LK Solusio [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN SOLUSIO PLASENTA DI RSUD ABDUL WAHAB SYAHRANIE SAMARINDA



Oleh : Limbong Palungan



P07224319019



Masitah R.M.



P07224319020



Megawati



P07224319021



Melati Amallia N



P07224319022



Mustina



P07224319023



Noor Emiliana



P07224319024



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN PRODI D-IV KEBIDANAN SAMARINDA TAHUN 2019



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai perdarahan yang keluar dari saluran genital yang muncul dari usia kehamilan 24 minggu hingga akhir kehamilan. Solusio plasenta merupakan salah satu penyebab utama perdarahan pada trimester tiga. Dalam 30% kasus perdarahan di trimester tiga merupakan solusio plasenta. Solusio Plasenta didefinisikan sebagai perdarahan yang diikuti pelepasan dini plasenta yang tertanam secara normal dari 24 minggu kehamilan sampai pada kelahiran bayi. Ini dapat mengarah pada morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi3. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsepdasar solusio plasenta? 2. Bagaimana asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan solusio plasenta ? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar solusio plasenta serta dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan solusio plasenta menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan menurut Varney. 2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu: a. Menjelaskan tinjauan teori tentang solusio plasenta b. Menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan solusio plasenta sesuai dengan manajemen kebidanan. c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan solusio plasenta dengan pendekatan varney yang terdiri dari 1) Melakukan pengkajian pada Ibu hamil dengan solusio plasenta 2) Menginterpretasikan data dasar 3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada Ibu hamil dengan solusio plasenta 1



4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada Ibu hamil dengan solusio plasenta 5) Merancang intervensi pada Ibu hamil dengan solusio plasenta 6) Melakukan implementasi pada Ibu hamil dengan solusio plasenta 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan d. Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan solusio plasenta dalam bentuk dokumentasi SOAP.



2



BAB II TINJAUAN TEORI Konsep Dasar Teori A. Definisi Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasi normalnya sebelum kelahiran janin1. SolusioPlasenta adalah terlepasnya sebagian atau keseluruhan plasenta dari implantsi normalnya (korpus uteri) setelah kehamilan 20 minggu dan sebelum janin lahir (Indriyani, 2011). Solusio plasenta atau abrupsio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat tertanamnya, sebelum waktunya. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan serius pada kehamilan trimester ketiga. Perdarahan akan tersembunyi, jika perdarahan dan bagian yang terlepas berasal dari bagian tengah plasenta, dan akan terlihat dengan jelas jika bagian yang terlepas atau bagian yang terkoyak berada ditepi plasenta (Varney,2006). B. Klasifikasi 1. Solusio plasenta ringan. Perdarahannya kurang dari 500 cc dengan lepasnya plasenta kurang dari seperlima bagian. Perut ibu masih lemas sehingga bagian janin mudah di raba. Tanda gawat janin belum tampak dan terdapat perdarahan hitam per vaginam. 2. Solusio plasenta sedang. Lepasnya plasenta antara seperempat sampai dua pertiga bagian dengan perdarahan sekitar 1000 cc. perut ibu mulai tegang dan bagian janin sulit di raba. Janin sudah mengalami gawat janin berat sampai IUFD. Pemeriksaan dalam menunjukkan ketuban tegang. Tanda persalinan telah ada dan dapat berlangsung cepat sekitar 2 jam. 3. Solusio plasenta berat. Lepasnya plasenta sudah melebihi dari dua pertiga bagian. Perut nyeri dan tegang dan bagian janin sulit diraba, perut sepertipapan. Janin sudah mengalami gawat janin berat sampai IUFD. Pemeriksaan dalam ditemukan ketuban tampak tegang. Darah dapat masuk otot rahim, uterus Couvelaire yang menyebabkan Antonia uteri serta perdarahan pasca partus. Terdapat gangguan pembekuan darah fibribnogen kurang dari100-150 mg%. pada saat ini gangguan ginjal mulai nampak. Tingkat keparahan abrupsio plasenta tanda klinis dan laboratorium terkait



3



perdarahan



Kontraksi



Frekuensi



Tanda



vital laboratorium



denyut jantung ibu janin Tingkat 1



Sedikit



Peka rangsangan



normal



Tidak



Normal



terpengaruh Tingkat 2



Masih



dalam Denyut nadi ↑, Fibrinogen ↓



Ringan



Peka



sampai



rangsangan, ada bata toleransi



tekanan darah



sedang



kekauan



stabil



atau



kontraksi uterus yang sering Tingkat 3



Sedang



Kontraksi



sampai parah, renjatan



Kematian



Hipotensi



pada janin



Fibrinogen ↓ ( 180x/menit): 1) Lakukan kelahiran pervaginam dengan cepat 2) Jika kelahiran pervaginam tidak memungkinkan, segera lakukan seksio caesarea.



