LP Congestive Heart Failure CHF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN CONGESTIVE HEARTH FAILURE (CHF) A. DEFINISI/DISKRIPSI PENYAKIT Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang bisa disebut gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya.



Gagal jantung kongestif adalah keidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient. (Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000 dalam Wijaya, 2013)



Gagal jantung sering disebut dengan gagal jantug kongestif adalah ketidakmampuaan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. istilah gagal jantung kongestif sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan. Gagal jantung kongestif atau Congestive Hearth Failure (CHF) suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung berakbat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuanya hanya ada kalau disertai peninggian pengisian ventrikel kiri. (Kasron, 2016)



B. PATHWAY CHF adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darahuntuk metabolisme jaringan.



Klasifikasi: Gagal jantung akut-kronik (secara tiba-tiba, secara perlahan)



Etiologi: Kelainan otot jantung, Aterosklerosis Koroner, Hipertensi Sistemik, Infeksi dan penyakit pada miokardium, penyakit jantung lain, dan factor sistemik.



Komplikasi: syok kardiogenik, episode tromboli, efusi pericardial dan tamponade jantung, edema paru.



Gagal jantung kanan, Gagal jantung kiri Gagal jantung sistolik, Gagal jantung diastolik



Prinsip penglolaan enyakit CHF: Tirah baring, Diuretik, Morfin, Lanotropik, Digitalis.



Manifestasi: CHF kiri: Dispneu, batuk, mudah lelah, kegelisahan, takikardia. CHF kanan: hepatomegali, anoreksia dan mual, nokturia. DAPUS Hariyanto. A & Sulistyowati. 2015. BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 dengan Diagnosis NANDA Internasional. ARRuzz Media; Yogyakarta Kasron. 2016. Buku Ajar Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Trans Info Media; Jakarta Wijaya, A. S & Putri. Y.M. 2013. KMB 1 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KEPERAWATAN DEWASA TEORI DAN CONTOH ASKEP. Nuha Medika ; Yogyakarta.



1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan NOC: Circulation status NIC: monitor adanya paretese, kolaborasi pemberian analgetik, monitor adanya tromboplebitis, observasi kulit, monitor BAB. 2. Intolerani Aktifitas NOC: konservas energy, perawatan diri (ADLs), toleransi aktifitas NIC: kolaborasi program terapi. Identifikasi aktifitas yang mampu. monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual. 3. Kelebihan Vol Cairan NOC: keseimbangan kadar elektrolit dan asam, keseimbangan cairan, hydration. NIC: perhatikan intake dan output. Monitor hasil Hb, status hemodinamik, vital sign, indikasi retensi, status nutrisi, BB, serum dan elektrolit urine. 4. Pola Napas Tidak Efektif NOC: status pernapasan: ventilasi, patensi jalan napas. status vital sign. NIC: buka jalan napas, posisikan pasien, identifiasi untuk pemasangan alat jalan napas. Auskultasi suara napas. Monitor TTV, aliran O2, pola napas abnormal, sianosis perifer, cushing triad. 5. Gangguan Pertukaran Gas NOC: respiratory status: Gas exchange, ventilation. vital sign status. NIC: buka jalan napas dan posisikan pasien.keluarkan secret. auskultasi suara napas. monitor respirasi dan status O2.



C. PEMERIKSAAN PENUNJANG No 1.



Jenis Pemeriksaan



Pemeriksaan EKG



2.



Radiologis a. CT Scan jantung



b. Rontgen dada



c. Sonogram ekokardiogram



3.



