....................................................................................2



1.3



Manfaat Penulisan...................................................................................3



BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4 2.1



Teori Klinis...............................................................................................4



2.2



Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan.............................................20



BAB III TINJAUAN KASUS..............................................................................31 FORMAT PENDOKUMENTASIAN.............................................................31 ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN.......................................................31 CATATAN PELAKSANAAN.........................................................................37 KONTROL HIS................................................................................................38 LAPORAN PERSALINAN.............................................................................40 BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 41 BAB V PENUTUP................................................................................................47 A. KESIMPULAN..........................................................................................47 B. SARAN.......................................................................................................47



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, dimana janin dilahirkan secara spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Indriyani, 2016). Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih cukup tinggi.Padahal jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia cukup banyak. Asuhan bersalin Normal (APN) diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis ibu maupun bayinya. Sesuai kesepakatan pembangunan pengganti Millenium Development Goals (MDGs), yaitu Sustainable Development Goals atau SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) yang berlaku 2015-2030, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan AKI pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan MDGs 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Sedangkan target rencana pembangunan jangka menengah nasinal (RPJMN) tahun 2010-2014 mengamanatkan agar AKI dapat diturunkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran pada tahun 2015 (Kemenkes RI, 2016). Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2014). Menurut Prawirohardjo kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologi antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, respirasi, sirkulasi, darah, metabolisme, taktus urinarus serta perubahan psikologis. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal namun kadang tidak sesuai yang diharapkan. Sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu



hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.



Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal masih sangat tinggi. Menurut survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (2005) angka kematian perinatal adalah 307/10.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu 359/1.081 kelahiran (Herna, 2016). Lima benang merah dalam asuhan persalinan dasar adalah : 1. Aspek pemecahan yang diperlukan untuk menentukan pengambilan keputusan klinik (clinik decicion making). 2. Aspek sayang ibu yang berarti sayang anak. 3. Aspek pencegahan infeksi. 4. Aspek pencatatan. 5. Aspek rujukan. Sejak tahun 2015 penekanan persalinan yang aman adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan. Pada cakupan persalinan di fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa terdapat 83,67% ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Sedangkan di Provinsi Jambi terdapat 73,74% ibuhamil yang menjalani persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia, 2017). 1.2 Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum: Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktikan pada ibu bersalin dengan pendekatan manajemen kebidanan Varney yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP pada Ny.N G1P0A0 di Puskesmas Jujun. 2. Tujuan khusus a. Mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai sumber pada pada Ny.N G2P1A0 di Puskesmas Jujun. b. Mengidentifikasi dengan benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan pada pada Ny.N G0P1A0 di Puskesma Jujun. c. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi pada pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pada pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas jujun.



e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh berdasar masalah yang ada dan langkah-langkah sebelumnya pada pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. f. Melaksanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada perencanaan dan dilaksanakan secara efisien dan aman pada pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. g. Mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. 1.3 Manfaat Penulisan Menambah pengetahuan dan memberikan pengalaman nyata yang berkaitan dengan Asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal. a. Bagi mahasiswa agar dapat menambah pengalaman serta ilmu pengetahuan mengenai asuhan kebidanan persalinan fisiologis. b. Bagi institusi agar dapat menjadi tolak ukur dalam pengukuran penilaian pengetahuan mahasiswa mengenai asuhan kebidanan persalinan fisiologis.



c. Bagi institusi lahan agar dapat menjadi acuan dalam pemberian bimbingan pengalaman asuhan dilapangan terhadap para mahasiswa praktikan mengenai asuhan kebidanan persalinan fisiologis.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Teori Klinis 1. Persalinan a. Pengertian Persalinan Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. (Varney, 2008). Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (APN, 2013). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri (Indrayani, 2016) Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. (APN, 2013). Menurut Manuaba (2010), persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cuku bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melaluli jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).



b. Tujuan Tujuan Asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan/optimal (APN, 2013).



c. Bentuk- Bentuk Persalinan Bentuk-bentuk persalinan menurut Manuaba (2010) yaitu: 1) Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. 2) Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar. 3) Persalinan anjuran/partus presipitatus. d. Tanda-Tanda Persalinan 1) Penipisan dan pembukaan serviks. 2) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). 3) Keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina. e. Mekanisme persalinan normal Menurut Varney (2008), mekanisme persalinan adalah gerakan posisi yang dilakukan janin untuk menyesuaikan diri terhadap pelvis ibu. Gerakan tersebut sebagai berikut: 1) Engagement Engagement (masuk/turunnya) kepala janin terjadi pada saat diameter bipaietal melewati pintu masuk panggul.Kepala janin biasanya memasuki pintu atas panggul dengan diameter transversal atau salah satu diameter oblik. 2) Penurunan Penurunan terjadi akibat satu atau lebih empat gaya: a) Tekanan cairan amnion b) Tekanan lansung fundus terhadap bokong c) Kontraksi otot-otot abdomen d) Ekstensi dan melurusnya tubuh janin 3) Fleksi Segera setelah kepala yang turun menemui tahanan, terjadi fleksi, dan diameter suboksipitobregmatika yang relatif pendek di gantikan oleh diameter oksipitfrantalyang lebih panjang. 4) Rotasi internal (putaran paksi dalam)



