20 0 891 KB
Laporan Pendahuluan Profesi KGD Nama Mahasiswa : Andini Siti Sa’adah Kasus/Diagnosa Medis: Struma Jenis Kasus : ICU Ruangan : ICU RSUD Dr. Drajat Prawiranegara Serang Kasus ke :2 CATATAN KOREKSI PEMBIMBING
KOREKSI I
(…………………… ………...…………)
KOREKSI II
(………………...…… …………………….)
FORMULIR SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT UNIVERSITAS FALETEHAN 1. Definisi Penyakit
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
Goiter atau struma berasal dari bahasa Latin “tumidum gutter” yang artinya tenggorokan yang membesar. Definisi lain goiter adalah kelenjar tiroid yang membesar dua kali atau lebih dari ukuran normal atau berat nya mencapai 40 gram atau lebih. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh berbagai hal, namun penyebab yang paling umum adalah kekurangan zat yodium dalam makanan (Mawardi, 2016). Struma disebut juga goiter didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar tiroid. Struma dapat meluas ke ruang retrosternal dengan dan atau tanpa pembesaran anterior substansial. Karena hubungan anatomi kelenjar tiroid ke trakea, laring, saraf laring, superior dan inferior, dan esophagus, pertumbuhan abnormal dapat menyebabkan berbagai sindrom komperhensif (Tampatty, 2018).
2. Etiologi Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroidmerupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain: a. Defisiensi yodium. Pada umumnya, penderita penyakit struma seringterdapat di daerah yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandungiodium, misalnya daerah pegunungan. b. Kelainan metabolik kongenital yang mengahambat sintesa hormon tyroid. c. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (substansi dalam kol, lobak, dankacang kedelai). d. Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (Triocarbamide, sulfonylureadan litium). e. Hiperplasi dan involusi kelenjar tyroid pada umumnya ditemui pada masa pertumbuhan, puberitas, menstruasi, kehamilan, laktasi, menopause, infeksidan stress lainnya. Dimana menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid yangdapat bekelanjutan dengan berkurangnya aliran darah didaerah tersebut.
3. Manifestasi Klinis Gejala struma yang sering muncul lainnya yaitu leher bertambah besar, sulit bernapas, sesak napas, suara serak atau parau, nodul tunggal atau ganda dengan konsistensi keras atau tidak, tes Thyroid Stimulating Hormone (TSH) serum meningkat, biasanya tanpa rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di daerah nodul (Rendi & Margareth, 2015:199).
4. Deskripsi Patofisiologi Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
Yodium merupakan bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tiroid. Bahan yang mengandung yodium diserap usus, masuk kedalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tiroid. Dalam kelenjar, yodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimulasikan oleh Tiroid Stimulating Hormon (TSH) kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul triiodotironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukan pengaturan umpan balik negatif dari seksesi TSH dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedangkan T3 merupakan hormon metabolik yang tidak aktif. Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram. Gangguan pada jalur TRH-TSH hormon tiroid ini menyebabkan perubahan dalam struktur dan fungsi kelenjar tiroid gondok. Rangsangan TSH reseptor tiroid oleh TSH, TSH-Reseptor Antibodi atau TSH reseptor agonis, seperti chorionic gonadotropin, akan menyebabkan struma diffusa. Jika suatu kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel maligna metastase ke kelenjar tiroid, akan menyebabkan struma nodusa. Defesiensi dalam sintesis atau uptake hormon tiroid akan menyebabkan peningkatan produksi TSH. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan jumlah dan hiperplasi sel kelenjar tyroid untuk menormalisir level hormon tiroid. Jika proses ini terus menerus, akan terbentuk struma. Struma mungkin bisa diakibatkan oleh sejumlah reseptor agonis TSH. Yang termasuk stimulator reseptor TSH adalah reseptor antibodi TSH, kelenjar hipofise yang resisten terhadap hormon tiroid, adenoma di hipotalamus atau di kelenjar hipofise, dan tumor yang memproduksi human chorionic gonadotropin. 5. Klasifikasi Struma a. Secara morfologi ( konsistensi/bentuk ) 1) Bentuk kista : struma kistika a)
Tidak pernah toksik ( kista jinak )
b)
Tidak ada tanda – tanda keganasan pada tubuh
c)
Berbatas tegas, permukaan licin, konsistensi kistik
2) Bentuk noduler : struma nodusa a)
Ganas, mungkin toksik
b)
Bentuk jelas, konsistensi kenyal, keras, keras seperti batu ( ganas )
3) Bentuk difusa : Struma diffusa a)
Tidak pernah ganas tapi toksik Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
b)
2020-2021
Batas tidak jelas, konsistensi kenyal tapi sering lembek
4) Bentuk vaskuler : struma vaskulosa a)
Toksik dan sifatnya diffusa
b)
Mengandung banyak pembuluh darah
b. Secara klinis 1) Toksik a)
Struma diffusa toksik (tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. Penyebab terseringnya adalah penyakit Grave (gondok eksoftalmik), bentuk tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya.
