22 0 304 KB
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ABDOMINAL PAIN DI RUANG BOUGENVILLE 3 RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Medikal Bedah
DISUSUN OLEH : MAHRITA DIAH OKTAVIANI
62019040036
JURUSAN PROFESI NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN ABDOMINAL PAIN
A. PENGERTIAN Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan yang terasa di abdomen. Nyeri di perut adalah gejala paling penting dari proses patologis perut akut. Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan nyeri abdomen kronis.
Nyeri Abdomen Akut
Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan onset mendadak, dan/durasi pendek. Nyeri alih (referred pain) adalah persepsi nyeri pada suatu daerah yang letaknya jauh dari tempat asal nyeri. Keluhan yang menonjol dari pasien dengan abdomen akut adalah nyeri perut. Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan di abdomen atau di luar abdomen seperti organ-organ di rongga toraks.
Nyeri Abdomen Kronis
Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri berlanjut,baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang/hilang timbul. Nyeri kronis dapat berhubungan dengan ekserbasi akut. (Nurarif,2015) B. ETIOLOGI Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan atau di berbagai bagian abdomen, yang bisa berupa : a.Ulkus yang mengalami perforasi b.Irritable bowel syndrome (gangguan jangka panjang pada sistem pencernaan yang umum terjadi.) c.Apendisitis d.Pankreasitis e.Batu empedu (Nurarif,2015)
C. MANIFESTASI KLINIS Nyeri abdomen, mual, muntah tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir kering ,turgor kulit tidak elastis, urine sedikit dan pekat, lemah dan kelelahan. (Tanto,2014) D. PATHOFISIOLOGI Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya selalu bersumber pada: visera abdomen (organ yang ada di abdomen), organ lain di luar abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada abdomen berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh peritoneum
ke ujung saraf, yang lebih dapat
meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom. Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya rangsangan nervus frenikus ( syaraf diafragma), misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jarak syaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ), mencapai medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus genetalia perempuan, impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang
menjalar ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyei yang disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya. Jadi permasalahan keperawatannya adalah nyeri dan ketika nyeri muncul akan mengakibatkan pola tidur pasien terganggu (Nurarif,2015)
D. PATHWAY
Gangguan organ yang ada di abdomen
Gangguan organ yang ada di luar abdomen
Radang Apendiks
Lesi pada SSP
Nyeri Akut Domain 12, Kelas 1 00132
Gangguan metabolic dan psikosomatik
Distensi Abdomen
Perforasi, Abses, Peritonitis Gangguan Pola Tidur Domain 4, Kelas 1 000198 Apendikstomy
Menekan Gaster
Pembatasan Intake cairan HCL meningkat
Insisi Bedah
Resiko Infeksi Mual muntah
Terputusnya Kontunitas Jaringan Resiko Kekurangan Volume Cairan (Nurarif , 2015)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan fisik b. Pemeriksaan DL c. Amilase Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan diagnostik pankreatitis. d. β-hcg(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-hcg dalam serum lebih akurat daripada dalam urine) e. Gas darah arteri : Asidosis metabolic (iskemia usus, peritonitis, pankreatitis) f. Urin g. EKG:Infark miokard h. Rotgen thorak:viskus perforasi(udara bebas),pneumonia i. Rotgen Abdomen :Usus iskemik (dilatasi,usus yang edema dan menebal),pankreatitis(pelebaran sentimel),kolangitis(udara
dalam
jejunum cababg
bagian
bilier),kolitis
atas akut(kolon