Sumber: WHO, 2017



7



Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Solusio Plasenta I.



PENGKAJIAN Tanggal/Jam Pengkajian



:



Tanggal/Jam MRS



:



Tempat Pengkajian



:



Nama Pengkaji



:



A. DATA SUBJEKTIF 1. Identitas Nama



:



Umur



: Usia ibu saat hamil 35 tahun meningkatkan resiko solusio plasenta ringan dan berat 1.



Suku/Bangsa



: resiko solusio plasenta ringan dan berat meningkat ras kulit hitam 1 .



Agama



:



Pendidikan



:



Pekerjaan



: Ekonomi rendah meningkatkan resiko solusio plasenta ringan dan berat 1.



Alamat



:



2. Keluhan Utama Adanya keluhan perdarahan pervaginam disertai nyeri perut hebat, uterus lembek dan adanya kontraksi kuat 1. Solusio ringan tidak atau sedikit menunjukkan gejala, nyeri perut masih ringan dan darah yang keluar masih sedikit, bagian janin masih teraba jelas(). 3. Riwayat Kesehatan Klien Mengkaji riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita klien yang dapat mempengaruhi atau memperberat/diperberat oleh kehamilannya. Perlu pengkajian tentang riwayat penyakit menular, penyakit menurun, dan penyakit menahun pada klien. Penyakit/Kelainan sistem reproduksi :Adanya



mioma



meningkatkan



resiko



(Prawirohardjo, 2013).



8



di



belakang



plasenta



solusio



plasenta



Penyakit kardiovaskuler



: Kejadian solusio plasenta ringan meningkat pada ibu dengan hipertensi gestasional, sedangkan solusio berat pada ibu dengan hipertensi kronik, preeklampsia ringan, preeklampsia berat dan penyakit jantung bawaan 1. 44% kasus solusio plasenta



terjadi



pada



ibu



yang



memiliki



hipertensi3. Penyakit darah



: Anemia meningkatkan resiko solusio plasenta ringan dan berat 1.



Penyakit paru-paru



: Asma meningkatkan resiko solusio plasenta ringan dan berat 1.



Penyakit saluran pencernaan



:



Penyakit hati



:



Penyakit Ginjal dan saluran kencing : Penyakit ginjal kronik meningkatkan resiko solusio plasenta ringan dan berat 1 Penyakit endokrin



:



Penyakit saraf



:



Penyakit jiwa



:



Penyakit sistem imunologi



: Acquired



antiphospholipid



autoantibodies



(Prawirohardjo, 2013). Penyakit infeksi



: Korioamnionitis meningkatkan resiko solusio plasenta ringan dan berat 1.



Riwayat alergi



:



Riwayat pembedahan



:



4. Riwayat Kesehatan Keluarga Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan dengan keluarga atau etnisitas, dan beberapa diantaranya berkaitan dengan lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga tersebut tinggal (Fraser & Cooper, 2009) Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM, hemofilia) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (jantung, asma)



9



Riwayat kehamilan kembar juga memiliki insidens lebih tinggi pada keluarga tertentu (Fraser&Cooper, 2009) 5. Riwayat Menstruasi Riwayat siklus, lama dan jumlah menstruasi klien Wanita seringkali keliru mengartikan bercak darah akibat implementasi sebagai periode sebagai periode menstruasi, meski menstruasi ini sangat berbeda dari menstruasi yang biasa ia alami (Varney, 2006). Siklus



: 28 + 2 hari



Lamanya



: 3-8 hari (Mochtar, 2011)



HPHT



: merupakan dasar untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan taksiran partus (Varney, 2006)



6. Riwayat Obstetrik Adanya riwayat Solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya meningkatkan resiko solusio plasenta (Prawirohardjo, 2013). Paritas ibu meningkatkan resiko solusio plasenta (Indriyani, 2011)



Kehamilan



N o



suami



anak



UK



Persalinan Peny



Jenis



Pnlg



Tmpt



Anak Peny



JK



BB/ PB



H



M



Nifas Abnor malitas



Laktasi



Pen y



7. Riwayat Kontrasepsi Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi yang pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian terakhir dengan kehamilan. 8. Riwayat Kehamilan Saat Ini Oligohidramnioin meningkatkan resiko solusio plasenta berat 1. Polyhidramnion meningkatkan resiko perdarahan antara plasenta dan dinding uterus5. Kehamilan ganda (gamelli) meningkatkan resiko solusio plasenta. Adanya trauma dapat mengakibatkan solusio plasenta4.



