LP Anc [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENUGASAN INDIVIDU: “LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN ANTENATAL CARE” Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas



MAHASISWA: RUT MARTAFINA JAMBORMIAS NIM. 1490121024



PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN XXVI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG 2021



PENGERTIAN Antenatal care (ANC) adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi pemeriksaan kehamilaN, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan.(Manuaba,2010) Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan.(Bobak, 2005) ANATOMI DAN FISIOLOGI Anatomi reproduksi wanita dibagi menjadi dua yaitu : 1. Genitalia Externa Genitalia externa meliputi semua organ-organ yang didapatkan antara os pubis ramus inferior dan perineum, yaitu : a) Mona Veneris Mona veneris merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutup bagian depan symphysis pubis. Setelah wanita mengalami pubertas, kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut. b) Labia Mayora Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Labia mayora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum yang disebut commisura posterior atau frenulum. Fenukulum terdiri 2 permukaan : 



Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut







Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea



c) Labia Minora Labia minora sebagai lipatan di sebelah medial dari labia majora. Kedua lipatan tersebut (kiri dan kanan) bertemu di atau (pretium clitoridis) dan di bawah clitoris



(frenulum clitoris). Di bagian belakang kedua lipatan setelah mengelilingi orificium vagina bersatu juga disebut fourchet (hanya nampak pada wanita yang belum pernah melahirkan anak). d) Klitoris Klitoris merupakan suatu tunggul yang erectil dan mengandung banyak saraf sensoris dan pembuluh-pembuluh darah. Klitoris ini analog dengan penis lakilaki. e) Vestibulum Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh clitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan terdapat pula 4 lubang kecil yaitu : 



Dua muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari introitus vagina







Dua muara dari kelenjar Skene di samping dan agak dorsal dari uretra



f) Hymen Hymen atau selaput dara merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vagina. Biasanya hymen berlubang sebesar ujung jari hingga getah dari genetalia interna dan darah haid dapat mengalir ke luar. Jika hymen tertutup sama sekali disebut hymen occlusivum. Setelah partus, hymen hanya tertinggal sisa-sisa kecil pada pinggir introitus dan disebut carunculae myrtiformis. g) Uretra Saluran yang menghantar air kencing dari kantong kencing ke luar badan saat buang air kecil. Uretra dikontrol oleh sfinkter uretral, struktur otot yang membantu menjaga air kencing tetap di kantong kencing sehingga buang air kecil dapat terjadi. Uretra dikaitkan secara anatomis dengan alat reproduksi. Pada lelaki agak berbeda dari pada wanita. Uretra lelaki memili panjang sekitar 18 hingga 20 cm (7 hingga 8 inci) dan melewati sepanjang zakar. Uretra wanita berada di dalam dinding vagina dan terletak di antara labia. Uretra wanita lebih pendek dari pada lelaki,



yang hanya panjang 4 cm (1,5 inci). Uretra berasal di leher pundi kencing dan terbuka ke luar hanya selepas melalui sfinkter uretral). h) Beberapa kelenjar lender (Bartholini dan Skene) Gl. Vestibularis majoris bartholini merupakan kelenjar terpenting di daerah vulva dan vagina. Kelenjar ini mengeluarkan secret mucus terutama pada waktu koitus. 2. Genetalia Interna Genetalia interna pada perempuan, yaitu : a) Vagina 



Terletak antara kandung kemih dan rectum







Suatu saluran musculo-membranosa yang menghubungkan uretra dan vulva.







Dinding depan vagina (9 cm) lebih pendek dari dinding belakang (11 cm).







Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan circulair dan disebut rugae, terutama pada bagian bawah vagina.







Setelah melahirkan, sebagian dari pada rugae akan menghilang.







Walaupun disebut selaput lendir vagina, selaput ini tak mempunyai kelenjar-kelenjar sama sekali hingga tak dapat menghasilkan lendir, mungkin lebih baik disebut kulit.







