LP All [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN AKUT LIMFOBLASTIK LEUKIMIA (ALL)



Disusun Oleh Nama



: Eva Septerina Dwi Hapsari



Nim



: SN171067



PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017/2018



BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Leukemia adalah keganasan organ pembuat darah, sehingga sumsum tulang didominasi oleh limfoblas yang abnormal. Leukemia limfoblastik akut adalah keganasan yang sering ditemukan pada masa anak-anak (25-30% dari seluruh keganasan pada anak), anak laki lebih sering ditemukan dari pada anak perempuan, dan terbanyak pada anak usia 3-4 tahun. Faktor risiko terjadi leukimia adalah faktor kelainan kromosom, bahan kimia, radiasi faktor hormonal,infeksi virus (Ribera, 2009). Leukemia limfositik akut (ALL) merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patogenis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organomegali ( pembedaran organ dalam ) dan kegagalan organ( Nurarif & Kusuma, 2015) B. Etiologi Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu : 1. Genetik a. Keturunan 1) Adanya penyimpanan kromosom insidensi leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada sindroma down, sindroma bloom, fanconi’s Anemia, sindrom wiskott- Aldrich, sindroma Ellis van creveld, sindroma kleinfelter, D-Trisomy sindrome, sindroma von



Reckinghausen,



dan



neurofibromatosis.



Kelainan-kelainan



kongenital ini dikaitkan erat dengan adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosan 21 atau C-group Trisomy atau pola kromosan yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy. 2) Saudara kandung Dilaporkan adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana kasus-kasus leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran. Hal ini berlaku juga pada keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi. b. Faktor Lingkungan Beberapa faktor lingkungan diketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom dapatan, misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden yang meningkat pada leukemia akut, khusuya ALL.



2. Virus Dalam banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan leukimia pada hewan termasuk primata. Penelitian pada manusia menemukan adanya RNA dengan dependent DNA polimerase pada sel-sel leukiam tapi tidk ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari virus tipe C yang merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia pada hewan. Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan leukemia pada manusia adalah Human T-cell Leukemia. Jenis leukemia yang ditimbulkan adalah Acut T- Cell Leukemia. 3. Bahan Kimia dan Obat-obatan a. Bahan kimia Paparan kromis dari bahan kimia (misal : binizen ) dihubungkan dengan peningkatan insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering terpapr benzen. Selain benzen bebrapa bahan lain dihubungkan dengan resiko tinggi dari AML, antara lain : produk-produk minyak, cat, ethylene oxide, herbisida, pestisida dan ladang eletromagnetik b. Obat-obatan Obat-obatan anti neoplastik (misal: alkilator dan inhibitor topoisomere II) dapat mengakibatkan penyimpanan kromosom yang menyebabkan AML. Kloramfenikol, fenibutazon dan methxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML. 4. Radiasi Hubungan yang erat antara radiasi dan leukemia (ANLL) PADA pasienpasien anxylosing spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti peningkatan insidensi leukemia pada penduduk jepang yang selamat dari ledakan bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat terpai radiasi misal: pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos raidiasi dan pada radiologis. 5. Leukemia sekunder Leukemia yang terjadi setelah perawatan atas penyakitnya malignansi lain disebut secondary acute leukemia (SAL) atau treatment related leukemia. Termasuk diantaranya penyakit hodgin, limphoma, myeloma, dan kanker payudara. Hal ini disebabkan karena obat-obatan yang digunakan termasuk golongan imunosupresif selain menyenbabkan dapat menyebabkan kerusakan DNA. (Simon, 2013)



