LP Abdominal Pain [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ABDOMINAL PAIN



DISUSUN OLEH : HARDIANTI MULIANI PUTRI 7119171728



PROGRAM PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA MAKASSAR T.A 2021/2022



LAPORAN PEDAHULUAN ABDOMINAL PAIN



A. PENGERTIAN Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenanngkan yang terasa disetiap regio abdomen (Pierce A. Grace &Neil R.Borley, 2006). Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis. Nyeri Abdomen Akut Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan onset mendadak, dan/durasi pendek. Nyeri alih (referred pain) adalah persepsi nyeri pada suatu daerah yang letaknya jauh dari tempat asal nyeri. Keluhan yang menonjol dari pasien dengan abdomen akut adalah nyeri perut. Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan di abdomen atau di luar abdomen seperti organ-organ di rongga toraks. Nyeri abdomen dibedakan menjadi dua yaitu nyeri visceral dan nyeri somatik. 1. Nyeri Viseral Nyeri viceral terjadi karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ intraperitoneal yang dipersarafi oleh susunan saraf otonom. Peritoneum viseral tidak sensitif terhadap rabaan, pemotongan atau radang. Kita dapat melakukan sayatan atau jahitan pada usus tanpa dirasakan oleh pasien, akan tetapi bila dilakukan tarikan, regangan atau kontraksi yang berlebihan dari otot (spasme) akan member rasa nyeri yang tumpul disertai rasa sakit. Pasien biasanya tidak dapat menunjukkan secara tepat lokalisasi nyeri, digambarkan pada daerah yang luas dengan memakai seluruh telapak tangan. Karena nyeri ini tidak pengaruhi oleh gerakan, pasien biasanya bergerak aktif tanpa menyebabkan bertambahnya rasa nyeri.



2. Nyeri somatik : Terjadi karena rangsangan pada peritoneum parietale yang dipersarafi oleh saraf tepi diteruskan ke susunan saraf pusat. Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk atau disayat dengan pisau yang dapat ditunjukkan secara tepat oleh pasien dengan menunjukkannya memakai jari. Rangsanagn dapat berupa rabaan, tekanan, perubahan suhu, kimiawi atau proses peradangan. Pergeseran antara organ viseral yang meradang dengan peritoneum parietal akan menimbulkan rangsangan yang menyebabkan rasa nyeri. Baik akibat peradangannya sendiri maupun gesekan antara kedua peritoneum dapat menyebabkan rasa nyeri atau perubahan intensitas rasa nyeri. Keadaan inilah yang menjelaskan nyeri kontralateral pasien dengan apendisitis akut. Setiap gerakan dari pasien juga akan menambah rasa nyeri, baik itu berupa gerakan tubuh maupun gerakan pernafasan yang dalam atau batuk. Hal inilah yng menerangkan mengapa pasien dengan abdomen akut biasanya berusaha untuk tidak bergerak, bernafas dangkal dan menahan batuk. Lokalisasi nyeri, sifat nyeri serta hubungannya dengan gejala lain memungkinkan kita dapat lebih mendekati diagnosis kemungkinan. Nyeri Abdomen Kronis Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut, baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang timbul. Nyeri kronis dapat behubungan dengan ekserbasi akut.



B. ETIOLOGI Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan atau diberbagai bagian abdomen, yang bisa berupa : a. Ulkus yang mengalami perforasi b. Irritable bowel syndrome c. Apendisitis d. Pankreasitis



e. Batu empedu Beberapa kelainan tersebut bersifat relative ringan, yang lain mungkin bisa berakibat fatal. C. PATOFISIOLOGI Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu bersumber pada visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada abdomen somatik berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum dan melibatkan visera mesentrium yang beisi banyak ujung saraf somatik, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya rangsangan nervus frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jaras sasaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas di submukosa, lapisan muskularis, dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini akan bersamaan dengan saraf simpatis menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan memasuki akar dorsa ganglia. Impuls aferen akan melewati medula spinalis pada traktus spinotalamikus lateralis menuju talamus, kemudian ke korteks serebri. Impuls aferen dari visera biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ), mencapai medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum



Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus gnetalia perempuan, impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalr ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyei yang disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya.



