LP DHF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

44



LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF DI PUSKEMAS PALERAN KABUPATEN JEMBER



Oleh : BADIK MUNAWAROH (NIM. 14201.12.20146)



PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN PROBOLINGGO 2021 Kolaborasi



45 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DHF



MAHASISWA



PEMBIMBING AKADEMIK



MENGETAHUI KEPALA RUANGAN



Kolaborasi



PEMBIMBING RUANGAN



46 LEMBAR KONSULTASI Nama : badik munawaroh Nim : 14201.12.20146 No



Hari /tgl



Konsultasi



Kolaborasi



Keterangan



Ttd



47



A. Pengertian DHF atau dikenal dengan istilah demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ) DHF adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak 2 s/d 7 hari disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertedensi meninggalkan renjatan (shock) yang dapat menimbulkan kematian (Depkes RI, 1992) Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (betina) (Seoparman , 1990). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ). Dapat disimpulkan DHF adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan Boleh virus dengue yang termasuk golongan Arthtropod Boon Virus Grup B yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. B. Etiologi a) Penyakit Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam group arboviruses (virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk asthropod). b) Penyakit demam berdarah dengue ditularkan oleh nyamik Aedes Aegypti yang banyak ditemukan dan hampir selalu menggigit di dalam rumah pada waktu siang hari (Sumarmo, 1998)



Kolaborasi



48



Patofisiologi DHF arbovirus



Beredar dalam darah



Permeabilitas membran meningkat



Resiko syok hipovolemik Renjatan hipovolemik dan hipotensi Kebocoran plasma Ke extravaskuler



paru Epusi pleura



Infeksi virus dengue (viremia)



Agregasi trombosit trombositopeni perdarahan



abdomen



hepar hepatomegali



ascites Mual dan muntah Ketidakseimba ngan nutrisi kelelahan Intoleransi aktivitas



Kolaborasi



Menstimulasi pusat termogulasi



Peningkatan suhu tubuh



49



C. Klasifikasi a) Derajat I :Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi. b) Derajat II : Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat. c) Derajat III : Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah. d) Derajat IV : Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba. D. Tanda dan Gejala a) Demam tinggi selama 5 – 7 hari b) Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. c) Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. d) Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. e) Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. f) Sakit kepala. g) Pembengkakan sekitar mata. h) Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. i) Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).



Kolaborasi



50



E. Komplikasi Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya : a) Perdarahan luas. b) Shock atau renjatan. c) Effuse pleura d) Penurunan kesadaran. F. Pemeriksaan penunjang a) Darah 1) Trombosit menurun. 2) HB meningkat lebih 20 % 3) HT meningkat lebih 20 % 4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3 5) Protein darah rendah 6) Ureum PH bisa meningkat 7) NA dan CL rendah b) Serology : HI (hemaglutination inhibition test). 1) Rontgen thorax : Efusi pleura. 2) Uji test tourniket (+)



Kolaborasi



51



G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan pada pasien DHF adalah sebagai berikut: 1. Tirah baring atau istirahat baring 2. Diet makanan lunak 3. Minum banyak (2-2.5 liter /24 jam) dapat berupa susu .teh manis,sirup atau oralit 4. Pemberian cairan intravena( RL) 5. Monitoring TTV tiap 3 jam 6. Periksa Hb,Ht, dan periksa trombosit setiap hari 7. Pemberian obat antipiretik, sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukinin, atau dipiron 8. Monitoring tanda-tanda perdarahan 9. Monitoring tanda-tanda dini renjatan Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam



Kolaborasi



52



1. Pengkajian Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama pasien dirawat di rumah sakit (Widyorini et al. 2017). a. Identitas pasien Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua. b. Keluhan utama Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah c. Riwayat penyakit sekarang Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam kesadaran composmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III. IV), melena atau hematemesis. d. Riwayat penyakit yang pernah diderita Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain. e. Riwayat Imunisasi Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya koplikasi dapat dihindarkan. f. Riwayat Gizi Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Apabila kondisi berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya berkurang. Kolaborasi



53



g. Kondisi Lingkungan



Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar h.



Pola Kebiasaan 1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, nafsu makan berkurang dan menurun. 2) Eliminasi (buang air besar): kadang-kadang anak yang mengalami diare atau konstipasi. Sementara DHF pada grade IV sering terjadi hematuria. 3) Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya berkurang.



i. Sistem integumen 1. Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab 2. Kuku sianosis atau tidak 3. Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam, mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan atau epitaksis pada grade II,III,IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan ditelinga (pada grade II,III,IV). 4. Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +, ronchi +, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV. 5. Abdomen



mengalami



nyeri tekan,



pembesaran



B. Pemeriksaan laboratorium Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai : 1. HB dan PVC meningkat (≥20%) 2. Trombositopenia (≤ 100.000/ ml) 3. Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis) 4. Ig. D dengue positif



Kolaborasi



hati atau



54



5. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus DHF yaitu (Erdin 2018) (SDKI DPP PPNI 2017) : a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan pasien mengeluh nyeri d. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (keengganan untuk makan) e. Hipovolemia berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan kebocoran plasma darah f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan g. Risiko perdarahan ditandai dengan koagulasi (trombositopenia) h. Risiko syok ditandai dengan kekurangan volume cairan



Kolaborasi



55



3. Intervensi Keperawatan 1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas 1) Intervensi : Observasi a) Monitor pola napas (frekuensi, usaha napas) b) Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing, ronkhi basah) c) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma) Terapeutik d) Posisikan semi fowler atau fowler e) Berikan minum hangat f) Berikan oksigen, jika perlu Edukasi g) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi Kolaborasi h) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu 2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit 1) Intervensi : Observasi a) Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi,terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator) b) Monitor suhu tubuh c) Monitor kadar elektrolit d) Monitor haluaran urine Terapeutik e) Sediakan lingkungan yang dingin f) Longgarkan atau lepaskan pakaian g) Basahi dan kipasi permukaan tubuh h) Berikan cairan oral i) Lakukan pendinginan eksternal (mis, kompres dingin pada dahi, leher, dada, Kolaborasi



abdomen, aksila)



56



j) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin k) Berikan oksigen, jika perlu Edukasi 1. Anjurkan tirah baring Kolaborasi 2. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu 3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis 1) Intervensi : Observasi a) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri b) Identifikasi skala nyeri c) Identifikasi respons nyeri non verbal d) Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri Terapeutik e) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, terapi musik, kompres hangat/dingin, terapi bermain) f) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) g) Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi h) Jelaskan strategi meredakan nyeri i) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri j) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi k) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 4. Defisit nutrisi nerhubungan dengan factor psikologis (kengganan untuk makan) 1) Intervensi : Observasi a) Identifikasi status nutrisi b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan c) Identifikasi makanan yang disukai d) Monitor asupan makan e) Monitor berat badan f) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Terapeutik Kolaborasi



g) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi



57



h) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein i) Berikan suplemen makanan, jika perlu Edukasi a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu b) Ajarkan diet yang diprogramkan Kolaborasi a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis, Pereda nyeri, antimietik), jika perlu b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu



Kolaborasi



58



Kolaborasi