LKP Pest Control Kelompok 4 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM PEMBUATAN OVITRAP MATA KULIAH PEST CONTROL Dosen Mata Kuliah : Dr. Aris Santjaka, SKM., M.Kes.



Oleh: Kelompok 4 1. 2. 3. 4. 5.



Ikhsan Irkhamudin Kurnia Hana Tiarasari Shafly Wafiqi Annisa Putri Irananda Nadya Arinda Seviana



P1337433118073 P1337433118074 P1337433118075 P1337433118076 P1337433118077



POLTEKKES KEMENKES SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III TAHUN 2020



A. Dasar Teori Dalam bidang kesehatan, serangga  mempunyai arti yang sangat penting karena perannya sebagai vektor (perantara) dari berbagai penyakit. Penyakit yang di tularkan oleh vektor ini antara lain penyakit demam berdarah, malaria, dan filariasis. Ketiga penyakit ini ditularka dari orang satu ke orang yang lain melalui perantara nyamuk. Nyamuk sering kali berkembang biak ditempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum, barang  bekas, pot tanaman air dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi segala dampak yang bisa ditimbulkan nyamuk, masyarakat umum perlu mengetahui jenis, kehidupan, permasalahan, yang disebabkan oleh nyamuk sebagai langkah awal pencegahan terhadap dampak buruk akibat serangga (khususnya nyamuk) bagi kesehatan. Kegiatan pemantauan jentik nyamuk untuk mengetahui kepadatan jentik merupakansalah satu upaya yang harus dilakukan guna menurunkan kejadian pnyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Dengan berbekal pengetahuan inilah masyarakat secara mandiri dapat melakukan upaya pengendalian jentik nyamuk. Terdapat beberapa indikator yang mengindikasikan salah satu kepadatan jentik nyamuk. Indikator-indikator tersebut antara lain : House index (HI), Kontainer index (CI) dan Breteau index (BI). Cara memperkembangbiakan jentik juga bisa dengan alat sedaerhana seperti ovitrap. Apa itu ovitrap? Ovitrap merupakan sebuah perangkat yang di buat untuk merangkap telur dan nyamuk dewasa. Nyamuk harus meletakkan telurnya di permukaan atau didalam air sehingga dapat berkembang menjadi larva, pupa dan nyamuk dewasa. Ovitrap berupa wadah berisi air yang di tutupi jaring, sehingga telur-telur yang di letakkan oleh nyamuk di permukaan air saat menetas dan menjadi nyamuk dewasa tidak mampu keluar dari wadah tersebut, sehingga tidak dapat mencari makan sehingga mati. Pemasangan ovitrap di lingkungan sekitar rumah penduduk daerahdaerah endemis yang dapat mengurangi laju pertumbuhan populasi nyamuk. Populasi yang berkurang juga akan berdampak pada penurunan angka infeksi malaria dan DBD di suatu wilayah. Pembuatan ovitrap dapat meunggunakan bahan-bahan bekas yang mudah ditemukan dilingkungan sekitar seperti ember atau wadah dan plastik bekas. B. Alat dan bahan 1. Alat a. Kaleng bekas / gelas plastik b. Plastik hitam c. Kertas ovistrip 2. Bahan a. Air



C. Cara kerja 1. Pembuatan Ovitrap a. Siapkan alat dan bahan b. Rekatkan plastik hitam pada bagian luar gelas/kaleng hingga bagian dalam terlihat berwarna gelap. c. Masukkan kertas ovistrip ke dalam gelas plastik / kaleng d. Isi gelas plastik/kaleng dengan air hingga membasahi setengah kertas ovistrip 2. Penggunaan Ovitrap a. Letakkan ovitrap di tempat-tempat yang habitat-habitat bagi nyamuk Aedes aegypty, seperti tempat yang lembab, sedikit cahaya matahari atau memiliki intensitas cahaya yang rendah. b. Tunggu selama 1 minggu, awasi agar tidak tumpah. c. Ambil ovitrap, kemudian tuangkan airnya kedalam wadah bening atau berwarna terang. d. Amati jika terdapat telur atau larva nyamuk. D. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pengamatan ovitrap selama 3 minggu dapat di hasilkan : Tempat No Meletakkan Ovitrap 1 Depan rumah 2



Hasil Pengamatan Minggu Minggu Minggu ke 1 ke 2 ke 3 15 20 11



Jumlah Keterangan 46



10



8



5



23



3



Samping rumah Ruang tamu



0



0



0



0



4



Dapur



0



3



0



3



Telur nyamuk Telur nyamuk Tidak ada telur nyamuk Telur nyamuk



Berikut adalah grafik pengamatan telur nyamuk selama 3 minggu yang diamati setiap minggu : 25 20 Depan Rumah Samping Rumah Ruang Tamu Dapur



15 10 5 0 Minggu ke 1



Minggu ke 2



Minggu ke 3



Dari tabel pengamatan, di dapati hasil minggu pertama di depan rumah ditemukan 15 telur nyamuk, di samping rumah ditemukan 10 telur nyamuk, sedangkan di dapur dan ruang tamu tidak di temukan telur nyamuk. Hasil minggu ke dua di depan rumah mengalami peningkatan menjadi 20 telur nyamuk, sedangkan di samping rumah menurun menjadi 5 telur nyamuk, di ruang tamu masih tetap 0 dan di dapur ada 3 telur nyamuk. Hasil minggu ke 3 di depan rumah mengalami penurunan menjadi 11 telur nyamuk, di samping rumah mengalami penurunan menjadi 8 telur nyamuk, di ruang tamu tetap tidak terdapat telur, di dapur mengalami penurunan menjadi 0 telur nyamuk. Dari grafik pengamatan telur nyamuk pada ovitrap, diketahui bahwa selama 3 minggu telur nyamuk yang terdapat pada ovitrap mengalami penurunan, dan puncaknya ada di minggu ke 2. Sedangkan di ruang tamu hasilnya tetap nihil.



E. Kesimpulan Dari hasil praktikum tersebut, dapat disipulkan bahwa selama 3 minggu pengamatan, telur nyamuk terbanyak ada pada ovitrap yang di letakkan di depan rumah dengan jumlah 46 telur nyamuk dan telur nyamuk paling sedikit ada pada ovitrap yang di letakkan di ruang tamu dengan jumlah 0 telur nyamuk. Hal ini dikarenakan di luar rumah minim penerangan, dan lembab apalagi pada saat musim penghujan menjadikan lavitrap menjadi tempat yang disukai nyamuk untuk berkembang biak karena warna lavitrap yang gelap. F. Saran Selalu membersihkan lingkungan sekitar dan melakukan PSN secara mandiri agar dapat meminimalisir perkembangan nyamuk di lingkungan sekitar, apalagi pada saat musim penghujan. G. Lampiran



Penempatan Ovitrap didepan rumah



Penempatan Ovitrap disamping rumah



Penempatan Ovitrap diruang tamu



Penempatan Ovitrap di dapur



Pengamatan minggu ke 1 ovitrap luar rumah



Pengamatan minggu ke 1 ovitrap samping rumah



Pengamatan minggu ke 1 ovitrap ruang tamu



Pengamatan minggu ke 1 ovitrap dapur



Pengamatan minggu ke 2 ovitrap luar rumah



Pengamatan minggu ke 2 ovitrap samping rumah



Pengamatan minggu ke 2 ovitrap ruang tamu



Pengamatan minggu ke 2 ovitrap dapur



Pengamatan minggu ke 3 ovitrap luar rumah



Pengamatan minggu ke 3 ovitrap samping rumah



Pengamatan minggu ke 3 ovitrap ruang tamu



Pengamatan minggu ke 3 ovitrap dapur



LEMBAR KERJA PRAKTIKUM PEMBUATAN LAVITRAP MATA KULIAH PEST CONTROL Dosen Mata Kuliah : Dr. Aris Santjaka, SKM., M.Kes.



Oleh: Kelompok 4 6. 7. 8. 9. 10.



Ikhsan Irkhamudin Kurnia Hana Tiarasari Shafly Wafiqi Annisa Putri Irananda Nadya Arinda Seviana



P1337433118073 P1337433118074 P1337433118075 P1337433118076 P1337433118077



POLTEKKES KEMENKES SEMARANG JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III TAHUN 2020



A. Dasar Teori Lavitrap adalah langkah pembasmian nyamuk dengan cara lebih aman untuk lingkungan tanpa memakai bahan kimia berbahaya untuk kesehatan. Lavitrap yaitu alat yang dipakai untuk memutuskan siklus hidup nyamuk sebelum pupa nyamuk berubah jadi nyamuk. Penggunaan lavitrap merupakan salah satu metode pengendalian Aedes sp. yang cukup efektif tanpa menggunakan bahan insektisida dan berhasil dalam menurunkan densitas vektor di beberapa negara (Wahidah, 2015). Secara khusus, lavitrap digunakan untuk mendeteksi manifestasi nyamuk ke area baru yang sebelumnya pernah dibasmi. Alat ini dikembangkan oleh Fay dan Eliason pada tahun 1966 dan disebarluaskan oleh CDC (Sayono dkk, 2010). Pada beberapa negara telah dilakukan pengendalian vektor Aedes dengan memanfaatkan perangkap telur (lavitrap). Untuk mendeteksi adanya vektor Aedes di Kota Manila dilakukan pemasangan lavitrap pada lima rumah sakit dan didapatkan kepadatan telur Aedes sebanyak 0,0- 48,5 yang menunjukkan adanya vektor Aedes aegypti pada lima rumah sakit di Kota Manila (Cruz dkk, 2008). Di Srilanka ditemukan sebanyak 3.075 Ae.aegypti dan 2.665 Ae.albopictus terperangkap dalam lavitrap outdoor serta 2.528 Ae.aeygypti dan 2.002 Ae.albopictus terperangkap dalam lavitrap indoor (Sinnathamby dkk, 2007). Zeichner dkk (1999 dalam Arshin dkk, 2013), telah memodifikasi lavitrap menjadi perangkap nyamuk yang mematikan (lethal atau autocidal lavitrap) dengan menambahkan beberapa jenis insektisida pada media bertelur (ovistrip) dengan efektifitas 45– 100%. Sithiprasasna dkk (2003) memodifikasi lavitrap menjadi perangkap jentik-auto dengan memasang kassa nylon tepat pada permukaan air. Untuk menarik penciuman nyamuk datang ke lavitrap yang telah dimodifikasi menjadi lethal ovitrap (LO) digunakan atraktan. B. Alat dan bahan 1. Alat a. Botol pastik ukuran 1 lt b. Kain kasa



c. Cutter d. Gunting e. Isolasi



2. Bahan a. Air C. Cara kerja 1. Pembuatan Lavitrap a. Siapkan alat dan bahan b. Siapkan botol bekas, potong di tengah bagian dan belah jadi dua dengan cutter. Serta sediakan satu botol lagi untuk di potong bagian bawah.



c. Sediakan kain kasa dan tutup bagian atas botol menggunakan kain kasa lalu kencangkan dengan karet gelang agar tidak terlepas. d. Potong kain kasa sesuai tutup botol dengan gunting agar rapi. e. Masukkan bagian atas botol dan masukan ke dalam botol bagian bawah dan rekatkan dengan isolasi. f. Sebelum di gunakan sebaiknya botol di cat hitam atau di lapisi dengan plastik hitam agar terlihat gelap. g. Isikan dengan air hingga membasahi kain kasa. h. Lalu ambil bagian bawah botol yang satu, dan lubangi botol agar nyamuk bisa masuk dan bertelur. 2. Penggunaan Lavitrap a. Letakkan lavitrap di tempat-tempat yang habitat-habitat bagi nyamuk Aedes aegypty, seperti tempat yang lembab, sedikit cahaya matahari atau memiliki intensitas cahaya yang rendah. b. Tunggu selama 3 minggu c. Amati setiap minggu dan awasi agar botol tidak tumpah. d. Amati jika terdapat larva nyamuk. D. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan pengamatan lavitrap selama 3 minggu dapat di hasilkan : Tempat No Meletakkan lavitrap 1 Luar rumah 2



Hasil Pengamatan Minggu Minggu Minggu ke 1 ke 2 ke 3 7 18 25



Dalam rumah



0



0



0



Jumlah



Keterangan



50



Larva, pupa, nyamuk Tidak ada larva



0



Berikut adalah grafik pengamatan larva nyamuk selama 3 minggu yang diamati setiap minggu : 30 25 20 luar Rumah dalam Rumah



15 10 5 0 Minggu ke 1



Minggu ke 2



Minggu ke 3



Dari tabel pengamatan, di dapati hasil minggu pertama di luar rumah ditemukan 7 larva nyamuk dan di dalam rumah ditemukan 0 larva nyamuk. Hasil minggu ke dua di luar rumah mengalami peningkatan menjadi 18 larva



nyamuk, sedangkan di dalam rumah tetap 0 larva nyamuk. Hasil minggu ke 3 di luar rumah mengalami peningkatan menjadi 21 larva nyamuk, 3 pupa, serta 1 nyamuk dan di dalam rumah tetap tidak terdapat larva nyamuk. Dari grafik pengamatan telur nyamuk pada ovitrap, diketahui bahwa selama 3 minggu larva nyamuk yang terdapat pada lavitrap mengalami peningkatan. Peningkatan terus terjadi pada lavitrap yang terdapat di luar rumah sedangkan lavitrap yang ada di dalam rumah hasilnya tetap nihil. E. Kesimpulan Dari hasil praktikum tersebut, dapat disimpulkan bahwa larva yang terdapat pada lavitrap luar rumah setiap minggu semakin meningkat. Sedangkan lavitrap di dalam rumah tetap tidak terdapat larva nyamuk. Hal ini dikarenakan sedang musim. F. Saran Selalu membersihkan lingkungan sekitar dan melakukan PSN secara mandiri agar dapat meminimalisir perkembangan nyamuk di lingkungan sekitar, apalagi pada saat musim penghujan. G. Lampiran



Penempatan Lavitrap di dalam rumah



Penempatan Lavitrap di luar rumah



Pengamatan minggu ke 1 Lavitrap dalam rumah



Pengamatan minggu ke 1 Lavitrap luar rumah



Pengamatan minggu ke 2 Lavitrap dalam rumah



Pengamatan minggu ke 2 Lavitrap luar rumah



Pengamatan minggu ke 3 Lavitrap dalam rumah



Pengamatan minggu ke 3 Lavitrap luar rumah