C. Tanda dan Gejala leukemia limfositik akut menyerupai leukemia granulositik akut dengan tanda dan gejala dikaitkan dengan penekanan unsur sumsum tulang normal (kegagalan sumsum tulang) atau keterlibatan ekstramedular oleh sel leukemia. Akumulasi sel-sel limfoblas ganas di sumsum tulang menyebabkan berkurangnya sel-sel normal di darah perifer dengan masfestasi utama berupa infeksi, perdarahab dan anemia. Gejala lain yang dapat ditemukan yaitu : 1. Anemia : mudah lelah , latergi, pusing, sesak, nyeri dada 2. 2. Anoreksia , kehilangan berat badan, malaise 3. Nyeri tulang dan nyeri sendi ( karena infiltrasi sumsum tulang oleh sel leukemia) 4. Demam, banyak berkeringat pada malam hari (hipermetabolisme) 5. Infeksi mulut saluran pernapasan, salulitis atau sepsis penyebab tersering adalah gramnegatif usus 6. Stafilokokus, streptokokus, serta jamur 7. Perdarahan kulit, gusi, otak , saluran cerna, hematuria 8. Hepatomegali, splenomegali, limpadenopati 9. Masa di mediastinum (T-ALL) 10. Leukemia SSP (Leukemia cerbral) nyeri kepala tekanan intrakranial naik muntah, kelumouhan saraf otak (IV dan VII) kelainan neurologik fokal dan perubahan status mental. (Athul Mehta &Victor ,2010)



D. Patofisiologi Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke dalam lymphpoid dan sel batang darah (meyloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang, panggul , tulang dada dan pada proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang ALL meningkat dari sel batang lymphoid tunggal dengan kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai tingkat pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari sangat mentah hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk untuk menentukan/ meramalkan kelajutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis, kadang-kadangleukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali



rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang bisanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten kemudian sel stem limfoid, pre-B early B, sel B intermedia, sel B matang, sel plasmasitois dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel sistem pluripotein, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosi matur, dan menjadi sel limfoit T helper dan limfoit T supressor. Peningkatan prosuksi leukosit juga melibakan tempat-tempat ektramedular sehingga anak-anak menderita pembesaran limfe dan hepatosplenomgali. Sakit tulang sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah, seizures dan gangguan penglihatan. Sel kanker menghasilkan leukosit yang immatur/ abnormal dalam jumlah yang berlebihan leukosit imatur ini menyusun ke berbagai organ termasuk susmsum tulang san menggantikan unsur-unsur sel yang normal. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal. Hal ini menyebabkan haemopoesis normal terhambat akibatnya terjadi penurunan jumlah lekosit sel darah merah dan trombosit. Infiltrasi sel kanker ke berbagai organ menyebabkan pembesaran hati limfe limfodenopati sakit kepala muntah nyeri tulang serta persendian. Penurunan jumlah eritrosit menimbulkan anemia penurunan jumlah trombosit mempermudah terjadinya perdarahan (echimisis perdarahan gusi epistaksis dll) adanya sel kanker juga mempengaruhi sistem reikuloendotelial yang dapat menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh sehingga mudah emngalami infeksi. Adanya sel kanker juga mengganggu metabolisme sehingga sel kekurangan makanan (Smetzer,2014)



E. Pathway Faktor Eksternal (HTLV-1, karinogenik, agen, obatobatan, radiasi



Faktor internal ( genetik, imunologi)



Leukemia



Gangguan pembentukan leukosit c



Leuko memfagosit eritrosit & trombosit



Leukopeni



Leukositos is



Nyeri seluruh tubuh



Penekanan BM gangguan pembentukan komponen darah



Potensial terjadi perdarahan yang tidak terkontrol



Daya tahan tubuh turun



Mual , muntah, diare, perdarahann



Potensial infeksi



Resiko tinggi defisit cairan tubuh



Anemia



Lemah, nafsu makan turun, pusing



Gangguan gerak aktivitas



F. Penatalaksanaan Bentuk pengobatan utama adalah kemoterapi 1. kombinasi vinkristin, prednison, daunorubisin, dan asparaginase digunakan untuk terapi awal 2. kombinasi merkaptopurin, metoktreksat, vinkristin dan prednosinuntuk numatan 3. iradiasi region serebrospinal dan suntikan intratekal dengan obat-obat kemoterapiotik membantu mencegah kekambuhan sistem saraf pusat. (Nurarif & Kusuma,2015)



G. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah tepi adanya : pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik untuk leukemia