b)
Struma nodusa toksik: kelenjar tiroid aktif menghasilkan hormon tiroid sehingga produksinya berlebihan dan akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (struma multinoduler toksik)
2) Non toksik a)
Struma diffusa non toksik (tanpa tanda dan gejala hipertiroidisme)
b)
Struma nodusa non-toksik: kelenjar tiroid tidak aktif menghasilkan hormon tiroid. Sering tidak menampakan gejala/keluhan karena pasien tidak mengalami hipotiroidisme ataupun hipertiroidisme.
6. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan Laboratorium (Tes Fungsi Hormon) Status fungsional kelenjar tiroid dapat dipastikan dengan perantara tes-tes fungsi tiroid untuk mendiagnosa penyakit tiroid diantaranya kadar total tiroksin dan triyodotiroin serum diukur dengan radioligand assay. Tiroksin bebas serum mengukur kadar tiroksin dalam sirkulasi yang secara metabolik aktif. Kadar TSH plasma dapat diukur dengan assay radioimunometrik. Kadar TSH plasma sensitif dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Kadar tinggi pada pasien hipotiroidisme sebaliknya kadar akan berada di bawah normal pada pasien peningkatan autoimun (hipertiroidisme). Uji ini dapat digunakan pada awal penilaian pasien yang diduga memiliki penyakit tiroid. Tes ambilan yodium radioaktif (RAI) digunakan untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap dan mengubah yodida. Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
7. Pemeriksaan Penunjang a. Rontgen Leher Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat struma telah menekan atau menyumbat trakea (jalan nafas). b. USG USG dapat memperlihatkan ukuran gondok dan kemungkinan adanya kista/nodul yang mungkin tidak terdeteksi waktu pemeriksaan leher. Kelainan-kelainan yang dapat didiagnosis dengan USG antara lain kista, adenoma, dan kemungkinan karsinoma. c. Sidikan (Scan) Tiroid Caranya dengan menyuntikan sejumlah substansi radioaktif bernama technetium-99m dan yodium125/yodium131 ke dalam pembuluh darah. Setengah jam kemudian berbaring di bawah suatu kamera canggih tertentu selama beberapa menit. Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk lokasi dan yang utama adalh fungsi bagian-bagian tiroid. d. Biopsi Aspirasi Jarum Halus Dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsi aspirasi jarum tidak nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan ini dapat memberikan hasil negatif palsu karena lokasi biopsi kurang tepat. Selain itu teknik biopsi kurang benar dan pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah intrepertasi oleh ahli sitologi.
