LP & AskepTEORI Keluarga Baru Menikah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA YANG BARU MENIKAH



Dosen Pembimbing : Fitri Firanda Nurmalisyah, S.Kep, Ns., M.Kes Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Alfin Ika Sholawati



(192102002)



2. Amelia Novi Ramadhani



(192102003)



3. Bela Capita Syafitri Yulianar



(192102007)



4. Dara Ayu Sri Sintawati



(192102008)



5. Dian Ayu Safitri



(192102009)



6. Fanni Nindiya Endika Pratama



(192102010)



7. Firda Surya Ajjannah



(192102012)



8. Ika Safira Handayani



(192102013)



9. Kurnia Septika Tri Handayani



(192102016)



10. Meizelyne Gerysita Megawati



(192102017)



11. M Adib Misbahuddin



(192102018)



12. M Prabu Azwinar Y.B



(192102019)



PROGRAM AKADEMIK DIII KEPERAWATAN STIKES PEMKAB JOMBANG



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Asuhan keperawatan keluarga yang baru menikah”. Tujuan kami menyusun makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperwatan Keluarga II” guna untuk mengetahui dan lebih memahami tentang materi ” Tentang Asuhan keperawatan keluarga yang baru menikah”. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang masih berhubungan dengan makalah ini sangat kami harapkan untuk menyempurnaan makalah ini.



Jombang, 27 Maret 2021



Penyusun



DAFTAR ISI COVER ....................................................................................................



1



KATA PENGANTAR …………………………...……………………..



2



DAFTAR ISI ............................................................................................



3



BAB I PENDAHULUAN ........................................................................



4



1.1 Latar Belakang .............................................................................



4



1.2 Rumusan Masalah ........................................................................



4



1.3 Tujuan ..........................................................................................



4



BAB II PEMBAHASAN .........................................................................



5



2.1 Definisi ……………………...…….........................................



5



2.2 Etiologi ………………..…................................................



……..10



2.3 Patofisiologi ……...……………..............................……... ……..16 2.4 Tanda dan Gejala.....................................................................



19



BAB III PENUTUP .................................................................................



23



3.1 Kesimpulan ..................................................................................



23



3.2 Saran ............................................................................................



26



DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................



27



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga  digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan



untuk



mengetahui



sejauh



mana



keluarga



 memenuhi



tugas



perkembangannya. Pasangan baru (keluarga  baru menikah) ialah ketika masingmasing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing. Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang “asuhan keperawatan keluarga pemula”. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Konsep Keluarga Dan Keluarga Baru Menikah (Keluarga Pemula)? 2. Apa Saja Tugas Perkembangan Dan Masalah-masalah Yang Terjadi Pada Keluarga Pemula (Baru Menikah)?



3. Bagaimana Asuhan Keperawatan Yang Diberikan Kepada Keluarga Pemula (Baru Menikah)? 1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru menikah). 2. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga pemula (baru menikah). 3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga pemula (baru menikah).



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Keluarga dan Keluarga Pemula(Baru Menikah) Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing (Friedman 1998). Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit yang perlu



dirawat,



ia



mendefinisikan



keluarga



 sebagai



kelompok



yang



mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga . Hariyanto,2005. keluarga  menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga . Dapat disimpulkan bahwa keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Keluarga baru adalah saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing (Setiadi, 2008). Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur,



bangun pagi dan sebagainya (Leny, 2010). Fase ini dimulai dari saat perkawinan hingga istri hamil. Fase ini merupakan masa tersulit dalam kehidupan perkawinan, angka perceraian tinggi pada bulan-bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan juga harus melakukan penyesuaian kepuasan (mutually satisfactory adjustment) sejak awal perkawinan Keadaan akan makin sulit jika pasangan juga harus melakukan penyesuaian di luar hubungan dengan suami/isterinya, misal : melanjutkan sekolah, tugas luar kota, mobilitas tinggi, tergantung kepada orangtua (tempat tinggal, finansial), hubungan dengan keluarga besar. Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah Ciri-ciri struktur keluarga  : 1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain 2. Ada keterbatasan, 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing. A. Tujuan Dasar Keluarga Karena keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat terhadap perkembangan individuindividu yang dapat menentukan keberhasilan kehidupan individu tersebut. Keluarga berfungsi sebagai buffer atau sebagai perantara antara masyarakat dan individu, yakni mewujudkan semua harapan dan kewajiban masyarakat dengan memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga serta menyiapkan peran anggotanya menerima peran di masyarakat(supriadi, 1999) Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar baik yang menyangkut kebutuhan fisik, psikologis maupun social. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kewajibankewajibannya sebagai anggota masyarakat(supriadi,1999).