2. Sumsum tulang : dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (apabila sekunder) 3. Pemeriksaan lain a. Biopsi limpa b. Kimia darah c. Cairan cerebrospinal d. Sitogenik



H. Komplikasi 1. perdarahan dan infeksi merupakan penyebab utama kematian 2. pembentukan batu ginjal, anemia dan masalah gastrointestinal 3. perdarahan berhubungan dengan tingkat trombostopenia: terjadi dengan petekie, ekimosis dan hemoragi mayor jika jumlah trombosit di bawah 20000mm3.demam atau infeksi meningkatnya perdarahan. ( Hidayatul,2006)



I. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994) Pengkajian pada leukemia meliputi: a.Riwayat penyakit b.Kaji adanya tanda-tanda anemia: 1).Pucat 2).Kelemahan 3).Sesak 4).Nafas cepat c.Kaji adanya tanda-tanda leukopenia: 1).Demam 2).Infeksi d.Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia: 1).Ptechiae 2).Purpura 3).Perdarahan membran mukosa



e.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola: 1).Limfadenopati 2).Hepatomegali 3).Splenomegali f.Kaji adanya pembesaran testis g.Kaji adanya: 1).Hematuria 2).Hipertensi 3).Gagal ginjal 4).Inflamasi disekitar rektal 5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2001: 178)



2. Diagnosa Keperawatan a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh b. Intoleransi aktiitas berhubungan dengan kelemahan c. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit d. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah e. Perubahan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia , malaise , mual dan muntah, efek samping kemoterapi g. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis h. Kerusakan integritas kulit berhubunga dengan pemberian agen kemoterapi



3. Intervensi NO 1



-



-



DIAGNOSA KEPERAWATAN



TUJUAN (NOC)



Resiko infeksi NOC : Definisi :  Immune Status Peningkatan resiko  Knowledge : masuknya Infection control  organisme patogen  Risk control Faktor-faktor resiko Kriteria Hasil : :  Klien bebas dari  Prosedur Infasif tanda dan gejala Ketidakcukupan infeksi  pengetahuan untuk  Mendeskripsikan menghindari proses penularan  paparan patogen penyakit, factor Trauma yang mempengaruhi Kerusakan jaringan penularan serta dan peningkatan penatalaksanaannya, paparan lingkungan



INTERVENSI (NIC) NIC : Infection Control (Kontrol infeksi) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain Pertahankan teknik isolasi Batasi pengunjung bila perlu Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien



-



-



-



-



-



Ruptur membran  Menunjukkan  amnion kemampuan untuk Agen farmasi mencegah (imunosupresan) timbulnya infeksi  Malnutrisi  Jumlah leukosit Peningkatan dalam batas normal paparan lingkungan Menunjukkan  patogen perilaku hidup sehat Imonusupresi Ketidakadekuatan  imum buatan Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb,  Leukopenia, penekanan respon inflamasi) Tidak adekuat  pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan  kerja silia, cairan tubuh statis,  perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik) Penyakit kronikhiperplasia  dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma.  Obstruksi jalan nafas : spasme jalan  nafas, sekresi tertahan, banyaknya  mukus, adanya jalan  nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus,  adanya benda asing di jalan nafas.   



 



Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing Tingktkan intake nutrisi Berikan terapi antibiotik bila perlu Infection Protection (proteksi terhadap infeksi) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Monitor hitung granulosit, WBC Monitor kerentanan terhadap infeksi Batasi pengunjung Saring pengunjung terhadap penyakit menular Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko Pertahankan teknik isolasi k/p Berikan perawatan kuliat pada area epidema Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase Ispeksi kondisi luka / insisi bedah Dorong masukkan nutrisi yang cukup



      



2



a.



b.



c.



d.