Gerakan ini adalah putaran kepala dengan cara sedemikian rupa sehingga oksiput secara bertahap bergerak dari posisi semula ke anterior menuju simfisis pubis atau yang lebih jarang, ke posterior kearah cekungan sakrum. 5) Ekstensi Setelah rotasi internal jika, kepala yang terfleksi tajam mencapai vulva, kepala akan mengalami ekstensi sehingga dasar oksiput bersinggungan langsung dengan batas inferior simfisis pubis. Seiring dengan peningkatan distensi perineum dan bukaan vagina, semakin banyak bagian oksiput yang muncul.Kepala dilahirkan melalui ekstensi lebih lanjut melalui oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu keluar secara berurutan melewati batas anterior perineum. 6) Rotasi eksternal (putaran faksi luar) Kepala yang sudah lahir mengalami restusi. Jika semula mengarah ke kanan, oksiput akan berputar ke arah tuberositas iskiadika kiri, jika semula mengarah ke kiri, oksiput berputar ke kanan. Kembalinya kepala ke posisi oblik (restitusi) diikuti oleh penuntasan rotasi eksternal ke posisi transversal, suatu gerakan yang sesuai dengan rotasi tubuh janin, yang berfungsi membawa diameter bisakromialis agar berhubungan dengan diameter anteroposterior pintu keluar panggul.Dengan demikian, satu bahu di anterior, dibelakang simfisis, dan yang lain di posterior. Gerakan ini tampaknya ditimbulkan oleh faktor-faktor panggul yang sama dengan yang menyebabkan rotasi internal kepala janin.



7) Ekspulsi Setelak putaran paksi luar bahu depan sampai bawah simfisis dan menjadi hipomoklion untuk melahirkan bahubelakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir 8) Pelahiran bahu dan badan Pelahiran bahu dan badandengan fleksi lateral melalui sumbu carus. Sumbu carus adalah ujung keluar paling bawah pada lengkung pelvis. Janin dan plasenta harus mengikuti lengkungan ini agar dapat lahir.



f. Tahapan persalinan 1) Kala I Tahapan persalinan kala I menurut Varney (2008) terbagi 3 yaitu :



a) Fase laten Fase laten adalah periode waktu awal persalinan hingga ke titik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaaan fase aktif. b) Fase Aktif Fase aktif adalah periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan hingga pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi. Pembukaan umumnya dimulai dari 3-4 cm (atau pada akhir fase laten) hingga 10 cm (atau akhir kala satu persalinan). Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala II persalinan. Sedangkan menurut JNPK-KR (2013) fase aktif pada kala satu persalinan yaitu: (1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). (2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara. (3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin. (4) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan karena tertekannya pleksus frankenhauser (Manuaba, 2010) Perbedaan antara his sesungguhnya dengan his palsu : Persalinan sesungguhnya



Persalinan Semu



1.Serviks menipis dan membuka



1.Tidak ada perubahan pada serviks



2.Rasa nyeri dan interval teratur



2.Rasa Nyeri tidak teratur



3.Interval antara rasa nyeri yang



3.Tidak ada perubahan interval



secara perlahan semakin pendek



antara rasa nyeri yang satu dengan



4.Waktu dan kekuatan kontarksi semakin bertambah



4.Tidak ada perubahan pada waktu



5.Rasa nyeri terasa dibagian belakang dan menyebar kedepan 6.Dengan intensitas



berjalan



yang lain kontraksi 5.Kebanyakan rasa nyeri dibagian



bertambah



depan 6.Tidak ada perubahan rasa nyeri



7.Ada hubungan antara tingkat kekuatan



kontraksi



dengan berjalan



dengan 7.Tidak ada hubungan antara tingkat



intensitas nyeri.



kekuatan kontraksi uterus dengan



8.Lendir darah sering tampak



intensitas nyeri



9.Ada penurunan bagian kepala janin



8.Tidak ada lendir darah



10.Kepala janin sudah terfiksasi di



9.Tidak ada kemajuan penurunan



PAP diantara kontraksi



bagian terendah janin



11.Pemberian obat penenang tidak



10.Kepala



menghentikan proses



belum masuk



PAP



persalinanwalaupun ada kontraksi



sesungguhnya.



11.Pemberian obat penenang yang efisien menghentikan rasa



nyeri



pada persalinan semu. ( Indrayani, 2016) 2) Kala II Persalinan Dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi (Saifuddin, 2011:100). Kala II atau kala pengusiran. Gejala utama kala II (pengusiran) adalah (Manuaba, 2010): a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. b) Menjelang akhir kala 1, ketuban pecah dan ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak. c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan, karena tertekannya pleksus frankenhauser. d) Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, dan kepala seluruhnya. e) Kepala lahir seluruhnya dan ikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala terhadap punggung. f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan : kepala dipegang pada os oksiput dan dibawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang, setelah kedua bahu lahir, ketika dikait untuk melahirkan sisa badan bayi, bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.