8. Penatalaksanaan Medis/Operatif a. Pembedahan Pembedahan menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang sering dibandingkan dengan yodium radioaktif. Terapi ini tepat untuk para pasien hipotiroidisme yang tidak mau mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak dapat diterapi dengan obat-obat anti tiroid. Reaksireaksi yang merugikan yang dialami dan untuk pasien hamil dengan tirotoksikosis parah atau kekambuhan. Pada wanita hamil atau wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (suntik atau pil KB), kadar hormon tiroid total tampak meningkat. Hal ini disebabkan makin banyak tiroid yang terikat oleh protein maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar T4 sehingga dapat diketahui keadaan fungsi tiroid. Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid, sebelum pembedahan tidak perlu pengobatan dan sesudah pembedahan akan dirawat sekitar 3 hari. Kemudian diberikan obat tiroksin karena jaringan tiroid yang tersisa mungkin tidak cukup memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan struma dilakukan 3-4 minggu setelah tindakan pembedahan. Beberapa jenis pembedahan yang dilakukan adalah: 1) Isthmulobectomy , mengangkat isthmus. 2) Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram 3) Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat 4) Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian lobus kanan dansebagian kiri. 5) Near total tiroidectomi, isthmulobectomy dextra dan lobectomy subtotalsinistra dan sebaliknya. 6) Radical Neck Dissection
(RND),
mengangkat
limfoid pada leher sisi yang bersangkutan dengan menyertakan
seluruh nervus
jaringan
naccessories,
vena
jugularis eksterna dan interna, musculus sternocleidomastoideus dan musculus omohyoideus serta kelenjar ludah submandibularis. b. Yodium Radioaktif Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran terhadap jaringan tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimia, atau kelainan genetik35 Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang harus diminum di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah operasi, sebelum pemberian obat tiroksin. c. Tindakan Keperawatan pada pasien perioperatif menurut Hidayat & Uliyah (2014), adalah : 1) Pra Operasi Pada pertemuan pertama dengan pasien, perawat sudah mulai melakukan pengkajian dan di tuskan selama periode perioperatif. Pengkajian harus holistik, yaitu menyangkut kebutuhan fisiologis, psikologis, spiritual, dan sosial pasien dan keluarga atau orang penting bagi pasien. Riwayat kesehatan yang lengkap harus dikaji agar faktor yang menjadi resiko pembedahan dapat di ketahui dan di cegah atau dikurangi. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian pendidikan kesehatan yang perlu di jelaskan adalah berbagai informasi mengenai Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
tindakan pembedahan, diantaranya jenis pemeriksaan yang dilakukan sebelum bedah, alat-alat khusus yang diperlukan, pengiriman ke kamar bedah, ruang pemulihan, dan kemungkinan pengobatan setelah bedah. 2) Post Operasi Beberapa hal yang perlu dikaji setelah tindakan pembedahan, diantaranya adalah status kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi, dan perubahan tanda vital yang lain, keseimbangan elektrolit, kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya, serta alat yang digunakan dalam pembedahan. Penatalaksanaannya adalah meningkatkan proses penyembuhan luka, mempertahankan respirasi sempurna, mempertahankan sirkulasi, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan eleminasi, mempertahankan aktifitas.
9. Terapi Farmakologis a. Pemberian Tiroksin dan Obat Anti Tiroid Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini bahwa pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh karena itu untuk menekan TSH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (T4) ini juga diberikan untuk mengatasi hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Obat anti-tiroid (tionamid) yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol.
