21 0 326 KB
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETIC FOOT ULCER STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
AYU CAHYANI I4052221018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2022
A. Definisi Penyakit Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein (Tjokroprawiro et al, 2017). Diabetic Foot (Kaki diabetik) adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus; merupakan suatu penyakit pada penderita diabetes bagian kaki, Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit pun berkurang.( Karsuit, et all 2017) B. Etiologi Secara umum faktor-faktor diabetes foot menurut Karsiut et all 2017, dibagi menjadi beberapa faktor yaitu:
Faktor Predisposisi 1. Faktor yang mempengaruhi daya tahan jaringan terhadap trauma seperti kelainan makrovaskuler dan mikrovaskuler, jenis kelamin, merokok, dan neuropati otonom. 2. Faktor yang meningkatkan kemungkinan terkena trauma seperti neuropati motorik, neuropati sensorik, limited joint mobility, dan komplikasi DM yang lain (seperti mata kabur). 3. Neuropati sensorik pada kaki bisa menyebabkan terjadinya trauma yang tidak disadari. Neuropati motorik juga menyebabkan otot intrinsik lemah ntuk menampung berat badan seseorang dan seterusnya terjadilah trauma.
Faktor Presipitasi 1. Perlukaan di kulit (jamur). 2. Trauma. 3. Tekanan berkepanjangan pada tumit saat berbaring lama.
Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan Luka 1. Derajat luka. 2. Perawatan luka.
3. Pengendalian kadar gula darah. C. Patofisiologi Terjadinya masalah pada kaki diawali adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Diabetes seringkali menyebabkan penyakit vaskular perifer yang menghambat sirkulasi darah. Dalam kondisi ini, terjadi penyempitan di sekitar arteri yang sering menyebabkan penurunan sirkulasi yang signifikan di bagian bawah tungkai dan kaki. Sirkulasi yang buruk ikut berperan terhadap timbulnya kaki diabetik dengan menurunkan jumlah oksigen dan nutrisi yang disuplai ke kulit maupun jaringan lain, akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi. Neuropati diabetik dapat menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk merasakan nyeri, panas, dan dingin. Diabetes yang menderita neuropati dapat berkembang menjadi luka, parut, lepuh, atau luka karena tekanan yang tidak disadari akibat adanya insensitivitas. Apabila cedera kecil ini tidak ditangani, maka akibatnya dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan ulserasi dan bahkan amputasi. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih ‘memakan’ dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas 200 mg%. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang biak (Chasanah, 2018).
Pathway
(Chasanah,2018)
D. Manifestasi klinik a. Sering kesemutan/gringgingan (asimptomatis) b. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil) c. Nyeri saat istirahat d. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus) e. Adanya kalus di telapak kaki f. Kulit kaki kering dan pecah-pecah (Kanwar et all, 2017). E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah 1. Pemeriksaan X-ray untuk mengetahui ada tidaknya osteomyelitis. 2. Pemeriksaan glukosa darah. 3. Kultur dan resistensi untuk mengetahui jenis mikroorganisme yang menginfeksi luka segingga dapat memilih obat antibiotik yang tepat. 4. Tes lain yang dapat dilakukan adalah: sensasi pada getaran, merasakan sentuhan ringan, kepekaan terhadap suhu. F. Penatalaksanaan Diagnostik Menurut PEI, 2018 penatalaksanaan ulkus kaki diabetic memerlukan pengobatan yang agresif dalam jangka pendek, hal tersebut mencakup: a. Debridement local radikal pada jaringan sehat. b. Terapi antibiotic sistemik untuk memerangi infeksi, diikuti tes sensitivitas antibiotic, Beberapa obat lain yang biasa digunakan pada kasus kaki diabetic adalah insulin, neurotropik, kompres luka, obat anti trombosit, neuromin, dan oksoferin solution. c. Kontrol diabetes untuk meningkatkan efisiensi sistem imun. Adapun usaha pengelolaan kaki diabetik guna menyelamatkan dari amputasi secara umum: 1. Memperbaiki kelainan vaskular yang ada. 2. Memperbaiki sirkulasi. 3. Pengamatan kaki teratur. 4. Pengelolaan pada masalah yang timbul(pengobatan vaskularisasi, infeksi, dan pengendalian gula darah). 5. Sepatu khusus. 6. Kerjasama tim yang baik