Kala tiga adalah pemisahan dan keluarnya plasenta dan membran; pada kala tiga ini, juga dilakukan pengendalian perdarahan. Kala ini berlangsung dari lahirnya bayi sampai plasenta dan membran dikeluarkan (Indrayani, 2016) a) Fisiologi Persalinan Kala Tiga Menurut JNPK-KR (2013) pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya tempat perlekatan plasenta. Karena perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan berlipat, menebal dan kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam vagina. Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal di bawah ini: (1) Perubahan bentuk tinggi fundus, setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundusnya biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat (seingkali mengarah ke sisi kanan). (2) Tali pusat memanjang, tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld) (3) Semburan darah mendadak dan singkat, darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu



oleh



gaya



gravitasi.



Apabila



kumpulan



darah



(retroplacental pooling) dalam ruangan diantara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungannya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas. b) Manajemen Aktif Kala Tiga Menurut JNPK-KR (2013), tujuan manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala tiga persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala tiga :



(1) Persalinan kala tiga yang lebih singkat



(2) Mengurangi jumlah kehilangan darah (3) Mengurangi kejadian retensio plasenta Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama : Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir (1) Melakukan penegangan tali pusat terkendali (2) Masase fundus uteri 4) Kala IV persalinan Masa postpartum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering (Saifuddin, 2011). Setelah plasenta lahir (JNPK-KR, 2013): a) Lakukan rangsangan taktil (massage) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat b) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari dibawah pusat. c) Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan. d) Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi) perineum. e) Evaluasi keadaan umum ibu. f) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat dibagian belakang patograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan. g.



Partograf Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala persalinan dan



informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama penggunaan partograf menurut JNPK-KR (2013) yaitu : 1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam. 2) Mendeteksi apakah persalinan berjalan normal. 3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, bayi, kemajuan persalinan dan proses.



Kondisi ibu dan janin harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu : Denyut jantung janin dicatat setiap 30 menit. 1) Air ketuban, catat dengan lambang-lambang berikut :  U : Selaput ketuban Utuh (belum pecah)  J : Selaput ketuban pecah dan air ketuban Jernih  M : Selaput pecah dan air ketuban bercampur Mekonium  D : Selaput pecah dan air ketuban bercampur Darah  K : Selaput ketuban pecah dan air ketuban Kering 2) Penyusupan (Molase) tulang kepala janin, catat dengan lambang-lambang berikut :  0 :Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura mudah dipalpasi.  1 :Tulang-tulang kepala janin hanya terpisah.  2 :Tulang kepala janin saling tumpang tindih bisa dipisahkan.  3 :Tulang kepala janin tumpang tindih tidak dapat dipisahkan. 3) Pembukaan serviks dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda (X) 4) Penurunan bagian terbawah janin Turunnya kepala dan garis tidak putus dari 0-5, tertera disisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “O” yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. 5) Jam : catat jam yang sesungguhnya. Waktumenyatakan berapa jam waktu yang dijalani sesudah pasien diterima. 6) Kontraksi uterus, catat setiap 30 menit. Lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi dalam hitungan detik : a) Beri titik-titik di kotak yang sesui untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 40 detik. 7) Nadi dicatat setiap 30 menit 8) Tekanan darah dicatat setiap 4 jam 9) Suhu badan dicatat setiap 2 jam. 10) Protein, aseton, dan volume urin dicatat setiap 2 jam. Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan Asuhan sayang ibu yang diberikan selama proses persalinan menurut JNPK-KR (201) yaitu :



1) Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya. 2) Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan tersebut. 3) Jelaskan proses persalinan kepada ibu dan keluarganya. 4) Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir. 5) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu. 6) Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu beserta anggota keluarganya. 7) Anjurkan ibu untuk ditemani suami atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiran bayinya. 8) Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya. 9) Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik. 10) Hargai privasi ibu. 11) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayinya. 12) Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan sepanjang ia menginginkannya. 13) Hargai dan bolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak merugikan kesehatan ibu. 14) Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti episiotomi, pencukuran dan klisma. 15) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin. 16) Membantu memulai ASI dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi. 17) Siapkan rencana rujukan (bila perlu). 18) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan-bahan, perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir setiap kelahiran bayi. Standar pertolongan persalinan 1) Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu Pernyataan standar Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan



asuhan



dan



pemantauan



yang



memadai,



memperhatikankebutuhan ibu, selama proses persalinan berlangsung.