mengalami dilatasi,edema dan gambaran menghilang),obstruksi akut(usus mengalami dilatasi,tanda string of pearl ) Batu Ginjal (Radioopak dalam saluran ginjal ) j. Ultrasonografi k. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang didiagnosis bandingnya luas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk dilakukan laparotomi dan diagnosis belum pasti,,pankreatitis,trauma hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurisma l. IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal (Nurarif,2015) (Tanto,2014)
G. PENATALAKSANAAN MEDIS Pemberian Analgetik dan pembedahan (Nurarif,2015)
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian (Pola Fungsi Kesehatan) Menurut Pengkajian Virginie Henderson, masalah yang ditemui pada pasien dengan masalah Abdominal pain hanya yang muncul beberapa dari 14 pengkajian tersebut a. Pola Oksigenasi Biasanya ditemukan kondisi pada pasien seperti pernafasan dangkal karena nyeri pada abdomen, RR meningkat b. Pola Persepsi Kesehatan (Pemahaman klien tentang kesehatan dan bagaimana kesehatan mereka diatur) c. Pola Nutrisi Metabolik (Konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik) d. Pola Eliminasi (Menggambarkan pola fungsi eliminasi dalam kehidupan sehari – hari apakah ada gangguan atau tidak) e. Pola Aktivitas dan Latihan (Menggambarkan pola aktivitas dalam kehidupan sehari - hari) f. Pola Istirahat dan Tidur (Menggambarkan pola tidur dan istirahat pasien) Biasanya ditemukan permasalahan yaitu gangguan pola tidur yang diakibatkan nyeri g. Pola Nyeri / Kenyamanan Nyeri/ kenyamanan Karakteristik nyeri tergantung pada jenis nyeri, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal. h. Pola Konsep Diri (Menggambarkan cara menggambarkan diri sendir, bagaimana cara seseorang memandang dirinya) i. Pola Peran – Hubungan (Keterikatan peran dan hubungan) j. Pola Reproduksi (Kepuasan atau tidaknya seks) k. Pola Koping (Menggambarkan pola koping pada umumnya)
l. Pola Nilai Kepercayaan (Keyakinan spiritual pasien) m. Pola Gerak dan Ketahanan Tubuh n. Suhu Tubuh (Nurarif,2015) (Tanto,2014)
2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri Akut Domain 12 Kenyamanan Kelas 1 Kenyamanan Fisik (Kode 00132) b. Gangguan Pola Tidur Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur/Istirahat (Kode 000198) (Nanda,2015) 3. Intervensi Keperawatan NO
1
DIAGNOSA
TUJUAN DAN
KEPERAWATAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
Nyeri Akut
Setelah diberikan asuhan
Domain 12
keperawatan selama 3 x
Kenyamanan
24 jam masalah nyeri
nyeri
Kelas 1
akut dapat teratasi
komprehensif
Kenyamanan Fisik
dengan kriterial hasil:
termasuk
(Kode 00132)
Pain management 1. Lakukan pengkajian secara
lokasi
Mampu
karakteristik,durasi,
mengontrol nyeri
frekuensi
dipertahankan
2. Kontrol lingkungan
pada tidak pernah
yang
menunjukkan
mempengaruhi nyeri
(skala 1) ditingkatkan menjadi kadang – kadang menunjukkan (skala 3)
3. Anjurkan untuk istirahat 4. Monitor TTV
dapat
pasien
Mampu menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgetik dipertahankan pada tidak pernah menunjukkan (skala 1) ditingkatkan menjadi kadang – kadang menunjukkan (skala 3)
2
Gangguan Pola
Setelah diberikan asuhan
Tidur
keperawatan selama 3 x
Domain 4
24
Aktivitas Istirahat
masalah
Kelas 1
teratasi dengan kriteria
intensitas tidur
Tidur/Istirahat
hasil
pasien
(Kode 000198)
Jam
jam
Peningkatan Tidur 1.
diharapkan pola
tidur
tidur
sangat
Kaji jumlah jam tidur pasien
2.
3.
Mengobservasi
Ciptakan lingkungan yang nyaman
terganggu dipertahankan
pada
4.
Jelasakan
sangat terganggu (skala
pentingnya tidur
1)
yang adekuat untuk
ditingkatkan
sedikit
ke 5.
(skala 4) Gangguan dipertahankan sangat
kesehatan
terganggu
Kolaborasikan
nyeri
dengan dokter
pada
tentang perlunya
terganggu
(Skala 1) ditingkatkan
meninjau kembali program pengobatan
ke ringan (skala 4)
jika berpengaruh pada pola tidur.
DAFTAR PUSTAKA Bulechek, G. (2013). Nursing Interventions Classification. Indonesia: Elsevier. Heardman, H. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: RGC. Moorhead, S. (2013). Nursing Outcomes Classifications. Indonesia: Elsevier. Nururarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC_NOC Jilid 3. Yogyakarta: MediAction. Tanto, C., Liwang, Sonia, & Adip, E. (2014). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke 4. Jakarta: Media Aesculapius.