10. Konsep Pengkajian Kritis a. Pre Arrival Assesment (dimulai sebelum masuk ICU) Pre-Arrival atau dengan kata lain pengkajian sebelum pasien datang adalah sebuah proses dimana sebelum pasien masuk ke dalam ruang ICU. Tujuan dilakukan pengkajian ini adalah untuk saat pasien datang ke ruang ICU semua peralatan yang dibutuhkan nantinya oleh pasien yang sedang kritis sudah tersedia dan siap digunakan: 1) Identitas pasien 2) Menentukan diagnosa 3) Tanda-tanda vital (kondisi pasien) 4) Alat bantu invasif yang dipakai 5) Modus ventilasi mekanik yang sedang dipakai bila pasien menggunakan ventilator b. Admission Quick Check Assessment (pengkajian cepat pada saat pasien masuk ke ICU) Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
1) Airway a) Curigai pasien mengalami trauma cervical (multiple trauma, jejas klavikula, trauma kapitis, biomekanikal mendukung) indikasikan pemasangan neck collar. b) Look, listen, feel. (1) Cairan (gurgling) : miringkan pasien (logroll), fingersweep, suction. (2) Pangkal lidah jatuh kebelakang (snoring) : head tilt, chin lift, jaw thurst. Berikan OPA jika pasien tidak sadar, Berikan NPA jika pasien sadar dan reflek gag (+). (3) Crowing : ETT dan nedlle cricothyroidotomy 2) Breathing a) Hitung frekuensi nafas. b) Cek saturasi oksigen menggunakan oxymetri. c) Lakukan pemeriksaan IAPP (Inspeksi, Auskultasi, Perkusi, Palpasi). 3) Circulation a) Cek nadi, tekanan darah, akral, CRT, sianosis. b) Stop bleeding jika ada perdarahan. c) Lakukkan pembidaian/balut tekan. d) Tentukan derajat perdarahan dan lakukan resusitasi cairan / darah sesuai derajat. 4) Drug (obat-obatan yang saat ini dipakai termasuk apakah pasien ada alergi terhadap obat-obat tertentu) 5) Equipment (adakah alat yang terpasang pada pasien) c. Comprehensive Admission Assessment Comphrehnsive Assement atau pengkajian lengkap adalah meliputi pengkajian kesehatan lalu, riwayat psikososial dan spiritual serta pengkajian fisik dari setiap sistem tubuh (sistem kardiovaskuler, respirasi, neurologi, renal, gastriointenstinal, endokrin dan immunologi serta integument) d. Ongoing Assessment Ongoing Assessment atau pengkajian berkelanjutan adalah kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada saat kritis, selanjutnya sesuai kondisi pasien, yang perlu dikaji tandatanda vital, hemodinamik, alat-alat yang terpakai oleh pasien saat masuk ICU. Pada fase ini pengkajian memang harus lebih terfokus dan juga lebih sering dilakukan untuk mengetahui kondisi kestabilan pasien. Pemantauan lanjutan ini biasanya dilakukan 1-2 jam sekali pada pasien yang status Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
fisiologinya menurun dan 2-4 jam sekali pada pasien yang sudah mulai stabil kondisinya. Tetapi bahkan bisa setiap 15 menit sekali saat kondisi pasien kritis.
11. Patoflow Defisiensi yodium Kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon tiroid terganggu Produksi T4 menurun Kadar hormon tiroid dalam darah menurun Mekanisme umpan balik negatif terhadap kelenjar tiroid Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon Hipertropi folikel-folikel kelenjar tiroid Mempengaruhi organ sekitarnya Distensi pada trakea
Kompresi berlebihan pada esophagus
Obstruksi jalan napas
Gangguan proses menelan
Kesulitan bernapas
Intake tidak adekuat
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Defisit Nutrisi Pembedahan
Terputusnya kontinuitas jaringan Pelepas mediator kimia (bradikinin, histamin, prostaglandin) Reseptor nyeri
Kuman patogen dari luar Gangguan Integritas Jaringan
Reaksi jaringan terhadap infiltrasi kuman patogen Risiko Infeksi
Diteruskan ke thalamus, korteks serebri Nyeri dipersepsikan Nyeri akut Format Asuhan Keperawatan
12) Analisa Data Data Data Subjektif : Mayor : Minor : - Dipsnea - Sulit bicara - Orthopnea
Etiologi
Masalah
Defisiensi yodium
D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon tiroid terganggu Produksi T4 menurun
Data Objektif : Mayor : - Batuk tidak efektif - Tidak mampu batuk - Sputum berlebih - Mengi, wheezing, dan/atau ronkhi kering Minor : - Gelisah - Sianosis - Bunyi napas menurun - Frekuensi napas berubah - Pola napas berubah
Kadar hormon tiroid dalam darah menurun Mekanisme umpan balik negatif terhadap kelenjar tiroid Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon Hipertropi folikel-folikel kelenjar tiroid Mempengaruhi organ sekitarnya Distensi pada trakea Obstruksi jalan napas Kesulitan bernapas
Data Subjektif : Mayor : Minor : - Cepat kenyang setelah makan - Kram/nyeri abdomen - Nafsu makan menruun
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif Defisiensi yodium Kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon tiroid terganggu Produksi T4 menurun Kadar hormon tiroid dalam darah menurun