7. Penyuluhan pasien. G. Komplikasi 1. Abses 2. Deformitas 3. Ganggren 4. Infeksi kulit 5. Amputasi (Kanwar et all, 2017). H. Pengkajian a. Pengumpulan data 1) Identitas penderita Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis. 2) Keluhan Utama Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka. 3) Riwayat kesehatan sekarang Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya. 4) Riwayat kesehatan dahulu Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita. 5) Riwayat kesehatan keluarga Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
6) Riwayat psikososial Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita. b. Pemeriksaan fisik Status kesehatan umum: Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital. - Kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadangkadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh. - Sistem integumen Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku. - Sistem pernafasan Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi. - Sistem kardiovaskuler Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis. - Sistem gastrointestinal Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas. - Sistem urinary Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih. - Sistem muskuloskeletal Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
- Sistem neurologis Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi. c. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah : 1. Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl. 2. Urine Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ). 3. Kultur pus Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman (Misnadiarly, 2017). I. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul 1. Gangguan integritas kulit / jaringan 2. Nyeri Kronis 3. Gangguan Mobilitas Fisik 4. Resiko perpusi perifer tidak efektif 5. Resiko infeksi 6. Ketidakstabilan Kadar Glukosa darah 7. Gangguan citra tubuh 8. Defisit pengetahuan tentang kurang terpapar informasi
J. Rencana Keperawatan No Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Intervensi
.
Hasil
Keperawatan
SLKI
SIKI
1.
SDKI
Gangguan Integritas Kulit Integritas berhubungan Neuropati
kulit
dan Perawatan
dengan jaringan L.14125 Perifer
/ Setelah
-
kerusakan
Nyeri,
-
3x24 jam Integritas
dapat
membaik
luka -
perdarahan, dengan kriteria hasil :
kemerahan, hematoma
-
menurun -
-
-
-
infeksi Teraputik -
Lepaskan
Kerusakan
balutan dan
lapisan kulit
plester
menurun
secara
Perpusi
perlahan
jaringan
-
Monitor tabda-tanda
Kerusakan jaringan
D.0129
Monitor karakteristik
jaringan kulit dan jaringan klien
dan/atau lapisan kulit -
I.14564
dilakukan Observasi
Perubahan sirkulasi ditandai tindakan keperawatan dengan :
Luka
-
Bersihkan
meningkat
dengan
Perdarahan
cairan
menurun
NACL
Kemerahan
-
Bersihkan
menurun
jaringan
Nekrosis
nekrotik
menurun
-
Pertahankan teknik steril
Edukasi -
Jelaskan tanda
dan
gejala infeksi -
Anjurkan mengkonsu msi makanan tinggi kalori dan protein
Kolaborasi -
Kolaborasi prosedur debridement
-
Kolaborasi pemberian antibiotik
2.
Nyeri
Akut
dengan
berhubungan Tingkat
Agen
Nyeri Manajemen Nyeri
Pencedera L.08066
Fisiologis ditandai dengan
Setelah
Observasi : dilakukan
-
Identifikasi
-
Mengeluh nyeri
tindakan keperawatan
lokasi,
-
Tampak meringis
3x24 jam nyeri pada
karalteristik,
-
Bersikap protektif
klien dapat menurun
durasi,
-
Gekisah
dengan kriteria hasil :
frekuensi,
-
Frekuensi
D.0077
nadi
-
Keluhan
kualitas
meningkat
nyeri
intensitas nyeri
Sulit tidur
menurun
-
Meringis
skala nyeri
menurun
-
Sikap
faktor
protektif
memperberat
menurun
nyeri
Gelisah
memperingat
menurun
nyeri
-
-
-
dan
Identifiasi
Identifikasi yang
dan
-
Kesulitan
-
Monitor
tidur
efek
samping
menurun
pemberian obat analgetik Terapeutik -
Berikan
tehnik nonfarmakolog is
untuk
meredakan nyeri -
Jelaskan
penyebab pemicu nyeri Ajarkan
-
teknik nonfarmakol ogis
untuk
meredakan nyeri Kolaborasi -
Kolaborasi pemberian analgetik
3.
Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas Fisik berhubungan
dengan L.05042
-
-
Mengeluh
membaik
ekstremitas
kriteria hasil :
Rentang
Observasi -
sulit Mobilitas fisik klien
otot
-
menurun -
tindakan
keperawatan 3x24 jam
menggerakan
Kekuatan
gerak
(ROM) menurun
-
Integritas
Setelah Kulit I.11353
Kerusakan integritas struktur dilakukan tulang, ditandai dengan
Perawatan
Identifikasi penyebab
dengan
gangguan integritas
Pergerakan
kulit
(mis.
ekstremitas
Perubahan
meningkat
sirkulasi,
Kekuatan
perubahan
-
Nyeri saat bergerak
otot
status nutrisi,
-
Gerakan terbatas
meningkat
penurunan
Rentang
kelembaban,
Gerak
suhu
(ROM)
lingkungan
meningkat
ekstrem,
Gerakan
penurunan
terbatas
mobilitas)
D.0054
-
-
menurun -
Kaku sendi
Terapeutik -
menurun
Ubah posisi tiap 2 jam jika
tirah
baring -
Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kering
kulit
-
Gunakan produk berbahan ringan/alami pada
kulit
sensitive -
Hindari produk berbahan dasar alcohol pada
kulit
kering Edukasi -
Anjurkan menggunaka n pelembab
-
Anjurkan minum
air
yang cukup -
Anjurkan meningkatka n
asupan
nutrisi -
Anjurkan meningkatka n
asupan
buah
dan
sayur -
Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
4
Resiko Perpusi Perifer
Perfusi Perifer L.02011
Manajemen
.
Tidak efektif
Setelah dilakukan
Hiperglikemia I.03115
berhubungan dengan
tindakan 3x24 jam resiko
Observasi
Hiperglikemia ditandai
perpusi perifer tidak
dengan Diabetes Melitus
efektif pada klien dapat
situasi yang
D.0015
teratasi dengan kriteria
menyebabkan
hasil :
kebutuhan
-
-
-
Penyembuhan
insukin
luka meningkat
meningkat
Warna kulit
-
pucat menurun -
-
Nyeri
Monitor kadar glukosa darah
-
Monitor tanda
ekstremitas
dan gejala
menurun
hiperglikemia
Kelemahan oto menurun
-
Identifikasi
Terapeutik -
Konsultasi
Nekrosis
dengan medis
menurun
jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk -
Beri asupan cairan oral
Edukasi -
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
-
Anjurkan kepartuhan diet dan olahraga
-
Anjurkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, asupan cairan)
Kolaborasi -
Kolaborasi pemberian insulin
5
Risiko Infeksi
Tingkat Infeksi L.14137
Pencegahan Infeksi
.
berhubungan dengan
Setelah dilakukan
I.14539
Penyakit kronis (mis.
tindakan keperawatan
Observasi
Diabetes mellitus)
3x24jam derajat infeksi
ditandai dengan Diabetes
pada luka klien dapat
dan gejala
Melitus
menurun dengan kriteria
infeksi local
0142
hasil
dan sistemik -
Kemerahan menurun
-
-
-
Monitor tanda
Terapeutik -
Cuci tangan
Bengkak
sebelum dan
menurun
sesudah
Nyeri menurun
kontak dengan
-
Kadar sel darah
pasien dan
putih membaik
lingkungan pasien -
Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi
Edukasi -
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
-
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
-
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
6
Ketidakstabilan kadar
Kestabilan kadar glukosa
Manajemen
.
glukosa darah
darah (L.03022)
Hiperglikemia
berhubungan dengan
Setelah dilakukan
(I.03115)
resistensi insulin ditandai
tindakan keperawatan
Observasi
dengan :
3x24 jam kestabilan
-
D.0027
Identifikasi
Kadar glukosa
kadar glukosa darah klien
kemungkinan
dalam
meningkat dengan
penyebab
darah/urin
kriteria hasil :
hiperglikemia
tinggi -
-
Lelah atau lesu
-
Kadar glukosa
-
Identifikasi
dalam darah
situasi yang
membaik
menyebabkan kebutuhan
-
-
-
Kesadaran
insulin
meningkat
meningkat
Mengantuk
(mis. penyakit
menurun
kambuhan)
Pusing
-
menurun -
Lelah/lesu
Monitor kadar glukosa darah
-
menurun
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia ( polyuria, polydipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
Teraupetik -
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Edukasi -
Anjurlan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
-
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
-
Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan, penggantian karbohidrat)
Kolaborasi -
Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
7
Gangguan citra tubuh
Citra tubuh (L.09067)
Promosi citra tubuh
.
