LP Dan SP Waham [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM



PROFESI NERS DISUSUN OLEH : Nama



: Estia Putri, S.Kep



NIK



: 201560311043



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIkes MEDISTRA INDONESIA JL.CUT MUTIA RAYA NO.88A SEPANJANG JAYA BEKASI TIMUR 2021



I.



Kasus (masalah utama) Waham kebesaran



II.



Pengertian dan Proses terjadinya masalah 1. Pengertian Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. 2. Proses terjadinya masalah a. Faktor Predisposisi 1. Faktor genetik Secara genetis skizoprenia diturunkan melalui kromosom-kromosom tertentu. Di duga letak gen schizophrenia ada di kromosom nomor 6, dengan kontribusi genetik ditambah nomor4, 8, 15 dan 22 (Buchanan & Carpenter, 2000). Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalamI schizophrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami schizophrenia, sementara bila kedua orangtua ny schizophrenia maka peluang menjadi35%. 2. Faktor neourbiologi Ditemukan bahwa korteks prefrontal dan kortek limbic pada klien schizophrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien schizophrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal. Neurotransmiter juga ditemukan tidak normal, khususnya dopamine, serotonin, dan glutamat. 3. Studi neurotransmitter Schizophrenia di duga juga disebabkan oleh adanya ketidak seimbangan neurotransmitter. Dopamine berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotonin. 4. Teori virus Paparan virus influenza pada trimester ke –3 kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi schizophrenia. 5. Psikologis Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi schizophrenia antara lain yang diperlakukan oleh ibu yang pencemas, terlalu melindungi, dingindan tak berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.



b. Faktor Presipitasi Faktor-faktor pencetus respon neurobiolgi meliputi: 1. Berlebihnya proses informasi pada system syaraf yang menerima dan memproses informasi di thalamus danfrontal otak. 2. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu (mekanisme gating abnormal). 3. Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap, dan perilaku 



Riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak







Kekerasan dalam keluarga







Kegagalan-kegagalan dalam hidup







Kemiskinan Adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien







Konflik antar masyarakat







Tidak patuh minum obat



Jenis –jenis waham 1. Waham curiga 



Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/ meciderai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.







Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”



2. Waham agama 



Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan







Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari”



3. Waham somatik Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan



Rentang respon nerobiologis Respon adaptif



Respon maladaftif



Berfikir logis



pikiran sesekali terdistrorsi



gangguan pemikiran



Persepsi akurat



ilusi



kesulitan pengolahan



Emosi konsisten dengan



reaksi emosional berlebihan



emosi



Pengalaman



atau tidak bereaksi



perilaku kacau



Perilaku sesuai



perilaku aneh atau penarikan



isolasi sosial



Berhubungan sosial



tidak biasa



III.



A. Pohon masalah Gangguan proses pikir : waham



Harga diri rendah B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji Tanda dan Gejala waham: 1. Meyakini memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. 2. Meyakini ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkalitetapi tidak sesuai kenyataan 3. Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkanberulang kali tetapi tidak sesuaikenyataan 4. Meyakini



bahwa



tubuh



atau



bagian



tubuhnyaterganggu/terserang



penyakit,diucapkan berulangkali tetapitidak sesuai kenyataan. 5. Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/meninggal,diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuaikenyataan.



Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham : 1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap? 2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya? 3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata? 4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya? 5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain? 6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar? 7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membacapikirannya? Mekanisme koping 1. denial 2. Proyeksi IV.



Diagnosa keperawatan 1. Gangguan proses pikir :waham 2.



V.



Isolasi sosial Rencana tindakan keperawatan



Untuk pasien, bertujuan 1. Pasien dapat berorientasi kpd realita secara bertahap 2. Pasien mampu berorientasi dengan orang lain dan lingkungan 3. Pasien dapat memenuhi kebutuhannya melalui aktifitas 4. Pasien dapat menggunakan obat dengan prinsip 5 benar Untuk pasien 1. Bina hubungan saling percayaa. 



Mengucapkan salam terapeutik







Berjabat tangan







Menjelaskan tujuan interaksi







Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien







2. Bantu orientasi realita 



Tidak mendukung dan membantah wahampasienb)Yakinkan bahwa pasien dalam keadaan amanc)







Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-harid)







Diskusikan kebutuhan psikologi/ emosional yg tdk terpenuhie)Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan dan menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannyaf)







Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas



3. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yg tidak terpenuhi 4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional 5. Diskusi ttg kemampuan positif yang dimiliki 6. Bantu melakukan kemampuan 7. Berdiskusi ttg obat yg diminum8)Melatih minum obat yang benar 8. Diskusikan kemampuan realistis yang dimiliki 9. Anjurkan melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya. 10. Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional 11. Berbicara dalam konteks realitas 12. Beri pujian bila mampu memperlihatkan kemampuan positifnya 13. Jelaskan pada pasien tentang programpengobatannya (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar) 14. Diskusikan akibat bila berhenti minum obat Untuk Keluarga,bertujuan:1. 1. Keluarga dapatmengidentifikasi waham pasien 2. Keluarga dapatmemfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya. 3. Keluarga dapatmempertahankan program pengobatan pasien secara optimal Pasien.Diskusikan dengan keluarga tentang : a. Cara merawat pasien waham dirumah b. Follow up dan keteraturan pengobatan c. Lingkungan yang tepat untuk pasien. 4. Diskusikan ttg obat pasien 5. Diskusikan kondisi pasien yg perlu konsultasi segera



STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN WAHAM Tindakan Keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya Masalah : Waham Curiga Pertemuan : Ke 1 (satu) A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di kursi 2. Diagnosa Keperawatan Waham Kebesaran 3. Tujuan khusus Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat 4. Tindakan Keperawatan a. Memberikan salam terapeutik b. Memperkenalkan diri kepada pasien c. Memberitahu tujuan interaksi kepada pasien d. Melakukan kontrak waktu yang tepat dengan pasien e. Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang untuk berinteraksi f. Mengajak pasien mengobrol ringan mengenai kehidupannya. g. Mengobservasi respon verbal dan non verbal dari pasien h. Menunjukkan sikap empati kepada pasien i. Memberikan reinforcemen positif pada setiap jawaban yang diberikan oleh pasien B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP) 1.



Fase Orientasi a. Salam terapeutik “Halo, selamat pagi bapak. Perkenalkan, saya perawat Estia. Mulai hari ini saya bertugas untuk merawat bapak selama 1 minggu ke depan. Nama bapak siapa? nama suka dipanggil siapa? oh ya, baiklah. Saya panggil bapak Bima saja ya. Hari ini saya jaga pagi dari jam 8 sampai jam 2 sore. Jadi, jika Bapak ada keperluan, bisa mencari saya di ruang perawat”



b. Evaluasi/ Validasi “Bagaimana kabarnya hari ini, Bapak? Kontrak Topik: “Hari ini kita akan berbincang-bincang untuk saling mengenal” Waktu: “Lamanya 15 menit, bagaimana Bapak? Jadi, kita akan ngobrol dari jam 10 sampai jam 10 lewat 15 menit nanti ya?” Tempat: “Ingin ngobrol dimana, Bapak? Bagaimana jika di teras depan kamar Bapak?” 2. Fase Kerja “Bapak, bisa saya bertanya tentang identitas Bapak, baik alamat, keluarga, hobi atau mungkin keinginan untuk saat ini?” “Bagus sekali Bapak sudah dapat menceritakannya dengan sangat detail. Bapak dulu bekerja dimana? Bapak suka dengan pekerjaan itu? “Bagaimana dengan teman-teman sekamar Bapak? Bapak sudah kenal dengan mereka semua? Ada berapa orang semuanya? bagus sekali Bapak bisa menghafal semua nama teman-temannya dengan baik” “Wah terima kasih Bapak karena sudah mau berkenalan dengan saya dan sekarang saya akan memberitahu identitas saya, Bapak mau kan mendengarkan?” “Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi Bapak tidak perlu sungkan lagi. Bila ada masalah bisa diceritakan pada saya, Bapak mau kan berteman dengan saya?” 3. Fase terminasi a. Evaluasi Subyektif



: “Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang?”



Obyektif



: Pasien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan perawat serta mampu bercerita dengan nyaman dengan sesekali melihat ke arah perawat.



4. Rencana Tindak Lanjut “Coba bisa diulang tadi, nama saya siapa? Wah, bagus sekali Bapak bisa ingat nama saya.”



“Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Bapak dan Bapak sudah bisa mengungkapkan perasaan dengan baik dan mau berkenalan dan berteman dengan saya.” ”Baiklah, sesuai janji di awal, hari ini kita akan berbincang-bincang selama 15 menit dan ternyata waktunya sudah habis. Jika ada yang ingin Bapak bicarakan, Bapak bisa mencari saya di ruang perawat.” 5. Kontrak Topik : “Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang lagi? Besok kita akan membahas tentang cara mempraktekkan membina hubungan dengan orang lain dan membicarakan kemampuan yang Bapak miliki.” Tempat: “Mau dimana kita bincang-bincang? Bagaimana kalau tetap disini?” Waktu: “Kira-kira 15 menit lagi ya. Kalau begitu, Saya pamit dulu. Terima kasih Bapak. Sampai jumpa besok.”