D.0019 Defisit Nutrisi
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
Data Objektif : Mayor : - Berat badan menruun minimal 10% di bawah rentang ideal Minor : - Bising usus hiperaktif - Otot pengunyah lemah - Otot menelan lemah - Sariawan - Serum albumin turun - Rambut rontok berlebihan - Diare
Data Subjektif : Mayor : Minor : Data Objektif : Mayor : - Kerusakan jaringan kulit dan atau lapisan kulit Minor : - Nyeri - Pendarahan - Kemerahan - Hematoma - Imunodefisiensi - Katerisasi jantung
2020-2021
Mekanisme umpan balik negatif terhadap kelenjar tiroid Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon Hipertropi folikel-folikel kelenjar tiroid Mempengaruhi organ sekitarnya Kompresi berlebihan pada esophagus Gangguan proses menelan Intake tidak adekuat Defisit Nutrisi Defisiensi yodium
D.0129 Gangguan Integritas Jaringan
Kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon tiroid terganggu Produksi T4 menurun Kadar hormon tiroid dalam darah menurun Mekanisme umpan balik negatif terhadap kelenjar tiroid Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon Hipertropi folikel-folikel kelenjar tiroid Mempengaruhi organ sekitarnya Pembedahan
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
Terputusnya kontinuitas jaringan
Faktor Risiko : 1. Penyakit kronis (mis, diabetes melitus) 2. Efek prosedur invasif 3. Malnutrisi 4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan 5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : a. Gangguan peristaltik b. Kerusakan integritas kulit c. Perubahan sekresi pH d. Penurunan kerja siliaris e. Ketuban pecah lama f. Ketuban pecah sebelum waktunya g. Merokok h. Statis cairan tubuh 6. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder : a. Penurunan hemoglobin b. Imununosupresi c. Leukopenia d. Supresi respon inflamasi e. Vaksinasi tidak adekuat
Gangguan Integritas Jaringan Defisiensi yodium
D.0142 Risiko Infeksi
Kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon tiroid terganggu Produksi T4 menurun Kadar hormon tiroid dalam darah menurun Mekanisme umpan balik negatif terhadap kelenjar tiroid Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon Hipertropi folikel-folikel kelenjar tiroid Mempengaruhi organ sekitarnya Pembedahan Terputusnya kontinuitas jaringan Kuman patogen dari luar Reaksi jaringan terhadap infiltrasi kuman patogen Risiko Infeksi
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
Data Subjektif : Mayor : - Pasien mengeluh nyeri Minor : Data Objektif : Mayor : - Tampak meringis - Bersikap protektif - Gelisah - Frekuensi nadi meningkat - Sulit tidur Minor : - Hipertensi - Pola napas dan nafsu makan berubah - Proses berfikir terganggu - Menarik diri - Berfokus pada diri sendiri - Diaphoresis
Defisiensi yodium
2020-2021
D.0077 Nyeri akut
Kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon tiroid terganggu Produksi T4 menurun Kadar hormon tiroid dalam darah menurun Mekanisme umpan balik negatif terhadap kelenjar tiroid Peningkatan aktivitas kelenjar tiroid untuk mensekresi hormon Hipertropi folikel-folikel kelenjar tiroid Mempengaruhi organ sekitarnya Pembedahan Terputusnya kontinuitas jaringan Pelepas mediator kimia (bradikinin, histamin, prostaglandin) Reseptor nyeri Diteruskan ke thalamus, korteks serebri Nyeri dipersepsikan Nyeri akut
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
13) Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul dan Prioritas Diagnosa a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d benda asing dalam jalan napas d.d dipsnea, sulit bicara, orthopnea, batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, mengi, wheezing, dan/atau ronkhi kering, gelisah, sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi napas berubah dan pola napas berubah. b. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan d.d cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menruun, berat badan menruun minimal 10% di bawah rentang ideal, bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, sariawan, serum albumin turun, rambut rontok berlebihan dan diare. c. Gangguan Integritas Jaringan b.d faktor mekanis d.d kerusakan jaringan kulit dan atau lapisan kulit, nyeri, pendarahan, kemerahan, hematoma, imunodefisiensi dan katerisasi jantung. d. Risiko Infeksi dibuktikan dengan faktor risiko efek prosedur invasif, kerusakan integritas kulit, dan penurunan hemoglobin. e. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, hipertensi, pola napas dan nafsu makan berubah, proses berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri dan diaphoresis.