10



KB



9. Pola Fungsional Kesehatan Pola



Keterangan



Nutrisi



Terjadi penurunan nafsu makan



Eliminasi



Oliguri (Prawirohardjo, 2013)



Istirahat Aktivitas



Adanya trauma seperti jatuh, kecelakaan, dan tendangan atau pukulan pada perut meningkatkan resiko solusio plasenta5



Personal



-



Hygiene Kebiasaan



-



Kebiasaan minum alkohol, obat-obatan, merokok, narkoba meningkatkan resiko solusio plasenta ringan dan berat 1



Seksualitas



-



10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual a. Psikologi b. Sosial Ibu single beresiko mengalami solusio plasenta 46,6 % berat dan 39,9% ringan 1. c.



Cultural Adanya tradisi urut perut dapat menyebabkan diskolasi plasenta dan meningkatkan resiko solusio plasenta5.



d. spiritual B. 1.



DATA OBYEKTIF Pemeriksaan Umum Keadaan Umum :mulai memburuk pada solusio plasenta berat Kesadaran



: Composmentis, pada solusio plasenta berat syok/kejang



Tanda Vital



: Tekanan darah



: hipotensi 11



Nadi



: takikardi



Pernapasan



: 16-24 x/menit



Suhu



: 36,0 – 37,50C



(Prawirohardjo, 2013). Antropometri



: Berat Badan Sebelum Hamil: Berat Badan Saat ini



: resiko meningkat pada ibu dengan nutrisi buruk (Indriyani, 2011)



Tinggi Badan



: >145 cm



LILA



: > 23,5 cm



Menurut WHO , standart BMI ialah sebagai berikut: Kategori



BMI



Rendah



< 18,5



Normal



18,5 – 24,5



Overweight



25 – 29,9



(preobese)



2.



Obesitas I



30 - 34,9



Obesitas II



35 – 39,9



Pemeriksaan Fisik Inspeksi Kepala



:



Wajah



: solusio sedang dan berat terlihat pucat



Mata



: cekung, konjungtiva pucat pada solusio sedang dan berat



Telinga



:



Hidung



:



Mulut



:



Leher



:



Dada



: 12



Abdomen



:Perut Membesar, ada striae gravidarum, ada linea, ada/tidak ada bekas operasi SC.



Genetalia Eksterna :ada/tidak



pengeluaran



darah,



biasanya



berwarna



kehitaman/bergumpal. Pengeluaran darah tergantung pada seberapa besar bagian plasenta yang terlepas. Tidak ada pengeluaran



darah



dapat



terjadi



pada



solusio



plasenta



tersembunyi(Prawirohardjo, 2013). Anus



:



Ekstremitas



: Ada/Tidak edema pada ekstremitas bawah. Adanya edema dapat menjadi



penyebab



solusio



plasenta



karena



preeclampsia



(Prawirohardjo, 2013). Palpasi Kepala



:



Kulit



:



Wajah



:



Mata



:



Telinga



:



Hidung



:



Mulut



:



Leher



:



Dada



:



Abdomen



: Pada solusio plasenta ringan janin teraba jelas dan nyeri lokal biasanya pada tempat hematom. Pada solusio sedang, nyeri perut terus menerus. Pada solusio berat, perut sangat nyeri dan terasa keras seperti papan,bagian janin tidak teraba jelas, TFU lebih tinggi dari



usia



kehamilan



(Prawirohardjo, 2013). Genetalia Eksterna: Anus



: 13



jika



pada



concealed



hemorrhage



Ekstremitas



:



Auskultasi Dada



: Suara nafas Bunyi jantung I dan II



Abdomen



: Bising peristaltic usus Denyut Jantung Janin (DJJ), pada solusio ringan masih normal. Pada solusio sedang, mulai menunjukkan gawat janin dan pada solusio plasenta berat tidak dapat terdengar akibat gangguan anatomik dan fungsi plasenta (Prawirohardjo, 2013).