Ke dalam puncak vagina menonjol ujung dari cervix







Bagian dari cervix yang menonjol ke dalam vagina disebut portio







Portio ini adalah puncak vagina. Portio ini dibagi menjadi 4 yaitu : 1) Fornix anterior 2) Fornix posterior 3) Fornix lateral kanan 4) Fornix lateral kiri







Vagina memmpunyai faal penting yaitu : 1) Sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah waktu haid dan secret dari uterus 2) Sebagai alat persetubuhan 3) Sebagai jalan lahir pada waktu partus







Sel-sel lapisan atas epitel vagina mengandung glycogen. Glycogen ini menghasilkan asam susu oleh karena adanya bacil-bacil hingga vagina mempunyai reaksi asam dengan PH=4,5 dan ini memberi proteksi terhadap invasi kuman-kuman.



b) Uterus  Dalam keadaan tidak hamil terdapat dalam ruangan pelvis minor diantara vesical urinaria dan rectum.  Permukaan belakang sebagian besar tertutup oleh peritoneum sedangkan permukaan depan hanya di bagian atasnya saja.  Bagian bawah dari permukaan depan melekat pada dinding belakang vesical urinaria.  Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang gepeng dan terdiri dari 2 bagian yaitu : 1) Corpus uteri berbentuk segitiga 2) Cervix uteri berbentuk silindris  Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim) Pinggir kanan kiri tidak tertutup oleh peritoneum karena berbatasan dengan paraterium kanan atau kiri. 



Ukuran uterus Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan, antara lain : 1) Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uterus bagian luar. 2) Mymetrium (lapisan otot), merupakan lapisan yang paling tebal. Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada persalinan. Di antara serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah, pembuluh lympha dan urat saraf. Struktur otot uterus pada waktu hamil Otot uterus terdiri dari 3 lapisan :



 Lapisan luar Lapisan seperti kap melengkung melalui fundus menuju ke arah ligamenta  Lapisan dalam Lapisan ini merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai sphincter terletak pada ostium internum tubae dan orificium uteri internum.  Lapisan tengah Lapisan ini terletak antara kedua lapisan di atas merupakan anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah jadi dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini. Masingmasing serabut mempunyai 2 lengkungan hingga keseluruhannya berbentuk angka 8 dengan struktur seperti ini setelah persalinan serabut-serabut ini berkonstriksi dan menekan pembuluh darah jadi bekerja sebagai penjepit pembuluh darah. 3) Endometrium (selaput lendir) Endometrium merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang membatasi cavum uteri. Pada endometrium didapatkan lubang-lubang kecil yang merupakan muara-muara saluran-saluran kelenjar uterus yang dapat menghasilkan secret alkalis yang membasahi cavum uteri. Epitel endometrium berbentuk silindris. Tebalnya susunannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi desidua. Dibawah pengaruh hormonal maka lapisan mucosa uterus mengalami perubahan-perubahan tertentu hingga cukup baik untuk implantasi dan untuk memberi makanan pada ovum. Perubahan ini terjadi beberapa hari setelah implantasi ovum, di mana sel-sel jaringan ikat (stroma) dari endometrium membengkak dan sifatnya berubah, selnya jadi bulat dan vesicular, cytoplasmanya jadi jernih dan sedikit basophil dan dikelilingi membrane yang bening.



Selaput lendir cervix mempunyai sifat yang berlainan. Epitelnya terdiri dari sel-sel berbentuk silinder dan mengeluarkan secret secara terus menerus, sifat secret tersebut sangat dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium. Sikap dan letak uterus di tengah-tengah rongga panggul dipertahankan oleh : a) Tonus uterus sendiri b) Ligamen-ligamen dari uterus c) Otot-otot dasar panggul 



Ligamentum-ligamentum uterus Ligamentum uterus dibagi menjadi 4, yaitu : 1) Ligamentum latum Ligamentum ini berupa lipatan peritoneum sebelah lateral kanan dan kiri pada uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada tubae. Ruangan antara kedua lembar dari lipatan ini tersisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium, dimana berjalan arteria, vena uterine, pembuluh lympha dan ureter. 2) Ligamentum rotundum Terdapat di bagian atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba, kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial lab.majus Terdiri dari jaringan otot polos (identik dengan myometrium) dan jaringan ikat dan menahan uterus dalam anteflexie. Pada waktu kehamilan hypertophie dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar. 3) Ligamentum infundibulo pelvicum atau ligamentum suspensorium ovarii Berada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentium proprium