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Perencanaan
Diagnosa No DX
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
(SDKI)
(SLKI)
D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak
Intervensi (SIKI)
SLKI label : L.01001
SIKI label : I.01011
Bersihan Jalan Napas
Manajemen Jalan Napas
Rasional
Efektif Setelah diberikan askep selama Observasi 3x24 jam diharapkan bersihan jalan napas meningkat dengan kriteria hasil : 1. Produksi
sputum
menurun 2. Mengi,
1. Monitor pola, bunyi napas dan sputum.
dan ada sputum menandakan
Terapeutik
adanya
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
pernafasan.
dengan head-tilt dan chin-lift (jawwheezing
1. Perubahan pola, bunyi napas,
gangguan
pada
2. Posisi semi-fowler atau fowler
thrust jika curiga trauma servikal).
dan pemberian suction serta
2. Posisikan semi-fowler atau fowler.
oksigen dapat mengurangi sesak
3. Dispnea menurun
3. Berikan minum hangat.
napas.
4. Ortopnea menurun
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu.
3. Membantu
5. Sulit bicara menurun
5. Lakukan penghisapan lender kurang
mandiri
menurun
6. Sianosis menurun 7. Gelisah menurun 8. Frekuensi dan pola napas
dari 15 detik. 6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal.
pasien dalam
secara
membuang
secret. 4. Pemberian obat tertentu dapat membuat
kapasitas
serapan
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
membaik
2020-2021
7. Berikan oksigen, jika perlu.
oksigen meningkat.
Edukasi 1. Ajarkan asupan cairam 2000 ml/hari, jika tidak ada kontaindikasi. 2. Ajarkan teknik batuk efektif. Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu. D.0019 Defisit Nutrisi
SLKI label : L.03030 Status SIKI label : I.03119 Manajemen Nutrisi Nutrisi Observasi Setelah diberikan askep selama
1. Identifikasi status nutrisi, alergi dan
3x24 jam diharapkan status
intoleransi
nutrisi
makanan yang disukai, kebutuhan
membaik
dengan
kriteria hasil : 1. Porsi
kalori makan
yang
dihabiskan meningkat 2. Kekuatan
otot
pengunyah dan menelan meningkat 3. Serum
dan
perlunya
makanan,
jenis
identifikasi
nutrien,
penggunaan
1. Untuk mengetahui kebutuhan yang seharusnya diperoleh oleh pasien.
dan
2. Anoreksia dan kelemahan dapat
selang
mengakibatkan penurunan BB
nasigastrik.
dan malnutrisi yang serius.
2. Monitor asupan makanan, BB, dan
3. Melakukan
hasil pemeriksaan laboratorium.
sebelum
oral
hygiene makan,
menghidangkan makanan secara albumin
menarik dan suhu yang sesuai
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
meningkat
2020-2021
dapat
Terapeutik
4. Perasaan cepat kenyang menurun
1. Lakukan
oral
hygiene
sebelum
makan, jika perlu.
meningkatkan
nafsu
makan dan memudahkan proses makan.
5. Nyeri abdomen menruu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet.
4. Berikan makanan tinggi serat
6. Sariawan menurun
3. Sajikan makanan secara menarik dan
untuk mencegah konstipasi.