  



Dorong masukan cairan Dorong istirahat Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi Ajarkan cara menghindari infeksi Laporkan kecurigaan infeksi Laporkan kultur positif



Intoleransi aktivitas NOC : NIC : b/d fatigue  Energy conservation Energy Management Definisi :  Self Care : ADLs  Observasi adanya Ketidakcukupan pembatasan klien energu secara dalam melakukan Kriteria Hasil : fisiologis maupun  Berpartisipasi dalam aktivitas psikologis untuk aktivitas fisik tanpa Dorong anak untuk meneruskan atau disertai peningkatan mengungkapkan menyelesaikan tekanan darah, nadi perasaan terhadap aktifitas yang dan RR. keterbatasan diminta atau  Mampu melakukan  Kaji adanya factor yang aktifitas sehari hari. aktivitas sehari hari menyebabkan (ADLs) secara kelelahan Batasan mandiri  Monitor nutrisi dan karakteristik : sumber energi melaporkan secara tangadekuat verbal adanya  Monitor pasien akan kelelahan atau adanya kelelahan fisik kelemahan. dan emosi secara Respon abnormal berlebihan dari tekanan darah  Monitor respon atau nadi terhadap kardivaskuler terhadap aktifitas aktivitas Perubahan EKG  Monitor pola tidur dan yang menunjukkan lamanya tidur/istirahat aritmia atau iskemia pasien Adanya dyspneu  atau Activity Therapy ketidaknyamanan  Kolaborasikan dengan saat beraktivitas. Tenaga Rehabilitasi Medik Faktor factor yang dalammerencanakan berhubungan : progran terapi yang tepat. Tirah Baring atau  Bantu klien untuk imobilisasi mengidentifikasi Kelemahan aktivitas yang mampu menyeluruh dilakukan Ketidakseimbangan  Bantu untuk memilih antara suplei aktivitas konsisten







3



oksigen dengan kebutuhan Gaya hidup yang dipertahankan.



Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit



yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan  Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek  Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan  Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual Tujuan : klien tidak  Gunakan semua menunjukkan bukti- tindakan untuk bukti perdarahan mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis  Cegah ulserasi oral dan rectal  Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi  Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut  Laporkan setiap tandatanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)



4



-



-



-



 Hindari obat-obat yang mengandung aspirin  Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung Defisit Volume NOC: NIC : Cairan  Fluid balance Fluid management Definisi : Penurunan  Hydration  Timbang cairan intravaskuler, Nutritional Status : popok/pembalut jika interstisial, dan/atau Food and Fluid diperlukan intrasellular. Ini Intake  Pertahankan catatan mengarah ke Kriteria Hasil : intake dan output yang dehidrasi,  Mempertahankan akurat kehilangan cairan urine output sesuai  Monitor status hidrasi dengan pengeluaran dengan usia dan BB, ( kelembaban membran sodium BJ urine normal, HT mukosa, nadi adekuat, normal tekanan darah Batasan  Tekanan darah, nadi, ortostatik ), jika Karakteristik : suhu tubuh dalam diperlukan Kelemahan batas normal  Monitor vital sign Haus  Tidak ada tanda  Monitor masukan Penurunan turgor tanda dehidrasi, makanan / cairan dan kulit/lidah Elastisitas turgor hitung intake kalori Membran kulit baik, membran harian mukosa/kulit kering mukosa lembab,  Kolaborasikan Peningkatan denyut tidak ada rasa haus pemberian cairan IV nadi, penurunan yang berlebihan  Monitor status nutrisi tekanan darah,  Berikan cairan IV pada penurunan suhu ruangan volume/tekanan  Dorong masukan oral nadi  Berikan penggantian Pengisian vena nesogatrik sesuai menurun output Perubahan status  Dorong keluarga mental untuk membantu Konsentrasi urine pasien makan meningkat  Tawarkan snack ( jus Temperatur tubuh buah, buah segar ) meningkat  Kolaborasi dokter jika Hematokrit tanda cairan berlebih meninggi muncul meburuk Kehilangan berat  Atur kemungkinan badan seketika tranfusi (kecuali pada third  Persiapan untuk spacing) tranfusi Faktor-faktor yang berhubungan: Kehilangan volume cairan secara aktif Kegagalan mekanisme pengaturan