dengan



Bidan juga melakukan pertolongan proses persalinan dan kelahiran yang bersih dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibuserta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu, ibu diijinkan memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran a) Tujuan Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. b) Prasyarat 1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran. 2. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban sudah pecah. 3. Bidan telah terlatih dan terampil untuk :  memberikan pertolongan persalinan yang bersih dan aman  penggunaan partograf dan pembacaannya 4. Adanya alat untuk pertolongan persalinan termsuk beberapa sarung tangan DTT/Steril. 5. Adanya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman, seperti air bersih, sabun dan handuk yang bersih, dua handuk/ kain hangat yang bersih (satu untuk mengeringkan bayi, yang lain dipakai untuk kemudian), pembalut wanita dan tempat untuk plasenta. Bidan sedapat mungkin menggunakan sarung tangan yang bersih. 6. Tersedia ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan. 7. Menggunakan KMS/buku KIA, partograf, dan Kartu Ibu. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetric yang efektif. c) Proses Bidan harus : 1. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran. 2. Segera mendatangi ibu ketika diberitahu persalinan sudah mulai/ ketuban sudah pecah. 3. Cuci tangan dengan sabun dengan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien (kuku harus dipotong pendek dan bersih). Gunakan sarung tangan bersih kapanpun menangani benda yang



terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan sarung tangan DTT/ steril untuk semua pemeriksaan vagina. 4. Menanyakan riwayat kehamilan ibu secara lengkap. 5. Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap (dengan memberikan perhatian terhadap tekanan darah, DJJ, frekuensi dan lama kontraksi dan apakah ketuban pecah). 6. Lakukan pemeriksaan dalam secara aseptic dan sesuai dengan kebutuhan (jika HIS teratur dan tidak ada hal yang mengkhawatirkan atau HIS lemah tapi tanda-tanda vital ibu/ janin normal, maka tidak perlu segera dilakukan pemeriksan dalam). 7. Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap empat jam dan harus selalu secara aseptic. 8. Jangan melakukan periksa dalam jika ada perdarahan dari vagina yang lebih banyak dari jumlah normal bercak darah/ show yang ada pada persalinan. Perdarahan dalam proses persalinan mungkin disebabkan komplikasi seperti plasenta previa, segera rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. 9. Catat semua temuan dan pemeriksaan dengan tepat dan seksama padakartu ibu dan partograf pada saat asuhan diberikan. Jika ditemukan komplikasi atau masalah, segera berikan perawatan yang memadai dan rujuk ke puskesmas/ rumah sakit yang tepat. Catat semua temuan dan pemeriksaan pada fase laten persalinan pada kartu ibu dan catatan kemajuan persalinan. Ibu harus dievaluasi sedikitnya setiap 4 jam, lebih sering jika diindikasikan. Catatan harus selalu memasukkan DJJ, periksa dalam, pecahnya ketuban, perdarahan/ cairan vagina, kontraksi uterus, tanda-tanda vital ibu (suhu, nadi, dan tekanan darah), urine, minuman, obat-obat yang diberikan, dan informasi yang berkaitan lainnya serta semua perawatan yang diberikan.



10. Catat semua temuan pada partograf dan kartu ibupada saat ibu sampai dengan fase aktif (pembukaan 4 cm atau lebih). 11. Lengkapi partograf dengan seksama untuk semua ibu yang akan bersalin. Partograf adalah alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai kemajuan persalinan. Penggunaan partograf diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis dan deteksi dini komplikasi dalam prose persalinan, seperti misalnya partus lama. Penggunaan partograf secara tepat akan memungkinkan bidan untuk membuat keputusan tentang perawatan ibu pada waktu yang tepat dan memungkinkan rujukan dini jika diperlukan.



12. Memantau dan mencatat DJJ sedikitnya setiap 30 menit selama proses persalinan, jika ada tanda-tanda gawat janin DJJ kurang dari 100 kali/menit atau lebih dari 180 kali /menit, harus dilakukan setiap 15 menit. DJJ harus didengarkan selama dan segera setelah kontraksi uterus. Jika ada tanda-tanda gawat janin bidan harus mempersiapkan rujukan ke fasilitas yang memadai. 13. Melakukan dan mencatat pada partograf hasil periksa dalam setiap 4 jam (lebih sering jika ada indikasi medis). Pada setiap periksa dalam, evaluasi, dan catat penyusupan kepala janin dan cairan vagina/air ketuban. 14. Catat pada partograf kontraksi uterus setiap 30 menit pada fase aktif. Palpasi jumlah dan lamanya kontraksi selama 10 menit. 15. Catat pada partograf dan amati penurunan kepala janin dengan palpasi abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam. 16. Pantau dan catat pada partograf 



Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi



 Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala infeksi 



Nadi setiap setengah jam 18. Minta ibu hamil agar sering buang air kecil sedikitnya setiap 2 jam. Catat pada partograf jumlah pengeluaran urine setip kali ibu buang air kecil, dan catat aseton atau protein yang ada dalam urine. 19. Anjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti biasa, dan memilih posisi yang dirasakan nyaman, kecuali jika belum terjadi penurunan kepala, sementara ketuban sudah pecah (jangan perbolehkan ibu dalam proses persalinan berbaring terlentang. Ibu harus selalu berbaring miring, duduk, berdiri atau jongkok. Berbaring terlentang dapat menyebabkan gawat janin). 20. Selama proses persalinan, anjurkan ibu cukup minum guna menghindari dehidrasi dan gawat janin. 21. Selama persalinan, beri dukungan moril dan perlakuan yang baik dan peka terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/ keluarga/ orang terdekat yang mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi ibu untuk mengambil peran aktif dalam memberikan kenyaman dan dukungan kepada ibu selama persalinan. 22. Jelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan keluarganya. Beritahu kemajuan persalinan secara berkala 23. Lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman. 24. Jika ketuban telah pecah dan persalinan ibu tidak memasuki fase aktif dalam 8 jam, dan rujukan mengalami kesulitan karena komplikasi, jarak, atau keadaan