7. Rambut rontok menurun
suhu yang sesuai.
5. Agar pasien dapat melatih otot
8. Diare menurun
4. Berikan makanan tinggi serat.
9. BB IMT membaik
5. Berikan makanan tinggi kalori dan
10. Frekuensi
dan
nafsu
makan membaik 11. Bising usus membaik
tinggi protein.
6. Posisi
duduk
memudahkan
6. Berikan suplemen makanan, jika perlu. 7. Hentikan
pengunyah dan menelan.
pasien
dapat dalam
menelan makanan. 7. Pengobatan secara farmakologis
pemberian
makanan
melalui nasogastrik, jika asupan oral dapat ditoleransi.
untuk mengurangi, mual, nyeri, atau keluhan lainnya. 8. Agar pasien dapat memperoleh diit yang sesuai kebutuhan.
Edukasi 1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu. 2. Ajarkan diet yang diprogramkan. Kolaborasi 1. Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan. 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
menentukan jumlah kaloru dan jenis nutrien yang dibutuhkan. D.0129 Gangguan Integritas
SLKI label : L.14125 Integritas SIKI label : I.14564 Perawatan Luka Kulit dan Jaringan
Jaringan
Observasi Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan selama 3x24 jam maka
integritas
jaringan
kulit
meningkat
1. Monitor
karakteristik
luka
dan
tanda-tanda infeksi.
kriteria hasil : 1. Elasitas meningkat 2. Perfusi jaringan meningkat 3. Kerusakan jaringan menurun
2. Mencukur
1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan.
jika perlu. 3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau nontoksik,
sesuai
kebutuhan.
luka
dapat dalam
pembersihan luka.
dengan teknik steril dapat mempercepat
proses
penyembuhan luka.
4. Bersihkan jaringan nekrotik.
5. Perdarahan menurun
5. Berikan salep yang sesuai kulit/lesi,
4. Merubah posisi setiap 2 jam
jika perlu.
atau sesuai kondisi pasien dapat melancarkan sirkulasi
7. Hematoma menurun
6. Pasang balutan sesuai jenis luka.
8. Pigmentasi abdormal
7. Pertahankan
menurun
perawatan
3. Melakukan perawatan luka
4. Nyeri menurun
6. Kemerahan menurun
dini
sebelum
mempermudah
2. Cukur rambut disekitar daerah luka,
pembersihan
secara
terjadinya infeksi.
dan Terapeutik
dengan
1. Mengetahui
teknik
steril
melakukan perawatan luka.
darah ke area luka saat
5. Memberikan
kalori
dan
protein yang sesuai dapat
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
9. Suhu kulit membaik 10. Sensasi membaik 11. Tekstur membaik
2020-2021
8. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase.
mempercepat
proses
penyembuhan luka.
9. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien.
6. Antibiotik
dapat
menghambat proses infeksi .
10. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/KgBB/hari dengan protein 1,25 – 1,5 g/KgBB/Hari. 11. Berikan
suplemen
vitamin
dan
mineral. Edukasi 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi. 2. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein. 3. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri. Kolaborasi 1. Kolaborasi prosedur debridement. 2. Kolaborasi
pemberian
antibiotik,
jika pelu.
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
D.0142 Risiko Infeksi
2020-2021
SLKI label : L.14128
SIKI LABEL: I.14539 Pencegahan
Kontrol Risiko
Infeksi
Setelah diberikan askep selama Observasi 3x24 jam diharapkan Kontrol 1. Monitor tanda dan gejala infeksi dan risiko
meningkat
dengan
kriteria hasil : 1. Kemampuan
sistemik.
infeksi. 2. Batasi jumlah pengunjung
Terapeutik mencari 1. Batasi jumlah pengunjung.
dapat
informasi tentang faktor 2. Berikan perawatan luka pada area risiko
edema.
2. Kemampuan mengidentifikasi risiko
kontaminasi silang.
edema
dapat
membanyu
kontak dengan pasien dan lingkungan
mencegah terjadinya infeksi
pasien.
yang lebih luas.
