LP Dan SP Waham [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM DI RSJD AMINO GONDHO HUTOMO SEMARANG



Disusun oleh : ULFA RIMAWATI SK.319.045



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL TAHUN AKADEMIK 2019/2020



1



BAB I LAPORAN PENDAHULUAN



A. Definisi Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya. Waham merupakan suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, Akemat, Helena dan Nurhaeni, 2012). Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya (Keliat, 2009).



B. Manifestasi Klinis 1. Subyektif a. Mudah lupa dan sulit konsentrasi b. Tidak mampu mengambil keputusan c. Berpikir tidak realistis d. Pembicaraan sirkumstansial 2. Obyektif a. Bingung b. Inkoheren c. Flight of idea d. Sangat waspada



2



e. Khawatir f. Sedih berlebihan atau gembira berlebihan g. Perubahan pola tidur h. Kehilangan selera makan i. Wajah tegang j. Perilaku sesuai isi waham k. Banyak bicara l. Menentang atau permusuhan m. Hiperaktif n. Menarik diri o. Tidak bisa merawat diri



C. Etiologi 1. Faktor predisposisi Faktor predisposisi dari gangguan isi pikir waham adalah: a. Teori Biologi Faktor-faktor



genetik



ikut



mempengaruhi



perkembangan



psikologis. Bila suatu individu memiliki anggota keluarga dengan kelainan psikologis maka individu tersebut memiliki resiko tinggi untuk mengalami kelainan psikologis yang sama. Pada penelitian terbaru menyatakan bahwa skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suatu kecacatan sejak lahir yang terjadi pada hipokampus otak. Teori biokimia menyatakan bahwa peningkatan dopamin neurotranmiter mengakibatkan peningkatan aktivitas yang berlebihan dan gangguan dalam asosiasi. b. Teori Psikososial Individu yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik dan ansietas yang tinggi akan mengalami hambatan dalam perkembangan psikologisnya sehingga tidak dapat melakukan tugas perkembangan secara optimal. Anak yang tumbuh dalam keluarga psikosis akan menerima pesanpesan yang membingungkan yang menyebabkan ketidakmampuan anak



3



mempercayai orang lain. Kelainan psikosis dapat pula merupakan hasil ego yang lemah, bila individu mendapat stres yang berat yang mengancam ego yang lemah maka individu cenderung akan berespon maladaptif.



2. Faktor presipitasi Faktor presipitasi dari gangguan isi pikir waham adalah: a. Biologis Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses imformasi dan abnormalisasi yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan. b. Stres lingkungan Secara biologis menetapakan ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi denga stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku. c. Pemicu gejala Terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif yang berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan prilaku individu seperti gizi buruk, kurang tidur, infeksi, kelebihan rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, gangguan dalan berhubungan interpersonal, kesepian, kemiskinan, tekanan pekerjaan dan sebagainya.



D. Pohon Masalah



Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan



Kerusakan komunikasi verbal



4



Perubahan proses pikir: waham



Gangguan konsep diri : harga diri rendah



E. Masalah Keperawatan yang Perlu di Kaji 1. Waham Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan. Data objektif : Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung. 2. Harga diri rendah Data Subyektif: Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri Data Obyektif: Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.



F.



Intervensi 1. Psikoterapi Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke masyarakat, untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena



5



dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama, seperti terapi modalitas yang terdiri dari: a. Terapi aktivitas 1) Terapi seni Fokus: untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan seni 2) Terapi musik Fokus: mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi. Yaitu menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien. 3) Terapi menari Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh 4) Terapi relaksasi Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptif/ deskriptif, meningkatkan partisipasi dan kesenangan klien dalam kehidupan. b. Terapi sosial Klien belajar bersosialisasi secara bertahap dengan perawat, klien lain, perawat lain, keluarga/kelompok/ masyarakat. c. Terapi kelompok 1) Kelompok terapeutik 2) Terapi aktivitas kelompok 2. Psikofarmaka a. Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita skizoprenia yang menahun, hasilnya lebih banyak jika mulai diberi dalam dua tahun penyakit. b. Neuroleptika dengan dosis efektif tinggi bermanfaat pada penderita dengan psikomotorik yang meningkat. 3. Psikosomatik Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode



6



yang dipasang pada satu atau dua temples, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.