lainnya, maka mulai berikan antibiotika dan segera dirujuk. Jika ketuban telah pecah, tidak ada tanda gawat janin atau gawat ibu dan rujukan tidak sulit, mulai berikan antibiotika dan rujuk tidak melewat 24 jam sejak ketuban pecah. Standar 10 : Asuhan Persalinan Kala Dua Pernyataan standar : Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat. a) Tujuan Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi. Persyaratan 1. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ketuban pecah 2. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman. 3. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi/steril. 4. Tersedianya perlengkapan untuk pertolongan persalinan yang bersih dan aman. 5. Tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan 6. Menggunakan KMS ibu hamil/Buku KIA, Kartu ibu partograf 7. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan Obstetri yang efektif. c) Proses Bidan harus : 1. Menghargai ibu selama proses persalinan 2. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama proses persalinan dan kelahiran. 3. Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk persalinan, dua handuk/kain hangat yang bersih, tempat untuk plasenta. 4. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih. 5. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman baginya 6. Pada kala II anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin atau saat kepala bayi sudah kelihatan. Jika kepala belum terlihat, padahal ibu sudah sangat ingin meneran, periksa pembukaan serviks dengan periksa dalam. Jika pembukaan belum lengkap, keinginan meneran bisa dikurangi dengan memiringkan ibu ke sisi sebelah kiri. 7. Pada kala II, dengarkan DJJ setiap 5 menit setelah his berakhir, irama dan frekuensinya harus segera kembali ke normal 8. Hindari peregangan vagina secara manual dengan gerakan menyapu atau menariknya kearah luar.



9. Pakai sarung tangan DTT, saat kepala bayi kelihatan. 10. Jika ada kotoran keluar dari rektum, bersihkan dengan kain bersih. 11. Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his 12. Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan kasa bersih dan biarkan kepala bayi memutar. 12. Begitu bahu sudah pada posisi anterior-posterior yang benar, bantulah persalinan dengan cara yang tepat. 13. Segera setelah lahir, periksa keadaan bayi, letakkan diperut ibu, dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. 14. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem di dua tempat, lalu potong diantara dua klem dengan gunting tajam steril/DTT. 15. Letakkan bayi dalam pelukan ibu dan mulai menyusui. 16. Menghisap lendir dari janin nafas bayi tidak selalu di perlukan. Jika bayi tidak menangis spontan, gunakan penghisap Delee yang sudah di DTT atau aspirator lendir yang baru dan bersih untuk membersihkan jalan nafas. 17. Untuk melahirkan plasenta, mulailah langkah-langkah untuk penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga. 18. Pada saat plasenta sudah dilahirkan lengkap dan utuh dengan mengikuti langkahlangkah penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga, lakukan masasse uterus agar terjadi kontraksi dan pengeluaran gumpalan darah.



19. Segera sesudah plasenta dikeluarkan, periksa apakah terjadi laserasi pada vagina atau perineum. Dengan menggunakan teknik aseptik, berikan anastesi lokal, lalu jahit perlukaan dan/atau laserasi dengan peralatan steril/DTT. 20. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat 21. Bersihkan perineum dengan air matang dan tutupi dengan kain bersih/telah dijemur. 22. Berikan plasenta kepada suami/keluarga ibu. 23. Pastikan agar ibu dan bayi merasa nyaman. Berikan bayi kepada ibu untuk diberi ASI. 24. Untuk perawatan bayi baru lahir 25. Catat semua temuan dengan seksama.



Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga Pernyataan standar : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap. a) Tujuan : Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek waktu persalinan kala III, mencegah terjadinya atonia uteri dan retensio plasenta. b) Prasyarat :



1. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam melahirkan plasenta secara lengkap dengan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III secara benar. 2. Tersedianya peralatan dan perlengkapan untuk melahirkan plasenta 3. Tersedia obat-obat oksitosika dan metode yang efektif untuk penyimpanan dan pengirimannya yang dijalankan dengan baik. 4. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan Obstetri yang efektif. c) Proses : Bidan harus:



1. Berikan penjelasan pada ibu, sebelum melahirkan, tentang prosedur penatalaksanaan aktif persalinan kala III. 2. Masukkan oksitosin 10 IU IM ke dalam alat suntik steril menjelang persalinan. 3. Setelah bayi lahir, tali pusat di klem didua tempat, lalu potong di antara dua klem dengan gunting tajam steril/DTT. 4. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan ganda. Jika tidak ada, beri oksitosin 10 IU secara IM 5. Tunggu uterus berkontraksi, lakukan peregangan tali pusat terus-menerus. Sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah punggung ibu dan ke arah atas (dorso kranial). 6. Bila plasenta belum lepas setelah melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala III dalam waktu 15 menit maka ulangi 10 unit oksitosi IM.



7. Bila sudah terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit pada saat tali pusat ditegangkan ke arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva. 8. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hatihati. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, lakukan masase uterus supaya berkontraksi. 10. Sambil melakukan masase fundus uteri, periksa plasenta dan selaput ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap.