4) Ligamentum cardinal Kiri kanan dari cervix setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul. Menghalangi pergerakan ke kiri atau ke kanan. 5) Ligamentum sacro uterium Kiri kanan dari cervix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rektum 6) Ligamentum vesico uterinum Dari uterus ke kandung kencing. 



Letak uterus 1) Ante & retroflexio uteri Sumbu cervix dan sumbu corpus uteri membentuk sudut. Jika sudut ini membuka ke depan disebut anteflexio jika membuka ke belakang disebut retroflexio 2) Ante & retroversion uteri Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut. Jika sudut ini membuka ke depan disebut anteversio jika membuka ke depan disebut anteversio jika membuka ke belakang disebut retroversion. 3) Positio Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri, lebih ke kanan, lebih ke depan, lebih ke belakang disebut sinistro, dextro, antero, dorso positio. 4) Torsio Letak uterus biasanya tidak berputar.







Pembuluh darah uterus 1) A. uterine Berasal dari a.hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi ostium uteri internum dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan a.ovarica 2) A. ovarica



Berasal dari aorta, masuk ligamentum latum melalui ligamentum infundilo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri. Darah dari uterus dilahirkan melalui vena uterine dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior tapi melalui vena renalis kiri. Pembuluh



lympha



dari cervix



menunju



ke lymphoglandulae



hypogastricae sedangkan dari corpus uteru sebagaian ke lympho glandulae lumbales. 



Serat-serat uterus Kontraksi dinding uterus adalah autonomy, tidak memerlukan ransang dari susunan saraf pusat. Serat-serat yang datang dari susunan saraf pusat rupanya hanya untuk mengoordinir kontraksi. Uterus dipengaruhi oleh serat-serat saraf sympatis maupun parasimpatis yang menuju ke ganglion cervicale dari frankenhauser yang terletak di pangkal ligamentum sacro uterinum. Rangsang pada ganglion ini misalnya berupa tekanan oleh kepala anak yang menguatkan his.



c) Tuba Uteri Falopi Tuba falopi terdapat pada tepi atas ligamentum, mengarah lateral mulai dari cornu uteri kanan dan kiri. Panjang tuba ± 12 cm dan diameter 38-mm. Tuba ini dibedakan menjadi 4 bagian yaitu : 1) Pars interstitialis (intramuralis) Adalah bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai dari ostium internum tubae. 2) Pars isthmica Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus. Ini merupakan bagian tuba yang alurus dan sempit. 3) Pars ampullaris Bagian tuba antara pars istimica dan infundibulum merupakan bagian tuba yang paaling lebar dan berbentuk S. 4) Infudibulum



Adalah ujung tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi utama tuba yaitu membantu ovum yang dilepaskan ovarium ke jurusan cavum uteri. d) Ovarium Ovarium ada dua yaitu dibagian kiri dan kanan uterus. Ovarium dihubungkan dengan uterus oleh ligament ovarii proprium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantaraan ligament infundibulo-pelvicum, disini terdapat pembuluh darah untuk ovarium yaitu a&v ovarica Pada ovarium dibedakan menjadi : 1) Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum douglas dan permukaan lateral 2) Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung bawah yang lebih dekat denga uterus (extermitas tubaria dan extermitas uterine). 3) Pinggir yang menghadap ke muka (margomesovaricus) melekat pada lembar belakang ligamentum latum dengan perantaraan mesovarium dan pinggir yang menghadap ke belakang (mergoliber). Ovarium ini letaknya pada dinding lateral panggul dalam sebuah lekuk yang disebut fossa ovarica waldeyeri. Ovarium terdiri dari 1) Bagian luar atau cortex Cortex terdiri dari folikel-folikel primordial 2) Bagian dalam atau medulla Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh lympha. e) Parametrium Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamentum latum disebut parametrium. Bagian atas ligament latum yang mengandung tuba disebut mesosalpinx dan bagian caudalnya yang berhubungan dengan uterus disebut mesometrium. Pada sisi depan ligamentum latum berjalan ligamentum teres uteri pada permukaan belakang ligamentum ovarii proprium. Mesovarium merupakan lipat peritoneum untuk ovarium dan terdapat antara mesosalpinx dan mesometrium. Ligamentum suspensorium ovarii berjalan dari