Pathway



Etilogi



Penyumbatan



Massa keras dari feses



Etilogi



Tumor atau benda asing



Tekanan intraluminal



Edema



Diapedesis bakteri Ulserasi mukosa Appendiks tis akut fokal



Nyeri abdomen kanan bawah



Nyeri Akut



Penghambatan aliran limfe



Appendiks berisi pus Sekresi mukus meningkat Peningkatan tekanan



Infark dinding appendiks



Ganggrenosa



Massa lokal



Nyeri hebat appendiksitis Spasme abdomen



Distensi abdomen Menekan gaster



Peningkatan produksi HCL



appendiktomy



Insisi bedah



Nyeri post op Pembatasan intake cairan Resiko kekurangan voleme cairan



Kelemahan fisik



Intoleransi aktivitas



Peningkatan produksi HCL



Mual muntah



Nafsu makan berkurang



Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan



D. MANIFESTASI KLINIS 1. Nyeri abdomen 2. Mual, muntah 3. Tidak nafsu makan 4. Lidah dan mukosa bibir kering 5. Turgor kulit tidak elastis 6. Urine sedikit dan pekat 7. Lemah dan kelelahan E. KOMPLIKASI a. Perporasi gastrointestinal b. Obstruksi gastrointestinal F. PEMERIKSAAN PENUNJANG a.



Pemeriksaan fisik



b.



Pemeriksaan DL



c.



Amilase: Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan diagnostik pankreatitis.



d.



β-HCG(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-HCG dalam serum lebih akurat daripada dalam urine)



e.



Gas darah arteri : Asidosis metabolik (iskemia usus, peritonitis, pankreatitis)



f.



Urin porsi tengah (MSU) : infeksi saluran kemih



g.



EKG:Infark miokard



h.



Rotgen thorak : Viskus perforasi(udara bebas),Pneumonia



i.



Rotgen Abdomen :Usus iskemik (dilatasi usus yang edema dan menebal), Pankreatitis (pelebaran jejunum bagian atas sentimel), Kolangitis (udara dalam cababg bilier), Kolitis akut (Kolon mengalami dilatasi, edema dan gambaran menghilang), obstruksi akut (Usus mengalami dilatasi, tanda ’string of pearl’) Batu Ginjal (Radioopak dalam saluran ginjal)



j.



Ultrasonografi



k.



CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang didiagnosis bandingnya luas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk dilakukan laparotomi dan diagnosis belum pasti, pankreatitis, trauma hati/limpa/mesenterium, divertikulitis, aneurisma



l.



IVU (urografi intravena) : batu ginjal, obtruksi saluran ginjal



G. PENATALAKSANAAN MEDIS a. Pemberian analgetik b. Pembedahan H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN a.



Kaji nyeri dengan tehnik PQRST



b.



Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi



c.



Berikan posisi yang nyaman pada klien



d.



Berikan HE tentang nyeri



Daftar Pustaka Arief Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W.I., dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Am J Emerg Med 20:165-169, 2002. CordellWH, KeeneKK, GilesBK, etal: TheHighPrevalenceofPain in Emergency Medicalcare. Fauci, Antoni, dkk. 2008. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Edisi 17. New York. Mcgrawhill companies. Graff LG, Robinson D: Abdominal Pain and Emergency Department Evaluation. Emerg MedClin North Am 19:123-136, 2001. Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2007. At a Glance Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EMS R,Sjamsuhidajat, Wim de jong.2010.Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC. Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed www.scribd.com/doc/237668081/79204432-LP-Abdominal-Pain-doc www.scribd.com/doc/185999364/Abdominal-Pain