G. Tindakan keperawatan generalis pada klien waham Diagnosa 1 Tindakan Keperawatan (Pasien) 1. Tujuan: Klien mampu a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari waham Latihan orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan b. Minum obat dengan prinsip 6 benar minum obat, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi akibat wahamnya, memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi d. Melakukan kegiatan/aspek positif yang dipilih 2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) a. SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya: mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan



pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi, melatih



latihan orientasi realita. 1) Mengidentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan akibat waham 2) Menjelaskan cara mengendalikan waham dengan orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan 3) Melatih klien orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan 4) Melatih klien memasukkan kegiatan orientasi realita dalam jadwal kegiatan harian



7



b. SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkannya 1) Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien 2) Mendiskusikan kemampuan positif yang dimiliki klien 3) Melatih kemampuan positif yang dipilih 4) Melatih klien memasukkan kemampuan positif yang dimiliki dalam jadual kegiatan harian c. SP 3 Pasien : Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat. 1) Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, dosis, frekuensi, cara, orang dan kontinuitas minum obat). 2) Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidak minum obat dengan klien 3) Melatih klien cara minum obat secara teratur 4) Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat secara teratur ke dalam jadwal kegiatan harian. d. SP 4 Pasien: Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar 1) Menjelaskan cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutuhannya 2) Melatih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi akibat wahamnya dan kemampuan memenuhi kebutuhannya 3) Melatih klien memasukkan kegiatan memenuhi kebutuhan ke dalam jadwal kegiatan harian Tindakan Keperawatan (Keluarga) 1. Tujuan keluarga mampu a. Mengenal masalah waham b. Mengambil keputusan untuk merawat klien waham c. Merawat klien waham d. Menciptakan lingkungan yang terapeutik untuk klien waha 2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga



8



a. SP 1 Keluarga : Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien 1) Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat klien waham 2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala dan proses terjadinya resiko perilaku kekerasan b. SP 2 Keluarga : Menjelaskan dan melatih keluarga cara merawat klien waham 1) Menjelaskan cara merawat klien waham 2) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk latihan orientasi realita 3) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien untuk minum obat dengan prinsip 6 benar. 4) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi karena waham dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan 5) Memotivasi, membimbing dan memberi pujian kepada klien latihan kemampuan positif yang dimiliki c. SP 3 Keluarga : Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham 1) Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham 2) Menganjurkan keluarga memutuskan untuk merawat klien waham d. SP 4 Keluarga : Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan 1) Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia 2) Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan relaps 3) Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan kambuh



9



4) Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk ke pelayanan kesehatan.



Diagnosa 2 Tindakan Keperawatan (Pasien) 1. Tujuan : Klien mampu a. Mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadinya dan akibat Harga diri rendah, mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki b. Menilai kemampuan yang dapat digunakan, menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan c. Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan d. Melakukan kegiatan yang sudah dilatih 2. Tindakan Keperawatan (Strategi Pelaksanaan) a. SP 1 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien. 1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien. 2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif. b. SP 2 pasien: Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan, Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih 1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini. 2) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.



10



3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif 4) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.



c. SP 3 Pasien : Melatih kemampuan yang dipilih klien 1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan pertama yang dipilih 2) Melatih kemampuan pertama yang dipilih 3) Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang dilakukan d. SP 4 Pasien : Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian Tindakan Keperawatan (Keluarga) 1. Tujuan : Keluarga Mampu a. Mengenal masalah harga diri rendah kronik b. Mengambil keputusan dalam merawat harga diri rendah kronik c. Merawat klien dengan harga diri rendah kronik d. Menciptakan lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up dan mencegah kekambuhan 2. Tindakan Keperawatan pada keluarga klien harga diri rendah a. SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien b. SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan mengambil keputusan merawat pasien c. SP 3 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien dengan harga diri rendah dan berikan pujian d. SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan



11



BAB II STRATEGI PELAKSANAAN



A. Strategi Pelaksanaan Pasien SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang



tidak



terpenuhi



dan



cara



memenuhi



kebutuhan;



mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi. ORIENTASI: Salam terapeutik ”Selamat pagi mas, Saya Mahasiswa STIKES KENDAL yang akan merawat mas, Nama Saya Ulfa Rimawati senang dipanggil Ulfa. Nama mas siapa?mas Senang dipanggil apa” Validasi ”Bagaimana perasaan mas hari ini? Apa yang mas R rasakan saat ini” Kontrak (waktu, topik, dan tempat) ”Baiklah, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang apa yang dirasakan mas saat ini. Bagaimana kalau 20 menit.”Apakah mas bersedia?” KERJA “Saya mengerti mas merasa bahwa mas adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus mas rasakan? Jadi mas merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri mas sendiri?” “Siapa menurut mas yang sering mengatur-atur diri mas?”



12



“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya mas, juga kakak dan adik mas yang lain?” “Kalau mas sendiri inginnya seperti apa?” “O... bagus mas sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri” “Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut mas” “Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya mas ingin ada kegiatan diruangan ini ya” TERMINASI Evaluasi “Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang dengan saya?”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus” “Bagaimana kalau jadual ini mas coba lakukan, setuju mas?” Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. RTL “Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?” ”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Mas miliki? Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini lagi?” SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkannya ORIENTASI: Salam terapeutik “Selamat pagi mas R. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ulfa. dari STIKES Kendal mas. Validasi Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul? Apakah mas sudah mengingat apa saja hobi mas?” Kontrak (waktu, topik, dan tempat) Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?” “Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi mas R tersebut?”



13



“Berapa lama mas R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?” KERJA “Apa saja hobbynya mas? Saya catat ya Mas, terus apa lagi?” “Wah.., rupanya mas R pandai main catur ya, tidak semua orang bisa bermain catur seperti itu lho mas R”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien). “Bisa mas R ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur, siapa yang dulu mengajarkannya kepada mas R, dimana? “Bisa mas R peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik itu?” “Wah..baik sekali permainannya” “Coba kita buat jadwal untuk kemampuan mas R ini ya, berapa kali sehari/seminggu mas R mau bermain catur?” “Apa yang mas R harapkan dari kemampuan bermain catur ini?” “Ada tidak hobi atau kemampuan mas R yang lain selain bermain catur?” TERMINASI: Evaluasi “Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan amas?” “Setelah ini coba mas R lakukan latihan catur sesuai dengan jadual yang telah kita buat ya?” RTL “Besok kita ketemu lagi ya mas?” “Bagaimana kalau besok sebelum makan siang? Di ruang tamu saja, ya setuju?” “Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus mas R minum, setuju?” “Bagaimana kalau sekarang mas R teruskan kemampuan bermain catur tersebut…….”



14



SP 3 Pasien: Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum obat. Orientasi: Salam terapeutik “Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ulfa. dari STIKES Kendal mas. Validasi Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah sudah dicoba terus latihan bermain caturnya?” “Bagus sekali” Kontrak (waktu, topik, dan tempat) Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang mas R minum?” “Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?” “Berapa lama mas R mau kita berbicara? 20 atau 30 menit? KERJA “Mas R berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?” “ Mas R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,



tidurnya juga



tenang” “Obatnya ada tiga macam mas, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut mas R terasa kering, untuk membantu mengatasinya mas bisa banyakin minum ” “Sebelum minum obat ini mas R dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama mas tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”



15



“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya mas R tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”. TERMINASI Evaluasi “Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang mas R minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?” “Mari kita masukkan pada jadual kegiatan mas. Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat” “Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Mas!” RTL Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”