extermitas tubuh ovarii ke dinding panggul. Pada parametrium ini berjalan ureter a & v uterine. Parametrium sebelah bawah yang menyelebungi a&v uterine lebih pada dari jaringan sekitarnya disebut ligamentum cardinal. f) Pertumbuhan alat kandungan Alat kandungan mulai terbentuk pada embryo yang berumur ± 6 minggu. Alat kandungan terjadi dari 2 saluran yang disebut saluran Miller. Kedua saluran miller ini bersatu dibagian bawahnya untuk membentuk bagian atas dari vagina dan uterus, sedangkan bagin atas tetap terpisah ialah yang menjadi tuba. Kalau penyatuan di bagian bawah dari saluran miller kurang sempurna maka mungkin terbentuk 2 vagina dan 2 uterus atau satu vagina dan 2 uterus atau satu uterus yang masih mempunyai sekat di tengah dan lain-lain. Dalam masa kanak-kanak ovaria dikatakan masih dalam keadaan istirahat karena belum melakukan faalnya dengan baik. Jika tercapai pubertas, maka terjadilah perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kejadian terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (menarche). Paling awal terjadi pertumbuhan payudara (thelarche), kemudian tumbuh rambut kemaluan(pubarche), disusul dengan tumbuhnya rambut di ketiak. Barulah terjadi manarche dan sesudah itu haid datang secara siklik. Menstruasi merupakan perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan menunaikan faalnya. Dalam pubertas ini anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya. Dalam pubertas ini wanita masuk dalam masa reproduktif artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun. Setelah masa reproduksi wanita masuk ke dalam klimakterium. Klimakterium merupakan masa peliharaan antara masa reproduksi dan senium. Dalam klimaterium haid berangsur-angsur akan berhenti: mula-mula haid menjadi sedikit, kemudian terlampaui 1 atau 2 bulan dan akhirnya berhenti sama sekali. Haid yang terakhir disebut menopause. Bagian klimakterium sebelum menopause disebut premenopause dan bagian sesudah menopause disebut postmenopause.



Gejala-gejala yang khas pada premenopause timbul kelainan haid, sedangkan dalam postmenopause terjadi gangguan vegetatif seperti panas berkeringat dan palpitasi, gangguan psykhis berupa labilitas emosi dan gangguan organis yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang. Setelah klimakterium datang senium dimana terjadi kemunduran organ tubuh dalam kemampuan fisik. ETIOLOGI Menurut standar pelayanan kebidanan ada banyak alasan mengapa ibu hamil tidak kunjungan ANC antara lain: Kemampuan menggambil keputusan ibu sering kali tidak berhak memutuskan sesuatu, karena hal itu adalah hak suami dan mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan dan hanya menggandalkan cara-cara tradisional. 1.



Fasilitas



kesehatan:



Fasilitas



untuk



pelayanan



ANC



tidak



memadai,



tidak



berfungsisebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaannya, harus menunggu lama atau perlakuan petugas kesehatan yang kurang memuaskan. 2. Pengetahuan: Beberapa ibu hamil tidak mengetahui mereka harus memeriksakan kehamilannya, maka ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan 3. Budaya: Kurangnya dukungan keluarga maupun tradisi yang tidak mengijinkan seorang ibu hamil meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya. 4. Petugas kesehatan: Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada petugas kesehatan secara umur beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan pemerintah 5. Kepercayaan: Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki) 6. Sosial ekonomi: Ibu hamil atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilannya



PATOFISIOLOGI Kehamilan



Perubahan dan Adaptasi Psikologis



Sistem Respirasi



Esterogen meningkat



Sistem Gastroenstinal



Sistem Reproduksi



Progesteron meningkat



Tonus otot



HCG



GI meningkat



Asam lambung meningkat



Peristaltik menurun



Disfungsi motilitasi GI



-



Konstipasi



Esterogen, Progesterone atau kebersihan metabolism meningkat



Esterogen & Progesterone meningkat



Hipertrofi & Hiperplasia otot uterus



Sistem Kardiovaskuler



Sirkulasi darah meningkat Volume darah meningkat Jika transport O2 menurun



Sistem Urinaria



Uterus membesar



Kandung kemih tertekan Peningkatan frekuensi BAK



Pembesaran uterus Mual, muntah, tidak nafsu makan



Defisit Nutrisi



Hiper vole mia



Anemia Perubahan bentuk dan postur tubuh Gangguan citra tubuh



Areola mamae berwarna gelap



Hb dan O2 menurun



Gangguan eliminasi urine



Kelemahan



Nocturia



Intoleransi aktivitas



Gangguan



Esterogen



Sistem integument



Pola tidur



Hiperventilasi



Kurang pengetahuan



Diafragma tertekan



Krisis Situsional



Ansietas



Sesak napas



Pola napas tidak efektif



TANDA DAN GEJALA a) Usia 2 minggu. Anus: hemoroid atau tidak. f. Pemeriksaan Lab: darah; eritrosit, leukosit, dan trombosit, hemoglobin dan hematokrit 12-24 jam. c. Pemeriksaan diagnostic a) Scan misalnya: MRI, CT, Gallium dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostic identifikasi metastatic dan evaluasi. b) Biopsi untuk mendiag nosis adanya BRCA1 dan BRCA2 c) Penanda tumor d) Mammografi e) Sinar X dada



ANALISA DATA



No 1.



Data



Etiologi Sistem Gastroestinal



Masalah Konstipasi



D0045 Gejala dan Tanda



Esterogen meningkat



Mayor Tonus otot GI meningkat Ds : - Defekasi kurang dari 2



Peristaltik menurun



kali seminggu - Pengeluaran fases



Disfungsi motalitas GI



lama dan sulit Do : - Feses keras - Peristalitik usus menurun Gejala dan Tanda Minor Ds : - Mengejan saat defekasi Do : Distensi abdomen Kelemahan umum Teraba massa pada rectal D.0019 2



Sistem Gastroestinal



Gejala dan tanda mayor :



nutrisi kurang dari Progesterone meningkat



Ds : Do :



HCG Meningkat



- Berat badan menurun minimal 10% dibawah



Asam lambung



rentang ideal



meningkat



Gejala dan tanda minor Ds : - Cepat kenyang setelah makan - Kram/nyeri abdomen - Nafsu makan menurun Do :



Ketidakseimbangan



Mual, muntah, tidak nafsu makan



kebutuhan tubuh



Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan pola nafas 2. Defisit Nutrisi 3. Hipovolemia 4. Gangguan eliminasi urine 5. Konstipasi 6. Intoleransi Aktivitas 7. Gangguan citra tubuh 8. Gangguan pola tidur 9. Ansietas RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No Dx Ke p 1 1



Tujuan



Intervensi



TUPAN : Setelah



Rasional



Manajemen jalan napas dilakukan Observasi



tindakan 3x 24 jam 1. Monitor pola



1.Mengetahui



diharapkan :



napas klien



-



Tidak



napas( frekuensi, adanya kedalaman, usaha napas)



dispnea -



Terapeutik



Tidak memakai 2.Posisikan semi fowler 2.Memberikan otot bantu napas atau fowler



kenyamanan pada klien



Tidak



3.Membantu pernapasan



adanya



pernapasan cuping hidung -



pola



Frekuensi napas normal



TUPEN : : Setelah dilakukan



3.Berikan oksigen



klien



tindakan 1x 24 jam diharapakan : masalah teratasi



2



2



TUPAN : Setelah



Manajemen Nutrisi dilakukan Observasi



tindakan 3x 24 jam 1. diharapkan : -



Nafsu



identifikasi



status 1.