Perkusi



3.



Dada



:



Abdomen



:



Ekstremitas



: Pemeriksaan reflex



Pemeriksaan Penunjang Darah



: Hb, HT, fibrinogen. Pada solusio sedang dan berat mulai menurun (Prawirohardjo, 2013).



Pemeriksaan USG



: mengkaji usia gestasi



janin dan adanya gestasi multipel,



membedakan dengan plasenta previa(Prawirohardjo, 2013). Tali pusat pendek merupakan predisposisi solusio plasenta (Manuaba, 2010). Pemeriksaan NST



: mengkaji kelainan DJJ(Prawirohardjo, 2013).



Pemeriksaan VT



: menilai dilatasi serviks untuk tindak lanjut persalinan.



Penggunaan color doppler: tidak terdapat sirkulasi darah aktif (Prawirohardjo, 2013). 14



II. INTERPRETASI DATA DASAR Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Diagnosis



:



G...Papah Usia Kehamilan..... Minggu dengan solusio plasenta Janin Tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin. G



: Gravida



P



: Para -> a : aterm p : premature a : abortus h : hidup ( Varney, 2006)



-



Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan penunjang berupa USG atau dilakukan pemeriksaan khusus (VT) dan diyakini kehamilan merupakan kehamilan intrauterin. Masalah



: hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman hal yang sedang dialami klien yang ditemukan dari hasil



III.



IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL Diagnosis Potensial pada Ibu: 1. Syok Perdarahan 2. Gagal ginjal 3. Gangguan pembekuan darah Diagnosis Potensial pada Janin: 1. Fetal distress 2. Gangguan pertumbuhan/perkembangan 3. Hipoksia dan anemia 4. Kematian



15



IV.



IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA 1. Berikan cairan pengganti berupa NS/RL untuk restorasi cairan sebanyak500 ml dalam 15 menit pertama dan 2 L dalam 2 jam pertama R : pemberian cairan akan mengatasi syok (Indriyani, 2011) 2. Berikan transfuse dengan darah segar untuk memperbaiki faktor pembekuan akibat koagulapati. R : Transfusi darah dapat mengatasi anemia (Indriyani, 2011) 3. Berikan Oksigenasi melalui kanula nasal R : terapi oksigen dalam kegawatdaruratan berperan untuk mencukupi kebutuhan oksigen yang adekuat (Asmadi,2009)



V.



INTERVENSI 1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga R : mengetahui keadaannya merupakan hak klien 2. Nilai pembekuan darah, jika gumpalan terbentuk setelah 7 menit atau gumpalan lunak dan mudah rusak maka pertimbangkan terjadi koagulapati. R: 3. Lakukan transfusi terutama dengan darah segar R : Transfusi darah dapat mengatasi anemia (Indriyani, 2011) 4. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya 5. Jika perdarahan banyak (jelas/tersembunyi), lahirkan janin secepat mungkin8: a. Jika pembukaan servik telah lengkap, bantu kelahiran bayi menggunakan vacum. d. Jika persalinan normal tidak segera terjadi maka lakukan seksio caesarea. e. Dalam kasus solusio plasenta harus bersiap untuk terjadinya perdarahan post partum. 4. Jika perdarahan ringan hingga sedang ( ibu tidak dalam keadaan bahaya), tindakan tergantung pada denyut jantung janin8: a. Jika denyut jantung janin normal atau tidak ada: 1) Jika ibu dalam proses persalinan dan kontraksi uterus buruk, induksi persalinan dengan oksitosin 16



2) Jika serviks belum matang (skor bishop ≤ 5) , lakukan seksio caesarea. b. Jika denyut jantung janin tidak normal (< 100x/menit atau > 180x/menit)8: 1) Lakukan kelahiran pervaginam dengan cepat 2) Jika kelahiran pervaginam tidak memungkinkan, segera lakukan seksio caesarea.



VI.



IMPLEMENTASI Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.



VII.



EVALUASI Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.



17



BAB III TINJAUAN KASUS



Tanggal Pengkajian



: 07 Oktober 2019



Waktu Pengkajian



: 14.00 WITA



Tempat Pengkajian



: RSUD



Oleh



: Kelompok 3



S: 1. Identitas Nama Ibu



: Ny. L



Nama Suami : Tn. M



Umur



: 18 tahun



Umur



: 19 tahun



Suku



: Kutai



Suku



: Kutai



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMK



Pendidikan



: SMK



Pekerjaan



: Swasta



Pekerjaan



: Swasta



Alamat



: Jl. Solong Durian A5



2. Alasan datang periksa/ keluhan utama Ibu ingin memeriksakan kehamilannya Ibu merasakan nyeri pada perutnya dan keluar darah berwarna merah kehitaman. 3. Riwayat kesehatan klien Ibu tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi, jantung, ginjal, asma, anemia dan penyakit lain yang kronis, yang dapat memperberat atau diperberat oleh kehamilan, menular ataupun berpotensi menurun. 4. Riwayat kesehatan keluarga Ibu dari Ny. L menderita penyakit hipertensi dan diabetes, tidak ada memiliki riwayat penyakit hepatitis, jantung, asma, anemia, TBC, ginjal dan penyakit lain yang menular ataupun berpotensi menurun, serta tidak ada riwayat keturunan kembar. 5. Riwayat menstruasi HPHT :15-01-2019 18



TP



: 22-10-2019 Riwayat menstruasi teratur, siklus 28 hari, lama haid 7 hari, setiap hari ganti



pembalut 2 – 3 kali, ada keputihan, usia pertama haid 14 tahun. 6. Riwayat obstetrik Kehamilan N o



Suami



Ank



U K



Persalinan Peny



Jns



Pnlg



1



Tmpt



Anak Peny



J



BB/



K



PB



H



M



Nifas Abnor-



Lak



malitas



tasi



Peny



Hamil ini



7. Riwayat kontrasepsi Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. 8. Riwayat kehamilan sekarang Ini merupakan kehamilan pertama ibu. Ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali ke Puskesmas, 1 kali ke Praktik Mandiri Bidan dan 2x ke dokter untuk melakukan USG. Selama hamil muda ibu mengeluh pusing dan mual. Ibu sudah mendapat vaksin TT sebanyak 5 kali. Oleh bidan, ibu diberitahu untuk makan sedikit tapi sering, makan makanan bergizi, dan kurangi makan nasi. Selama hamil, ibu masih bekerja di swalayan dekat rumahnya. Dari hasil USG terakhir terlihat plasenta letak corpus, ketuban cukup, janin tunggal dan intrauterine. Saat berada di tempat kerja pukul 11.00 WITA, Ibu tidak sengaja terpeleset dan jatuh tertelungkup. Saat darah mulai keluar, Ibu hanya berusaha beristirahat. Namun, darah terus keluar hingga Ibu mengganti pembalut 3x. 9. Data fungsional kesehatan Data



Saat di Rumah Ibu makan 2x,pagi dan siang satu porsi



Nutrisi



Saat di RS Ibu belum makan dan minum



makanan (nasi, sayur, lauk pauk) dan minum air putih 6-8 gelas/ hari. Ibu BAK 4-5x/hari, berwarna kuning jernih,



Eliminasi



Ibu BAK 1x



konsistensi cair, tidak ada keluhan Ibu BAB 1-2x/minggu,ibu mengeluh sulit buang air besar



Istirahat



Ibu belum ada istirahat



Ibu beristirahat 1 Jam



19



Ibu bekerja dan melakukan pekerjaan Aktivitas



rumah



tangga



seperti



mencuci



Ibu hanya berbaringditempat tidur



dan



membersihkan rumah Personal hygiene



Ibu mandi 2x/ hari, ganti baju 2x/ hari, ganti celana dalam > 4x/hari Ibu tidak memiliki kebiasaan minum jamu



Kebiasaan



Ibubelum ada mandi



dan alcohol. Tidak merokok dan



tidak



menggunakan



tidak



narkoba



serta



Tidak ada



memiliki heawan peliharaan di rumah. Seksual



2-3x/ minggu



Tidak ada



10. Riwayat psikososiokultural a. Psikologis Ibu cemas dengan keadaan bayinya. Kehamilan direncanakan dan dapat diterima b. Sosial Ini merupakan pernikahan pertama ibu. Ibu menikah selama 9 bulan. Status pernikahan sah. Suami dan keluarga senang dengan kehamilan ibu. c. Kultural Tidak ada kebiasaan, mitos dan tradisis adat istiadat yang dapat merugikan kesehatan ibu dan janinnya. d. Spiritual Tidak ada kebiasaan, mitos dan tradisis agama yang dapat merugikan kesehatan ibu dan janinnya.



O: 1. Pemeriksaan Umum Keadaan Umum



: baik



Kesadaran



: composmentis



Tanda – Tanda Vital Tekanan darah



: 100/80 mmHg



Nadi



: 82 x/menit



Suhu



: 36,7 0 C 20



Pernapasan



: 20 x/menit



Antropometri Berat badan sebelum hamil



: 50 kg



Berat badan saat ini



: 59 kg



2. Pemeriksaan Fisik Kepala



: simetris, bersih, warna rambut hitam, tidak ada lesi, distribusi rambut merata, tidak teraba benjolan/massa.



Wajah



: simetris,



tidak ada kloasma gravidarum, tidak pucat, tidak teraba



benjolan/massa, tidak teraba oedem. Mata



: simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera berwarna putih, tidak ada pengeluaran kotoran, penglihatan jelas, tidak ada kelainan, tidak teraba oedema pada kelopak mata.



Telinga



: simetris, tidak ada serumen yang berlebihan dan tidak berbau.



Hidung



: simetris, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk, kebersihan cukup, tidak ada pernapasan cuping hidung.



Mulut



: simetris, bibir berwarna merah muda, bibir lembab, tampak bersih, tidak stomatitis ataupun caries, gigi geraham lengkap, lidah bersih, lidah tremor.



Leher



: tidak ada hiperpigmentasi, tidak teraba pembesaran pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tiroid.



Dada



: simetris, tidak ada retraksi, tidak ada alat bantu otot pernapasan, terdengar suara nafas vesikuler, tidak terdengar suara nafas tambahan.



Payudara : simetris, bersih, ada hiperpigmentasi pada aerolla mammae, putting susu menonjol, tidak teraba massa/oedem, tidak ada pengeluaran asi, tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Abdomen : ada pembesaran, ada striae livide, ada linea nigra, tidak ada luka bekas operasi Seksio Caesaria Tinggi Fundus Uteri 34 cm Uterus teraba lunak dan teraba kontraksi 1x10’ durasi 20” Leopold I pada fundus teraba bagian lunak, kurang bulat dan kurang melenting.



21



Leopold II teraba bagian panjang dan keras seperti papan pada sebelah kiri ibu dan dibagian sebaliknya teraba bagian kecil janin. Leopold III pada SBR, teraba bagian keras, bulat dan melenting. Bagian terendah masih dapat digoyangkan. Leopold IV tidak dilakukan. TBBJ



: (34-11) x 155 = 3565 gram



Denyut jantung janin terdengar di kuadran kanan bawah frekuensi 142 x/menit, irama teratur dan tidak terdengar lebih dari satu punctum maksimum. Genetalia : vulva dan vagina berwarna merah, kebersihan cukup, tampak pengeluaran darah kehitaman, tidak ada varices, tidak ada edema, tidak ada flour albus, tidak ada kondiloma. Anus



: tidak dilakukan



Ekstremitas : ekstremitas atas simetris,tidak adalesi, tidak ada oedema dan cavilari refil kembali dalam waktu ≤ 2 detik, reflek bisep trisep (+). ekstremitas bawah simetris, tidak adalesi, tidak ad avarices, tidak ada oedema, cavilari refill kembali dalam waktu ≤ 2 detik, reflek patella (+), reflek babinski (+) dan homan sign (-). 3. Pemeriksaan Penunjang VT : Tidak ada pembukaan, portio tebal kaku, ketuban utuh, presentasi belakang kepala, denominator Ubun- ubun kecil depan, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat disekitar presentasi terbawah janin, penurunan kepala Hodge I. Skor Bishop Pemeriksaan laboratorium a. Protein Urin



: (-)



b. Haemoglobin



: 11,2 gr%



c. Albumin, Ht,Fibrinogen A Diagnosis



: GIP0000 Usia kehamilan 37 minggu 6 hari dengan solusio plasenta Janin tunggal, hidup, intrauterin



Masalah



: Ibu cemas dengan janinnya



22



Diagnosis Potensial



: Syok hipovolemik, anemia, gagal ginjal, koagulapti,Fetal distress, IUFD



Masalah Potensial



: Tidak ada



Kebutuhan Segera



: Pemasangan infuse, Pemberian transfuse darah



P Tanggal/ jam 07



Pelaksanaan



Paraf



Oktober Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu



2019/



mengalami solusio plasenta atau ari ari yang terlepas



14.15 WITA



sebelum janin lahir. Untuk saat ini keadaannya dan janinnya baik-baik saja. Namun, hal ini dapat membahayakan ibu dan janin apabila tidak diatasi dengan segera; ibu mengerti penjelasan yang diberikan.