11. Bila plasenta tidak dilahirkan utuh dan lengkap, ikuti standar 20. 12. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat 13. Bersihkan vulva dan perineum dengan air matang dan tutup dengan pembalut. 14. Periksa data-data vital 15. Catat semua perawatan dan temuan dengan seksama Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episiotomi Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum. a) Tujuan : Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan perineum. b) Prasyarat : 1. Bidan sudah terlatih dalam melaksanakan episiotomi dan menjahit perineum secara benar. 2. Tersedia sarung tangan/alat/perlengkapan untuk melakukan episiotomi 3. Menggunakan Kartu ibu, partograf dan Buku KIA c) Proses : Jika ada gawat janin berat dan kepala sudah terlihat pada vulva, episiotomi mungkin salah satu dari beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan janin. Bidan harus: 1. Mempersiapkan alat-alat steril/DTT untuk tindakan ini. 2. Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomi dilakukan dan yang akan dirasakan. 3. Kenakan sarung tangan steril/DTT 4. Jika kepala janin meregangkan perineum, anestesi lokal diberikan. 5. Tunggu 1 menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes kekebalan/mati rasa. Pada puncak his berikutnya, lindungi kepala janin kemudian lakukan pengguntingan tunggal dengan mantap. 6. Tangan kanan melindungi perineum, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir. Minta ibu meneran di antara dua his. Kemudian lahirkan bayi secara normal. 7. Begitu bayi lahir, keringkan dan stimulasi bayi.



8. Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti langkahlangkah penatalaksanaan aktif persalinan kala III. 10. Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomi, perluasan episiotomi atau laserasi. 11. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan menggunakan aseptik, berikan anestesi lokal (lidokain 1%), lalu jahit perlukaan dengan peralatan steril/DTT. 12. Lakukan jahitan sekitar 1 cm di atas ujung luka episiotomi atau laserasi di dalam vagina. 13. Sesudah penjahitan, lakukan masase uterus untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik. Pastikan, bahwa tidak ada kasa yang tertinggal di vagina dan masukkan jari dengan hati-hati ke rektum untuk memastikan bahwa penjahitan tidak menembus dinding rektum. 14. Kenakan sarung tangan yang bersih, bersihkan perineum dengan air matang, buatlah ibu merasa bersih dan nyaman. 15. Pastikan bahwa ibu diberitahu agar menjaga perineum tetap bersih dan kering, serta menggunakan pembalut wanita bersih yang telah dijemur. 16. Catat semua perawatan dan temuan dengan seksama. Adapun indikasi lain untuk melakukan episiotomi:



a. Gawat janin b. Komplikasi kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, forsep, vakum) c. Jaringan parut pada perineum atau vagina 2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan 1.



Manajemen asuhan kebidanan Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses



pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat atau bidan pada awal 1970 an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakantindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga perilaku dari setiap langkah agar pelayanan yang komprehensif dan aman dapat tercapai.



Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang terpisah – pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien. Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah di sempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evalusai. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat di aplikasikan dalam situai apapun.Akan tetapi, setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah – langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien. Manajemen Kabidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan didalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat. Langkah manajemen Asuhan Kebidanan Kehamilan Menurut Hellen Varney adalah sebagai berikut: a) Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpullkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. 1.



Riwayat kesehatan  Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan  Meninjau catatan terbaru atau sebelumnya  Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi. Pada kasus ini diambil dari :



1. Anamnesa pada pasien : a. Biodata b. Keluhan Utama : c. Riwayat Kesehatan Riwayat penyakit Riwayat kehamilan sekarang d. Riwayat Menstruasi e. Riwayat obstetri dan ginekologi, termasuk nifas dan laktasi 2. Pemeriksaan Fisik, sesuai dengan kebutuhan dan tanda – tanda vital 3. Pemeriksaan Khusus a. Inspeksi b. Palpasi :



c. Auskultasi : d. Perkusi



4. Pemeriksaan Penunjang : a. Laboratorium b. Diagnosa lain : USG dan Radiologi Format pengkajian selengkapnya sesuai dengan teori terlampir. b) Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas datadata



yang telah



dikumpulkan.



Data



dasar yang



sudah



dikumpulkan



dikembangkan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Pada kasus ini diagnosanya: Ibu G2P1A0 hamil 39-40 minggu, janin tunggal hidup, intrauterine, presentase kepala. c) Langkah III (ketiga): Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah teridentifikasi.Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalh potensial ini agar tidak terjadi, kalau dimungkinkan dan bersiap – siap menghadapinya bila diagnosa atau maslah potensial ini benar – benar terjadi. Pada kasus di ini diagnosa potensial yang mungkin terjadi : 1. Bagi ibu hamil trimester 3: a. KPD b. Gerakan janin tidak terasa c. Sering BAK d. Sakit pinggang 2. Bagi bayi : a. Asfiksia b. Hipotermi



d) Langkah IV (keempat) : identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera



Mengidentifiksi perluya tidakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah



keempat



mencerminkan



sifat



kesinambungan



proses



penatalaksanaan, yang tidak hanya dilakukan selama perawatan primer atau kunjungan pranatal periodik, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan. Pada langkah IV menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada kasus yaitu dengan mengetahui tanda-tanda akan terjadinya masalah potensial pada ibu sehingga dapat dengan segera dikonsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. e)



Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh- ditentukan oleh



langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan, manajemen terhadap diagnose atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang lengkap dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan



klien yang lengkap dan tidak berbahaya. Pada kasus ini rencana asuhan yang diberikan informed consent, asuhan sayang ibu serta persiapan operasi seperti observasi tetesan infus serta kateter. f)



Langkah VI (keenam) : melaksanakan perencanaan Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah



diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Pada kasus diatas perencanaan pelaksanaan yang dilakukan diantaranya : 1. Menjelaskan semua tindakan yang akan dilakukan sesuai kondisi pasien untuk mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga 2. Melakukan asuhan sayang ibu : a. Panggil Ibu Sesuai namanya, hargai, dan perlakukan ibu sesuai martabatnya. b. Jelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut. c. Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarga. d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir.



e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu. f. Berikan dukungan, besarkan hatinya, dan tentrankan perasaan ibu beserta anggota keluarga lainnya. g. Ajarkan ibu untuk ditemani suami dan anggota keluarga lainnya. h. Ajarkan kepada suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayi. i. Lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik dan konsisten. j. Hargai privasi ibu. k. Anjurkan ibu untk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiran bayi. l. Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila ia menginginkannya. m. Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional yang tidak memberi pengaruh merugikan. Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan seperti episiotomi, pencukuran dan klisma. n. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. o. Membantu memulai pemberian ASI dalam satujam pertama setelah kelahiran bayi. p. Siapkan rencana rujukan. q. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik serta bahanbahan, perlengkapan, dan obat-obatan yang diperlukan. Siapkan untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir setiap kelahiran bayi. (Sarwono Prawirohardjo, 2010: Hal 236-237) g)



Langkah VII (terakhir) : Evaluasi Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang



sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah telah benarbenar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Evaluasi pada kasus ini informed consent telah dilakukan, asuhan sayang ibu telah dilakukan dengan baik dan persiapan operasi seperti infus dan kateter telah terpasang dengan baik



2. Penerapan Manajemen Asuhan Kebidanan a. Masa Persalinan



Manajemen kebidanan pada ibu bersalin adalah proses pemecahan masalah pada ibu bersalin yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien. 1) Pengumpulan data dasar Adapun data fokus pada persalinan: a) Data subyektif Fase laten kala I: adanya nyeri yang masih bisa diatasi Fase aktif kala 1: adanya nyeri yang semakin kuat dan lama Inpartu kala II: ibu: adanya dorongan meneran Parturient kala III: adanya rasa mules Parturient kala IV: adanya rasa mule dan lelah b) Data obyektif Tandatanda vital (a) Tekanan darah: normalnya 120/80 mmHg dengan toleransi kisaran sistolik 90 mmHg. Atau terjadi kenaikan > 30 mmHg pada sistole, dan > 15 mmHg pada diastol jika dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil. Bila didapat lebih dari parameter diatas dapat dicurigai adanya PE atau hipertensi.



2.



Nadi Normal =70 s/d 90 x/menit. Bila kurang dari 70 dicurigai adanya barikardi . Bila lebih dari > 90 x/menit dicurigai adanya syok.



3.



Suhu = 36 s/d 37°C. bila kurang dicuriagai adanya hipotermi, bila lebih dicurigai adanya infeksi.



4.



Pernafasan = 18 s/d 30 x/menit. 1) TD setiap 4 jam 2) Suhu badan setiap 2 jam 3) Nadi setiap 30 menit. Antara praktek dan teori tidak terdapat penyimpangan, karena untuk



pemantauan TTV sesuai dengan theory serta TTV dalam batas normal. Kesimpulan Kala I Proses persalinan Kala I pada Ny N bejalan baik serta kemajuan persalinan pada ibu dalam batas normal, tidak ada kelainan ataupun komplikasi. Penanganan pasien dilakukan secara terencana, sesuai dengan asuhan persalinan normal, tetap menunjung hak hak pasien serta prinsip asuhan sayang ibu.



KALA II A. Data Subjektif 1. Ibu mengatakan ingin mengejan. 2. Ibu merasakan sakit yang semakin sering. B. Data Objektif 1. Tekanan pada anus 2. Perineum menonjol, vulva membuka 3. Meningkatnya pengeluaran lendir darah



4. Periksa dalam portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban pecah tanggal 06-112020 pukul 06.00 WIB warna jernih, penurunan kepala hodge IV, UUK, penyusupan kepala O. C. Penanganan Kala II Persalinan. a.