nutrisi



mengetahui



status



nutrisi yang diperlukan



makan



2. dapat meningkatkan



meningkat



2. identifikasi makanan minat untuk makan



- Verbalisasi



yang disukai



3. dapat mengetahui



peningkatan makanan



kalori yang dibutuhkan



meningkat



3. identifikasi kebutuhan



oleh tubuh



- frekuensi makan



kalori dan jenis nutrient



4. Jenis makanan yang



meningkat



masuk penting bagi 4. monitor asupan



TUPEN :



kesehatan tubuh



makanan 5. mengetahui



Setelah dilakukan



ketidakseimbangan berat



tindakan 1x 24 jam diharapakan : masalah



5. monitor berat badan



badan



teratasi



Terapeutik



6. Meningkatkan napsu makan



6. berikan suplemen makanan



7. Agar nutrisi dapat



Edukasi



dicerna dengan baik



7. Anjurkan posisi duduk, 8.Agar dapat



jika perlu Kolaborasi



mengetahui nutrisi



8. Kolaborasi dengan ahli



yang dibutuhkan oleh



gizi



tubuh



untuk



menentukan



jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan



3



3



TUPAN : Setelah



Manajemen hipovolemia dilakukan Observasi



tindakan 3x 24 jam 1. periksa tanda dan gejala diharapkan :



hipovolemia



1. mengetahui tindakan



- turgor kulit meningkat



apa yang tepat dalam



-



mengatasi permasalahn



output



urine



meningkat -



perasaan



tersebut lemah 2. monitor intake dan



2. agar mengetahui



menurun



output cairan



nutrisi dan cairan yang



Berat badan membaik



Terapeutik



masuk dan keluar



-



intake



membaik



cairan



3. agar tidak kelebihan 3. hitung kebutuhan cairan



cairan



Edukasi TUPEN :



4. Anjurkan



4. agar mencegah



memperbanyak asupan



dehidrasi



: Setelah dilakukan cairan oral tindakan 1x 24 jam Kolaborasi diharapakan : masalah 5. Kolaborasi pemberian



5. menganti cairan yang



teratasi



hilang



cairan IV



4.



4.



TUPAN : Setelah



Dukungan perawatan diri dilakukan BAK



tindakan 3x 24 jam Observasi diharapkan :



1. Identifikasi kebiasaan 1. Mengetahui kebiasaan



- nokturia menurun



BAK sesuaid engan usia



- frekuensi berkemih



Terapeutik



membaik



2. Dukung penggunaan 2. Agar dapat mengatasi



TUPEN :



BAK klien



toilet/ pispot/ commade.



kebelet berkemih secara



Edukasi



cepat



3. Anjurkan ke kamar 3. agar dapat merasa



: Setelah dilakukan mandi



nyaman saat membuah



tindakan 1x 24 jam



air seni



diharapakan : masalah teratasi



5.



5



Manjemen konstipasi



.



Observasi 1. periksa tanda dan gejala 1. mendeteksi masalah konstipasi



yang dialami



Terapeutik 2.



Lakukan



abdomen



masase 2. agar dapat mempermudah BAB



Edukasi 3.



jelaskan



masalah tindakan



dan



etiologi 3. dapat meningkatkan alasan pegetahuan ibu



6.



6



TUPAN : Setelah



4. Ajarkan cara mengatasi



4. dapat mengatasi



konstipasi



konstipasi secara



Kolaborasi



mandiri



5. Kolaborasi penggunaan



5. Agar keluhan dapat



obat pencahar Manajemen Energi



berkurang



dilakukan Observasi



tindakan 3x 24 jam 1. identifikasi gangguan



1.



diharapkan :



penyebab kelelahan



-



kemudahan



melakukan



fungsi tubuh yang



keluhan



aktivitas 2.Monitor kelelahan fisik



perasaan



3. Anjurkan melakukan elmah aktivitas secara bertahap



menurun



TUPEN : : Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapakan : masalah teratasi



dan emosional



lelah Edukasi



menurun -



faktor



dalam mengakibatkan kelelahan



sehari- hari meningkat -



menegtahui



2. menegtahui kemampuan pasien dalam beraktivitas 3. agar tidak memperparah gejala



7.