SP 4 Pasien: Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar Orientasi: Salam terapeutik “Selamat pagi mas. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ulfa. dari STIKES Kendal pak. Validasi Bagaimana perasaan mas hari ini? Bagaimana apakah mas sudah meminum obat sesuai dengan jadwal?” Kontrak (waktu, topik, dan tempat) Sesuai dengan janji saya dengan mas R, saya akan menmani mas berbincangbincang lagi. Kali ini saya ingin membahas kegiatan atau aktivitas mas selama dirmah sakit yang tidak dapat mas laukan secara mandiri dengan kata lain memerlukan bantuan teman atau perawat. Apakahmas bersedia?” Mau dimana?” Baiklah, waktunya tidak lama sekitar 20 menit



16



KERJA “Mas R apa sajakah aktivitas mas R yang memerlukan bantuan dari perawat atau teman sekamar?”Baiai sekarang mas R harus baiklah mulai sekarang mas R harus sering latihan untuk melakukan kegiatan tersebut dengan mandiri.” “bagaimana apakah mas R bersedia?” Bagus”. Mulai dari sekarang mas R bisa memasukkan kegiatan yang dapat mas R lakukan secara mandiri setiap harinya di jadwal kegiatan harian.” TERMINASI Evaluasi “Bagaimana perasaan mas R setelah kita bercakap-cakap tadi?” “Aakah ada pertanyaan?” RTL Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”



B. Strategi Pelaksanaan Keluarga SP 1 Keluarga: Membina hubungan saling percaya dengan keluarga; mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien ORIENTASI: Salam terapeutik ”Selamat pagi pak/bu, Saya Mahasiswa keperawatan STIKES Kendal yang akan merawat mas R, Nama Saya Ulfa Rimawati senang dipanggil Ulfa. Nama bapak/ibu siapa?Bapak/ibu Senang dipanggil apa” Validasi ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini” Kontrak (waktu, topik, dan tempat) “Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah mas R dan cara merawat mas R di rumah?”



17



“Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang tamu ini?” “Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit” KERJA “Pak, bu, apakah ibu dan bapak sudah mengetahui apa yang terjadi dengan mas R ini? yang terjadi pada mas R ini merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama: “Bapak/Ibu mengerti mas R merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.” “Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji R jika ia melakukan hal-hal yang baik.” “Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan R” “Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan R tentang kebutuhan yang diinginkan R, misalnya: “Bapak/Ibu percaya R punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada bapak/ibu. R khan punya kemampuan ............ “ (kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak) “Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan pujian) “Pak, bu, R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang” “Obatnya ada tiga macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP guanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan R kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Mas R sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera beri pujian



18



TERMINASI Evaluasi “Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat R di rumah?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali.” RTL “Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat R sesuai dengan pembicaraan kita tadi” “Jam berapa bapak dan ibu bisa ?” “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”



SP 2 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien ORIENTASI: Salam terapeutik ”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya, ya saya Ulfa. Validasi ”Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Kontrak (waktu, topik, dan tempat) “Sesuai kontrak kemarin ketemu lagi” “Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari yang lalu?” “Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?” “Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke mas R ya?” “Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?” KERJA



19



“Sekarang anggap saya mas R yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila mas R sedang dalam keadaan yang seperti ini” “Bagus, betul begitu caranya” “Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang dimiliki mas R. Bagus.” “Sekarang coba cara memotivasi mas R minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadual?” “Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat R” “Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada R?” (Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien) TERMINASI Evaluasi “Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat mas R?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu membesuk mas R” RTL “Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi saya datang kembali kesini dan kita akan mencoba melakukan langsung cara merawat R sesuai dengan pembicaraan kita tadi” “Jam berapa bapak dan ibu bisa ?” “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”



SP 3 Keluarga: Mendiskusikan masalah dan akibat yang mungkin terjadi pada klien waham ORIENTASI: Salam terapeutik