Nilai Normal Manfaat  irama ireguler  dapat mengetahui  frekuensi antara 60-100 x/menit aktifitas “listrik” jantung,  adanya gel P yang berasal dari yang terdeteksi melalui SA rade “elektrokardiogram”.  adanya gel P yang diikuti  dapat mengetahui kompleks QRS dan T berbagai kelainan  gel P positif wajib berada di lead aktifitas lisrik jantung II lainnya melalui hasil  gel P negative wajib berada di rekaman aVR elektrokardiogram.  kompleks QRS normal (0,080,11 detik)  Dapat mengetahui tingkat penyakit  dapat mengetahui masalah yang terjadi pada organ jantung  mengetahui gerakkan dinding jantung.  Tidak terjadi pembesaran jantung  tidak ada perubahan dalam pembuluh darah



 tidak ada kelainan pada struktur jantung dan kinerjanya.



 dapat mengetahui apakah terjadi perubahan dalam ukuran dan bentu jantung sehingga dapat mengindikasikan terjadinya gagal jantung.  untuk mengetahui sonogram jantung dapat terdiagnosis.



Tes Laboratorium Darah a. Enzim heper



b. Elektrolit 1) Natrium



 SGoT: 03-45 u/L  SGoT: 0-35 u/L



 mengetahui apakah fungsi hati/hepar seseorang masih berfungsi sacara normal.



1) 135 - 145 mEq/L



1) mengetahui keseimbangan asam basa, dehidrasi, sindrom nefrotik, gagal jantung kongestif, dan kadaan klinis lainnya.



2) Kalium



2) 3,5 - 5,3 mEq/L



3) Kalsium



3) 4 - 5 mEq/L



4) Magnesium



4) 1,5 - 2,5 mEq/L



5) Klorida



5) 100 - 106 mEq/L



2) dapat menilai kondisi tubuh seperti hipertensi, penyakit ginhalm



6) Bikarbonat



6) 22 - 26 mEq/L



7) Foaspat



7) 2,5 - 4,5 mEq/L



aritmia jantung. 3) dapat mendeteksi kodisi karsinoma, defisiensi vit D, dan gangguan malabsorpi lainnya. 4) menentukan kandungan magnesium dalam darah. menevaluasi keadaan elektrolit. memeriksa fungsi syaraf dan otot. mengetahui fungsi ginjal. 5) untuk membedakan diagnose kondisi asidomia dan alkalemia. mendeteksi kondisi asidosis dan gangguan kesehatan lainnya. 6) mengetahui diagnosis dan pengobatan sejumlah penyakit yang berbahaya terkait keseimbangan asam basa dalam system metabolic dan respiratori.



c. Oksi Metri Nadi d. AGD



95 – 100 % 1) 2) 3) 4) 5)



pH: 7,35 – 7,45 PaO2: 80-100 PaCO2: 35-45 HCO: 22-26 SaO2: 93-99



7) mengetahui apakah terjadi defisiensi fosfat, kekurangan kalori protein dan sindrom malabsorpsi.  Dapat mengetahui kadar oksigen dalam darah  dapat mengetahui jumlsh O2 dan CO2 dalam darah.  menentukan tingkat pH dalam darah 



e. Albumin 1) dalam darah: 3,4-5,4 g/dL 2) dalam urine:0-8 mg/dL



menentukan status kondisi medis tertentu termsuk pankreatitis kronis atau penyakit ginjal lainnya.



D. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan berdasarkan kelas NYHA: 1. Kelas I: Non Farmakologi, meliputi diet rendah garam, batasi cairan, menurunkan berat badan, menghindari alcohol dan rokok, aktivitas fisik, manajemen stress. 2. Kelas II, III: Terapi pengobatan, meliputi: diuretic, vasodilator, ace inhibitor, digitalis, dopamineroik, oksigen. 3. Kelas IV: Kombinasi diuretic, digitalis, ACE inhibitor, seumur hidup.



E. DAFTAR PUSTAKA Hariyanto. A & Sulistyowati. 2015. BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1 dengan Diagnosis NANDA Internasional. Yogyakarta: AR-Ruzz Media Kasron. 2016. Buku Ajar Keperawatan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Trans Info Media Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan. Diagosa Medis & NANDA NIC-NOC . Jogjakarta: MediAction Wijaya, A. S & Putri. Y.M. 2013. KMB 1 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KEPERAWATAN DEWASA TEORI DAN CONTOH ASKEP. Yogyakarta: Nuha Medika



Banjarmasin,



September 2017



Preseptor Akademik,



(……………………....………..)



Preseptor Klinik



(…………..…….……………)