B. Struktur Keluarga 1. Patrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah. 2. Matrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana hubungan itu berasal dari jalur ibu. 3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah istri. 4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah suami. 5. Keluarga  kawinan, hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga  dan sanak saudara baik dari pihak suami dan istri. C. Tipe Keluarga Menurut Sudiharto (2012),beberapa bentuk keluarga yaitu : 1. Keluarga inti (nuclear family) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istridan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi. 2. Keluarga asal (family of origin) Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan. 3. Keluarga besar (extended family) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah) misalnya kakek, nenek,bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal,



keluarga



tanpa



anak,



sert keluarga



pasangan



sejenis(guy /lesbian families). 4. Keluarga berantai (social family) Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.



5. Keluarga duda atau janda Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian dan kematian pasangan yang dicintai. 6. Keluarga komposit (composite family) Keluarga



komposit



(compositefamily)



adalah



keluarga



dari



perkawinan poligami atau perkawinan poliandri dan hidup bersama. 7. Keluarga kobilitasi (cohabitation) Keluarga kobilitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertentangan dengan budaya orang timur. Namun, lambat laun keluarga kohabilitasi ini mulai dapatditerima. 8. Keluarga inses (incest family) Keluarga inses (incest family) adalah bentuk keluarga yang tidak lazim,



misalnya



anak



perempuan



menikah



dengan



ayah



kandungnya,ibu menikah dengan anak kandung laki-laki paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. 9. Keluarga tradisional dan nontradisional Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga non tradisional tidak diikat oleh perkawinan. D. Fungsi Keluarga 1. Fungsi afektif dan koping keluarga  memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress. 2. Fungsi sosialisasi keluarga  sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.



3. Fungsi



reproduksi



keluarga



 melahirkan



anak,



menumbuh-



kembangkan anak dan meneruskan keturunan. 4. Fungsi ekonomi keluarga  memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan kepentingan di masyarakat. 5. Fungsi



fisik,



keluarga



 memberikan



keamanan,



kenyamanan



lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit. E. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi (Suprajitno, 2004): 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua atau keluarga. 2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. 3. Merawat



keluarga



kesehatan.Memodifikasi



yang lingkungan



mengalami kelarga



untuk



gangguan menjamin



kesehatan keluarga. 4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga. 2.2 Tugas Perkembangan dan Masalah-masalah yang Terjadi Pada Keluarga



Pasangan Baru Menikah A. Tugas Perkembangan Pada Keluarga Pasangan Baru Menikah



Menurut Doengoes (2010) pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu keluarga barudengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut tahap pernikahan. Pasangan yang baru menikah saat ini membuat porsi rumah tangga menjadi lebih kecil daripada beberapa dekade sebelumnya.Tugas perkembangan keluarga pasangan baru : a)



Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain.



b)



Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan.



c)



Perhatian kesehatan.



d)



Membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok sosial.



e)



Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.



Sedangkan tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula adalah: a) Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru, Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah. Fungsi baru diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan. b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.



c) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana B. Masalah-masalah yang Terjadi Pada Keluarga Pasangan Baru Menikah Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional, kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah belum bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi yang berbeda. 2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Teori Pada Keluarga Baru Menikah A. Pengkajian 1. Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga -



Tahap perkembangan keluarga  saat ini



-



Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi



-



Riwayat keluarga  inti meliputi, keturunan, riwayat kesehatan masing-masing



anggota



keluarga,



perhatian



terhadap



pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan 2. Pengkajian Lingkungan -



Karakteristik rumah meliputi: melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan.



-



Sistem pendukung keluarga, meliputi adalah jumlah anggota keluarga  yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.



3. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga -



Kebiasaan makan meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .



-



Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan



4. Struktur keluarga -



Pola komunikasi



-



Struktur peran anggota keluarga  menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga  puas atau tidak ada konflik dalam peran



5. Fungsi keluarga -



Meliputi fungsi afektif, fungsi sosial, fungsi ekonomi



6. Stress dan koping keluarga Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor dan strategi koping yang digunakan keluarga  bila menghadapi permasalahan.



7. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.



8. Fokus Pengkajian Data Keluarga Baru Menikah Menurut Suprajitno (2003) fokus pengkajian data pada pasangan baru menikah adalah sebagai berikut: -



Kapan pertemuan pasangan?



-



Bagaimana hubungan pasangan sebelum menikah?



-



Bagaimana pasangan memutuskan untuk menikah?



-



Adakah halangan terhadap perkawinan mereka?



-



Bagaimana respon anggota keluarga terhadap pernikahan mereka?



-



Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal termasuk orientasi keluarga dari kedua pasangan?



-



Siapa orang lain yang tinggal serumah dengan pasangan setelah menikah?



-



Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?



-



Bagaimana



keadaan



orang



tua



masing-masing



dan



hubungannya dengan orang tua setelah perkawinan? -



Bagaimana tentang rencana mempunyai anak?