20



”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?” Ya benar saya perawat Ulfa. Validasi ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang kemarin sudah dipraktekan ke mas R?” “iya bagus” Kontrak (waktu, topik, dan tempat) “Sesuai janji kemarin kita bertemu lagi ya pak/bu?”. Sekarang kita akan mendiskusikan tentang dampak yang dapat terjadi pada mas R jika tidak dapat menerima realita atau kenyataan, bagaimana? “Apakah bapak/ibu setuju?” “Disini saya ya, waktunya tidaqk lama sekitar 10 menit”. KERJA “Jadi mas R menganggap bahwa dirinya adalah seorang nabi yang pada kenyataannya bukan seperti itu.” Jika keadaan ini terus menerus terjadi tanpa ada yang memaparkan realita kehidupan ke mas R, mas R akan hidup layaknya seperti apa yang dia fikirkan, tanpa sadar mas R melakukan hal itu.” Disini tugas bapak/ibu sebagai orang tua sangat diperlukan untuk memaparkan realita kehidupan mas R bahwa mas R adalah seorang manusia biasa bukan seorang nabi. Bagaimana apakah bapak ibu mengerti?” “Bagus. Butuh ketekunan keuletan serta kesabaran untuk menjelaskan kepada mas R, baik dijelaskan tiap harinya agar mas R mengingat kebenaran atas dirinya sediri.” TERMINASI Evaluasi “Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap melakukannya? RTL



21



“Alangkah baiknya besok kita bertemu lagi, untuk membahas tentang kesiapan bapak/ibu dalam merawat mas R selama dirumah nanti.



SP 4 Keluarga: Menjelaskan perawatan lanjutan pasien (Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up, cara rujukan kesehatan klien dan mencegah kekambuhan) ORIENTASI: Salam terapeutik ”Selamat pagi pak/bu, masih ingatkah dengan saya?” Ya saya perawat Ulfa. Validasi ”Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini? Bagaimana?” “Apakah latihan yang kemarin sudah dipraktekan ke mas R?” “iya bagus” Kontrak (waktu, topik, dan tempat) “Karena mas R rencana mau pulang, bagaimana kalau kita berbincang tentang perawatan lanjutan untuk mas R?” “Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di sini” “Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu menyelesaikan administrasi di depan.” KERJA “Pak/Bu, ini jadwal mas R yang sudah dibuat. Coba diperhatikan. Apakah kirakira dapat dilaksanakan semua? Jangan lupa memperhatikan mas R, agar ia tetap menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).” “Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya mas R mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera kontrol ke rumah sakit ya”.



22



TERMINASI Evaluasi “Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap melanjutkan di rumah?” RTL “Jika mas R menunjukan tanda dan gejala yang aneh aneh lagi seperti mengaku sebagai nabi, langsung saja periksakan lagi mas R ke rumah sakit”.



DAFTAR PUSTAKA



Arif, I.S. (2006). Skizofrenia memahami dinamika keluarga pasien. Cetakan I. Jakarta : penerbit Refina Aditama Carpenito, L.J., (2000). Diagnosa keperawatan aplikasi pada praktik klinis (terjemahan). Edisi 6. Jakarta : EGC Doenges, M.E, Townsend, M.C dan Moorhouse, M.F. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Erawati,E., Keliat, B. A., Daulima, N., H., C. (2013). Pengaruh Terapi Metakognitif terhadap intensitas waham dan kemampuan metakognitif di RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang. FIK UI : Depok Hawari, D., (2006). Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizofrenia. Edisi kedua. Jakarta : Balai Penerbit Fakultasi Kedokteran Universitas Indonesia. Keliat, B.A dan Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Kusumawati, F dan Hartono, Y. (2010). Buku ajar keperawatan jiwa. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Salemba Medika Townsend. M.C, (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Yosep, I. (2007), Keperawatan jiwa. Cetakan I. Jakarta : Penerbit Refika Aditama



23



FKUI dan WHO., (2006). Modul praktek keperawayan profesional jiwa (MPKP Jiwa). (Cetakan I). Fakultasi Kedokteran Universitasi Indonesia dan WHO NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 104



24