D.0083 berhubungan
Setelah dilakukan
(I.09305)
dengan perubahan
tindakan keperawatan
Observasi
struktur/bentuk tubuh
3x24 jam citra tubuh
(mis. amputasi, trauma,
klien dapat meningkat
harapan citra
luka bakar) ditandai
dengan kriteria hasil :
tubuh
dengan : -
-
Identifikasi
Melihat bagian
berdasarkan
Menggungkapk
tubuh
tahap
an kehilangan
meningkat
perkembangan
bagian tubuh -
-
-
Menyentuh
-
Identifikasi
Fungsi/struktur
bagian tubuh
perubahan
tubuh
meningkat
citra tubuh
berubah/hilang
yang
-
Perasaan
mengakibatka
negative
n isolasi sosial
tentang
-
Monitor
perubahan
frekuensi
tubuh menurun
pernyataan
Menyembunyik
kritik terhadap
an bagian tubuh
diri sendiri
berlebihan menurun -
-
Teraupetik -
Diskusi
Fokus pada
perubahan
penampilan
tubuh dan
masalalu
fungsinya
menurun
-
Diskusi perubahan penampilan fisik terhadap harga diri
-
Diskusikan kondisi stres yang mempengaruh i citra tubuh (mis. luka, penyakit, pembedahan)
Edukasi -
Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh -
Anjurkan mengungkapk an gambaran diri terhadap citra tubuh
8
Defisit pengetahuan
Tingkat pengetahuan
Edukasi kesehatan
.
berhubungan dengan
(L.12111)
(I.12383)
kurang terpapar
Setelah dilakukan
Observasi
informasi
tindakan keperawatan
Ditandai dengan :
3x24 jam tingkat
kesiapan dan
Menanyakan
pengetahuan klien dapat
kemampuan
masalah yang
meningkat dengan
menerima
dihadapi
kriteria hasil :
informasi
-
-
Menunjukan
-
Perilaku sesuai
-
-
Identifikasi
Identifikasi
persepsi yang
anjuran
kebutuhan
keliru terhadap
meningkat
keselamatan
Perilaku sesuai
berdasarkan
dengan
tingkat fungsi
pengetahuan
fisik, kognitif
meningkat
dan kebiasaan
masalah
-
D.0111
-
Pertanyaan tentang masalah
-
Terapeutik -
Sediakan
yang dihadapi
materi dan
menurun
media
Persepsi yang
pendidikan
keliru terhadap
kesehatan
masalah menurun
-
Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan -
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi -
Anjurkan menghilangka n bahaya lingkungan
-
Ajarkan individu dan kelompok beresiko tinggi dan kelompok beresiko tinggi tentang bahaya lingkungan
Kolaborasi -
Kolaborasi dengan pihak lain untuk meningkatkan keamanan lingkungan
Daftar Pustaka
Kanwar Y. S., Sun, L., Xie, P., Liu, F. Y., & Chen, S. (2017). A Glimpse Of Various Pathogenetic Mechanisms Of Diabetic Nephropathy. Annual Review of Pathology: Mechanisms of Disease, 6: 395-423. doi: 10.1146/annurev.pathol.4.110807.092150. Karsuita, T.R.L., Decroil, E. & Sulastri, D. (2017). Hubungan Jumlah Komplikasi Kronis dengan Derajat Gejala Depresi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 5 (3): 675-679. Misnadiarly. (2018). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. Perkumpulan Endrokinologi Indonesia/PEI. (2018). Konsensus: Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. PB PERKENI: PERKENI Tjokroprawiro, Askandar. (2017). Diabetes Mellitus. Klasifikasi, Diagnosis dan Terapi, Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama