Lo 5 Faktor Yg MMPNGRH Setting Time [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LO 5 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SETTING TIME Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi keras dan dihitung sejak gips kontak dengan air (Craig, 1997). Sedangkan menurut Philips (2004), setting time adalah waktu yang terentang antara mulai pengadukan sampai bahan mengeras. Biasanya setting time diukur dengan beberapa jenis uji penetrasi, dan menggunakan instrument. Terdapat dua tahapan dalam setting time yaitu: 1. Initial Setting Time Initial setting time adalah permulaan setting time dimana gips bercampur dengan air, pada waktu itu campuran gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi mengalir ke dalam cetakan karena viskositas dari campuran betambah. Secara visual ditandai dengan loss of gloss (hilangnya kemengkilata n/ timbulnya warna keruh). Selain itu, dapat dilihat pada awal campuran dimana bahan menjadi kaku tetapi tidak keras dan tidak dapat dibentuk serta terjadi ekspansi termis atau adanya panas. (Annusavice, 2004). Kenaikan suhu tersebut tejadi akibat adanya reaksi berikut : 1



CaSO4.1/2H2O + 12 H2O  CaSO4.2H2O + 3900 cal/g mol Plaster of Paris



Water



Gypsum



Reaksi yang terjadi saat setting time ini merupakan reaksi exotermik, dimana reaksi ini menghasilkan panas ± 3900 kal/gr mol (Craig, 1997). Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat dipotong dengan pisau. Pada umunya, initial setting terjadi selama 8-10 menit. (Annusavice, 2004). 2. Final Setting Time Final setting time dicapai saat bahan dapat dibentuk dengan aman, tetapi memiliki kekuatan dan resistensi yang minimal. Final setting time adalah waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk bereaksi secara lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya antara lain adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum maksimum dan dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau patah. Saat final setting, reaksi kimia selesai dan model terasa dingin apabila disentuh. Pada umumnya, bahan bisa dengan aman dilepas dari cetakan setelah 1 jam. (Annusavice, 2004).



Adapun faktor-faktor yang memengaruhi setting time antara lain: 1. Rasio W/P Rasio W/P telah diketahui mempengauhi lamanya setting timeSemakin tinggi perbandingan W : P, maka semakin lama setting time dan semakin lemah produk gipsum. Hal ini terjadi karena semakin banyak air digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nucleus pada unit volume. Akibatnya waktu pengerasan diperpanjang. (Craig, 1997). 2. Pengadukan Proses pengadukan memiliki efek yang pasti terhadap setting time dan setting expansion. Peningkatan jumlah pengadukan dapat memperpendek setting time. Jumlah pengadukan dapat dipengaruhi oleh kecepatan, durasi waktu pengadukan, dan kombinasi dari keduanya. Ketika bubuk gips dicampurkan dengan air, reaksi kimia mulai belangsung, dan beberapa kalsuim sulfat dihidrat terbentuk. Selama proses pengadukan, kalsium dulfat dihidrat yang baru saja terbentuk pecah menjadi Kristal-kristal yang lebih kecil dan mulai membentuk nuckeus pusat yang baru. Peningkatan jumlah pengadukan dapat menyebabkan terbentuknya nukleus pusat, sehingga perubahan dari kalsium sulfat hemihidrat menjadi kalsium sulfat dihidrat membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan biasanya (Craig, 1997). 3. Suhu Suhu dari air yang digunakan maupun suhu lingkungan berpengaruh pada setting time. Terdapat 2 teori yang mendukung hal tersebut yaitu efek dari peningkatan suhu yang mengubah daya larut dari kalsium sulfat hemihidrat dan dan kalsium sulfat dihidrat yang megubah reaksi kimia. Semakin meningkat suhu, maka rasio daya larutnya menjadi turun sehingga reaksi kimia mengalami perlambatan, dan setting time meningkat. Teori kedua adalah perubahan mobilitas ion-ion yang disebabkan oleh kenaikan suhu. Ketika suhu meningkat, akan meningkatkan reaksi yang dapat memperpendek setting time. (Craig, 1997).



4. Akselerator dan Retarder Potassium sulfat (K2SO4) telah diketahui sebagai akselerator yang efektif. Penggunaan bahan ini dapat mengurangi setting time sebanyak 4-10 menit dibandingkan dengan air. Di sisi lain, penambahan boraks (Na2B4O7.10H2O), digunakan sebagai retarder dapat memperpanjang setting time. (Craig, 1997). 5. Kehalusan Partikel Semakin halus ukuran partikel hemihidrat, maka semakin cepat adukan mengeras, khususnya apabila produk tersebut telah digiling selama proses pembuatan bubuk gipsnya. Tidak hanya kelarutan hemihidrat saja yang meningkat, tetapi nukleus gipsumpun juga menjadi lebih banyak, hal ini menyebabkan proses kristalisasi menjadi lebih cepat (Annusavice, 2004).



Sumber: Annusavice, Kenneth J. 2004. Philips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC. Craig, Robert G. 1997. Restorative Dental Materials Tenth Edition. London : Mosby.



TAMBAHAN LO 1 PENGERTIAN GIPSUM Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain. LO 4 MANIPULASI GIPSUM Penghitungan Final setting Reaksi kimia selesai dan model terasa dingin kemudian dilakukan penanganan model. Jika ingin gips lebih lunak, maka diberi air mengalir dan bukan di rendam. Pemberian air ini bertujuan agar gips tidak menjadi keras, karena pada saat direndam di air terjadi reaksi higroskopik. Pertumbuhan kristal yang terjadi menjadi lebih cepat



sehingga ekspansi pengerasan dapat lebih besar bila produk gypsum dibiarkan mengeras di dalam air. LO 5 KEGUNAAN GIPSUM DALAM KEDOKTERAN GIGI Terdapat dua jenis aplikasi dari gipsum, yaitu model kerja (klinik) dan model studi (preklinik). Model kerja menggunakan gipsum jenis α-hemihidrat karena dibutuhkan kekerasan yang lebih dalam penggunaanya. Sedangkan untuk model studi menggunakan gipsum jenis β-hemihidrat yang digunakan untuk menegakkan diagnosa sehingga tidak memerlukkan kekerasan yang lebih. Untuk model kerja sendiri berupa gipsum biru, sedangkan contoh untuk model studi yaitu alat protesa, bentuk gigi, pembuatan rahang tanpa menghadirkan pasien, cetakan pembuatan lempeng gigit. Model Studi digunakan untuk mounting, packing, dan investment materials (bahan tanam). Mounting adalah memasang model gips pada artikulator. Sedangkan packing yaitu pengisian mould yang terbuang dari gips yang terdapat dalam kuvet logam dengan bahan plastis, kemudian diproses untuk membuat protesa. Bird, D.L and Robinson, D.S. 2018. Modern Dental Assiting, Twelve Edition. Canada: Elsevier Powers, J.M and Wataha, J,C. 2017. Dental Materials Foundations and Applicatios. USA: Elsevier