LP Dan Askep DHF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengue Haemorraghic Fever (DHF) pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus dengue dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi diikuti dengan gejala perdarahan spontan seperti bintik merah pada kulit, mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah. (Mufidah, 2012) Berdasarkan catatan World Health Organization (WHO), diperkirakan 500.000 pasien DHF membutuhkan perawatan di rumah sakit dalam setiap tahunnya dan sebagian besar penderitanya adalah anak-anak. Ironisnya sekitar 2,5% diantaranya pasien anak tersebut meninggal dunia. (Mufidah, 2012) Pada tahun 2014 sampai pertengahan bulan desember tercatat penderita DHF di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang mengalami koma dan 641 di antaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.551 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. (Tjandra yoga Aditama, 2008) Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus dengue. Morbiditas penyakit DHF menyebar di negara-negara tropis dan subtropis. (Rampengan T.H, Laurentz. I. R 2007) Setiap negara penyakit DHF mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. Penyakit DHF di Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar keseluruh provinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DHF ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab DHF di setiap daerah berbeda. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DHF secara konvensional sudah berubah. Infeksi virus dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis. (Rampengan T.H, Laurentz. I. R 2007)



Penderita DHF yang tidak mendapat pengobatan dan perawatan akan menimbulkan dampak seperti perdarahan pada semua organ, ensepalopati dan penurunan kesadaran. Maka dari itu sangat diperlukan peran perawat, untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mencegah komplikasi yang terjadi. Melihat fenomena diatas maka kelompok merasa tertarik untuk membahas tentang Asuhan Keperawatan pada anak dengan DHF. (Rampengan T.H, Laurentz. I. R 2007) B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan DHF ? 2. Apakah etiologi dari DHF ? 3. Bagaimana manifestasi klinis dari DHF ? 4. Bagaimana patofisiologi dari DHF ? 5. Bagaimana cara pemeriksaan diagnosa DHF ? 6. Bagaimana penatalaksanaan medis DHF ? 7. Bagaimana cara pengkajian keperawatan DHF ? 8. Apa diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan diagnosa DHF ? 9. Bagaimana bentuk perencanaan keperawatan DHF ? C. Tujuan Penulisan Setelah dilakukan pembelajaran tentang Asuhan Keperawatan Anak pada pasien Dengue Hemorraghic Fever (DHF), diharapkan mahasiswa mampu : 1. Memahami tentang pengertian dari DHF 2. Memahami tentang etiologi DHF 3. Memahami tentang manifestasi klinis DHF 4. Memahami tentang patofisiologi/pathway DHF 5. Memahami tentang pemerikaan diagnosa DHF 6. Memahami tentang penatalaksanaan medis DHF 7. Memahami tentang pengkajian keperawatan DHF 8. Memahami tentang diagnosa keperawatan yang muncul pada anak dengan diagnosa DHF 9. Memahami tentang perencanaan keperawatan DHF



D. Manfaat 1. Bagi instansi pendidikan, menjadi sumber ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan dan menjadi rujukan dalam pengkajian pada penderita DHF. 2. Bagi instansi kesehatan, menjadi sumber acuan dalam melakukan keperawatan kepada penderita DHF. 3. Bagi profesi keperawatan, menjadi sumber dalam ilmu pengetahuan serta menjadi acuan dalam hal keperawatan kepada penderita DHF. 4. Bagi pasien dan keluarga, keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala awal penyakit DHF dan cara menanggulanginya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. PENGERTIAN Dengue Haemorraghic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Dengue Haemorrrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. (Suriadi dkk, 2010) Dangue Haemorraghic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lokopenia, ruam, limfadenopati, tromsitopeniadan diathesis hemoragik. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006) B. ETIOLOGI



Gambar 1 Virus dangue



Penyebab penyakit Dengue Haemorraghic Fever (DHF) adalah virus dengue. Virus tersebut di Indonesia sampai saat ini telah di isolasi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup B arthropediborne viruses (arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. (Nursalam Susilaningrum, 2008) Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Dua jenis nyamuk Aedes di Indonesia yaitu: (Nursalam Susilaningrum, 2008) 1. Aedes Aegypti



Gambar 2 Nyamuk Aedes Aegypti



a. Paling sering ditemukan b. Merupakan nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan berkembang biak didalam rumah, yaitu di tempat penampungan air jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah c. Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, dan berbintik bintik putih d. Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari e. Jarak terbang 100 meter 2 . Aedes Albopictus



Gambar 3 Nyamuk Aedes Albopictus



a. Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah atau pohonpohon, seperti pohon pisang, serta terdapat pula dalam pandan dan kaleng bekas b. Menggigit pada waktu siang hari c. Jarak terbang 50 meter. (Rampengan T H, 2007)



C. KLASIFIKASI Adapun klasifikasi menurut (Suriadi, 2006) 1. Derajat I



: Demam disertai



gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji



tornikuet positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi. 2. Derajat II



: Derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain



3. Derajat III Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin lembab dan gelisah. 4. Derajat IV : Syok berat (profound shock) nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak teratur.