7



TUPAN :



Promosi



Setelah



dilakukan



tindakan 3x 24 jam dengan kriteria hasil : - Verbalisasi perasaan negatif



tentang



perubahan



tubuh



menurun - Verbalissi



citra



tubuh Observasi 1. Identifikasi



1. Dapat



harapan citra



menumbuhkan niat



tubuh berdasarkan



bagi klien dalam



tahap



menerima keadaan



perkembangan



fisiknya.



Terapeutik



kekhawatiran



pada



2.



2. Diskusikanlah cara



Dapat mengembangka



penolakan / reaksi



mengembangkan



n potensi yang



orang lain



harapan



klien miliki.



- Focus penampilan



pada



tubuh



masa



realistis



secara



Edukasi



lalu menurun - Hubungan



citra



social



3. Dengan dukungan



3. Anjurkan



klien dapat lebih



baik.



mengikuti



bersemangat dalam



TUPEN :



kelompok



menjalani



pendukung



hidupnya.



Setelah



dilakukan



tindakan 1x 24 jam 4. Dapat membangun



diharapakan : - klien



kepercayaan diri



dapat 4. Latih peningkatan



menerima kenyataan



akan



klien dalam



penampilan diri



lingkungan social.



kondisinya klien



dapat



lebih



percaya diri dengan kemampuan



.



yang



ada pada dirinya



8



8



TUPEN :



Dukungan Tidur



: Setelah dilakukan



Observasi



tindakan 3x 24 jam



1. identifikasi pola



1. mengetahui pola



diharapakan :



aktivitas dan tidur



tidur



- pola tidur membaik



2.



sebelum tidur



-



makanan



dan



2. mendeteksi faktor



minuman



yang



penyebab gangguan



pola



eliminasi



membaik -



kenyamanan



meningkat



identifikasi



menganggu tidur



dan



aktivitas



tidur



Edukasi 3.



Anjurkan



menghindari makanan/minuman



3. agar tidak



yang



menganggu



menganggu



tidur



kenyamanan tidur



TUPEN : : Setelah dilakukan tindakan 1x 24 jam diharapakan : masalah teratasi



9.



9



TUPAN : Setelah



Edukasi



dilakukan 3x24 jam



Kesehatan



dengan kriteria hasil :



Observasi



-



-



Verbalisasi



1. Identifikasi



1. Dapat



minat dalam



kesiapan dan



mengetahui



belajar



kemampuan



kesiapan



meningkat



menerima



dalam menerima



Perilaku sesuai



informasi



informasi



dengan



klien



disampaikan



yang



pengetahuan yang



-



Terapeutik 2. Sediakan materi



2. Memudahkan klien



diterimanya



dan media



menerima



Kemampuan



pendidikan



informasi



dalam



kesehatan



dalam



menjelaskan 3. Agar



pengetahuan tentang suatu topik meningkat TUPEN



:



Setelah



dilakukan 1x24 jam Diharapkan



:



dapat



meningkat penegtahuan klien



3. Berikan



dapat



meningkatkan



kesempatan



pengetahuan



bertanya



klien



tentang



penyakitnya. Edukasi 4. Jelaskan faktor



4. Agar klien dapat menerapkan



risiko yang



materi



yang



mempengaruhi



disampaikan



kesehatan



dalam kehidupan sehari – hari.



DAFTAR PUSTAKAN Ardhina Nugrahaeni. (2020). Pengantar Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Penerbit Healthy Bobak, L. 2005. Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC.



Depkes RI. 2003. Manajemen Puskesmas. Jakarta: Depkes RI Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyekit Kandungan dan KB. Jakarta : ECG NANDA NIC-NOC.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa. Medis. Jilid 1 PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta PPNI.2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta Varney, Hellen, dkk. 2007. “Asuhan Kebidanan Vol.2”. Jakarta: ECG