14.20 WITA



Memberitahu ibu dan keluarga bahwa kemungkinan bayi akan segera dilahirkan saat di rumah sakit karena keadaan ini merupakan gawat darurat yang harus segara ditangani agar ibu dan bayi selamat



; ibu dan keluarga mengerti



penjelasan yang diberikan. 14.25WITA



Melakukan Kolaborasi dengan dokter ; lakukan pemantauan dengan CTG, persiapkan transfuse darah, persiapkan ruang operasi, lahirkan bayi secara Sectio caesarea, observasi TTV, DJJ dan His.



14.30 WITA



. Meminta persetujuan ibu dan



keluarga dalam bentuk



inform konsen dan inform choice; ibu dan keluarga bersedia menandatangani. 15.00 WITA



Mengobservasi TTV, DJJ dan His;TD: 100/70,N: 80,RR: 20, T: 36,70C, His : 1x10’ durasi 20”,DJJ: 138x/menit



15.30 WITA



Mengobservasi TTV, DJJ dan His;TD: 100/70,N: 81,RR: 20, T: 36,70C, His : 1x10’ durasi 20”,DJJ: 130x/menit



16.00WITA



Mengobservasi TTV, DJJ dan His;TD: 110/70,N: 80,RR: 18, T: 36,70C, His : 1x10’ durasi 20”,DJJ: 136x/menit



23



16.30 WITA



Mengobservasi TTV, DJJ dan His;TD: 100/70,N: 82,RR: 24, T: 36,70C, His : 1x10’ durasi 20”,DJJ: 126x/menit Memasang kanula nasal 2L;



17.00WITA



Mempersiapkan pasien untuk tindakan sectio caesarea; pasien sudah siap.



17.15 WITA



Mengantarkan pasien ke ruang operasi



24



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan 1. Analisa diagnosa kebidanan menurut hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu mengalami solusio plasenta ringan dengan kondisi ibu dan janin yang masih baik. 2. Diagnosa potensial kasus ini adalah IUFD. 3. Tindakan segera yang akan dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter untuk melahirkan bayinya. 4. Dari seluruh rangkaian asuhan yang diberikan penulis pada klien dapat dievaluasi bahwa ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dari masa kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir sehingga pengetahuan ibu dan keluarga semakin bertambah. 5. Dokumentasi asuhan kebidanan pada Ny. S sejak hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dalam bentuk laporan kasus studi kasus. B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan a. Meningkatkan pemberian materi dan studi laboratorium mengenai asuhan kebidanan baik pada ibu hamil dan bersalin khususnya dengan kasus solusio placenta b. Meningkatkan kerjasama dengan pihak penyedia layanan kesehatan guna memberikan pembelajaran bagi mahasiswi kebidanan. 2. Bagi Mahasiswa a. Meningkatkan kualitas pengetahuan baik materi maupun praktik mengenai asuhan kebidanan baik untuk kehamilan dan persalinan khususnya dengan kasus solusio placenta, sehingga mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir serta nifas. b. Mampu melakukan pendokumentasian secara baik dan benar.



25



DAFTAR PUSTAKA 1. Ananth V., Cande, dkk. 2016. Severe Placenta Abruption: Clinical Definition and Assositions With Maternal Complications. American Journal Of Obstetric. 2. Asmadi. 2009. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC. 3. Gul, Seema,dkk. 2017. Risk Factors and complications of placental abruption among patients presenting with antepartum hemorrhage. 4. https://www.mayoclinic.org/disease-conditions/placental-abruption/symptomps-cause/syc20376458 diakses tanggal 05 oktober 2019 pukul 13.10 WITA 5. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/placental-abruption diakses tanggal 05 oktober 2019 pukul 13.20 WITA 6. Indriyani. 2011. Buku Ajar Kebidanan. Jakarta : Trans Info Medika. 7. Prawirohardjo,Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 8. World Health Organization. 2017. Managing Complications in Pregnancy and Childbirth : A Guide For Midwives and Doctors. Malta



26