3. Kemampuan melakukan 4. Pertahankan teknik strategi kontrol risiko
mengurangi
3. Perawatan luka pada area
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah faktor
1. Mengetahui dini terjadinya
aseptik
pada
pasien berisiko tinggi. Edukasi 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi. 2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.
4. Meminimalkan kesempatan untuk komtaminasi. 5. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga 6. Mempertahankan keseimbangan nutrisi untuk
3. Ajarkan etika batuk.
mendukung perfusi jaringan
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
dan memberikan nutrisi yang
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
operasi. 5. Anjurkan
perlu meningkatkan
asupan
nutrisi dan cairan.
regenrasi
selualar dan penyembuhan jaringan. 7. Imuniasai dapat melindungi
Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu. D.0077 Nyeri Akut
untuk
dari
adanya
virus/bakteri
yang masuk pada tubuh.
SLKI label : L.08066
SIKI label : I.08238
Tingkat Nyeri
Manajemen Nyeri
Setelah diberikan askep selama Observasi 3x24
jam
diharapkan
nyeri 1. Identifikasi
teratasi dengan kriteria hasil : 1. Keluhan nyeri meringis, sikap protektoif, gelisah,
lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri, respon nyeri non verbal.
kesulitan tidur, menarik 2. Identifikasi factor yang memperberat diri, berfokus pada diri
dan memperingan nyeri, pengetahuan
sendiri, diaforesis dan
dan keyakinan tentang nyeri.
anoreksia menurun 2. Frekuensi
nadi,
3. Monitor efek samping penggunaan pola
napas,
TD,
proses
berfikir,
nafsu
makan
analgetik. Terapeutik 1. Berikan teknik non farmakologis
1. Untuk mengetahui keparahan nyeri. 2. Untuk mengetahui pemicu dan penetral terhadap nyeri. 3. Untuk mengetahui adanya alergi terhadap obat tertentu. 4. Mengontrol
lingkungan
dan
memfasilitasi istirahat dan tidur dapat mengurangi rasa nyeri. 5. Intervensi
sesuai
keparahan
nyeri.
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
dan pola tidur membaik
2020-2021
untuk mengurangi rasa nyeri. 2. Kontrol
6. Dengan
lingkungan
yang
memperberat rasa nyeri.
7. Membantu
4. Pertimbangkan jenis dan sumber dalam
pemilihan
strategi
meredakan nyeri.
pasien
dapat
pasien
dalam
memonitor dan menggunakan analgesic secara mandiri. 8. Pemberian
dosis
analgesic
sesuai dengan keparahan nyeri.
Edukasi 1. Jelaskan
nyeri
pengetahuan
meminimalkan rasa nyeri.
3. Fasilitasi istirahat dan tidur.
nyeri
tentang
adanya
penyebab,
periode,
dan
pemicu nyeri serta strategi pemicu nyeri. 2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri dan menggunakan analgetik secara tepat. Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Format Asuhan Keperawatan
Laporan Pendahuluan Profesi KGD
2020-2021
DAFTAR PUSTAKA Assagaf S.M., Lumintang N., Lampus H. (2012). Gambaran eutiroid pada pasien struma.
Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika. Mawardi, D. M. (2016). Seorang Penderita dengan Retrosternal Goiter. 2(1).
Nuratif & Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktik Berdasarkan Penerapan Diagnosa NANDA, NIC, NOC Dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta : Mediaaction.
Pusat, Hipercci. (2018). Modul Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar. IN MEDIA.
Rendy, M., & Margareth. (2015). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Setiawan, I. G., & Damayanti, N. L. (2012). Endemik Goiter. Jurnal Goiter,18.
Smeltzer. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Tampatty, G. (2018). Radiologi Fk Unsrat Rsup Prof . Dr . R . D . Kandou Manado Periode. Gabriela Tampatty Vonny Tubagus Alfa Rondo. 1–6
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan 3 (Revisi). Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intevensi Keperawatan Indonesia Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI
Format Asuhan Keperawatan