5



Perubahan membran Tujuan : pasien tidak Inspeksi mulut setiap mukosa mulut : mengalami hari untuk adanya stomatitis yang mukositis oral ulkus oral berhubungan  Gunakan sikat gigi dengan efek berbulu lembut, samping agen aplikator berujung kemoterapi kapas, atau jari yang dibalut kasa  Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat  Gunakan pelembab bibir  Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil  Berikan diet cair, lembut dan lunak  Inspeksi mulut setiap hari  Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan  Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesi  Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan  Berikan analgetik



6



Ketidakseimbangan NOC : NIC : nutrisi kurang dari  Nutritional Status : Nutrition kebutuhan tubuh b/d food and Fluid Management pembatasan cairan, Intake  Kaji adanya alergi diit, dan hilangnya makanan Kriteria Hasil : protein  Adanya peningkatan Kolaborasi dengan ahli Definisi : Intake berat badan sesuai gizi untuk menentukan nutrisi tidak cukup dengan tujuan jumlah kalori dan untuk keperluan  Berat badan ideal nutrisi yang dibutuhkan metabolisme tubuh. sesuai dengan tinggi pasien. Batasan badan  Anjurkan pasien untuk karakteristik :  Mampu meningkatkan intake - Berat badan 20 % mengidentifikasi Fe atau lebih di bawah kebutuhan nutrisi  Anjurkan pasien untuk ideal  Tidak ada tanda meningkatkan protein - Dilaporkan adanya tanda malnutrisi dan vitamin C intake makanan  Tidak terjadi  Berikan substansi gula yang kurang dari penurunan berat  Yakinkan diet yang badan yang berarti dimakan mengandung



-



-



-



-



-



-



-



-



-



-



RDA (Recomended Daily Allowance) Membran mukosa dan konjungtiva pucat Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah Luka, inflamasi pada rongga mulut Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan Miskonsepsi Kehilangan BB dengan makanan cukup Keengganan untuk makan Kram pada abdomen Tonus otot jelek Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi Kurang berminat terhadap makanan Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasi Faktor-faktor yang berhubungan :











  



tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan



Nutrition Monitoring  BB pasien dalam batas normal  Monitor adanya penurunan berat badan  Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan  Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan  Monitor lingkungan selama makan  Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi  Monitor turgor kulit  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah  Monitor mual dan muntah  Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht  Monitor makanan kesukaan  Monitor pertumbuhan dan perkembangan  Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva



7



-



-



-



-



Ketidakmampuan  Monitor kalori dan intake pemasukan atau nuntrisi mencerna makanan  Catat adanya edema, atau mengabsorpsi hiperemik, hipertonik zat-zat gizi papila lidah dan cavitas berhubungan oral. dengan faktor  Catat jika lidah berwarna biologis, psikologis magenta, scarlet atau ekonomi. Nyeri NOC : NIC : Definisi :  Pain Level, Pain Management Sensori yang tidak  Pain control,  Lakukan pengkajian menyenangkan dan Comfort level nyeri secara pengalaman komprehensif termasuk Kriteria Hasil : emosional yang  Mampu mengontrol lokasi, karakteristik, muncul secara nyeri (tahu durasi, frekuensi, aktual atau potensial penyebab nyeri, kualitas dan faktor kerusakan jaringan mampu presipitasi atau menggunakan  Observasi reaksi menggambarkan tehnik nonverbal dari adanya kerusakan nonfarmakologi ketidaknyamanan (Asosiasi Studi untuk mengurangi  Gunakan teknik Nyeri nyeri, mencari komunikasi terapeutik Internasional): bantuan) untuk mengetahui serangan mendadak Melaporkan bahwa pengalaman nyeri atau pelan nyeri berkurang pasien intensitasnya dari dengan  Kaji kultur yang ringan sampai berat menggunakan mempengaruhi respon yang dapat manajemen nyeri nyeri diantisipasi dengan  Mampu mengenali  Evaluasi pengalaman akhir yang dapat nyeri (skala, nyeri masa lampau diprediksi dan intensitas, frekuensi  Evaluasi bersama pasien dengan durasi dan tanda nyeri) dan tim kesehatan lain kurang dari 6 bulan. Menyatakan rasa tentang Batasan nyaman setelah ketidakefektifan karakteristik : nyeri berkurang kontrol nyeri masa Laporan secara  Tanda vital dalam lampau verbal atau non rentang normal  Bantu pasien dan verbal keluarga untuk mencari Fakta dari dan menemukan observasi dukungan Posisi antalgic  Kontrol lingkungan yang untuk menghindari dapat mempengaruhi nyeri nyeri seperti suhu Gerakan ruangan, pencahayaan melindungi dan kebisingan Tingkah laku  Kurangi faktor berhati-hati presipitasi nyeri Muka topeng  Pilih dan lakukan Gangguan tidur penanganan nyeri (mata sayu, tampak (farmakologi, non capek, sulit atau farmakologi dan inter gerakan kacau, personal) menyeringai)  Kaji tipe dan sumber Terfokus pada diri nyeri untuk sendiri menentukan intervensi