D. MANIFESTASI KLINIS Adapun manifestasi klinis menurut: (Suriadi, 2006) 1.



Demam tinggi selama 5-7 hari



2.



Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit :petekie, ekimosis, dan hematoma



3.



Epistaksis, hematemesis, melena, dan hematuria



4.



Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, dan konstipasi



5.



Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hati



6.



Sakit kepala



7.



Pembengkakan sekitar mata



8.



Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening



9.



Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah)



Demam terbagi berberapa macam, demam diartikan suatu keadaan dimana suhu tubuh di atas 37,20C. Hipereksia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh di atas 41,20C. Beberapa tipe demam yang mungkin ditemukan, antara lain: 1. Pembagian menurut derajatnya : a. Subfebris : 37,3-38°C b. Febris : 38-40°C c. Hipertermi : > 41,1°C d. Hipertermi maligna : 39-42°C



2. Pembagian menurut jenisnya : a. Demam septik Demam setiap hari (>2°C) dan tapi tidak sampai normal Contoh : Demam Thyfoid b. Remitten fever Suhu turun setiap hari (2°C) dan tapi tidak sampai normal c. Intermitten fever Suhu turun setiap hari sampai normal dan variasi suhu >2°C Contoh : Malaria d. Sustained fever (kontinyu) Sepanjang hari demam dan variasi suhu 10 petechiae dalam lingkaran bergaris tengah 5 cm kira-kira 4 cm distal dari fossa cubiti test Rumple Leede dikatakan positif. Seandainya dalam lingkaran



tersebut tidak ada petechiae, tetapi terdapat petekie pada distal yang lebih jauh daripada itu, test Rumple Leede juga dikatakan positif. 2. Warna merah didekat bekas ikatan tensi mungkin bekas jepitan, tidak ikut diikut sebagai petekie 3. Pasien yg “tek” darahnya tdk diketahui, tensimeter dapat dipakai pada “tek” 80 mmHg 4. Pasien tidak boleh diulang pada lengan yang sama dalam waktu 1 minggu Derajat laporan : (-) = tidak di dapatkan petekie (+1) = timbul beberapa petekie dipermukaan pangkal lengan (+2) = timbul banyak petekie dipermukaan pangkal lengan (+3) = timbul banyak petekie diseluruh permukaan pangkal lengan & telapak Tangan muka & belakang (+4) = banyak sekali petekie diseluruh permukaan lengan, telapak tangan & jari, muka dan belakang. Ukuran normal: negative atau jumlah petekie tidak lebih dari 10



Gambar 4 Bentuk pemeriksaan rumple leed



Gambar 5 Contoh gambar patekie



E. PATOFISIOLOGI Menurut Widoyono proses imunologi dan empat tipe reaksi, yaitu: Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah komplek virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. (Widoyono, 2011) Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagalasi (protambin, faktor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut. (Widoyono, 2011) Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dengan hilangnya plasma pasien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jangan asidosis dan kematian. (Widoyono, 2011)



F. Pathway



Infeksi virus dengue



Melalui gigitan nyamuk



Membentuk virus antibody



Trombosit kehilangan



Menstimulasi SSP



Merangsang sel-sel



fungsi agregasi



meningkatkan sistem



monosit eosinofil,



danmengalami



imun tubuh melawan



neotropil, dan makrofag



metamorfosis



infeksi



Di musnahkan oleh retikuloendoteal



Trombositopenia



Peningkatan metabolisme



Mengeluarkan zat



tubuh



pirogen endogen



Peningkatan kerja sistem



Ansietas



Menstimulasi



pencernaan



hipotalamus



Peningkatan premebilitas kapiler Kebocoran plasma



Peningkatan produksi



Hipertermi



asam lambung Reaksi Inflamasi



pada ektravaskuler Mual Perdarahan Anoreksia



Nyeri Akut Ketidaktahuan tentang proses penyakitnya



Resiko perdarahan Nutrisi kurang dari



Defisit



kebutuhan



pengetahuan



G. PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai: 1.



HB dan PCV meningkat ( > 20 % )



2.



Trombositopenia ( < 100.000/ml )



3.



Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis )



4.



Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoproteinemi, hipokloremia dan hiponatremia



5.



Urium dan PH darah mungkin meningkat



6.



Asidosis metabolik: pCO2