Praktek pada ibu Penanganan kala II berjalan dengan baik rencana sesuai dengan implementasi mengacu padaAsuhan Persalinan Normal (APN). Keterampilan yang diajarkan dalam Asuhan Persalinan Normal harus merupakan dasar dalam melakukan asuhan kepada ibu selama proses persalinan dan setelah bayi lahir, yang harus mampu dilakukan oleh penolong persalinan dimanapun peristiwa tersebut terjadi. Asuhan dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari ibu dan bayi baru lahir, maupun dengan lingkungan dimana asuhan tersebut digunakan.



b. Praktek pada bayi Bayi lahir spontan tanggal 06 November 2020 pukul 14.35 WIB hidup, jenis kelamin laki-laki, segera menangis kuat, warna kulit merah jambu, bergerak aktif, dan tonus otot baik, BB 3000 gram, PB 50 cm, LD 32, LK 33 cm, anus (+) Cacat (-), keainan kongenital (-), APGAR SCORE 9/10, Tali pusat segar. Langkah-langkah asuhan : 1.



Pencegahan infeksi



2.



Penilaian awal



3.



Pencegahan kehilangan panas



4.



Rangsangan taktil



5.



Asuhan tali pusat



6. Memulai pemberian ASI c. Teori pada bayi baru lahir. 1. Pencegahan infeksi 2. Penilaian awal 3. Pencegahan kehilangan panas 4. Rangsangan taktil 5. Asuhan tali pusat 6. Memulai pemberian ASI 7. Pemberian profilaksis tergadap gangguan pada mata Kesimpulan : Proses persalinan kala II berjalan baik sesuai dengang Asuhan Persalinan Normal.



KALA III A. Data Subyektif Ibu inpartu kala III Dasar: ibu mengatakan bahagia bayinya telah lahir dan perutnya masih mules. B. Data Objektif 1. Terdapatnya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu: 2. Kontraksi uterus keras, bentuk rahim membulat. 3. Palpasi tidak teraba janin kedua 4. Plasenta belum lahir C. Penanganan Manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah utama yaitu : 1.



Pemberian suntikan oksitosin



2.



Melakukan penegangan tali pusat terkendali dan lahirkan plasenta



3.



Memijatan fundus uteri ( masase)



D. Hasil 1. Plasenta lahir spontan tanggal 06 November 2020 pukul 14.35 WIB, kotiledon lengkap (20 buah), selaput ketuban utuh, bentuk cakram, berat 500 gram, , panjang tali pusat 50 cm, insersi tali pusat di sentral. 2. Perdarahan kala III ±100 cc 3. Kontraksi uterus keras. Kesimpulan persalinan kala III pada Ny.N berjalan lancar, Penanganan pasien dilakukan terncana dan sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal. KALA IV A. Data Subjektif Ibu Inpartu kala IV Dasar : Ibu mengatakan merasa sedikit mules dan lelah. B. Data Objektif 1. Plasenta sudah lahir pukul 14.35 WIB 2. TFU 2 Jari di bawah pusat 3. Kontraksi uterus baik 4. Uterus teraba keras C. Penanganan 1. Melakukan masase uterus untuk merangsang uterus berkontraksi



2. Mengevaluasi tinggi fundus uteri ) 1 jari bawah pusat. 3. Menilai kehilangan darah selama 2 jam pertama + 100 cc 4. Mengevaluasi kondisi umum ibu, antara lain : 5. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masase bila rahim tersa lembek. 6. Meminta anggota keluarga untuk memeluk bayi, membersihkan ibu, mengatur ibu agar nyaman. 7. Membantu ibu untuk menyususi bayinya Kesimpulan: Proses persalinan kala IV pada Ny. AU berlangsung dengan baik, tidak ada tanda tanda kegawatan sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal, serta prinsip asuhan sayang ibu.Ibu dan bayi dalam kondisi sehat, tidak ada kelainan.



BAB V PENUTUP



A. KESIMPULAN Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Mampu melakukan interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, masalah kebidanan, dan kebutuhan pada pada Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. 2. Mampu menentukan diagnosa potensial yang mungkin akan timbul pada Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. 3. Mampu melakukan antisipasi apabila timbul diagnosa potensial pada Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. 4. Mampu merencanakan rencana tindakan yang akan dilakukan pada Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. 5. Mampu melaksanakan rencana yang dibuat pada Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada Ny.N G0P1A0 di Puskesmas Jujun. 6. Mampu melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut dari asuhan yang telah dilakukan Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada G0P1A0 di Puskesmas Jujun B. SARAN 1. Bagi Institusi Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan dan mutu pelayanan yang profesional oleh tenaga kesehatan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu masa persalinan fisiologis. 2. Bagi Mahasiswa Diharapkan mahasiswa dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman serta keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu masa persalinan fisiologis.



3. Bagi Pasien Diharapkan klien dapat mengetahui dan mengerti asuhan yang diberikan selama masa persalinan fisiologis.



DAFTAR PUSTAKA



Asuhan Persalinan Normal (APN), Edisi 2013. Idrayani. 2016. Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: TIM JPNK-KR. 2013. Asuhan persalinan normal. Kusmiati, Yuni. dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta: Fitramaya. Manjoer, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius. Manuaba IBG. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rukiyah, Ai Yeyeh,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media. Saifuddin, B.A. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, Abdul Bari. 2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sulistyawati, Ari. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika. Varney H. 2008. Buku ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Winkjosastro H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.