-



Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?



-



Bagaimana rutinitas pasangan secara individu setelah menikah?



-



Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?



B. Diagnosa Keperawatan 1. Diagnosa keperawatan aktual Kurang pengetahuan berhubungan dengan perubahan peran 2. Diagnosa keperawatan risiko Ketidakefektifan pola seksualitas berhubungan dengan masalah pasangan (ketidaktahuan) 3. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan Kesiapan untuk meningkatkan proses keluarga/ Kesiapan untuk meningkatkan hubungan (Carpenito, 2013) C. Intervensi Keperawatan 1. Pra-nikah a) Konseling pra-nikah Konseling pranikah merupakan prosedur pelatihan berbasis pengetahuan dan keterampilan yang menyediakan informasi mengenai pernikahan yang dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan meningkatkan hubungan pasangan



yang akan menikah setelah mereka menikah (Damayanti, 2012). Tujuan konseling pranikah adalah meningkatkan hubungan sebelum pernikahan sehingga dapat berkembang menjadi hubungan pernikahan yang stabil dan memuaskan. Konseling pranikah akan membekali pasangan dengan kesadaran akan masalah potensial yang dapat terjadi setelah menikah, dan informasi serta sumber daya untuk secara efektif



mencegah



atau



mengatasi



masalah-masalah



pernikahan hingga pada akhirnya dapat menurunkan tingkat ketidakbahagiaan dalam pernikahan dan perceraian. Materi yang diberikan saat konsultasi pra-nikah (Damayanti, 2012) -



Informasi mengenai kehidupan pernikahan kepada pasangan



-



Cara meningkatkan kemampuan komunikasi pasangan



-



Cara mengembangkan keterampilan menyelesaikan konflik



-



Memberi



kesempatan



pada



pasangan



untuk



mendiskusikan mengenai topik tertentu yang sensitif, seperti mengenai peran dan tanggung jawab suamiistri, seks, keuangan, dan hubungan dengan mertua. b) Pemberian imunisasi TT Pada calon pengantin sebaiknya menjalani imunisasi TT untuk mencegah tetanus neonatorum, setiap pernikahan pasti bertujuan untuk menghasilkan keturunan sehingga persiapan kehamilan dapat dilakukan semenjak wanita tersebut akan menikah. Hal ini dikarenakan wanita hamil



dengan persalinan berisiko tinggi paling tidak mendapatkan 2 kali dosis vaksin TT. Dosis TT kedua sebaiknya diberikan paling tidak 4 minggu setelah pemberian dosis pertama, dan dosis kedua sebaiknya diberikan paling tidak 2 minggu sebelum persalinan. Untuk ibu hamil yang sebelumnya pernah menerima TT 2x pada waktu calon pengantin atau pada kehamilan sebelumnya, maka dapat diberikan booster TT 1x saja (Cahyono, 2010). 2. Pasca-nikah a) Konseling prekonsepsi Konseling konsepsi



prekonsepsi



prenatal



dimana



muncul



konseling



setelah



adanya



prekonsepsi



ini



merupakan konseling pra kehamilan yang betujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak terencana. Sebelum kehamilan itu terjadi, prenatal care sudah mulai diterapkan



dengan



adanya



asuhan



prekonsepsi



(preconceptional care) pada saat merencanakan kehamilan. Secara



menyeluruh,



program



ini



dilanjutkan



dengan



penegakan diagnosis kehamilan yang tepat, evaluasi awal prenatal dan melakukan follow up atau pemantauan melalui kunjungan prenatal. Tujuan lain antara



lain



adalah



dari pelaksanaan preconceptional care untuk



meningkatkan



pengetahuan,



memperbaiki perilaku dan kebiasaan baik dari pihak suami maupun istri terkait dengan kesehatan prekonsepsi. Juga, untuk memastikan bahwa seorang wanita berada dalam kondisi kesehatan yang optimal untuk menjalani masa kehamilan.



Apabila



sebelumnya



pernah



terjadi



suatu



komplikasi kehamilan, diharapkan dengan adanya asuhan prekonsepsi ini, kemungkinan terjadinya komplikasi tersebut dapat diminimalisir.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah. Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak 3.2 Saran Materi asuhan keperawatan keluarga baru atau pemula sebaiknya dipelajari oleh seluruh mahasiswa sebagai bekal praktik lapangan di keperawatan komunitas, sehingga sebagai perawat kita dapat memaksimalkan peran promotif dan preventif terhadap kejadian permasalahan pada keluarga baru menikah.



DAFTAR PUSTAKA



Ditelusuri pada tanggal 27 Maret 2021 https://id.scribd.com/doc/93883678/Askep-Keluarga-Baru-Menikah-Kelompok-1 https://id.scribd.com/doc/282662064/Askep-Keluarga-Baru-Menikah