-



-



-



-



-



-



8



Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulangulang) Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) Perubahan dalam nafsu makan dan minum



 Ajarkan tentang teknik non farmakologi  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri  Evaluasi keefektifan kontrol nyeri  Tingkatkan istirahat  Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil  Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri



Analgesic Administration  Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat  Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi  Cek riwayat alergi  Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu  Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri  Tentukan analgesik Faktor yang pilihan, rute berhubungan : pemberian, dan dosis Agen injuri (biologi, optimal kimia, fisik,  Pilih rute pemberian psikologis) secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali  Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat  Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping) Kerusakan NOC : Tissue NIC : Pressure intergritas kulit b/d Integrity : Skin and Management edema dan Mucous Membranes



Kriteria Hasil :  Anjurkan pasien untuk Integritas kulit yang menggunakan pakaian baik bisa yang longgar dipertahankan  Hindari kerutan padaa (sensasi, elastisitas, tempat tidur temperatur, hidrasi,  Jaga kebersihan kulit Batasan pigmentasi) agar tetap bersih dan karakteristik :  Tidak ada luka/lesi kering Gangguan pada pada kulit  Mobilisasi pasien (ubah bagian tubuh  Perfusi jaringan baik posisi pasien) setiap Kerusakan lapisa  Menunjukkan dua jam sekali kulit (dermis) pemahaman dalam  Monitor kulit akan Gangguan proses perbaikan adanya kemerahan permukaan kulit kulit dan mencegah  Oleskan lotion atau (epidermis) terjadinya sedera minyak/baby oil pada Faktor yang berulang derah yang tertekan berhubungan :  Mampu melindungi  Monitor aktivitas dan Eksternal : kulit dan mobilisasi pasien Hipertermia atau mempertahankan  Monitor status nutrisi hipotermia kelembaban kulit pasien Substansi kimia dan perawatan alami  Memandikan pasien Kelembaban udara dengan sabun dan air Faktor mekanik hangat (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint) Immobilitas fisik Radiasi Usia yang ekstrim Kelembaban kulit Obat-obatan menurunnya tingkat aktivitas  Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis



-



-



-



-



-



-



Internal : Perubahan status metabolik Tulang menonjol Defisit imunologi Faktor yang berhubungan dengan perkembangan Perubahan sensasi Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan) Perubahan status cairan Perubahan pigmentasi Perubahan sirkulasi Perubahan turgor (elastisitas kulit)



DAFTAR PUSTAKA



Athul, Metha dan A Victor Hoffbrand. (2010). At a Glace Hematologi Edisi 2. Jakarta: Erlangga Nurarif & Kusuma (2015) . Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarka Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC . Jogja: Mediation . Ribera JM, Oriol A . Acut Lymphoblastic leukemia in adolescents and young adults. Hematol oncol Clin North Am. Oct 2009,23 (5): 10033-42.2 Simon, Sumanto , dr Sp,.PK. (2013). Neoplasma Sistem Hematopoietik: Leukemia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta Smeltzer Suzanne C (2014). Buku Aajar Keeperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester,dkk Ed 8. Jakarta: EGC